NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22

"Kalau misalkan, aku masih mencari informasi tentang, Edwin. kamu keberatan tidak?"

Fabian sebenarnya merasa tak enak membahas tentang Edwin dengan Febi. Namun bagaimanapun Edwin anak yang sangat disayanginya. Beberapa hari tak mendapat kabar tentang anaknya, Fabian merasa cemas.

Setiap hari, Fabian selalu mencoba menghubungi nomor Edwin dan Lidya, mantan istrinya, tapi nomor keduanya tetap tak bisa dihubungi. Barusan Fabian menelepon mantan ibu mertuanya, dan ibunya Lidya mengatakan jika dia pun belum mendapat informasi keberadaan anak dan cucunya.

Febi sadar kehidupannya tak akan pernah lepas dari Edwin, karena dia menikah dengan ayahnya. Meski sudah sepenuhnya move on, tapi ada sudut hatinya yang tercubit saat mendengar nama Edwin disebut.

Kebersamaan selama tiga tahun, dan kekecewaan ditinggal di hari pernikahannya. Dua moment yang akan selalu Febi ingat jika mengingat Edwin. Febi menghela nafas perlahan.

"Aku nggak mungkin melarang, Om untuk bertanggung jawab pada anak, Om. Tapi, aku nggak mau ikut terlibat."

"Iya, nggak apa-apa. Terima kasih udah ngertiin aku."

"Gimana perutnya masih melilit?"

"Udah baikan, lain kali pedesnya kurangin! Ngeri liat kuah baso jadi berwarna merah kaya tadi."

"Enak tau, Om. Bikin mata dan otak syeegeerr."

"Enak apaan, yang ada perut melilit."

"Om belum biasa aja makannya. Oh ya, Om, tadi temen aku kirim pesan, senin harus ke sekolah, ada berkas yang harus ditanda tangan."

"Oh... Ya udah, nanti malam minggu, kita pulang ke rumah papah."

Febi tersenyum senang saat Fabian mengatakan akan pulang ke rumah orang tuanya.

"Mau kemana?" Fabian bertanya, karena melihat Febi beranjak dari duduknya.

"Mau mandi, Om. Gerah!"

"Mau dimandiin nggak?" Fabian menggoda Febi dengan menaik turunkan alisnya.

"Om apaan sih."

Febi masih tak menyangka, begitu cepatnya dia bisa menitipkan rasa dan menyerahkan sesuatu paling berharga miliknya, pada orang yang baru beberapa hari dia kenal yang awalnya terpaksa menjadi suaminya.

Febi merasa jika tubuhnya tiba-tiba melayang,

"Om, turunin!"

"Katanya mau mandi, malah ngelamun. Biar aku mandiin aja sekalian."

Fabian tetap menggendong istrinya masuk ke kamar mandi, meski berulang kali Febi minta di turunkan. Acara mandi yang biasanya tak sampai lima belas menit, jadi makin lama.

¤¤FH¤¤

Febi sedang duduk di meja rias yang baru Fabian beli siang tadi. Sadar jika dia harus berbagi kamar dengan istrinya, tadi siang tanpa sepengetahuan Febi, Fabian memesan satu set meja rias dari toko meubel langganannya.

Fabian membantu Febi mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut. Acara mandi sore molor sampai dua jam, tak cukup di kamar mandi, Fabian kembali meminta di atas ranjang mereka, alhasil keduanya harus mandi ulang.

"Rambutnya udah kering sayang. Makasi ya, kamu hebat." Fabian mengakhiri dengan mengecup puncak kepala Febi.

Mendengar itu, pipi Febi merona, tapi dia tetap memasang wajah juteknya.

"Libur seminggu ya, punya aku sakit, Om minta nambah terus."

Fabian tertawa mendengar rajukan Febi.

"Harap dimaklum, libur belasan tahun, sekarang mendapat istri secantik kamu, siapa yang bisa nahan. Kita makan malam di luar aja yuk!"

"Makan di mana, Om?"

"Kuliner malam khas kota ini, nggak apa-apa kan kita makan di pinggir jalan?"

"Issh.. Om apaan sih, emangnya aku anak sultan yang makannya di resto terus."

