NovelToon NovelToon
Heroes

Heroes

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi
Popularitas:86.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Agam menyusup ke dalam organisasi rahasia bernama Oscuro. Sebuah organisasi yang banyak menyimpan rahasia negara-negara dan juga memiliki bisnis perdagangan senjata.

Pria itu harus berpacu dengan waktu untuk menemukan senjata pemusnah masal yang membahayakan dunia. Apalagi salah satu target penyerangan adalah negaranya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelecehan

“Ilsa, apa kamu melihat Ais?” tanya Agam.

Setelah apa yang terjadi pada Shalom, Liam meminta Agam mengawasi Aisyah. Pria itu cukup khawatir dengan keadaan perawatnya ini. Apalagi Liam tengah pergi ke Abu Hamad, untuk melihat kondisi Malik, anak yang terkena tembakan saat penyerangan teroris.

“Tadi aku lihat Ais di mushola.”

“Tapi tidak ada.”

“Mungkin dia sudah masuk kamar.”

“Aku akan mengecek ke kamarnya.”

“Kenapa kamu khawatir sekali padanya?” dari nada bicara dan cara lihat Ilsa padanya, Agam tahu kalau wanita itu tengah menggodanya.

“Aku khawatir kalau Lavi mengganggunya lagi.”

Baru saja Agam hendak menuju area di mana mes personil Oscuro berada, tiba-tiba saja jamnya berbunyi. Pria itu melihat alat pelacak Aisyah yang berbunyi. Dengan cepat Agam berlari menuju lokasi di mana Aisyah berada.

“Kamu mau kemana, Mario?!”

“Ais dalam bahaya!”

Mendengar itu, Ilsa bergegas menyusul Agam. Pria itu berlari kencang menuju pintu keluar yang mengarah ke Abu Hamad.

Sementara itu, Aisyah masih berjibaku meloloskan diri dari Lavi. Wanita itu mengerang kesakitan ketika Lavi menjejak punggung tangannya, untuk saja dia sempat menekan tombol yang ada di tengah. Namun dia harus tetap melawan, tidak mau menunggu sampai Agam menyelamatkannya.

Aisyah beringsut mendekati kaki Lavi kemudian menggigit betis pria itu dengan kencang. Pria itu berteriak kencang sambil memaki. Kakinya yang tengah menjejak tangan Aisyah akhirnya terangkat juga. Dengan tubuhnya dia menabrak Lavi hingga pria itu terjatuh.

Sekuat tenaga Aisyah bangun kemudian berlari menjauh dari Lavi. Melihat wanita itu mencoba kabur darinya, Lavi langsung bangun lalu mengejar. Jangan sampai Aisyah berhasil kembali ke markas. Lavi menambah kecepat larinya lalu menarik ujung hijab yang dikenakan Aisyah.

Kepala wanita itu terdongak ke belakang ketika Lavi menarik hijabnya. Lavi menarik kerah baju yang dikenakan Aisyah kemudian membanting tubuh wanita itu ke bawah. Belum sempat wanita itu menyadari situasi yang menimpanya, Lavi sudah berada di atasnya. Pria itu menarik paksa hijab yang dikenakan Aisyah. Kemudian merobek pakaian wanita itu hingga bagian tubuhnya terlihat.

Lavi membungkuk kemudian menciumi leher Aisyah. Awalnya dia hanya ingin menyiksa wanita itu. Namun kini terbersit dalam pikirannya untuk melecehkannya. Terdengar teriakan Aisyah, sebisa mungkin dia menyingkirkan Lavi yang berada di atas tubuhnya.

“Lepas!!” teriak Asiyah.

PLAK!!

PLAK!!

Dua buah tamparan mendarat di pipi Aisyah. Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus melawan Lavi.

Tiba-tiba saja sebuah tendangan mengenai punggung Lavi. Pria itu jatuh berguling ke samping Aisyah. Lagi sebuah tendangan melayang ke arahnya, kali ini mengenai wajahnya. Agam yang berhasil menyusul, tidak memberi kesempatan pada Lavi untuk melawan. Kini tiga buah pukulan diberikan olehnya. Terakhir sebuah tendangan kencang di perut dilepaskan Agam. Tubuh Lavi terdorong ke belakang dan membentur tembok di belakangnya. Pria itu langsung tak sadarkan diri.

“Ais, kamu tidak apa-apa?”

Baru saja Agam melihat pada Aisyah, pria itu langsung memalingkan wajahnya begitu menyadari keadaan wanita itu yang berantakan. Ilsa yang sedari tadi mengejar Agam sampai di dekat mereka. Wanita itu melepaskan jaket yang dikenakannya lalu memakaikan ke tubuh Aisyah. Dia juga membantu Aisyah memakai kembali hijabnya.

