Cewek Tengil Itu Istriku

Pasangan pengantin baru itu keluar dari kamar menuju restoran hotel untuk makan siang. Saga menggenggam erat tangan Anna sambil tersenyum lebar pada siapapun yang tak sengaja bertemu dengannya. Beda halnya dengan Anna, tak ada senyum dibibirnya, yang ada dia selalu cemberut karena tak pd dengan penampilan barunya yang mirip dora.

"Senyum." Desis Saga sambil mengeratkan genggaman tangannya saat mereka hendak melewati beberapa orang pekerja hotel.

Anna tersenyum terpaksa saat melewati mereka. Tapi kembali lagi berwajah masam saat tak bertemu siapapun.

Saat hendak memasuki restoran, Saga menghentikan langkahnya, yang secara otomatis Anna pun berhenti.

Saga berdiri didepan Anna, menatap wajah gadis itu lalu menarik kedua pipinya.

"Kak Saga, apaan sih?" Gerutu Anna sambil berusaha melepaskan pipinya dari tangan Saga.

"Se-nyum." Tekan Saga sambil memberikan tatapan intimidasi pada Anna.

"Gimana aku bisa senyum, Kakak udah bikin aku jadi jelek." Gerutu Anna sambil menghentak hentakkan kakinya kelantai. Bibirnya makin maju kedepan, membuat Saga gemas dan langsung menariknya.

"Ihhhh..." Anna melepaskan bibirnya dari tangan Saga.

"Siapa yang bilang jelek, kamu makin cantik dengan rambut berponi." Tentu saja Saga berbohong, dia hanya ingin mengembalikan kepercayaan diri Anna.

"Bohong!" Sahut Anna sambil melengos.

"Untuk apa aku berbohong. Cepetan senyum. Aku tidak mau orang orang melihat wajah cemberutmu dan mengira aku tak bisa memuaskanmu tadi malam. Jadi tersenyumlah, berakting jika tadi malam kita menghabiskan malam panjang, istimewa dan tak terlupakan."

Anna menghela nafas berat. Benar apa yang dikatakan Saga. Tapi bibirnya terlalu berat untuk ditarik melengkung keatas. Apalagi jika ingat penampilannya yang hancur, mirip dora, jadi makim berat untuk tersenyum.

"Annaya," tekan Saga.

Dengan sangat terpaksa, Anna mengulum senyum. Terlihat sekali jika itu senyum terpaksa, tapi lebih baik daripada cemberut.

Saga menggandeng lengan Anna memasuki restoran. Tersenyum lebar seolah olah mereka sangat bahagia sebagai pengantin baru. Disana tampak kedua belah keluarga sudah menunggu mereka.

"Kak Saga dan Kak Anna sudah datang." Ujar Kalani yang pertama kali melihat mereka.

Luisa mengernyit, begitu pula dengan Jeremi. Sangat aneh melihat penampilan baru putrinya. Dan yang makin bikin bingung, kapan Anna kesalon untuk merubah gaya rambut, perasaan semalam belum seperti ini.

Saga dan Anna menghampiri kedua orang tua mereka lalu mencium tangan.

"Model rambut baru?" tanya Luisa sambil menyentuh poni baru Anna.

"Aww..." Anna meringis saat mamanya menyenyuh tepat dikeningnya yang memar.

"Ada apa?" Luisa tampak cemas. Dia langsung kaget begitu menyingkirkan poni dan melihat memar dikening putrinya. "Astaga sayang, kenapa dengan kening kamu?" Jeremi yang ada disebelahnya juga ikut terkejut melihat hal itu. Keduanya, baik Jeremi ataupun Luisa, langsung menoleh kearah Saga.

Tatapan mata yang menyiratkan tuduhan itu membuat Saga menggeleng cepat.

Elgar dan Mila yang ada disana ikutan cemas, takut jika putranya melakukan kdrt dimalam pertama.

"Anna jatuh." Ucapan Anna membuat kedua orang tuanya mengalihkan tatapan dari Saga menuju putri mereka. "Keserimpet gaun." Lanjutnya agar lebih jelas.

"Ini parah sayang, sudah diobati belum?" tanya Luisa cemas.

"Sudah diobati Kak Saga." Jawab Anna sambil menoleh kearah Saga.

Mendengar itu, semua yang ada disana seketika bernafas lega.

"Jadi poni ini dibuat sengaja untuk menutupi memar itu?" tanya Luisa dan langsung dijawab dengan anggukan oleh Anna.

