Karena janji dua sahabat membuat Emma Katherine dijodohkan oleh kakeknya namun Emma menolak. Agar perjodohan itu batal, Emma menjerat Kendrick Maxton, seorang Billionaire yang digandrungi banyak wanita. Emma menghabiskan malam panas dengan Kendrick tanpa tahu jika Kendrick adalah pria yang akan dijodohkan dengannya. Akibat malam panas itu, Emma hamil lalu diusir dari rumahnya namun beberapa tahun kemudian, Emma harus kembali membawa putranya yang mengidap penyakit Leukimia. Emma kembali bertemu dengan Kendrick yang sudah menjadi tunangan adiknya. Situasi jadi rumit namun pada akhirnya Kendrick tahu jika Emma adalah wanita yang menjebaknya. Kendrick merebut putranya dan Emma tidak berdaya, dia berada di bawah kekuasaan Kendrick namun lambat laun sebuah rahasia terkuak, rahasia masa kecil dan Janji masa lalu yang dia lupakan dan akhirnya dia tahu, jika dia dan Kendrick pernah mengikat janji. Apakah setelah itu Emma bisa bertemu dengan putranya kembali dan bersatu dengan Kendrick?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tindakan Yang Harus Diambil
"Bagaimana ini, Kakek? Bagaimana?" tanya Kimberly saat Kendrick sudah meninggalkan mereka. Tidak bisa seperti ini, dia harus mencari cara untuk menyingkirkan Emma karena Kendrick sudah curiga dengan keadaan Emma.
"Apanya yang bagaimana? Biarkan saja. Lagi pula Kendrick yang mau jadi sebaiknya aku tidak mencegah. Jika dia bisa menerima Emma dan anak haramnya itu, bukankan itu bagus?"
"Kakek!" Kimberly hampir berteriak. Tidak menyangka kakeknya justru akan berkata demikian.
"Kakek sudah berjanji akan menikahkah Emma dengannya. Saat kakek ingkar janji, kakek akan mengecewakan dirinya!"
"Tapi kita tidak bisa mencegah perasaan mereka berdua, Kimberly. Emma memang lupa tapi tidak dengan Kendrick!"
"Kakek, kau sudah berjanji padaku. Kau berjanji akan membantu aku. Aku masih sakit hati karena dicampakkan oleh Kendrick begitu saja tapi kakek justru mendukung Emma dan Kendrick. Apa kakek lupa dengan janji kakek?" Kimberly mulai menangis. Dia tidak akan membiarkan Emma menang, tidak akan.
'"Kim, sebaiknya kau mencari pria lain."
"Tidak mau!" teriak Kimberly.
"Aku tidak mau. Aku sudah menyukai Kendrick sejak lama dan aku tidak mau menyerah begitu saja. Kakek cukup lakukan sesuatu untukku dan aku berjanji ini yang terakhir kalinya. Aku mohon padamu kakek. Kali ini saja!" bujuk Kimberly.
"Kau dan Emma adalah cucuku, tidak seharusnya aku pilih kasih!"
"Emma selalu mengecewakan dirimu, Kakek. Dia pun mempermalukan dirimu sedangkan aku tidak. Aku selalu menuruti perkataan kakek jadi kakek tidak boleh bersikap seperti ini padaku, Hanya kali ini saja, aku mohon pada kakek. Tolong kabulkan permintaanku!" pinta Kimberly memohon. Hanya kali ini dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.
"Baiklah, hanya kali ini kakek membantu. Selanjutnya, kakek tidak akan lagi melakukan hal yang sia-sia dan jika kali ini tujuanmu tidak tercapai, maka kau harus mencari pria lain dan jangan lagi mengganggu kehidupan kakakmu. Apa kau mengerti?"
"Aku berjanji pada kakek, hanya kali ini saja!"
"Katakan, apa yang kau inginkan?"
"Ayo kita bahas di tempat lain, Kakek. Jangan sampai ada yang mendengarnya!" ajak Kimberly. Akhirnya, kakeknya setuju. Dia akan menyingkirkan Emma, pasti akan dia lakukan.
Kendrick yang kembali ke dalam ruangan Emma mendapati Emma dalam keadaan frustasi. Emma menebak jika kakeknya pasti tidak akan lagi membantu dirinya dan dia pun menebak kakeknya pasti marah dan kecewa. Sekarang harus bagaimana, dia tidak tahu lagi harus melakukan apa.
"Emma, apa kau baik-baik saja?" Kendrick menghampirinya, untuk melihat keadaannya.
"Apa kau puas sekarang? Apa kau puas?" tanya Emma.
"Aku tidak melakukan apa pun, Emma. Percayalah!"
"Tolong, pergilah dan jangan kembali lagi. Aku mohon!" pinta Emma memohon.
"Mommy, kenapa mengusir Uncle seperti itu?" tanya putranya.
"Dia tidak boleh ada di sini, Daniel. Tidak boleh!"
"Kenapa tidak boleh, Mommy? Uncle sangat baik, Daniel pun suka dengan Uncle tapi kenapa Uncle tidak boleh berada di sini?"
"Pokoknya tidak boleh!" teriak Emma mencegah.
"Kenapa tidak boleh, Emma. Aku sahabat putramu jadi kau tidak boleh melarang!"
"Aku tidak peduli, sebaiknya kau pergi!" usir Emma.
"Tidak, aku tidak akan pergi. Aku ingin tahu apa yang terjadi padamu. Katakan, apa kau pernah mengalami kecelakaan?"
