NovelToon NovelToon
PLAGUEHART

PLAGUEHART

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyelamat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Di kota Plaguehart, Profesor Arya Pratama melakukan eksperimen berbahaya untuk menghidupkan kembali istrinya, Lara, menggunakan sampel darah putrinya, Widya. Namun, eksperimen itu gagal, mengubah Lara menjadi zombie haus darah. Wabah tersebut menyebar cepat, mengubah penduduk menjadi makhluk mengerikan.

Widya, bersama adiknya dan beberapa teman, berjuang melawan zombie dan mencari kebenaran di balik wabah. Dengan bantuan Efri, seorang dosen bioteknologi, mereka menyelidiki lebih dalam, menemukan kebenaran mengerikan tentang ayah dan ibunya. Widya harus menghadapi kenyataan pahit dan mengambil keputusan yang menentukan nasib kota dan hidupnya.

Mampukah Widya menyelamatkan kota dengan bantuan Dosen Efri? Atau justru dia pada akhirnya ikut terinfeksi oleh wabah virus?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Buruk Efri

Hujan deras mengguyur kota Plaguehart, menambah suasana mencekam. Terutama di kampus, pada ruang auditorium. Tiba-tiba, sebuah suara geraman terdengar begitu dekat, membuat Efri terbangun. Dia membuka matanya dengan terburu-buru, tubuhnya bangkit dengan kaget, menatap pintu yang tertutup rapat dengan tumpukan kursi serta meja di sana.

Namun, tak ada satu gerakan pun dari sana. "Pintunya aman. Tapi, kenapa suara itu begitu dekat?" gumamnya dengan cemas. Dia menatap sekitar, semua mahasiswa tampaknya masih tertidur pulas.

Di dekat jendela, Efri melihat Roger yang terbangun secara tiba, dalam keadaan mata masih terpejam. Dia membalikkan punggungnya, menghadap ke tembok yang dekat pada jendela yang terbuka. Dengan mata yang masih terpejam, tiba-tiba Roger menghantukkan kepalanya ke tembok dengan pelan, seolah sedang terhipnotis.

Efri merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Namun, suara geraman itu kembali terdengar, lebih jelas, dan lebih dekat. Sejenak, dia melirik ke arah pintu, tapi tetap saja tidak ada gerakan sama sekali pada pintu. Bingung, Efri menatap kembali ke arah Roger, yang masih menghantukkan kepalanya, membuat perasaan aneh pada diri Efri mengalir begitu saja dengan penuh penasaran. Kenapa Roger melakukan hal itu?

Tanpa berpikir panjang, Efri perlahan-lahan melangkah mendekati Roger. "Roger..." Efri mencoba memanggilnya dengan suara gemetar, namun Roger tidak merespon. Hanya terus menghantukkan kepalanya ke tembok tanpa henti. Hantukkan demi hantukkan, terdengar seperti suara tulang yang beradu dengan keras.

Efri tiba di dekat roger, dengan hati-hati, dia meraih bahu Roger dari belakang. Saat dia menyentuh bahu Roger, tubuh Roger tiba-tiba berhenti menghantukkan kepalanya. "Roger..." panggilnya lagi, dengan gemetar. Namun dengan gerakan yang mengerikan, Roger perlahan memutar kepalanya ke arah Efri.

"Kraaak!" Suara tulang yang pecah dan retak terdengar keras, dan tubuh Roger berputar dengan kecepatan yang tidak wajar. Efri terkejut, matanya terbeliak lebar, tubuhnya seolah membeku melihat wajah Roger yang kini terdistorsi. Darah mengalir deras dari kepalanya, menutupi bagian pipi dan lehernya. Urat-urat ungu kebiruan menonjol di sekitar wajahnya, dan bola matanya kini berubah menjadi putih.

"Roger..." Efri berusaha menyebut namanya, namun suara itu terhenti begitu saja di tenggorokannya. Roger membuka mulutnya dengan lebar, menampilkan deretan gigi tajam yang sudah siap menerkam. Dengan mulut yang menganga lebar, gigi tajam mencuat, Roger menatap Efri, lalu berteriak dengan geraman yang begitu mengerikan, dan tiba-tiba melompat ke arah Efri dengan kecepatan yang luar biasa.

Dalam sekejap, tubuh Efri terpelanting mundur, ingin berteriak namun suara itu terhenti di tenggorokannya.

