Seorang gadis desa pergi merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Gadis cantik tersebut adalah Gendhis Lestari dia berusia 19 tahun. Dia memiliki seorang adik tampan bernama Farel yang saat ini masih duduk dikelas 2 SMP. Kedua orang tuanya berkerja serabutan penghasilan tidak menentu. Saat Gendhis mengirimi lamaran kerja di situs online ke beberapa perusahaan besar meskipun bermodal ijazah SMA. Setelah 2 hari kemudian Gendhis mendapat panggilan dari pihak HRD untuk melakukan interview di perusahaan raksasa di Jakarta. Dengan bermodalkan tekat yang kuat Gendhis langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya pak Hasan dan Bu Halimah dan adiknya Farel. Meskipun keluarganya berat melepas putri mereka pergi merantau tapi Gendhis berhasil menyakinkan kedua orang tuanya sehingga izin dari kedua orang tuanya berhasil ia kantongi. Hingga saat ini Gendhis sudah sampai di Jakarta dan sudah menyewa sebuah kamar kos kecil kos kusus untuk perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ersy 07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Saja
Hilda yang merasa kecewa karena cintanya ditolak ia tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri. " Tapi apa alasannya kamu menolak cintaku mas, aku benar benar mencintai kamu sejak dulu hingga sekarang. Dari pertama kali aku tinggal dikosan ini, aku jatuh cinta pada pandangan pertama saat tanpa sengaja aku melihatmu sedang menemani Bu Selly pergi ke pasar. Awalnya aku fikir hanya rasa kagum biasa namun semakin lama aku semakin menginginkan kamu mas menjadi kekasihku kalau perlu aku ingin mengajakmu menikah. Aku kurang apa mas, aku cantik dan yang paling penting aku masih perawan mas. Coba sentuh dadaku ini mas, mereka masih kenyal dan juga padat. Dan sudah membuktikan tubuhku ini masih belum pernah tersentuh oleh tangan pria manapun hanya kamu yang pertama kali aku izinkan menyentuhnya bukan hanya menyentuhnya tapi aku rela menyerahkan keperawananku padamu mas Rafi" ucap Hilda dengan menuntun tangan kanan Rafi menyentuh dua melon besar dan padat. Rafi yang pertama kali menyentuh sesuatu milik seorang wanita jakunnya naik turun tatapan matanya sesekali melirik dua gundukkan milik Hilda yang masih terbungkus kaca mata penutup gunung kembar milik gadis didepannya. "Kamu jangan gila Hilda, enggak seharusnya kamu bersikap seperti ini. Itu sama saja kamu menjatuhkan harga dirimu sendiri kepada pria yang bukan suamimu" sentak Rafi langsung menarik tangannya dari atas dada Hilda. Hilda yang yang dibentak oleh Rafi kedua matanya langsung memicingkan tajam " Jangan munafik mas, aku tau kamu juga ingin merasakan kenikmatan surga dunia. Dan akulah wanita yang rela menyerahkan tubuhku agar kamu bisa menikmatinya secara cuma cuma. Bahkan aku rela melakukan apapun kepadamu asal aku selalu bersamamu mas" ucap Hilda dengan tatapan mata sayu penuh harap. Hilda berjalan semakin mendekat kearah Rafi lalu ia membisikkan sesuatu ditelinga Rafi" Bahkan aku rela bercinta denganmu setiap kamu menginginkannya, sebagai bukti cintaku padamu mas" bisik pelan Hilda ditelinga Rafi. Rafi yang mendengar bisikan Hilda barusan kedua matanya langsung membola sangking terkejutnya dengan ucapan Hilda. "Kamu sudah gila, lebih baik pakai bajumu yang benar jangan aneh aneh, aku enggak akan melakukan apapun kepada wanita yang tidak aku cintai, paham!!" bentak Rafi langsung berbalik badan ingin segera keluar dari dalam kos Hilda. Namun tiba tiba langkahnya ragu, Rafi takut penghuni kosan salah paham dengannya apalagi ada ibunya diluar. " Aku harus apa sekarang, enggak mungkin aku keluar kos Hilda sekarang" gumam Rafi kebingungan mencari cari agar ia bisa segera keluar dari kos Hilda. Hilda tersenyum miring menatap punggung lebar Rafi yang saat ini sedang bingung mencari cara. " Aku bisa membantu kamu keluar dari sini mas, tapi ada syaratnya" bisik Hilda tersenyum licik. " Enggak!, aku enggak tertarik dengan bantuanmu!" tolak Rafi dengan tatapan tajam.
Sedangkan diluar mereka masih ikut mencari Rafi anak pemilik kos. "Aduh tuh anak pergi kemana ya, tadi pamitnya mau ke kos Hilda mau menanyakan keberadaan Gendhis tapi kok malah menghilang kemana tuh anak " gerutu Bu Selly dengan perasaan cemas. Fita yang mendengar ucapan Bu Selly, tiba tiba teringat sesuatu bahwa sejak tadi tetangga kosnya Hilda belum nampak sama sekali. "Hilda, oya bu Hilda sejak tadi belum terlihat, mungkin dia masih ada didalam Bu" ucap Fita seraya menatap pintu kos Hilda yang masih tertutup rapat. "Coba kau ketuk pintunya, siapa tau dia tau keberadaan Rafi" sahut Bu Selly. Fita dan yang lainnya langsung mendekati pintu kos Hilda. Fita langsung mengetuk pintu kos Hilda" Tok tok tok... Hilda keluarlah aku tau kamu masih didapur kamar" panggil Fita dari luar. Sedangkan Rafi semakin bingung sekaligus takut dituduh melakukan sesuatu yang tidak baik. Sedangkan Fita masih terus mengendor pintu kos Hilda " Hilda buka pintunya, kamu dicari Bu Selly" teriak Fita dari luar. Rafi semakin gelagapan takut ketahuan meskipun dia tidak melakukan apapun dengan Hilda. Rafi langsung bersembunyi dibawah kolong tempat tidur yang hanya cukup 1 orang. Meskipun sempit dengan pengap itu lebih baik dari pada di tuduh macam macam sama penghuni kos apalagi ada ibunya diluar. Hilda segera memakai cardigan untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai tang top. "Ceklek" pintu terbuka dan nampak Hilda dengan penampilan rambut awut awutan seperti orang bangun tidur. "Hilda, kamu baru bangun tidur?, maaf ganggu tidur kamu" ucap Fita merasa enggak enak membangunkan temannya yang sedang istirahat. "Hem, emang ada apa Fit?" tanya Hilda pura pura tidak tau. " Eh, itu Bu Selly lagi mencari mas Rafi, katanya tadi mas Rafi datang kesini mau nemuin kamu tapi belum kembali ke rumah " jawab Fita.