Nayara seorang gadis yatim piatu, keluarganya sudah dibasmi oleh pelakor dan juga putrinya ketika umurnya baru 13 tahun. Nayara kecil juga nyaris mati setelah didorong di jalan raya ketika ada mobil sedang lewat dengan kecepatan tinggi.
Namun Tuhan tidak mengambil nyawanya karena gadis kecil itu harus membalas ketidakadilan yang terjadi padanya.
Nayara tumbuh menjadi gadis yang memiliki sejuta pesona, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang dimiliki dia bisa bekerja dan diterima di perusahaan besar milik Morgan, yang tak lain adalah suami Briana(Kakak tiri)
Langkah awal Nayara dimulai dengan mendekati Morgan, lelaki yang terkenal dingin. dan berusaha keras untuk mendapatkan lelaki tampan nan gagah itu. Akankah Nayara bisa menjerat Morgan dengan pesonanya?
Seberapa kejam pembalasan yang Nayara lakukan pada Briana?
Apakah Nayara akan menikahi kakak iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taktik Morgan.
Saat mobil Arion keluar dari basement, Morgan juga menyalakan mobilnya, dan berputar di sekitar basement.
Setelah Arion keluar lokasi apartement, Morgan segera menghentikam mobilnya di tempat semula lalu turun kembali.
Morgan dengan langkah cepat masuk kembali ke dalam Apartement dan naik lift menuju lantai sepuluh.
Tanpa ragu lagi dia mengetuk pintu yang langsung di dengar oleh Bibi Nunik, karena wanita itu sedang membersihkan ruang tamu.
Nayara yang sedang asyik melihat drama Korea berjudul what's wrong with secretary Kim di laptopnya, dia nampak antusias sekali dengan aksi Lee yang sedang mencium sekretaris cantiknya Kim Mi soo
Nayara terbawa suasana, dia menghentikan aktivitasnya memakan kentang goreng, darahnya tiba-tiba berdesir, otak bodohnya membayangkan sekretaris itu adalah dirinya. Nayara menghayal memiliki kekasih tampan dan kaya seperti Lee.
"Nona!" Suara bibi membuatnya kaget bukan main.
"Ah Bibi, aku terkejut, kenapa tidak mengetuk pintu."
"Pintunya terbuka Nona."
"Oh iya masuklah, ada apa?" Nayara menatap wajah ragu Bibi, sambil memeluk boneka bear dari Belvan, Belvan tidak lagi nampak karena lelaki itu sangat sibuk karena orang tuanya merayakan kedatangannya di perusahaan dan memperkenalkan kepada seluruh karyawan. AQ
"Tuan Morgan minta izin menemui anda sekali lagi."
"Bukankah dia sudah pulang?"
Bibi menggeleng. "Belum, dia datang kembali karena ada yang ingin dibicarakan empat mata dengan anda."
"Bibi, aku ingin istirahat. Dimana dia sekarang?" Nayara terlihat ogah-ogahan, sebenarnya masih ingin melanjutkan aktivitasnya melihat drama korea yang sudah dilihat berulang kali namun tak pernah bosan.
"Nay! Maaf aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tapi karena tadi ada dokter … siapa tadi aku lupa namanya, Lion."
"Arion," kata Nayara membenarkan.
"Yeah Arion, aku jadi mudah lupa kalau mengingat nama orang yang tak begitu penting buatku," kata Morgan.
"Dia teman yang baik." kata Nayara.
"Semua orang akan baik karena ada maunya," gerutu Morgan
Morgan terlihat kembali dengan makanan di tangannya. Sedangkan Nayara segera menutup laptopnya karena di layar laptop tadi sedang menampilkan adegan romantis Lee dan Sekretarisnya di sebuah ranjang.
"Kau suka film itu?"kata Morgan yang sempat melihat adegan Lee young Joon mendorong Kim Mi soo ke atas ranjang dan membuka kemeja milik Kim setelah melepas pita di lehernya.
