Pesona Sang Devil

Happy reading..

☘️

☘️

☘️

"Bagus, my honey. Kamu harus bisa menaklukkan hati Giordan Adithama, laki-laki tolol itu harus diberi pelajaran yang setimpal." ucap Kevin dengan wajah yang penuh kemarahan.

"Semua akan kulakukan hanya untukmu, honey. Look! Kerja kerasku sedikit lagi akan membuahkan hasil yang sangat spektakuler. Berita itu akan meledak di Bumi Pertiwi ini." Ayra tertawa sambil bergelayut manja di lengan Kevin.

Kevin menyambut dengan kekehan yang meremehkan Giordan Adithama.

"Tunggu hari kebangkrutanmu Giordan! Kau akan menangis darah, bersimpuh dikakiku untuk memohon bantuan!" sombong Kevin dalam hatinya.

"Kamu jangan bohongi aku, honey! Setelah kamu menikah dan menjadi Nyonya Giordan Adithama, secepatnya kamu harus bisa mengalihkan semua berkas-berkas penting itu berpindah kepemilikannya. Menjadi milikmu semua, honey!" ujar Kevin berapi-api.

"Pasti semuanya akan berpindah menjadi atas namaku seorang." sahut Ayra tersenyum lebay.

"Kamu harus menjadikan aku, orang nomer satu di Perusahaan itu! Dan, jangan biarkan satu pun orang kepercayaan Giordan Adithama berkeliaran di perusahaan GA Group!' pinta Kevin.

Seketika Lili menghentikan langkahnya sesaat akan keluar dari rumah makan siap saji itu. Wajah wanita itu sangat tidak asing baginya. Dia seperti pernah bertatap muka, tapi entah dimana.

Perlahan Lili mencari posisi yang enak untuk berdiri dan menguping pembicaraan mereka.

"Sesekali kevo dengan urusan orang kan tak masalah. Asalkan tak berlarut di dalamnya." hati Lili membenarkan sendiri, tindakan kekevoannya saat ini.

"Ternyata kamu bisa diandalkan, honey. Kamu wanita hebat yang aku miliki. Kamu adalah aset berharga, yang harus dijaga extra ketat." ujar Kevin sembari menci um bibir Ayra sekilas.

Betapa terkejutnya Lili, setelah berhasil mengingat siapa pemilik wajah wanita yang sedang bermesraan dengan seorang laki-laki yang berpawakan tinggi itu.

Ternyata dia adalah Nona Ayra Dinata, wanita yang akan dinikahi oleh pewaris tunggal GA Group. Namun, acara itu entah kenapa harus terpending sejenak.

Tidak mau berurusan dengan orang macam Ayra. Lili segera keluar dari rumah makan siap saji itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Aku tak mau dijadikan saksi, apalagi kejahatan dari orang-orang berhati iblis. Macam mereka." omel Lili pada dirinya sendiri.

Gerimis yang mulai turun malam ini. Menambah syahdu suasana malam bagi orang yang memiliki pasangan. Beda dengan Lili yang harus merasakan dingin hawa yang menusuk kulitnya.

*****

Lili tersenyum satir. Ia bersandar di kepala ranjang king size yang ada di kamar tidurnya.

Apakah trend perselingkuhan itu, jaman sekarang sudah biasa? Perselingkuhan itu dibenarkan karena ada salah satu pihak tak puas dengan pasangannya? Apa sebagian kecil orang menganggap jika pernikahan itu bukan sesuatu yang sakral? Dengan mudahnya menghancurkan pernikahan yang telah berjanji suci di hadapan Allah. Hanya dengan hal sepele saja bisa menghancurkan rumah tangga orang lain. Jika seorang wanita ataupun laki-laki yang berada di posisi seperti itu, dengan mudahnya mengatakan kata CERAI? Bagaimana perasaan orang yang tak bersalah hancur begitu saja.

"Kira-kira jam berapa ya, sekarang? Aku belum ngantuk juga. Yang ada cacing-cacing dalam perutku minta asupan gizi, gara-gara fokus dengan lamunan jadi laparkan. Kerongkongan juga butuh aliran air untuk membasahinya."

Lili melangkahkan kaki keluar kamar menuju ke arah dapur, tanpa menyalakan lampu yang terang. Pencahayaan yang minim itu, membuat Lili tak melihat ada siapa pun di ruangan itu.

Sedangkan di ruang tengah, Giordan kembali membuang nafas. Terlalu mustahil untuk melawan Nenek Sofia. Jika dia sudah bertitah, maka harus dituruti dan dilaksanakan kemauannya itu.