Berdua mereka keluar kamar, dengan tangan Fabian posesif melingkar di pinggang Febi yang ramping. Emak Ipah sudah dipulangkan Fabian sejak sore tadi.

¤¤FH¤¤

Fabian mengajak Febi makan di Pasar Ceplak, tempat wisata kuliner malam khas kota Garut, yang mulai beroperasi setiap sore hari hingga larut malam.

Fabian mengajak Febi jalan kaki, jarak dari rumahnya ke Pasar Ceplak tak terlalu jauh, hanya menyusuri jalanan pusat kota garut, yang dinamakan pengkolan.

Udara kota Garut memang sedikit dingin jika dibandingkan kota sekitarnya, karena dikelilingi gunung-gunung. Fabian sudah mewanti-wanti Febi untuk memakai celana panjang dan memberinya jaket miliknya, karena Febi belum membawa jaket.

Meski sudah berjaket, Febi yang belum terbiasa dengan udara dingin kota Garut, tetap merasa kedinginan. Fabian memeluk pundak Febi, untuk mengurangi dingin yang Febi rasakan.

Febi takjub melihat jejeran gerobak makanan yang berjejer sepanjang jalan. Puluhan jenis makanan tersedia baik manis, asin maupun pedas.

Febi meminta Fabian untuk membelikannya, jajanan kue basah, seperti awug, gurandil, getuk dan kawan-kawannya, untuk dinikmati di rumah. Sudah lama sekali Febi tak menemukan jajanan seperti itu di kotanya.

Febi memilih makan malam dengan sate madura, yang saat dia lewat tercium harum bumbunya, sedang Fabian menjatuhkan pilihan pada soto sapi yang tersedia dikedai yang sama.

Fabian dan Febi menyantap makanannya dengan lahap, mereka saling mencicipi makanan yang mereka pesan.

Siang tadi Febi hanya makan bakso saja, maka malam ini, dia ingin memanjakan lidah dan perutnya dengan beberapa jenis makanan.

Saat sedang asik makan, sambil sesekali bercanda, datang rombongan beberapa orang laki-laki dan wanita.

"Ada yang lagi pacaran neh, kita gangguin yuukk!" Tiba-tiba salah seorang dari rombongan itu nyeletuk.

Fabian yang merasa kata-kata itu ditujukan untuknya dan Febi, langsung melihat ke arah rombongan itu.

"Hai bro, apa kabar nih?"

Fabian langsung berdiri dan menyalami satu-persatu yang datang. Sedang Febi hanya melihat, menatap satu persatu, tersenyum dan mengganggukan kepalanya, sebagai tanda kesopanan.

"Baik-baik. Siapa neh? Cewek baru ya?"

"Kenalin, ini istri gue, Febi."

"Febi ini temen-temen aku, sesama pemilik toko di plaza."

Setelah dikenalkan, Febi menyalami mereka semua.

"Kapan nikahnya? nggak undang-undang," Teman Fabian yang lain bertanya.

"Kita baru akad, nanti kalau resepsi pasti di undang."

"Kayaknya ada yang patah hati," celetuk seseorang tiba-tiba. Sedang teman yang lain saling senggol.

Seketika suasan jadi canggung.

"Ayo semuanya silahkan pesan makanan, biar gue yang traktir, syukuran punya istri cantik," Fabian mencoba mencairkan suasana.

Semuanya duduk di bangku-bangku yang ada. Tiga wanita duduk di hadapan Febi dan Fabian. Febi jadi tak dapat menikmati lagi makannya, merasa canggung berada di antara orang-orang yang baru dikenalnya, apalagi semuanya seumuran Fabian.

Fabian terlibat pembicaraan yang seru dengan teman-teman lainnya, Febi hanya diam saja, mendengarkan, meski tak benar-benar mendengarkan, karena tak tahu hal apa yang mereka obrolkan.

Pandangan Febi mengarah ke tiga orang wanita yang ada dihadapannya, dua diantaranya melempar senyum ramah kepada Febi, namun satu orang wanita, menatap tajam kepada Febi, seperti mengibarkan bendera permusuhan tak kasat mata padanya.

Febi langsung memalingkan wajahnya, tak ingin bersitatap dengan wanita yang terus menatap tajam ke arahnya.

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!