Agam mendekati Lavi yang sudah tidak sadarkan diri. Dia menarik pakaian pria itu sambil melangkah maju, kembali ke markas. Tubuh Lavi terseret mengikuti kemana Agam melangkah. Sementara Ilsa membantu Aisyah berjalan.

Sesampainya di markas, Jerry yang tengah berkeliling terkejut melihat apa yang terjadi pada Lavi. Pria itu langsung menghalangi Agam.

“Apa yang kamu lakukan pada Lavi?” geram Jerry.

“Si brengsek itu sudah menyiksa Aisyah, bahkan hampir melecehkannya.”

Bukan Agam yang menjawab, tapi Ilsa. Wanita itu bersikap waspada melihat gelagat Jerry. Dia tahu benar hubungan Agam dan Jerry tak akur akibat duel beberapa waktu lalu.

“Ilsa, tolong bawa Ais ke kamar.”

Ilsa segera membawa Aisyah ke kamarnya. Dia tidak khawatir meninggalkan Agam dan Jerry. Wanita itu yakin kalau Agam pasti bisa menangani Jerry jika mereka harus berduel.

“Mana Ortega?” Agam melihat pada Jerry.

“Ada apa kamu mau bertemu Ortega?”

“Lavi sudah berulang kali mengganggu Ais. Ini karena Ortega tidak bersikap tegas pada Lavi.”

“Masalah sepele seperti ini tidak perlu melibatkan Ortega.”

“Masalah sepele? Si brengsek ini hampir melecehkan Ais.”

“Itu karena kesalahannya sendiri. Dia sudah membahayakan nyawa Shalom!”

“Apa yang terjadi pada Shalom bukan kesalahan Ais! Justru dia yang menyelamatkan nyawa teman mu itu!”

Tiba-tiba saja suasana di antara Jerry dan Agam menjadi tegang. Hubungannya dengan Lavi dan Shalom cukup dekat, tentu saja pria itu akan membela Lavi. Terlebih lagi pria itu tidak menyukai Agam.

“Kamu boleh menang duel senjata melawan ku. Tapi bukan berarti aku tidak bisa menghajar mu!”

“Oh ya? Apa kamu yakin bisa menghajar ku? Bahkan melawan Ilsa saja kamu kerepotan.”

Perkataan Agam sukses menohok batin Jerry. Apalagi pria itu melemparkan senyum meledek padanya. Dengan kesal Jerry mendekati pria itu. Dia hampir menarik kaos yang dikenakan Agam, tapi langsung ditahan oleh pria itu.

“Saat ini mood ku sedang tidak baik. Jangan sampai kamu menjadi samsak hidup ku,” ujar Agam dengan nada mengancam plus tatapan tajamnya.

“Ada apa ini?”

Terdengar suara Rene menginterupsi pembicaraan. Di belakang pria itu ada Fahad, Max dan beberapa orang lainnya. Pandangan mereka langsung tertuju pada Lavi yang tergeletak di lantai. Wajahnya babak belur dan mengeluarkan darah di beberapa bagian.

“Di mana Ortega? Dia perlu tahu apa yang dilakukan Lavi.”

“Ortega sedang ke Abu Hamad bersama Liam. Memangnya dia melakukan apalagi?”

“Dia menyakiti Ais lagi, bahkan bermaksud melecehkannya.”

“Dasar brengsek!”

Fahad menendang kaki Lavi dengan kesal. Sejak bergabung, dia memang tidak terlalu menyukai Lavi. Dia selalu bersikap antipati pada personil muslim di Oscuro.

“Amankan dia dulu. Tunggu sampai Ortega kembali,” putus Rene.

Dibantu dua orang lagi, Jerry membawa Lavi ke klinik. Luka-luka pria itu perlu diobati. Sepeninggal Jerry, Agam menahan Rene yang hendak pergi.

“Di mana Nuelle?”

“Tentu saja di ruangannya.”

Dengan langkah panjang Agam segera menuju ruangan Immanuelle. Pria itu tidak yakin kalau ahli IT Oscuro itu tidak melihat apa yang terjadi. Dia tidak pernah meninggalkan tempatnya dan terus memantau cctv yang ada di markas.

BRAK!

Dengan kasar Agam menendang pintu ruangan Immanuelle, mengejutkan pria itu yang tengah khusyu di depan komputernya. Ayumi yang melihat Agam memasuki ruangan Immanuelle bergegas mendekat.

