NovelToon NovelToon
JANDA OH NO! OH YES!

JANDA OH NO! OH YES!

Status: tamat
Genre:Janda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: mom yara

Putri Ceria gadis cantik yang harus menyandang status janda di usia muda. Saat berumur 19 tahun Putri menikah dengan pemuda dikampung tempat tinggalnya. Namun pernikahan yang baru seminggu itu harus kandas.



Setahun menjanda tidak mudah baginya. akhirnya Putri merantau ke kota. Di kota pun hidupnya penuh lika-liku.


"Bagaimana kalau aku yang membayarmu 1M," ucap kakek yang baru saja menolongnya.



Bagaimana kisah si janda muda hidup di Kota? Siapa kakek yang akan membayarnya 1 M?


Penasaran bagaimana kisah si janda muda, yuk langsung baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom yara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Obat penenang

Hardian melihat semuanya dan mendengar sebagian ucapan wanita itu yang mengatakan kalau wanita itu cinta mati pada keponakannya.

Hardian mengepalkan tangannya erat, rahangnya mengeras, ia terlihat lebih menyeramkan dari biasanya.

Pernah dikhianati membuatnya selalu berpikir buruk tentang wanita.

Putri membuka pintu kamar yang akan ia tempati. Saat hendak menutup pintu, sebuah tangan besar mendorong pintu itu keras, hingga membuatnya tersentak kaget. Tak sampai disitu, ia lebih terkejut lagi saat tubuhnya dibalik dan di himpit ke pintu.

"Ap... " Mulutnya seketika dibungkam oleh mulut pria itu. " Hemm.... " Putri berusaha memberontak, memukul dada bidang Hardian, laki-laki yang berstatus suaminya.

Hardian terus mencium Putri, mengangkat tangan wanita itu ke atas. Putri terlalu lemah untuk melawan tenaga laki-laki itu.

Keringat dingin membanjiri keningnya, bahkan seluruh tubuhnya penuh dengan keringat. Bersamaan dengan tubuhnya pun bergetar hebat. Hardian tidak merasakan apa yang terjadi pada wanita itu karena dipenuhi kabut gairah dan rasa benci terhadap wanita.

Detik berikutnya Hardian dengan kasar melepaskan wanita itu, lalu berbalik, melangkah menuju balkon tanpa melihat ke arah wanita itu.

Tubuh Putri luruh ke lantai, tubuhnya masih bergetar hebat, keringat membasahi tubuhnya. Untuk berjalan saja ia sudah tidak mampu, ia merangkak menuju ke tepi ranjang mencari keberadaan tasnya. Setelah sampai ia membuka tas itu lalu mengambil botol kecil, yang sudah dapat dipastikan isinya adalah obat.

Dengan tangan bergetar ia memasukkan obat ke dalam mulutnya, entah berapa buah yang masuk. Ia meraih gelas yang ada di atas nakas.

Prang.

Gelas yang dipegangnya jatuh.

"Auw... " lirihnya. Tangannya terkena goresan pecahan gelas ketika mengumpulkan pecahan gelas itu.

Hardian mendengar suara gelas yang pecah, ia kembali lagi masuk ke dalam kamar. Ia memicingkan kedua matanya ketika melihat wanita itu yang memecahkan gelas. Lalu menatap pada obat yang berceceran di lantai. Ia mendekat lalu mengambil botol obat yang barada di lantai.

Hardian mengerutkan keningnya, ia sangat tahu obat apa itu.

Kenapa ia memakai obat penenang.

Hardian duduk mensejajarkan tubuhnya dengan wanita itu. Wanita itu tampak berantakan dan ketakutan. Hardian meraih tangannya membuat tubuh wanita itu beringsut mundur.

"Jangan... Jangan mendekat," ucapnya terdengar lirih.

Hardian masih diam sambil mengingat kejadian lalu, saat ia masuk ke dalam kamar wanita itu, tentunya tanpa sepengetahuan wanita itu. Wanita itu bermimpi buruk.

Hardia meraih tubuh wanita itu kembali.

"Jangan... Jangan... " Suaranya pun melemah.

Hardian tetap mendekati wanita itu, lalu membawanya ke dalam pelukan.

"Maaf... " Kata kramat yang tidak pernah Hardian ucapkan, kini ia ucapkan untuk wanita itu.

"Jangan takut, aku bukan dia, lupakan yang menyakitimu." Hardian tidak tahu bagaimana caranya untuk memenangkan wanita. Tapi apa yang diucapkannya mampu membuat wanita itu tenang. Tubuhya sudah tidak bergetar lagi, ketakutannya mulai berangsur hilang.

Sebenarnya sudah lama Putri tidak pernah menggunakan obat penenang itu. Ia bisa mengendalikan dirinya dan mampu untuk memghadapi pria jenis apapun. Tapi disaat ia mendapat perlakuan sama seperti saat ia dilecehkan, maka traumanya akan datang dengan sendirinya.

Hardian membawa wanita itu ke dalam pelukannya, lalu menggendongnya, mendudukkan tubuhnya di atas sofa.

Berjalan kembali untuk mengambil kotak obat. Hardian mengobati luka wanita itu.

"Maaf... " lirih Hardian.

Putri menatap kedua mata laki-laki itu. Kedua mata laki-laki itu sangat indah, untuk sesaat ia terpesona dengan mata pria itu.

Putri tersenyum, ia sudah bisa mengendalikan ketakutannya.

"Aku membuat paman takut, ya?"

Hardian menatap Putri. Cukup lama mereka bertatapan. "Kau yang ketakutan," jawab Hardian.

"Aku mau mandi dulu." Putri mengalihkan pembicaraan.

