Nareswara Syahputra, adalah pengacara hebat dan dermawan. Ia kerap kali membantu masyarakat yang minim ekonomi untuk menyewa jasa seorang pengacara.
Di usianya yang kini sudah menginjak 29thn, ia sudah memiliki seorang istri dan anak. Yakni seorang wanita muslimah bernama Zahra Khoirun Nisa, yang tak lain adalah adik kelasnya pada saat SMA dulu, di sebuah pesantren tempat ia sekolah, dan juga seorang anak perempuan yang cantik, yang umurnya masih dua bulan.
Ia pun sangat mencintai dan menghormati Zahra istrinya. Namun suatu ketika kesetiaannya pada sang istri harus diuji, lantaran ia harus menikahi gadis asing yang sama sekali ia tak kenal.
Apa yang menyebabkan Nares untuk menikahi gadis itu? Dan apakah cinta terhadap istrinya masih besar? Atau sudah terbagi dengan gadis yang ia nikahi? Penasaran? Yuk, lihat karya kedua ku 😅
NB : Karya ini hanya fiksi, jika ada kesamaan dalam nama, tempat, alur, itu tidak disengaja🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Sehingga ia tak perduli dengan suaminya dan juga anaknya. Sungguh tega sekali bukan?!
Setelah sampai di kantornya, Nares pun langsung masuk kedalam ruangan pribadinya.
Dan tak lama pintu pun diketuk dari luar, setelah Nares menyuruh orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.
Barulah pintu itu terbuka, dan menampilkan sosok seorang yang tak lain Robi, teman sekaligus asisten nya, dengan seorang pria yang umurnya sekitar satu tahun lebih tua darinya.
"Selamat pagi pak," ucap Robi. Ya, Robi akan berbicara formal ketika sedang berada di kantor, namun ketika sedang diluar ia akan bersikap layaknya teman.
"Pagi," balas Nares.
"Perkenalkan pak, ini dia klien yang saya katakan kemarin, yang ingin bertemu dengan anda," ucap Robi, dan Nares pun hanya mengangguk.
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Justin. Saya ingin berkonsultasi mengenai hak asuh anak," ucap pria yang bernama Justin itu.
"Pagi juga, baik tuan Justin. Perkenalkan saya Nares, saya yang akan menjadi pengacara anda untuk mendapatkan hak asuh atas putri anda." Nares pun berjabat tangan dengan Justin, dan menyuruh Justin untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, untuk membahas mengenai masalah yang dihadapi kliennya.
Sementara Robi memilih keluar dari ruangan tersebut, dan meminta kepada ob untuk membawakan minuman keruangan Nares.
°°°
Dilain tempat, tepatnya di sebuah perusahaan raksasa, seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya, dan didepannya terdapat beberapa berkas yang menumpuk.
Tok, tok, tok.
Bunyi pintu pun diketuk, setelah pria tersebut mempersilahkan masuk, barulah orang tersebut masuk.
"Permisi tuan, ada yang ingin bertemu anda," ucap seorang wanita, yang tak lain adalah sekretaris nya.
Pria itupun melihat ke arah dua orang tersebut, yang tak lain sekretaris nya dan satu orang lagi adalah seorang pria yang selisih dua tahun lebih tua darinya.
"Baik, kamu boleh keluar," ujar pria tersebut kepada seketarisnya.
Sekretaris itu pun keluar dari ruangan yang bernuansa Eropa itu, dan kini tinggallah mereka berdua.
"Apa kamu sudah mendapatkan informasi pribadi tentang wanita itu?" tanya pria itu.
"Sudah tuan," jawab pria itu, yang ternyata adalah suruhan dari pria yang duduk di kursi kebesarannya, sementara pria yang ia suruh duduk di kursi yang berada dihadapannya, dan hanya terhalang meja.
"Hm, bagus. Lalu mana." Pintanya.
Pria itupun memberikan berkas yang berisi informasi data pribadi Zoya.
Ya, pria itu adalah orang yang kemarin membututi Nares dan Zoya, ia diminta untuk membututi Nares dan mencari informasi mengenai data pribadi tentang Zoya.
Pria itu pun langsung membuka map yang berisi tentang data pribadi Zoya, setelah membacanya ia pun kembali memasukkan nya kedalam map yang berwarna coklat itu.
"Baik, kamu boleh pergi sekarang," ujarnya, pada orang suruhannya.
"Kalau begitu, saya permisi dulu tuan."
"Ya."
Setelah peninggalan orang suruhannya, kini tinggallah ia seorang, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi kebesarannya itu, lalu ia menghela nafasnya.