"Jangan bilang kalau Kak Saga yang motong poni Kak Anna?" tebak Kalani. Anggukan Anna membuat tawa kalani langsung meledak. "Pantesan jelek sekali."

"Lani." Seruan Saga, Elgar dan Mila secara bersama sama membuat gadis itu seketika kicep.

Anna langsung menunduk, wajahnya kembali cemberut karena dia semakin yakin jika penampilannya hancur. Melihat itu, Saga merasa sedikit kasihan.

"Cantik kok." Bisik Saga sambil menggenggam tangan Anna. "Aku aja langsung jatuh cinta sama kamu."

Mendengar itu, Anna seketika mengangkat wajah dan menatap Saga.

"Tapi boong." Saga menutup mulutnya dengan telapak tangan agar tawanya tak meledak. Ternyata mudah juga membuat cewek tengil itu baper.

Anna yang kesal, sontak menginjak kaki Saga dengan sangat kuat.

"Aduh!" Seru Saga sambil meringis.

"Kenapa?" tanya Mila sambil menoleh kearah Saga.

"Gak papa Mah, digigit semut." Jawab Saga sambil pura pura tersenyum. Setelah semua orang tak lagi menatapnya, dia langsung memelototi Anna. Dan sekarang, giliran Anna yang menahan tawa.

Selesai makan, mereka lanjut mengobrol. Mila dan Luisa terlihat sangat akrab sebagai besan, begitupun dengan Elgar dan Jeremi yang sangat klop kalau sudah mulai membahas soal bisnis. Disaat semua sibuk dengan obrolannya masing masing, Kalani justru sibuk memperhatikan leher Anna.

Hingga saat mereka saling berpamitan, Kalani masih fokus memperhatikan leher kakak iparnya. Saking penasarannya, dia sampai menarik kakak iparnya sedikit menjauh.

"Ada apa?" tanya Anna pelan.

"Kok gak ada kissmark dileher dan dada Kak Anna?" Diluar dugaan, gadis yang tampak polos itu menanyakan hal yang berbau dewasa.

Wajah Anna seketika memerah mendengarnya, antara malu, sekaligus cemas, takut Kalani tahu jika semalam dia dan Saga tak melakukan apapun.

"Kak Saga gak bisa bikin ya?"

"Bikin apa?" tanya Saga yang tiba tiba ada didekat mereka.

"Bikin...." Kalani ragu untuk mengatakannya.

Anna menunjuk lehernya, membuat Saga sekatika paham.

"Hei bocil, tahu darimana kamu soal yang gituan? Jangan bilang kalau kamu biasa nonton film dewasa?"

Kalani langsung menggeleng cepat.

"Lalu darimana kamu tahu?" Saga penasaran, takut sampai adiknya salah bergaul.

"Dari novel." Jawab Kalani takut.

"Bacalah yang sesuai umur."

"Tapi aku udah dewasa Kak, udah 18 tahun," Kalani membela diri, membuat Saga kesal karena terkesan tak merasa bersalah.

"Mau aku aduin sama papa?"

Saga melihat kearah papanya, membuat Kalani langsung gemetar ketakutan. Meski hubunganya dengan sang papa lumayan dekat, tapi dia tetap takut pada papanya.

Kalani memegang lengan kakaknya. Menggeleng sambil memberikan tatapan penuh permohonan.

"Papa," teriak Saga.

Anna menarik lengan suaminya sambil menatap tajam. "Jangan!"

Kalani tampak ketakutan, matanya berkaca kaca.

"Ada apa Ga?" tanya papanya.

"Lani..."

Kalani memegangi lengan kakaknya sambil menggeleng.

"Lani mau ngajak Anna shopping sambil nyalon."

Kalani menghela nafas lega mendengar ucapan kakaknya.

Elgar mengangguk tanpa banyak bertanya lagi.

"Makasih Kak." Ujar Lani sambil memeluk kakaknya.

"Jangan nonton atau baca yang gak sesuai umur." Saga mengingatkan sambil mengacak pelan puncak kepala Kalani.

Anna menepuk bahu suaminya beberapa kali.

"Ada apa, jangan bilang kalau kamu cemburu melihatku memeluk Lani?"

Anna menghela nafas sambil memutar kedua bola mataya malas. "Ge er, aku mau minta uang. Bukankah tadi Kakak bilang kalau aku dan Kalani mau shopping?" Anna menengadahkan telepak tangan sambil mengedipkan sebelah mata. Dia memang sudah sangat gatal ingin shopping, rasanya sudah terlalu lama tidak memegang uang.

Salah ngomong, batin Saga.