Setelah 15 Tahun Menikah Denganmu

Elma meleburkan semua rasa di dalam hatinya jadi satu, tentang kesedihan berpisah dengan Arkan dan tentang kebenciannya pada Danu.

Dia nikmati semuanya hingga benar-benar puas.

Kini Elma duduk di salah satu kursi Bus. Bus yang tengah melaju diantara padatnya jalanan kota hari itu.

Elma termenung, tatapannya kosong kearah luar. Sedikit cahaya matahari masuk melalui jendela kaca itu, membuat wajahnya terpapar cahaya yang cukup hangat.

Hingga kini Elma masih belum tahu jika Arkan sudah tau semua tentang masalahnya dengan Danu. Di pikir Elma, Arkan akan tetap menjalani harinya yang baik di rumah Herman.

Sibuk melamun Elma bahkan sampai tak sadar jika cuaca sudah berubah jadi mendung, tepat saat bus itu berhenti ditempat pemberhentiannya.

Elma turun dan gerimis juga turun. Tapi wanita ini tidak peduli tentang itu, tatapannya masih kosong dan langkah kakinya seperti tak ada tujuan.

Sampai akhirnya suara klakson motor membuatnya sadar, nyaris saja dia tertabrak oleh pengguna jalan yang lain.

"Astaga," gumam Elma, dia mengelus dadanya yang terkejut. Mulai sadar saat ini dia ada dimana.

Elma menatap langit dan melihat awan hitam yang sudah menggumpal.

"Aku harus segera sampai di rumah," gumam wanita ini lagi, kini dia mempercepat langkah. Bahkan berlari agar segera tiba di rumah.

"Hais, musim hujan yang benar-benar merepotkan!" keluh Elma, dia sedikit terkena hujan deras, cukup membuat baju nya basah. Sementara payung yang dia punya tertinggal di rumah kedua orang tuanya.

Buru-buru Elma membuka pintu dan masuk.

Menyalakan semua lampu dan segera menuju kamarnya sendiri.

Setelah mandi dan berganti baju. Elma membersihkan semua barang-barang milik Danu yang tertinggal di rumah ini.

Termasuk menyimpan beberapa foto mereka berdua saat masih saling cinta dulu.

Elma menyimpan semua itu di laci lemari paling bawah.

Menutupnya rapat seolah tidak akan pernah dia buka lagi untuk selamanya.

Di ruang kamar yang sepi ini hanya terdengar suara helaan nafas Elma yang berat, menikmati kesendiriannya.

Sementara di tempat lain, Danu kembali sibuk dengan pekerjaan yang tak ada habisnya. Kini dia tengah berada di salah satu mall ternama. Hujan lebat diluar sana membuat para pengunjung Mall betah berlama-lama di dalam sini.

Jadi semakin banyak orang yang mendatangi stand promosi milik Danu dan teman-temannya.

Sedari tadi Danu tak berhenti bicara, terus bersuara mempromosikan produk ponsel miliknya. Meski kadang usahanya itu tak membuahkan hasil, karena orang-orang hanya sekedar melihat belum mau membeli.

"Nu, gantian makan," bisik Bayu, yang datang dari arah belakang.

Danu mengangguk dan mundur, kesempatan seperti ini tidak bisa dia sia-siakan. Disaat waktunya beristirahat maka Danu akan gunakan sebaik mungkin, untuk makan dan mengistirahatkan kakinya yang sedari tadi berdiri.

Karena Danu tidak membawa bekal, dia akhirnya membeli roti di salah stand penjualan makanan di dalam mall itu. Lengkap dengan sebotol air mineral.

Danu duduk sendirian dan mulai makan, namun terasa tak enak saat teringat Elma dan Arkan.

Tentang 2 orang yang biasanya selalu bersama namun kini harus hidup terpisah.

Tapi enak tak enak, Roti itu tetap Danu habiskan. Sebagai pengganjal perutnya yang lapar. 15 menit waktu terlewat, waktu yang rasanya cepat sekali habis untuk beristirahat.

Danu tak bisa berlama-lama diam, dia harus segera kembali bekerja dan menjual ponsel sebanyak-banyaknya.