Tidak, aku tidak tahu kalau dia akan melakukannya, ini pertama kali aku melihat," jawab Nayara dengan malu, sekarang wajahnya sudah semerah tomat matang.
"Mungkin kemaren kau menggodaku karena terlalu terbawa suasana oleh film yang sering kau tonton."
"Berhenti bercanda! Aku baru melihatnya!" Bentak Nayara karena malu bercampur dengan kesal.
Namun Morgan malah menyeret kursi dan duduk di depan laptop. Dia mulai membuka film yang belum pernah dilihat sebelumnya. Morgan sangat sibuk, dia tidak pernah memiliki waktu untuk melihat drakor layaknya anak muda.
"Nay, filmnya romantis, Kamu kok nggak bilang kalau ada film keren begini." Morgan senyum-senyum sambil menatap Nayara.
Namun Nayara menganggap Morgan sedang meledeknya. Nayara segera turun dari ranjang hendak merebut laptopnya.
Nasib sial sedang mengintai Nayara, kakinya terlilit selimut membuatnya terjatuh. Untung Morgan reflek menangkapnya. Terlambat sedikit Nayara pasti akan kembali terluka.
Tubuh Nayara menindih tubuh Morgan yang terjatuh terlebih dahulu karena menahan berat tubuh Nayara.
Tubuh mereka menempel ketat tanpa jarak, bibir mereka tanpa sengaja saling bersentuhan.
Morgan dan Nayara terjebak dalam posisi yang sulit dan susah bergerak, Nayara merasakan perutnya menindih benda kenyal dan asing. Benda lembek itu rupanya menegang dengan sendirinya.
Morgan tentu merasa nyeri senjata pamungkasnya tertimpa tubuh Nayara. "Tuhan semoga dia baik-baik saja," eluh Morgan sambil meringis kesakitan.
"Apa anda baik-baik saja."
"Akhh, Nay, kenapa kamu melakukan ini semua? Bagaimana kalau dia tidak mau bangun untuk selamanya."
"Pak? Apakah anda baik-baik saja?" Nayara tentu sadar kalau berat tubuhnya telah membuat senjata Morgan terluka.
"Nay, sakit. Sepertinya dia akan kehilangan fungsinya," kata Morgan sambil merintih
Nayara segera bangun dari atas tubuh Morgan dan berusaha menolong lelaki pemilik tubuh kekar itu. Tapi apa daya, tubuh lelaki itu besar dan tubuhnya terlihat mungil jika bersamanya.
Nayara justru akan jatuh kedua kalinya untung dia segera berpegangan dengan sisi ranjang.
Bibi tadi sebenarnya memergoki Nayara dan Morgan saat tumpang-tindih tapi karena tak mau majikannya malu, bibi segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman Morgan dan Nayara.
"Maaf Pak, aku tidak sengaja melakukannya, ini karena anda keras kepala, aku sudah melarangnya untuk melihat filmnya, tapi anda keras kepala."
"Sudahlah, lupakan semuanya, aku sekarang tidak akan bisa jalan, karena kau sudah melukai pusakaku, Cepat bantu aku duduk."
Nayara segera mengalungkan lengan Morgan dan membawanya ke ranjang, Morgan segera bersandar, berharap nyeri yang sampai terasa di perut itu segera reda.
Nayara bingung bagaimana dia membantu Morgan. Karena yang sakit bagian intinya, andaikan bagian lain, Nayara tak akan segan untuk memijitnya.
"Pak apakah rasanya masih sakit."
"Iya, kamu menindihnya tepat di pusaka keramat warisan papa."
"Andaikan anda mendengarkan aku, semua ini tak akan terjadi."
"Sudahlah, ini semua sudah terjadi, biarkan aku istirahat beberapa jam lagi sampai dia tidak sakit lagi."
"Pak, bagaimana jika itunya tidak bisa berfungsi. Apa anda akan menuntut saya?"
"Pasti, kamu harus bertanggung jawab atas semuanya," canda Morgan sambil menahan tawa melihat wajah panik Nayara.
