"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Positif Hamil
"ambilkan aku jam tangan wanita terbaik edisi terbatas yang ada di etalase itu." wanita yang bersama Bramantyo itu menunjuk sebuah etalase yang berisikan jam tangan mewah dengan branded tidak kaleng-kaleng.
Dengan penuh kesopanan dan kesabaran, Yasmin memberikan beberapa merek jam tangan yang ditunjuk oleh wanita itu kemudian wanita itu menarik lengan Bramantyo agar mendekat, dengan bergelayut manja tepat di depan Yasmin wanita itu memamerkan kemesraan bersama Bramantyo.
Akan tetapi sungguh sangat disayangkan karena Yasmin sama sekali tidak melirik apa yang sudah dilakukan wanita itu bersama Bramantyo.
Yasmin hanya terfokus pada barang-barang yang akan dijualnya saja. Wanita itu terlihat kesal karena apa yang dilakukannya ternyata tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
"Silakan, Mbak! Mbak mau pilih yang mana?" tanya Yasmin dengan begitu sopannya, sama sekali Dia tidak terpengaruh dengan apa yang dilakukan wanita itu bersama Bramantyo.
"Aku mau yang itu saja." kata wanita itu.
Dengan hati-hati dan penuh kesopanan Yasmin mengemas barang yang diinginkan wanita itu kemudian memberikannya. Entah sudah berapa banyak barang yang diinginkan oleh wanita itu, kadang kala dengan susah payah Yasmin melayani akan tetapi wanita itu membatalkannya begitu saja. Namun Yasmin begitu telaten dan sabar menghadapinya sehingga wanita itu akhirnya menyerah.
"sudah selesai, mbak." kata Yasmin Setelah semua yang diinginkan oleh wanita itu Ia kemas dengan rapi.
Bramantyo melirik Yasmin, pria itu begitu kagum dengan kesabaran yang diberikan oleh Yasmin atas apa yang dilakukan oleh teman wanitanya itu.
"terima kasih atas pelayanannya yang baik, kapan-kapan aku akan datang lagi ke sini untuk berbelanja." kata wanita itu setelah puas berbelanja banyak sekaligus merepotkan Yasmin.
Yasmin tersenyum, "dengan senang hati kami akan menunggu kedatangan Mbak.
Bu Indah menghampiri, Ia juga kagum atas kerja keras Yasmin yang berhasil menjual banyak barang hari ini. "terima kasih, Mbak. Terima kasih Pak Bram atas kunjungannya, Kami senang melihat anda puas berbelanja di sini." Kata Bu Indah.
Bu Indah dan Yasmin mengantarkan Pak Bramantyo dan teman wanitanya hingga ke depan.
Namun begitu melewati pintu kaca Bramantyo menarik lengan Yasmin dan berbisik "jangan lupa urusan kita belum selesai." katanya sembari menyeringai licik.
Yasmin memutar bola matanya malas, ia mengerti Pak Bramantyo kali ini berniat mesum kepadanya, dengan santainya Ia pun menjawab. "Jangan khawatir Pak Bram, secepatnya saya akan melunasi hutang-hutang saya."
Usai kepergian Bramantyo dan temannya itu, Bu Indah langsung memuji Yasmin. "Yasmin hukumanmu hari ini aku cabut karena kamu sudah berhasil melayani pembeli tamu VIP dengan baik sehingga omset penjualan meningkat banyak, namun kamu jangan bangga dulu karena hari ini kamu hanya mendapat keringanan hukuman tapi kamu tetap tidak akan mendapatkan poin lebih." kata Bu Indah dengan sinisnya.
Yasmin hanya menanggapi dengan tersenyum penuh kesabaran dan rasa syukur, "Baik Bu Indah. Tidak apa-apa, Setidaknya saya bisa bekerja lebih baik lagi di sini." ucapnya.
Nia dan Siska datang, kedua wanita itu langsung mencibir dengan kata-katanya yang pedas dan menusuk. "Yasmin, kamu jangan kepedean. Jangan hanya karena Pak Bramantyo mau dilayanimu dalam berbelanja kamu jadi sombong.
Ingat Yasmin, dia itu bukan tertarik padamu. buktinya dia datang ke tempat ini bersama wanitanya, itu membuktikan bahwa kamu tidak ada apa-apanya di mata Pak Bram." sinis Nia.
Yasmin hanya menanggapi dengan tersenyum "Iya kamu bener, Nia. Lagian siapa juga yang berharap lebih kepada Pak Bram, ingat ya Nia. Kita itu harus sadar diri, kita hanya seorang pelayan, jadi Jangan berharap lebih." ucap Nia.
