Istri Big Boss

DERA

Sudah dua hari ini Kak Zayn mengajakku makan siang bersama. Kemarin menjemputku di kampus, hari ini bertemu di restoran. Dia bilang ingin lebih dekat denganku, tapi jujur aku tidak bisa percaya begitu saja dengannya.

"Nanti sore, kita cari gaun lagi, ya," kata Kak Zayn saat mengantarku ke mobil. Kak Zayn membawa mobilnya sendiri.

“Iya, tapi jangan banyak protes, aku capek kalau ganti-ganti baju terus,” jawabku.

“Lihat nanti,” jawabnya sambil menutup pintu mobilku, lalu Kak Zayn berlalu meninggalkan mobilku.

*

*

*

Setelah bertemu Kak Zayn aku memang langsung pulang, dan menemani Mama di rumah. Mamaku memang hanya mengurus rumah tangga saja, tidak mempunyai bisnis atau pekerjaan lainnya, seperti istri pengusaha kebanyakan. Mama bahkan sangat jarang berkumpul dengan teman-temannya.

Kata Mama, dulu Mama menikah dengan Papa juga karena perjodohan, bahkan Papa bisa menerima Mama setelah setahun mereka menikah.

“Sayang, kamu udah pulang kuliah?” tanya Mama saat aku menghampirinya.

“Udah, Ma. Nggak ada dosen makanya pulang cepat. Aku habis makan siang sama Kak Zayn, Ma.” Aku memeluk Mama yang kemudian dibalas dengan usapan lembut di kepalaku. Mama memang tempat ternyaman untuk bercerita.

“Gimana hubungan kamu sama Zayn?” tanya Mama yang masih terus mengusap rambutku penuh kasih sayang.

“Ya, gitu Ma. Dia masih saja bersikap cuek, tadi aja dia cuma nganterin aku sampai ke mobil terus pulang. Makan siang juga cuma makan, habis itu udah, nggak ada obrolan hangat, Ma,” keluhku. Aku memang selalu bercerita dengan Mama tentang hubunganku dengan Kak Zayn sedari awal aku suka dengannya.

Mama melepas pelukannya, lalu menatapku dalam-dalam, mengusap rambutku lagi. Aku tahu Mama pasti akan menasehatiku lagi kali ini.

“Kamu harus lebih sabar, sebagai wanita apalagi nanti jika sudah menjadi istri kamu harus lebih banyak menahan ego kamu. Yang namanya laki-laki itu memang begitu, lama-lama akan luluh dengan kebaikan hati dan kesabaran kamu.” Mama tersenyum padaku.

“Gimana cara Mama dulu buat Papa jatuh cinta?”

“Mama nggak gampang menyerah, berkali-kali Papa menolak perhatian mama, tapi ketulusan hati memang akan selalu berbuah manis, Sayang. Jadi, kamu harus lebih sabar lagi menghadapi Zayn,” kata Mama yang langsung kubalas dengan pelukan.

*

*

*

Seperti janji kami tadi siang, aku dan Kak Zayn akan ke butik untuk mencari gaun pernikahan kami. Kak Zayn menjemputku di rumah dan langsung pergi ke butik karena hari sudah sangat sore.

Perjalanan ke butik dari rumahku memang lumayan jauh, dan karena bertepatan dengan jam pulang kantor, terjadi kemacetan di beberapa titik.

Manusia di sebelahku tampaknya begitu sibuk dengan kemudinya, sampai-sampai aku yang sedari tadi ada di sebelahnya saja tidak dianggap, dan berakhir dengan bermain ponsel sendirian.

Akhirnya, kami sampai juga di butik yang berbeda dengan kemarin. Kami disambut hangat oleh seorang wanita yang merupakan pemilik butik ini. Saat aku masih berbasa-basi dengan pemilik butik, Kak Zayn berjalan meninggalkanku. Ia menghampiri seorang wanita yang memegang gaun pengantin di tangannya.

Siapa wanita itu? Apa Kak Zayn mengenalnya? Tunggu, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana ya?

"Kamu Kimmora, kan?" tanya Kak Zayn pada wanita itu.

"Iya, Pak. Pak Zayn cari gaun di sini juga?" tanya wanita itu.

"Iya, buat calon istri saya. Kamu di sini ngapain?" Kak Zayn masih berbasa-basi dengan wanita itu.

"Emm, sebenarnya bulan depan saya dan suami saya akan mengadakan resepsi kecil-kecilan, Pak," jawab wanita itu.

Aku mencoba mengingat kembali wajah wanita itu, karena rasanya memang aku pernah melihatnya. Kimmora, siapa ya? Ah, mantannya Kak Dion! Kami pernah bertemu saat aku jalan-jalan di mal bersama Kak Yumna.

Kemudian aku segera menghampiri mereka.

"Kamu temennya Kak Yumna, kan? Yang dulu ketemu di mal?" tanyaku pada wanita itu.

"Iya," jawabnya yang terlihat canggung.

"Aku Dera, sepupunya Kak Dion. Wah pantesan tadi kayak kenal, kamu makin cantik sih, sampai aku pangling," pujiku yang membuatnya semakin terlihat canggung. Aku tidak berbohong, karena dia memang benar-benar sangat cantik, tapi kenapa dia terlihat aneh ya saat bertemu kami?

"Wah, kalian sudah saling kenal ya? Kalau gitu kamu harus datang ke pesta kami!" kata Kak Zayn yang membuatku menoleh padanya. "Sepuluh hari lagi kami juga akan menikah, saya harap kamu dan suami kamu bisa datang ya, Kimmora," kata Kak Zayn lagi.

Wanita bernama Kimmora itu seperti sedang memikirkan sesuatu. Kenapa dia terlihat bingung dan terkesan gugup? Apa dia dan suaminya ada hubungan dengan Kak Zayn?

♥️♥️♥️

Up ke 3 semoga suka

Akhirnya terkejar babnya dengan Arsen 🥳🥳🥳

Semoga besok bisa up lagi.

Dukung terus ya, like, komen, hadiah dan vote nya jangan lupa 😍😍

Sampai ketemu lagi 🥰🥰🥰