Amira, seorang gadis jaman now yang terkontaminasi novel online bergenre pelakor. Ia selalu berharap bisa di hamili oleh seorang pria tampan dan kaya, sekalipun pria tersebut sudah memiliki istri.
Suatu ketika ia bertemu dengan Gerrard, seorang CEO kaya raya dan tampan yang menginginkan seorang anak. Sedang istrinya tak bisa memberi keturunan.
Meski di hujat netizen, Amira tetap mengikuti kata hatinya demi hidup bagaikan gadis miskin yang naik derajat, seperti di dalam novel-novel online yang pernah ia baca.
Ia kemudian menjalani kehidupan bak Cinderella. Ternyata pria kaya itu beserta keluarganya sangat baik. Amira merasa jika karma tidak berlaku pada kehidupannya.
Namun ketika ia telah menikah dengan CEO tersebut, muncul kejanggalan demi kejanggalan. Seperti sarapan pagi di rumah keluarga besar suaminya yang selalu sama, orang-orang yang mengenakan baju yang sama, pembicaraan yang sama setiap hari.
Apakah yang sebenarnya terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba-tiba layu
Hari itu adalah salah satu hari tersibuk dalam sebulan terakhir. Sejak Amira tiba, toko bunga mendadak ramai pembeli. Dikarenakan banyaknya pasangan yang merayakan hari jadi atau anniversary.
Ada yang membeli untuk istrinya, ada juga yang diperuntukkan kepada pacar. Beberapa diantaranya memesan sebagai hadiah ulang tahun personal bagi orang-orang terdekat.
Ketika ada pelanggan datang, Amira tersenyum ramah dan langsung melayani mereka dengan baik. Tangannya tampak lincah merangkai bunga, membungkusnya dengan kertas pastel dan juga pita sutra.
Meski tubuh perempuan itu terasa lelah, tapi hatinya ikut merasa hangat demi melihat ekspresi bahagia para pembeli. Baru istirahat sejenak, tiba-tiba seorang pria muda dan tampan masuk. Ia lalu membeli buket besar mawar merah import yang harganya diatas satu juta.
"Mbak, tolong di tulis kata-kata ini ya."
Pria itu memberikan catatan yang berisi kata-kata manis nan romantis di handphone miliknya. Entah ia membuat sendiri atau copy paste dari google, tetapi yang jelas pria itu sangat niat dalam memberikan hadiah bagi pasangannya.
Amira menuliskan kata-kata itu di kartu pesan yang memang disediakan. Sementara salah satu rekan kerjanya tampak menyiapkan buket yang diminta.
"Untuk pacarnya ya mas?" tanya Amira iseng.
"Bukan, mbak. Ini untuk istri saya." jawab pria muda itu.
Amira dan temannya lagi-lagi tersenyum bahagia. Tak lama, datang lagi pelanggan-pelanggan yang lain dan mereka semua sama. Rata-rata membeli untuk pasangan mereka.
Setelah para pelanggan itu mendapatkan apa yang mereka mau, Dita salah satu rekan kerja Amira pun mendekat.
"Heran, hubungan orang koq pada aesthetic semua ya?. Giliran gue sama pacar, boro-boro dikasih bunga. Dikasih waktu buat ketemu aja, jarang. Main game online melulu kerjanya."
Dita berbicara pada Amira, tapi lebih kepada mode curhat. Amira pun tersenyum mendengar semua itu.
"Mumpung belum terlanjur jadi suami, lo masih punya waktu dan kesempatan buat ganti pacar." balas Amira.
"Abis gimana dong, Mir?. Udah terlanjur sayang gue." ujar Dita.
"Terlanjur sayang atau terlanjur bobo bareng?" tanya Amira to the point.
Ia bertanya dengan nada biasa, tanpa ada maksud menghujat. Sebab dirinya pun sama demikian saat bersama Gerrard.
"Hhhhhh."
Dita menghela nafas dalam-dalam.
"Kayaknya emang itu deh, yang bikin gue susah lepas." ucap gadis itu.
"Berusahalah untuk lepas, diluar sana banyak cowok mapan yang siap membahagiakan pasangannya." ujar Amira dengan penuh percaya diri.
"Tapi emang ada cowok mapan yang mau sama pegawai toko bunga kayak kita?. Bukanya mereka juga memilih yang high value ya?. Keluarga mereka juga pasti milih yang punya bibit, bebet, dan bobot bagus kan?" tanya Dita.
"Lo tau kan Georgina pacarnya Christiano Ronaldo?"
Amira menyebut nama salah satu pemain sepak bola terkenal dunia.
"Iya, tau." jawab Dita.
"Apa profesinya sebelum dipacarin sama Ronaldo?. Pegawai toko." ujar Amira.
"Ya, itu kan di luar negri Mir. Ini kita di Konoha loh, dimana cowok miskin dan jelek aja banyak tingkah, banyak milih. Apalagi yang tampan dan mapan."