"Aaaaaaaaa!" teriak Efri yang menggema, membuat dirinya tersentak dari tidurnya. Dia terbangun dengan napas terengah-engah, dada berdegup kencang, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Pandangannya berkeliling, "ternyata itu hanya mimpi buruk," katanya pada dirinya sendiri, berusaha menenangkan dirinya. Efri mengusap wajahnya, dengan keringat dingin yang mengucur di pelipisnya, menyadari jika tadi hanyalah sebuah mimpi.

Di sekelilingnya, para mahasiswa yang tertidur lelap tadi, mulai terbangun, terkejut, bingung dengan teriakan Efri yang meluncur dari mulutnya. Alvin, yang terkejut mendengar suara itu, memandang Efri dengan cemas. "Ada apa, Pak? Apa Anda baik-baik saja?" tanyanya, sambil memerhatikan raut wajah dosennya yang nampak bingung dan terkejut. Efri hanya mengangguk lemah, matanya melirik Roger yang perlahan membuka mata, dengan bingung.

"Ada apa denganmu?" tanya Roger, dengan suara pelan, mengernyitkan dahinya, bingung melihat Efri yang masih terlihat ketakutan, seolah baru saja melihat hantu. Efri hanya bisa menatapnya dengan bingung, tanpa memberikan jawaban.

Namun, suasana menjadi semakin tegang ketika hujan yang turun deras terdengar bergemuruh di luar, disertai dengan kilatan petir yang terang menyambar langit. Langit gelap seakan memancarkan tanda bahaya. Efri menggigit bibir bawahnya, berdoa dalam hati agar mimpi buruknya tidak menjadi kenyataan.

Di saat yang sama, tiba-tiba, dari arah pintu, suara geraman terdengar lagi. Eric yang duduk dekat pintu, segera berdiri, menatap pintu mulai bergetar hebat. Semua mahasiswa saling berpandangan, begitu juga Efri, membelalakkan matanya, terkejut dan panik.

Suara geraman itu semakin keras, dan dalam sekejap, pintu itu akan dihantam oleh gerombolan zombie dari luar. "Pintu ini tidak akan bertahan lama," teriak Eric dengan panik. "Kita harus keluar dari sini, sebelum mereka masuk."

Sementara Aldo, segera menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan, matanya cepat menangkap celah yang bisa digunakan untuk melarikan diri. "Ke atas!" teriak Aldo, menunjuk plafon yang sudah bolong di beberapa titik. "Kita naik ke atas, itu satu-satunya cara!"

Beberapa mahasiswa terdiam, memandangnya dengan ragu, terutama Lina. "Apakah tidak ada jalan lain?" tanya Lina dengan nada cemas.

"Tidak ada!" Aldo menjawab singkat dan tegas, matanya penuh tekad. "Ini satu-satunya jalan keluar yang kita punya. Dan aku yakin, di atas sana ada jalan keluar, percaya padaku!" serunya, menemukan ide, serta berusaha memastikan ke semua teman-temannya.

Sedangka, Efri menatap Aldo, lalu mengangguk. "Setuju! Karena pintu ini tidak akan bertahan lama," sahutnya, menyetujui ide cemerlang Aldo. Tanpa menunggu lama, dia memerintahkan mahasiswanya untuk segera menyusun meja dan kursi, membentuk tangga darurat menuju plafon yang bolong. "Kita harus bergerak sekarang!"

Semuanya mengangguk. Dengan cepat, mereka semua bergerak dan bekerja cekatan, kecuali Chaca dan Roger yang tetap diam. Setelah beberapa menit, meja dan kursi sudah tersusun rapi, membentuk jalur menuju plafon. Aldo memimpin, pertama kali naik. Namun, kursi dan meja yang disusun tidak cukup tinggi.

Dengan tenaga penuh, Aldo meraih bagian plafon, menarik tubuhnya untuk masuk ke atas. Begitu sampai di dalam plafon, bau busuk menyengat hidungnya. Bau bangkai tikus dan kotoran lainnya yang ada di atas plafon, membuat dirinya mual dan jijik. Di menyalakan senter ponselnya, menyorot ke sekeliling. Plafon ini benar-benar kotor, penuh dengan kecoa, tikus, dan sarang laba-laba merayap di sekitar plafon.

Meski demikian, Aldo tersenyum kecil, menyadari bahwa penyangga plafon ini terbuat dari besi baja ringan yang kuat. Dengan hati-hati, Aldo menguji kekuatan penyangga, merangkak pelan ke sisi kanan plafon, meraba-raba di sekitarnya. Di sana, dia menemukan sebuah pintu besi yang kokoh. "Ini dia! Pintu keluar!" serunya, matanya berbinar.