"Bagaimana ini, Ardo! Kalau sudah begini, apa aku tetap akan menerima perjodohan yang telah diatur oleh Nenek Sofia?"

Ardo mengangkat bahunya. Ia seolah menyerah, kalau Nenek Sofia sudah mengeluarkan ultimatumnya.

"Terima sama perjodohan itu, Bos."

"Brengsek! Kau pikir dengan menerima perjodohan itu, semua akan selesai" sembur Giordan.

"Lalu..? Mau gimana lagi. Bos Giordan juga nggak mau menikah dengan Nona Ayra."

"Apalagi dengan wanita kalajengking itu. Yang ada tiap hari aku disengat dengan kaki seribu nya."

Belum sempat Ardo membalas ucapan Bosnya.

"Aku tidak mau tahu! Secepatnya kamu harus menemukan seorang gadis yang bersedia menikah dengan aku, esok pagi! " suara bariton yang terdengar penuh penekanan dalam kegelisahan itu, mengagetkan seorang gadis yang sedang berjalan lunglai hendak masuk kembali ke dalam kamarnya.

DUGH..

"Auh, sakit. Mata mana mata, jalan itu pakai kaki. Mata buat melihat." gerutu Lili sendiri.

"Tapi, Bos..." ucapan Ardo terpotong oleh Giordan.

"Aku ada ide berlian." Giordan bersorak kegirangan.

Ardo melongo kearah Bosnya yang sangat gembira dengan satu idenya. Ia menopang dagu di atas kedua telapak tangannya.

"Apa menurut Bos, ide itu akan berjalan lancar?" tanya Ardo.

"Bukankah memastikan itu lebih baik? Dari pada menebak-nebak jawabannya."

"Baiklah kalau begitu, silakan Bos Giordan menegaskan keinginannya.

Giordan Adithama, seorang pria titisan Daniel dan Julie memang sangat tampan. Wajah yang tegas dan berwibawa, perpaduan yang begitu sempurna seolah Tuhan telah memilihkan bibit terbaik dari dewa-dewi di kayangan pada tubuh Giordan. Sayangnya, tak diikuti oleh takdir hidup yang mulus.

Kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya tak mampu membuat kisah percintaannya berakhir bahagia. Kekasihnya Ayra Dinata lebih memilih untuk mengejar kariernya sebagai artis yang lagi naik daun dan berselingkuh dengan Kevin lawan mainnya.

Di dalam kebingungan dan kegelisahannya karena permintaan sang nenek Sofia untuk menjodohkan dia dengan cucu kakek Suteja teman di masa lalu nenek Sofia. Dia harus menikah secepatnya dengan wanita pilihannya, agar nenek Sofia membatalkan perjodohan itu. Akibat kabar itu, kesehatan nenek Rathi menjadi drop memikirkan nasib cucu kesayangannya itu.

Giordan sedang menerawang jauh, wajah pucat nenek Rathi yang terbaring lemah di pembaringan Rumah Sakit Media Internasional. Dan dia sudah berjanji untuk membawa pulang pengantinnya di Mansion Utama hari ini.

Beberapa saat kemudian.

Terdengar suara teriakan Lili memecahkan keheningan ruangan itu yang hanya diterangi pencahayaan yang redup.

"Siapa kalian! Maling!" ucap Lili yang terkejut melihat bayangan dua orang yang sedang duduk di sofa.

Manik matanya tertuju pada benda putih yang menempel di dinding. Lili segera melangkah maju kearah dinding dan memencet tombol itu.

"Astaga, Bos Giordan dan kakak Ardo! Kenapa kalian ada di sini, pagi-pagi buta begini? tanya Lili yang terkejut melihat Bos dan Assisten pribadi nya itu datang ke apartemennya. Walaupun apartemen itu milik Giordan yang ditempati, fasilitas dari Perusahaan GA Group.

Kecantikan alami milik Lili, spontan membuat mata Giordan tak berkedip. Walaupun tanpa dipoles make up, wajah polos Lili masih terlihat cantik dibandingkan dengan wajah Ayra yang telah dipoles dengan make up mahalnya.

Sejenak, Giordan terpesona melihat penampilan Lili yang sederhana saat ini.

"Bos kenapa? Kok senyam senyum begitu?" tanya Lili penuh selidik dan mendekati sang Bos.

DEGG..

Jantung Giordan berpacu cepat.

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung..

Jantung Giordan aman kah? Panggil ambulans takut drop mendadak.. 😂😂