Ucapan Dita terdengar realistis dan ada benarnya juga. Di negara ini kadang laki-laki memanglah banyak tingkah dalam memilih pasangan. Tak berkaca lagi pada diri mereka sendiri yang kadang tak memiliki apa-apa.
"Pasti ada koq yang tampan dan mapan yang mau sama kita, percaya deh." ujar Amira.
"Gue aja dapat yang single dan mapan." lanjutnya kemudian.
"Oh ya, orang mana?" tanya Dita antusias.
"Ntar kapan-kapan gue ajak kesini." jawab Amira.
"Tajir?" tanya Dita lagi.
"Tajir mampus, mobilnya bagus, orangnya good looking, baik, royal. Kayak CEO-CEO di novel online." jawab Amira.
"Wah, punya temen nggak dia?. Kalau ada kenalin dong!" Dita makin antusias.
"Pasti ada, makanya lo niatkan dulu mau move-on dari cowok lo yang madesu itu. Nanti gue minta cowok gue carikan temannya buat lo." ujar Amira.
"Asik, upgrade cowok nih gue." tukas Dita.
Keduanya sama-sama tersenyum bahagia, tapi itu tak berlangsung lama. Sebab detik berikutnya suara bel pintu toko berbunyi, menandakan adanya pelanggan baru yang masuk.
Amira menoleh, lalu tubuhnya seketika membeku. Sebab yang datang adalah Gerrard beserta seorang perempuan cantik nan elegan. Wanita itu tersenyum dengan penuh percaya diri, dengan salah satu tangannya digandeng oleh Gerrard.
"Selamat siang, selamat datang di Eleanor de fleur." ucap Dita ramah, sementara tubuh Amira kini gemetar dan jantungnya bergemuruh.
Gerrard menoleh, ia pun terkejut melihat Amira ada disana. Seketika ia teringat pada secarik kertas pesan yang ditinggalkan Amira tadi pagi. Tetapi pria itu tak menunjukkan ekspresi yang berlebihan, sebab mungkin ia menjaga perasaan wanita yang kini ada disampingnya.
"Selamat siang pak Gerrard, bu Tiara."
Dita mendekat dan sepertinya mereka sudah saling kenal.
"Siang." jawab wanita yang ada disamping Gerrard sambil tersenyum.
"Mir, sini!"
Dita memanggil Amira untuk mendekat dan perempuan itu tak punya pilihan lain. Dengan berat ia pun melangkah ke arah Gerrard dan si wanita yang bersamanya.
"Ini pak Gerrard, dan ini istrinya bu Tiara. Mereka pelanggan baru kita, sudah jadi member sejak tiga bulan yang lalu."
Dita memperkenalkan mereka berdua, dan Amira hanya mengangguk pelan. Bahkan ia tak bisa sekedar berbasa-basi, saking sakitnya yang ia rasakan saat ini.
Gerrard mendekat ke arah barisan bunga impor, lalu memilihkan yang paling mahal untuk istrinya. Wanita bernama Tiara itu terlihat sangat bahagia.
Sementara Amira seperti terperosok ke jurang. Bayangan saat ia sedang berhubungan dengan Gerrard, kini melintas dibenak perempuan itu.
Seperti tayangan slideshow yang terus menerus melukai hatinya. Ia marah, cemburu, dan merasa dibohongi oleh Gerrard.
"Kita mau yang ini aja, mbak." ucap Tiara pada Dita.
"Baik."
Dita pun segera melayani dan membungkus buket tersebut sedemikian rupa. Tampak Tiara mengambil handphone dan membuat insta story.
"Sayang."
Ia mengarahkan kamera ke wajah Gerrard dan Gerrard hanya tersenyum tipis.
"Happy anniversary yang ke lima sayang, makasih ya bunga nya." ucap Tiara.
Gerrard mencium pipi istrinya itu, namun kemudian ia melirik ke arah Amira. Pria itu seperti merasa bersalah dan tidak enak padanya.
Amira buru-buru ke belakang dan masuk ke dalam toilet. Ia tak kuasa menahan air mata, tetapi takut dilihat banyak orang. Terutama Dita yang tak tau apa-apa soal dirinya dan Gerrard.
Cukup lama ia berada disana. Hingga ketika ia kembali ke depan, Gerrard dan sang istri sudah masuk ke dalam mobil. Amira sempat melihat mobil tersebut menjauh, tapi rasa sakit yang diberikan Gerrard tetap tinggal.
Amira kini berdiri mematung. Senyumnya hilang, berganti gurat luka yang tak terlihat oleh siapa pun.
"Lo tadi di kamar mandi lama banget." ujar Dita padanya.
"Iya, ganti pembalut." jawab Amira singkat.
Tak lama pelanggan lain kembali berdatangan. Tapi semangat Amira sudah redup dan tak sama lagi seperti pagi tadi.
***