Aldo memutar balik, lalu berteriak keras ke bawah dari celah plafon. "Cepat, semua naik!" teriaknya, memanggil yang lainnya. "Aku menemukan jalan keluar!"

Dengan cepat, satu per satu mahasiswa mulai naik. Tapi, Efri yang terakhir, menyuruh Roger naik terlebih dahulu setelah semuanya naik, karena dirinya akan menyusul setelah ini. Tanpa berkata apa-apa, Roger mendekati meja dan kursi, hendak naik ke atas plafon.

Namun, ketika Roger sampai di atas plafon. Sejenak, mata Efri menangkap sesuatu yang mengerikan. Sebuah urat-urat ungu-biru yang tampak samar di lehernya. Efri membulatkan matanya. "Apa itu?" pikirnya, namun tidak ada waktu untuk berpikir panjang.

Tiba-tiba, suara dentuman keras terdengar dari arah pintu. Efri menoleh, dan ternyata, segerombolan zombie telah berhasil memecahkan pintu, dan mereka menyerbu masuk dengan ganas. Panik, Efri terdiam sejenak, sementara Roger yang sudah berada di atas plafon, berteriak, mengulurkan tangannya ke Efri. "Pegang tanganku!" teriaknya, matanya penuh desakan.

Efri, yang tak punya pilihan lain, segera naik ke kursi dan meja yang tersusun, berusaha meraih lengan Roger, dengan erat. Dalam hitungan detik, dia bergelantung di atas plafon, tubuhnya berayun seperti terombang-ambing. "Jangan sampai jatuh!" pikirnya.

Tapi, segerombolan itu mencoba menaiki meja, serta kursi yang dijadikan sebagai tangga. Tanpa pikir panjang, Efri menggoyangkan kakinya, menendang kursi paling atas, dengan ujung kakinya. Sedetik itu, kursi dan meja mulai bergoyang, ambruk. Zombie yang mendekat, mencoba menaiki plafon, tertimpa puing-puing meja dan kursi yang ambruk.

Dengan sekuat tenaga, Roger menarik tubuh Efri ke dalam plafon. Sementara, beberapa mahasiswa yang ada dibelakang Roger, membantu menarik Efri, hingga akhirnya dia berhasil masuk ke plafon, dengan suara napas terengah-engah.

1
Pompon
lanjut kak, btw semangat berpuasa ya kak
Pompon
alah mimpi kirain beneran udah tegang bet tadi cak🥴
🟢Widya Dya: jangan lupa sediakan air putih/Facepalm/
total 1 replies
Bluery
jangan-jangan Roger sudah terinfeksi? tapi bukannya dia belum terkena gigitan zombie?😱🤔
Bluery
Alur ceritanya menarik, ada bagian part tersedih,. menegangkan, dan novel ini sangat keren karena banyak sekali cerita aksinya yang membuat pembaca semakin penasaran dan suka/Rose/
Bluery
siapa yang naro bawang disini/Cry//Scowl/
Bluery
😱😱
Bluery
Beautiful/Drool/
Bluery
uwuuu/Chuckle/
ESdoger
bikin merinding
ESdoger
keren ceritanya
ESdoger
Beneran menegangkan dan ceritanya menarik untuk di baca👍 alurnya keren, susah di tebak dan banyak misteri yang belum terpecahkan.
ESdoger
lari ada zombie😱
ESdoger
Jadi ini prof yang menciptakan virus zombie itu?
ESdoger
baru 2 bab udah bikin penasaran
Lovely
Nah, Caver Utama sangat mendukung.
Syari Andrian
Waahhh.. Jangan sampai Laura itu nyerang mereka pas di mobil... Aku curiga kalau dia juga hasil eksperimen dari ayahnya Widya dan ayahnya ana
Pompon
bagus banget, updatenya jangan terlalu lama semangat terus buat author nya 😁😆
🟢Widya Dya: makasih, sorry agak lama updatenya krns Authornya sibuk kerja jarang ada waktu luang🙏🏻😇
total 1 replies
Pompon
langsung buang aja tu orang tendang dari truk biar mampus/Hammer//Hammer/
BuayaMT🐊
Ceritanya bagus, alurnya sangat bagus. Di karya "PLAGUEHART" ini menceritakan sebuah wabah dari ekperimen yang tidak manusiawi, namun penuh banyak misteri. Ekperimen itu dilakukan oleh Professor Arya, tapi tidak menemukan obat penawar dan malah ikut terinfeksi menjadi zombie.
🟢Widya Dya: makasih
total 1 replies
BuayaMT🐊
Seru banget Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!