“Apa yang kamu lakukan?!” berang Immanuelle.

“Kamu pikir ruangan ku bisa kamu masuki seenaknya?” lanjut pria itu.

Tak ada jawaban dari Agam. Pria itu bergegas mendekat. Dia menarik kepala Immanuelle kemudian membenturkannya ke meja. Arah kepala dibuat membelakangi dirinya. Dengan telapak tangannya, dia menekan kepala Immanuelle sampai pria itu tidak bisa menggerakkan kepalanya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Kenapa kamu diam saja?”

“Apa maksud mu?”

“Kamu pasti melihat apa yang terjadi pada Aisyah. Kenapa kamu diam saja!!”

“Aaaaaa!!”

Terdengar teriakan Immanuelle ketika meraskan sakit di kepalanya. Saat tengah menginterogasi pria itu, diam-diam Agam memasangkan usb ke komputer yang digunakan Immanuelle. Dia harus membuat Immanuelle sibuk sampai sepuluh menit agar virus rancangan Armin bisa masuk dengan lancar tanpa disadari pria itu. Apa yang dilakukan Agam tertangkap mata oleh Ayumi.

“Kenapa kamu diam?”

“Maaf, aku.. aku pikir Lavi tidak bersungguh-sungguh.”

“Buat apa kamu memasang banyak cctv kalau itu hanya menjadi pajangan saja, brengsek!!”

Immanuelle memejamkan matanya ketika Agam mengarahkan tinjunya. Pria itu bisa bernafas dengan lega ketika Agam hanya meninju ruang kosong di sebelahnya.

“Kirimkan rekaman Lavi yang sedang menganiaya Ais pada Ortega, sekarang!”

“Baik, tapi lepaskan aku dulu.”

Akhirnya Agam mengangkat tangannya. Immanuelle menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri. Jarinya kemudian bergerak mencari rekaman di mana Lavi tengah menyiksa dan melecehkan Aisyah. Agam melirik jam di pergelangan tangannya. Dia masih harus mengulur waktu lima menit lagi.

“Kirimkan pada Ortega!”

“Ini sedang ku lakukan.”

“Dan katakan padanya untuk segera kembali ke markas!!”

“Huh.. memangnya kamu siapa, bisa memerintah Ortega semaunya.”

“Kirimkan saja, dasar bawel!!”

Dengan santai Agam mengeplak kepala bagian belakang Immanuelle. Pria itu melihat pada Agam dengan tatapan kesal. Namun melihat wajah serius Agam, tak ayal nyalinya ciut juga. Dia segera mengirimkan potongan video dari cctv pada Ortega.

“Sudah.”

“Sudah suruh dia kembali?”

“Ya. Aku sudah melakukan semua yang kamu perintahkan. Sekarang keluar dari sini!”

Otak Agam berputar cepat, bagaimana caranya mengambil usb yang masih terpasang di komputer. Immanuelle memandang Agam curiga, karena pria itu masih belum beranjak dari tempatnya.

“Nuelle.”

Tiba-tiba saja terdengar suara Ayumi dari arah luar. Mendengar suara Ayumi, Immanuelle bergegas keluar. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Agam. Dengan gerakan cepat dia mencabut usb lalu memasukkan ke saku celananya. Kemudian pria itu keluar dari ruangan sambil menabrak pundak Immanuelle.

“Ada apa Ay?”

“Soal bantuan yang ku minta waktu itu, apa sudah ada hasil?”

“Ah ya soal itu. Aku sudah menemukannya.”

“Lalu?” mata Ayumi nampak berbinar.

“Aku akan mengatakannya saat kita makan malam bersama, bagaimana?”

“Ehm.. baiklah. Kabari saja kamu mau makan malam di mana.”

“Oke.”

Dengan cepat Ayumi pergi dari hadapan Immanuelle. Sebenarnya apa yang dilakukannya tadi hanya untuk menolong Agam. Pasti pria itu ingin mengambil kembali usb yang dipasangnya tadi. Bergegas Ayumi menyusul Agam. Tadi dia sempat mendengar percakapan pria itu dengan Immanuelle.

“Mario, ada apa dengan Ais?” akhirnya Ayumi berhasil menyusul Agam.

“Lavi kembali mengganggunya. Bisakah kamu melihat kondisinya? Dia berada di kamar dengan Ilsa.”

“Baiklah.”

Ayumi meninggalkan Agam dengan perasaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Yang pasti dia sedikit sedih melihat perhatian Agam yang begitu besar pada Aisyah. Sepertinya benar kalau pria itu memiliki perasaan pada perawat tersebut.