Lalu beranjak dari duduknya, melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia keluar dengan menggunakan handuk kimono. Ia lupa untuk mengambil baju ganti terlebih dahulu.

"Untung saja paman tidak ada." Saat keluar dari dalam kamar mandi, Putri tidak melihat Hardian, mungkin keluar pikirnya.

Dengan santai ia berjalan menuju lemari yang sudah menjadi tempat pakaiannya.

"Wah... banyak sekali. Siapa yang membelinya? Apa pelayan disini?"

Putri mengambil dress rumahan bergambar gajah besar.

"Kenapa gajah, selera pelayan disini yang besar-besar." Lalu Putri mengambil pakaian dalam. Putri celingukan, mencari keberadaan paman.

"Tidak ada, ganti disini saja ah... "

Putri hendak memakai kaca mata dengan handuk yang masih melekat ditubuhnya hanya talinya saja yang sedikit longgar.

"Hentikan!" Putri tersentak sampai membentur lemari, membuat kakinya terpeleset lalu jatuh terduduk, membuat paha mulus dan setengah gunungnya terpampang sempurna dan jangan lupakan kaca matanya yang belum terpasang dengan sempurna, sangat merusak pandangan. Spontan Hardian membalik tubuhnya.

"Gantilah di kamar mandi," ucapnya dengan suara serak.

Seketika Putri berdiri lalu berlari menuju kamar mandi. Brak. Putri menutup kamar mandi dengan keras.

Hardiam masih diam ditempatnya.

"Ceroboh." Hardian tersenyum kecil. "Dan menggemaskan."

Hardian keluar dari dalam kamar, berlama-lama disana membuatnya panas dingin. Kebetulan juga waktunya makan malam.

Kakek sudah menunggu di meja makan.

"Mana istrimu?" tanya kakek. Hardian tak menjawab karena mendengar suara langkah kaki. Kakek pun tak bertanya lagi setelah melihat Putri duduk disebelahnya.

Putri tersenyum lalu mengambil piring untuk dirinya sendiri.

"Put, layani suamimu," ucap kakek lembut pada menantunya itu.

"Baik, kek," jawab Putri kikuk. Ia belum bisa memanggil dengan sebutan ayah, terbiasa memanggil kakek.

Oh, iya ya, aku sudah punya suami.

"Biasakanlah untuk memanggil ayah," kata Hardian.

"Baik suamiku," jawab Putri spontan dan tentunya tanpa ia sadari.

Hardian merasa aneh dengan panggilan wanita itu. Sementara kakek tersenyum kecil.

Mereka terlihat manis dan menggemaskan. Putri memamg lebih cocok dengan putraku.

"Besok, kami akan tinggal di apartemen." ucap Hardian yang membuat Putri tersedak.

"Hati- hati." Kakek memberikan gelas berisi air pada Putri. Putri meneguknya habis.

"Terserah kalian saja," jawab kakek. Meskipun sebenarnya kakek ingin mereka tinggal bersama, tapi ada yang lebih ia inginkan, yaitu keberlangsungan pernikahan mereka.

Mereka butuh waktu untuk mengenal lebih dekat.

"Aku tidak bisa meninggalkan kakek sendirian." Putri berusaha untuk menolak secara halus, ia tidak bisa membayangkan hidup berdua dengan pria dingin yang sekarang berstatus suaminya.

"Kakek tidak sendirian, banyak pelayan yang menemani kakek." Kakek yang mengerti pikiran Putri, memberi dukungannya untuk sang Putra. Kalau saja mereka saling mencintai, kakek pasti akan senang sekali dengan ucapan Putri.

"Tapi Putri ingin merasakan tinggal dirumah mertua, kek."

"Kau bisa sering mengunjungi kakek."

Aku tidak bisa menolak lagi. Aku lupa kalau hubungan mereka ayah dan anak. Pastilah satu pemikiran.

Putri menghembuskan napasnya pelan, lalu melanjutkan makan malamnya kembali. Hardian tersenyum tipis sekali hingga tidak ada yang menyadarinya.

1
fay_1571
🥰🥰🥰
Wisnu Mahendra
terlalu fokus dengan putri dan hardian, gak ada selingannya...misalnya aditya atau ratna...jadi terkesan monoton
Kutipan Halu
Ceritanya bagus kak, kalau berminat mampir juga yaa ke cerita baru kuuu iniii!!! 😊
👇👇👇
Terjebak Dalam Cinta Hitam
mimma
Luar biasa
Liaaa♡♡
bagus
fitri
😁😁😁
Baraka
putri juga egois
Alif
hardian gk jelas
Rismawati Damhoeri
jadi kemana Ratna sebenarnya?
Sri Puryani
😀😀gk bs bayangkan klo hardian jd sering senyum...
Sri Puryani
kakek bela putri
Sri Puryani
hardian peka dong.....istri itu pgn di dekati dirayu biar gk marah, kamu hrs mengalah
Sri Puryani
bibi diksh wkt 2 hr, ternyata smpe 1 mggu blm plg jg
Sri Puryani
katanya hardian sdh menyiapkan resepsi pernikahan tp kok blm" ?
Sri Puryani
kenapa mulut laki" itu tdk kau tampar sj hardian?
Sri Puryani
ratna kemana putri? kok gk dicari? ktnya minta tlg hardian kok gk ada kbrnya
Sri Puryani
Buruk
Sri Puryani
putri dileluk paman kok diam sj sih ...
raditya kyknya disembunyikan hardian
Sri Puryani
wah dua" nya suka sama putri nih
Sri Puryani
keluar sj dr kerja htl putri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!