"Aku tidak tahu!" jawab Emma sinis karena dia memang tidak ingat apakah dia pernah mengalami kecelakaan atau tidak.
"Kau tidak tahu atau kau tidak mau memberi tahu aku?"
"Apa maksudmu berkata demikian? Aku tidak tahu apa pun. Aku hanya ingat waktu aku kecil aku sudah berada di rumah sakit dan tidak mengingat apa pun lagi. Lagi pula ini bukan urusanmu jadi aku rasa kau tidak berhak tahu!"
"Baiklah, satu pertanyaan lagi dan jawab dengan jujur. Empat tahun yang lalu, kau mendatangi sebuah hotel dan aku berada di sana!" Emma terkejut ketika Kendrick menanyakan hal itu.
"Katakan padaku, apa yang kau lakukan di hotel itu dan apakah kau ada hubungannya dengan wanita itu atau tidak?!"
"Aku tidak tahu apa pun. Aku tidak tahu apa yang kau maksudkan!" sial, jangan katakan Kendrick sudah curiga. Jika Kendrick sampai tahu, bukankah situasi akan semakin kacau?
"Jangan pura-pura tidak tahu, Emma. Aku pasti akan mencari tahu dan percayalah, saat aku menemukan jawaban dari pertanyaanku ini maka kau harus bersiap menanggung akibatnya!"
"Tidak perlu mengancam!" teriak Emma. Mereka berdua saling tatap, dengan tatapan tajam. Emma terlihat tidak suka dengannya, entah dia benci atau takut yang pasti dia tampak kalut sehingga Kendrick semakin curiga. Mereka masih seperti itu tanpa berkata apa-apa namun pintu yang terbuka segera mengalihkan perhatian Emma.
"Kakek ingin berbicara denganmu, cepat!" ucap Kimberly tanpa mau melihat ke arah mereka karena dia benci.
"Daniel tunggu sebentar di sini, oke?" pinta ibunya.
"Baik, Mommy."
Emma beranjak, dia melewati Kendrick tanpa mau melihat pria itu. Kendrick semakin curiga, benar-benar curiga. Sebaiknya dia mengambil tindakan agar rasa penasarannya itu terjawab. Setelah Emma keluar dari ruangan bersama dengan Kimberly, Kendrick menghampiri Daniel yang sedang berbaring.
"Hei, apa Daniel masih mau mencari ayah Daniel?" tanyanya.
"Tentu saja, Uncle. Apa ada cara?" Daniel tampak antusias karena dia memang ingin bertemu dengan ayahnya.
"Jika begitu, apa Daniel mau memberikan rambut Daniel pada Uncle?" tidak ada cara lain selain tes DNA. Jika kecurigaannya benar jika Emma adalah wanita empat tahun yang lalu itu berarti anak laki-laki yang ada di hadapannya itu adalah putranya karena Emma berhasil mencuri bibitnya meski dia tidak tahu kenapa Emma melakukan hal itu bahkan kejadian yang terjadi di antara mereka cukup rumit.
"Untuk apa? Jangan ambil rambut Daniel, Daniel tidak mau botak!"
"Hanya sedikit saja, tidak akan sampai botak tapi Daniel haris berjanji satu hal pada Uncle untuk tidak mengatakan hal ini pada Mommy."
"Apa Mommy akan marah?" tanya Daniel dengan ekspresi polosnya.
"Yes, Daniel tidak mau Mommy marah, bukan?"
"Tidak nau, Daniel tidak suka saat Mommy sedang marah."
"Jika begitu, ini rahasia kita berdua saja."
"Baiklah, Uncle boleh mengambilnya tapi tidak boleh banyak-banyak. Nanti Mommy akan curiga jika rambut Daniel botak!" ucap Daniel.
"Tidak akan, hanya sedikit!" Kendrick menarik rambut Daniel, mungkin ini cara terbaik untuk mengobati rasa penasarannya. Tidak saja karena rasa curiganya pada Emma tapi perasaan yang dia rasakan saat bersama dengan anak itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata bahkan perasaan itu bukanlah sebuah tipuan.
Kendrick mengambil rambut Daniel dengan cepat, anak itu memekik saat rambutnya dicabut. Daniel bahkan mengeluh sakit namun Kendrick buru-buru menggosok kepala Daniel agar rasa sakitnya reda.
"Apa masih sakit?" tanyanya.
"Sedikit tapi Uncle mengambil rambut Daniel untuk apa?" tanya Daniel sambil menggosok kepalanya.
"Rahasia, tapi Daniel tidak keberatan, bukan?"
"Tentu saja, tidak. Sekarang Uncle boleh mengambilnya lagi."
"Baiklah, satu lagi. Kau harus menahannya."
"Daniel anak kuat, tidak akan menangis."
"Bagus!" Kendrick kembali menarik rambut putranya beberapa helai. Dia tidak tahu berapa banyak yang dibutuhkan.
"Aw, sakit!" pekik Daniel karena Kendrick menarik rambutnya terlalu banyak.
"Sorry, Uncle?" ucapan Kendrick terhenti karena pintu ruangan tiba-tiba saja terbuka.
"Apa yang kau lakukan pada putraku?" pertanyaan Emma mengejutkan Kendrick
Kendrick berpaling, sedangkan Emma menatapnya tajam. Apa yang pria itu lakukan pada putranya? Kenapa Daniel menggosok kepalanya? Kendrick diam saja, sial. Apa Emma melihatnya? Dia harap Emma tidak curiga karena jika sampai hal itu terjadi, maka niatnya untuk tes DNA akan gagal.