"Aku tidak menyangka, bahwasanya adikku telah mengkhianati istrinya, Zahra." Gumam pria itu, yang tak lain adalah Jeffry.
Ya, orang yang selama ini menyuruh seorang untuk mengikuti Nares adalah Jeffry, yang tak lain adalah kakak dari Nares.
Waktu itu, Jeffry tak sengaja melihat Nares tengah bersama seorang wanita, yang tak lain Zoya. Masuk kedalam apartemen milik Nares, pada saat itulah ia menyuruh seseorang untuk membututi Nares, adiknya.
"Zoya, jadi nama wanita itu Zoya," gumam Jeffry, ia tak tau saja bahwa Zoya masih berumur 17thn, hanya saja Zoya memiliki perawakan seperti seorang gadis dewasa.
°°°
Tak banyak tanya, Jeffry pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya.
Ia masuk kedalam lift, menuju ke lobby perusahaan, setelah berada di lobby Jeffry pun langsung keluar dan masuk kedalam mobilnya, yang sudah terparkir di depan pintu perusahaan.
Ia pun langsung menyalakan gas mobil, dan melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
°°°
Disisi lain, Nares yang kini tengah memeriksa dokumen untuk menyelesaikan masalah kliennya itu, dikejutkan dengan pintu yang tiba-tiba dibuka dari luar.
Apalagi pada saat ia dipukul di wajahnya oleh orang yang tadi membuka pintu, sehingga mengeluarkan sedikit darah di sisi bibirnya.
"Lu apa-apaan sih kak, datang-datang malah main pukul aja!" Nares pun merasa heran terhadap kakak nya itu, bisa-bisanya kakaknya itu langsung memukul wajahnya tanpa sebab.
Ya, orang itu adalah Jeffry kakak kandung dari Nares, ia datang ke kantor pengacara milik adiknya itu, untuk meminta penjelasan dari sang adik, kenapa ia bisa melakukan hal serendah itu.
Padahal Jeffry tau, adiknya itu tak mungkin melakukan hal yang tidak bermoral itu, dengan berselingkuh, dengan wanita lain, Jeffry tau bahwa adiknya itu adalah pria yang baik dan setia.
Tapi semenjak melihat adiknya membawa wanita lain ke apartemen pribadi milik adiknya, ia begitu terkejut, pasalnya Zahra istrinya saja tak pernah Nares bawa ke apartemen milik Nares.
"Lu yang seharusnya apa-apaan, kenapa lu bisa melakukan hal serendah ini res?" tanya Jeffry, seraya melihat adiknya yang tengah menyeka darahnya di sudut bibirnya, yang tadi ia tonjok.
"Apa maksud lu kak, gua gak ngerti sama sekali?" Bukannya menjawab, justru Nares malah balik bertanya, karena ia belum mengerti maksud dari pertanyaan yang dilontarkan oleh kakak nya terhadap dirinya.
"Alah gak usah gak ngerti segala lu!"
"Tapi gua benar-benar gak tau maksud lu apa!"
"Oke, kalau begitu lu jelasin sama gua. Kanapa lu ngelakuin hal ini terhadap Zahra istri lu."
"Maksud lu apa? Apa yang udah gua lakuin terhadap Zahra?" Nares pun belum paham dari perkataan sang kakak.
Jeffry pun geram melihat tingkah sang adik, ia ingin rasanya menghajar kembali wajah bingung dari Nares, namun ia urungkan.
"Kenapa lu selingkuh dari Zahra!" bentak Jeffry, karena kesabarannya sudah habis.
"Selingkuh," gumam Nares pelan, ia pun memejamkan matanya, ia berpikir apakah kakaknya sudah tau tentang dirinya dengan Zoya.
"Kenapa lu diam aja, cepat jawab! Kenapa lu nyimpan simpanan lu di apartemen? Kenapa lu punya simpanan? Bukannya lu cinta banget ya sama istri lu, Zahra?" Jeffry pun bertanya dengan bertubi-tubi.
"Gua akan jelasin semuanya kak. Sebenarnya gua gak punya simpanan, gadis yang lu liat ... Dia ... dia adalah istri siri gua," jawab Nares dengan menundukkan kepalanya.
"Apa?" Jeffry pun berteriak.
"Wah lu parah, gua sama papah gak pernah ngajarin lu buat selingkuh, res. Tapi, kenapa lu ngelakuin hal yang tidak bermoral ini!" geram Jeffry.
Dan Nares pun hanya menundukkan kepalanya.
Selamat membaca 💞
Jangan lupa like, komen, vote 🙏
alhamdulillah gak jadi meninggal.
kereen 😍😍💪💪
kasih bintang mak juga ya,🤣🌻
wkwk udah kayak kurir mak ya