Morgan yang sudah sedikit baikan dia mencoba mengelus-elus senjata pamungkasnya. Morgan bahagia ketika miliknya tetap berdiri tegak dengan perkasa.
Sedangkan Nayara melihat bibi ke dapur untuk memastikan kalau minuman untuk Morgan sudah selesai dibuat.
***
Briana dan Tomi sudah hampir tiba tempat teman sosialitanya berkumpul, mereka semua dari kalangan istri CEO dan pejabat.
Sepanjang perjalanan Briana nampak senang, Briana puas sudah mendatangi sekretaris Morgan dan membuat wajahnya lebam.
Wanita yang ia cemburui secara diam-diam karena kecantikannya melebihi dirinya itu kini mengalami luka-luka yang butuh waktu lama untuk sembuh dan kembali ke perusahaan.
Nayara memang terlihat lebih bersinar daripada dirinya. Dan perbandingan yang menonjol itu sudah terlihat sejak dia masih kecil, dulu hal itu juga yang membuat Briana begitu membenci Naya saudara tirinya.
"Nyonya hari ini bahagia sekali." Kata Tomi yang diam-diam mengamati Nyonya mudanya dari spion.
"Tentu aku bahagia, kau tahu bagaimana wanita tadi tidak berdaya ketika aku menyerangnya, dia takut denganku Tomi."
"Tentu dia takut Nyonya, anda istri Direktur, sedangkan dia hanya sekretaris baru."
"Kamu benar Tomi, Oh iya apakah kamu pernah melihat Tuan dan sekretaris barunya itu menghabiskan waktu berdua?"
"Tidak Nyonya, mereka bekerja dengan profesional, Nona Nayara sudah memiliki kekasih."
"Maksud kamu!"
"Nona Nayara sudah memiliki kekasih, dia masih muda dan juga tampan."
"Maksud kamu! Kenapa kau tak bilang sejak tadi, siapa kekasihnya?"
"Dia CEO muda sebuah perusahaan yang cukup besar di kota ini."
"Siapa dia? Apa kau punya fotonya?" Tanya Briana antusias. Dia menganggap Nayara sangat mujur setelah mendapatkan cincin berlian dari Akio, siapa lagi laki-laki yang memuja seorang Nayara, gadis biasa itu.
"Ini Nyonya, anda bisa lihat sendiri rupa lelaki yang kemarin mengantarkan Nona Nayara. Nona Nayara cantik, sepertinya pantas berada di dekat lelaki tampan seperti dia." Tomi menyodorkan ponselnya pada Briana. Tomi senang sekali membuat Briana terbakar cemburu, supaya sadar kalau dia bukanlah wanita tercantik di negeri ini.
"Dia seorang CEO?"
"Benar Nona."
"Dia buta, apakah hartanya yang banyak tidak cukup untuk menaklukkan wanita cantik di luar sana, kenapa harus Nayara yang dia inginkan."
"Saya juga tidak tahu, Mungkin Nona Nayara wanita spesial baginya."
"Lelaki bodoh, kenapa semua lelaki menjadi bodoh di depan Nayara." Rasa iri Briana semakin memuncak setiap kali membicarakan Nayara.
Thor kau survei sejuta lelaki manapun pasti 100% tidak ada yang mau punya pasangan kayak bayaran
Thor kau kira wanita saja yang punya harga diri , saat ditolak dan direndahkan didepan wanita lain pasti kalian tidak akan Terima
begitu juga lelaki pasti direndahkan dan ditolak didepan pria lain, kalau kau konsisten dengan karakter Morgan, 100% lelaki kayak Morgan tidak bakalan mau punya pasangan kayak nayara
*coba sebutkan 1 hal saja yang membuat Morgan beruntung dapat nayara?
tapi kalau kesialan banyak, dipermalukan, direndahkan, dijadi budak cinta, disakiti, dibuat semaunya, jika dibutuhkan diambil tapi jika tidak butuh dibuang begitu saja
Morgan kalau lelaki punya harga diri dan akal pasti tidak akan mau punya istri kayak nayara
itu fakta