***

Begitu mendapat kiriman video dari Immanuelle, Ortega bergegas kembali ke markas. Liam juga ikut kembali bersamanya. Mengetahui apa yang terjadi pada Aisyah, tentu saja membuat pria itu cemas.

Sepanjang perjalanan Liam hanya diam membisu. Dia berusaha meredam emosinya yang sudah sampai ke ubun-ubun. Pria itu sudah tidak sabar ingin menghajar bahkan mungkin membunuh Lavi.

Begitu sampai di markas, Liam langsung mencari keberadaan Lavi. Tiga buah pukulan diberikan pria itu, menambah koleksi lebam yang sudah lebih dulu diberikan oleh Agam. Rene segera menghalangi Liam yang hendak memukul Lavi lagu. Pria itu tidak tega juga melihat rekannya sudah tidak berbentuk lagi wajahnya.

“Ortega, apa kamu sudah lupa apa yang kamu katakan pada ku saat merekrut ku? Kamu bilang akan menjaga keselamatan ku dan semua orang ku. Tapi mana? Sudah tiga kali Ais mendapat serangan darinya? Apa yang kamu lakukan hah?” kali ini Liam menumpahkan kemarahan pada Ortega.

“Maafkan aku, Liam. Aku akan menyelesaikan masalah ini. Aku..”

“Kamu terlalu banyak bicara, tapi tidak ada tindakan. Aku tidak bisa bekerja di bawah atap yang sama dengan bajingan itu. Kamu putuskan sekarang, aku atau dia yang pergi dari sini!”

***

In Syaa Allah hari Senin aku akan up novel baru. Kisah cicit keluarga Ramadhan dan Hikmat. Judulnya SANG PENYELAMAT. Kisah kehidupan petugas medis di rumah sakit yang harus berjibaku menyelamatkan nyawa pasien dan berhadapan dengan sistem birokrasi yang bobrok. Tunggu tanggal mainnya ya🤗

1
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
aamiin
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
jadi ikutan deg2an nih,semoga saja Febri baik2 saja dan penyamaran Agam gak terbongkar
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
hah kamu gak tahu aja klo Ayumi adalah Dela
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
nah kan bener Ferdy ini pengkhianat negara yg dicari Zyan,tapi wajar sih dia berbuat begitu bagaimana pun dia pasti marah dan kecewa sama negaranya apalagi hasil otopsi ayahnya mendapatkan keracunan
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
apa yg terjadi sama Duta ya,apa bener dia menyimpan kemarahan atau akting semata
yuqana
agam dan penti beraksi🤩🤩🥰🥰
Febri Nayu
aamiin.. ada apa dibalik kisah ferdy
Febri Nayu
Ferdy jare teko Indonesia tapi kok jahat
Febri Nayu
aku Ferdy muncul.. apakah Ferdy bagian dari Zyan ?
choowie
dia tunanganmu dodol
choowie
siapa ya...kayanya ada yg memfitnah duta ya
dewi rofiqoh
Semoga penti mengirimkan sinyal palsu keberadaan truk senjata itu, seperti dulu waktu menyamarkan lokasi markas kepada musuh
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
heuheuheuheu jd ikut resah dan gelisah 🤭
Ria alia
Semoga truk ama c penti ga ada disitu 🤲
Kaya’y c dela ga bakaln mau nerusin deh tapi dia bingung jg apa alasan’y ya 🤔
Endang 💖
gimana ni penti DLAM bahaya ini
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
keputusan yg tepat Yum..... kamu bagus milih Agam untuk mengungkapkan perihal Ferdy......👍🏻
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
udah sekalian kaboor wae gaosah kembali ke Oscuro......ngadu sama Febri.....semua bilangin jngn ada yg di tutupi......aihhhh gumuzzz nya AQ sama si Duta /Hammer//Bomb/
🇮🇩2Z◌ᷟ⑅⃝ͩ●🤎⃟dí́ժαհᄂ⃟ᙚ🥑⃟𝐐⃟
hadeuhhh...kamu mah Duta....knp balas dendam nya kpd negara.....kan yg salah ketua BIN tp malah ingin balas dendam pd negara yg isiinya banyak rakyat yg tak berdosa....harusnya kamu balas dendam sama orangnya bukan melampiaskan pd NKRI....miris AQ, sedih Duta.....kamu tega mengkhianati negera Qt tercinta ini /Cry//Cry//Cry//Cry/
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Aamiin 🤲🏻
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
jangan sampai penti ketahuan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!