"nah itu tahu, bagus dong. Setidaknya lo sadar diri bahwa lo itu tidak pantas buat Pak Bram." cerocos Siska.
"Ya, itu benar. Aku memang tidak pantas untuk orang sekaya Pak Bram, termasuk juga kalian berdua." ucap Yasmin tak kalah pedas dari mereka.
Nia langsung berwajah merah, Tentu saja dia kesal karena menurutnya hanya dia yang pantas untuk Bramantyo bukan Yasmin.
Sementara di tempat lain Bramantyo duduk di sebuah Cafe bersama gadis yang baru saja ia bawa berbelanja di toko tempat Jasmine bekerja, mereka berdua mengobrol tampak sangat akrab. "Nadia, gimana Menurut kamu?" tanya Bramantyo.
"Menurut aku, dia Oke Kak. Aku suka Gayanya yang lembut dan orangnya ramah dan yang penting dia juga cantik." kata wanita yang dipanggil Nadia oleh Bramantyo. Gadis itu adalah adik sepupu Bramantyo.
"kalau begitu, Apakah Yasmin itu akan layak masuk menjadi anggota keluarga kita?" tanya Bramantyo.
"Ya, tentu saja aku yakin kakek tidak akan menolak. Mungkin dia memang wanita sederhana dan biasa-biasa saja, tapi setelah kulihat Sepertinya Dia memiliki skill dan keistimewaan tersendiri tidak sama seperti wanita-wanita sederhana pada umumnya." kata Nadia memberikan penilaiannya tentang Yasmin kepada Bramantyo.
"kalau begitu, jika kamu setuju, maka aku tidak akan ragu untuk memperkenalkan Yasmin kepada kakek. Tiga hari lagi." kata Bramantyo dengan mantap.
"Kenapa harus menunggu 3 hari lagi Kak? kelamaan tahu. Besok saja." protes Nadia.
Bramantyo tersenyum geli melihat reaksi Nadia yang tidak kesabaran, padahal sebenarnya Ia juga tidak sabar untuk segera memiliki Yasmin. "tidak seperti itu, Nadia. Aku butuh proses untuk mendekatinya." sambung Bramantyo.
Netra Nadia terbelalak, Bagaimana bisa hanya untuk mendekati gadis biasa dan sederhana Bramantyo memerlukan waktu 3 hari, padahal Bramantyo bukanlah pria sembarangan, dia adalah pria tampan, kaya raya yang memiliki segalanya, tentu tidak akan sulit baginya untuk memilih wanita manapun yang ia suka. "kenapa seperti itu Kak?" Tanya Nadia heran.
"Iya tentu saja, karena Yasmin bukan wanita Biasa yang akan memandang tampang dan harta, dia tidak akan tertarik begitu saja dengan apa yang aku miliki, aku harus membujuknya dan berjuang untuk menaklukkan hatinya." kata Bramantyo.
"Kayaknya seru juga." tambah Nadia terkekeh kecil merasa lucu dengan kisah cinta kakak sepupunya yang terasa amat sulit.
Sementara di tempat kerja, Tiba-tiba Yasmin merasa pusing, wajahnya pucat dan tubuhnya bergetar kedinginan. Perutnya terasa mual seperti di aduk aduk.
Bu Indah mendekati Yasmin dan berkata, "Yasmin kamu sakit?"
"entahlah, bu. Tiba-tiba saya merasa pusing dan mual." sahut Yasmin dngan suara lemah.
"kalau begitu kamu aku ijinkan untuk periksa dulu ke dokter. Kamu saya ijinkan pulang." kata bu Indah.
"baik, bu. Terima kasih banyak." kata Yasmin.
Yasmin pun akhirnya pulang, tapi sebelum ia pulang, ia sempatkan diri untuk periksa ke dokter di rumah sakit.
"saya kenapa dokter?" tanya Yasmin.
Sang dokter tersenyum, anda jangan khawatir, anda baik baik saja. Hal ini wajar di alami wanita yang baru saja hamil." kata dokter itu.
"apa? saya hamil dokter?" netra Yasmin terbelalak saat mendengar pernyataan Sang dokter.
Dokter mengangguk, "iya, anda hamil. Dan usia kehamilan anda baru memasuki minggu ke 4. Jadi saya sarankan agar anda menjaganya. Anda tidak boleh lelah dan stress. Untuk memastikannya, agar anda tidak ragu, maka sebaiknya anda membeli alat tes kehamilan. Dan saya akan meresepkan beberapa obat penguat janin untuk anda tebus di apotik." kata Sang dokter.
Yasmin tertegun, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja dokter sampaikan.