NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

"Sudah satu minggu ini Ayah nggak kasih aku uang mbak,"

Kiki menggeleng tak percaya, kenapa nasib adik bungsunya semenyedihkan ini?

"Mbak ada uang sedikit. Sebentar. Mbak ambil dulu."

Kiki berjalan menuju kamarnya dan mengambil uang lima puluh ribu dari dalam dompetnya. Kembali ke ruang tamu dan memberikan uang lima puluh ribu itu pada adiknya.

"Segini cukup, kan?" tanya Kiki menatap sang Adik.

Sendi menerima uang lima puluh ribu itu dengan perasaan sedih dan juga senang. Bagaimana tidak sedih bercampur senang? Karena sudah seminggu ini Sendi bolos sekolah karena tidak punya uang untuk membeli bensin serta uang jajan padahal dirinya sangat bersemangat untuk sekolah karena ingin punya masa depan yang cerah. Sendi punya cita-cita ingin membuat Ayah bahagia. Tapi.. entah lah, semenjak kejadian di mana Ayah melihat Ella dan dirinya duduk bersama, Ayah jadi sering seperti ini.

Sering nggak ngasih uang.

Sering memarahinya.

Dan terlihat lebih tak menyukainya.

Entah kenapa di saat ayah menatapnya, selalu saja ekspresi kesal yang dia tujukan. Sendi sungguh tidak tahu alasannya. Apa sekesal itu Ayah padanya karena kejadian waktu itu?

"Cukup mbak. Makasih ya mbak. Sekarang aku mau siap-siap ke sekolah dulu." Sendi beranjak sambil memasukan uang lima puluh ribu itu pada saku celana bagian belakang.

"Lho? Ini kan udah siang, udah jam sembilan, masa mau sekolah? Nggak besok aja?"

"Paling baru istirahat pertama. Jadi aku masih bisa masuk jam kedua."

"Kalo di tanya guru gimana? Orang kamu pagi nggak berangkat,"

"Bilang aja bolos. Udahlah, nanti aku malah makin kesiangan. Makasih ya uangnya mbak."

Kiki tersenyum. "Iya. Sama-sama. Yang pinter sekolahnya, belajar yang bener biar bisa banggain orangtua di masa depan."

Sendi membeku di tempat lalu berdeham pelan. "Iya mbak." katanya dan keluar dari rumah mbak Kiki. Sendi kembali masuk ke rumahnya dan segera bersiap ke sekolah.

...----------------...

Ella dan Dita baru keluar dari kantin, mereka tidak kembali ke kelas tapi menuju parkiran karena ponsel Dita ketinggalan di sana dan Ella di minta untuk menemaninya.

"El, kita bolos aja yuk,"

"His, ngapain?!" Ella melotot. "Udah kelas 12 SMA jangan suka bolos ah, takut nggak lulus gue," tolak Ella yang tidak minat sama sekali dengan ajakan Dita yang buruk itu.

"Gue pingin beli ice cream di mall sana. Gue lama nggak makan ice cream btw..."

Ella berdecak. "Cuma perkara lama nggak makan ice cream doang bisa pas pulang sekolah kale. Nggak perlu ampe bolos sekolah gitu juga lah.." kata Ella yang sedang dalam mode sok bijak. Padahal sebelum kelas dua belas ini Ella juga sering menyetujui ajakan bolosnya Dita, pun dengan wajah gembira. "Lagian kasian orangtua kita yang udah biayain kita sekolah tahu..."

Dita mencibir. "Bijak bener lo sekarang El. Widiiihhh.. salut gue sama lo," pujinya sambil bertepuk tangan kecil. "Kayak dulu nggak seneng aja pas gue ajak bolos. Cuih.." Dita pura-pura meludah yang langsung membuat Ella tertawa.

"Lho? Ini gue emang bijak ya! Pola pikir gue udah beda dong! Udah ah, yuk kit--"

Ucapan Ella terhenti ketika tak sengaja melihat cowok yang dia kenal parkir motor tak jauh dari tempatnya berdiri.

Sendi kan?

Dia.. sekolah di sini juga?

"El.. Lo ngapain sih? Liat apaan ema--"

Ella membekap mulut Dita supaya Dita tidak berisik dan membuat mereka ketahuan oleh Sendi kalau mereka ada di sana juga.

"Jangan berisik, lo liat sana deh. Itu Sendi kan?" bisiknya sambil menarik kepala Dita dengan paksa supaya Dita menoleh pada arah Sendi berada.

"Eh! Laiya ya?" Dita terkejut. "Dia sekolah di sini juga? Kok, gue baru ngeliat yah?" bingungnya.

Pasalnya selama hampir tiga tahun sekolah di SMA ini Dita tidak pernah berpapasan sama Sendi. Baru kali ini aja Dita melihatnya dia ada di sini. Lalu kemanakah Sendi selama ini? Atau memang selama ini Dita saja yang tidak cukup memperhatikan mengingat kegiatan mereka cukup banyak karena ikut anggota osis?

"Gue juga baru liat dia sekali ini doang. Eh, awas, ngadep sana-ngadep sana..." bisik Ella ketika melihat Sendi yang berjalan melewati dirinya dan Dita.

Sendi yang menyadari ada dua cewek di sana tidak mau ambil pusing. Yang penting dia sudah kembali ke sekolah dan ingin segera mencatat pelajaran yang sudah seminggu lamanya tidak dia ikuti.

"Ngapain sih lo, El? Pake suruh ngumpet segala. Kenapa emang?" tanya Dita setelah melihat Sendi sudah menjauh dan tak terlihat lagi. "Eh-eh.. Lo ngapa jadi sedih begitu?" Dita khawatir saat melihat wajah Ella yang tiba-tiba berubah sedih dengan kedua mata memerah.

"Gue sedih aja, Dit." jawabnya, satu tangannya mengusap embun di sudut mata. "Gue keinget Sendi yang di perlakukan kasar sama Ayahnya,"

Dita mengusap lengan Ella. Dita paham dengan apa yang Ella rasakan. Dirinya yang hanya mendengar cerita dari Ella saja sudah merasa kasihan apalagi Ella yang melihatnya secara langsung, di depannya Ella pula.

"Terus mau lo apa?" tanya Dita setelah Ella merasa baikan.

"Kita nannya ke Sendi langsung aja kali ya? Gue tanya gimana keadaannya,"

"Boleh juga."

"Tapi Dit,"

"Apa?"

"Menurut lo dia bakal malu nggak kalo gue tanya begitu? Gue takut dia berkecil hati dan malah nganggappp gue---"

"El, jangan mikir buruk dulu. Nggak ada salahnya di coba kan?"

Ella mengangguk.

"Ya udah ayo. Kita cari Sendi ke kelasnya, kita telusuri satu-satu. Oke?"

Sekali lagi Ella mengangguk. "Iya Dit. Sumpah, gue kasian banget sama dia. Gue.. Gue pingin lebih deket sama dia dan .. Dan berteman bila perlu."

"Iya-iya, ya udah yuk,"

...----------------...

Sendi masuk ke dalam kelasnya dan langsung melihat kedua temannya sejak sekolah SMP sedang bermain game di ponsel.

Ridho dan Agel mereka berdua menyadari kehadiran seseorang dan berseru ketika melihat Sendi masuk kelas.

"Wih, cuy. Berangkat lo?" Agel langsung mematikan ponselnya menghampiri Sendi yang sudah duduk di kursinya.

"Kemana aja selama ini? Lo izin lama banget asli. Seminggu lho, iya nggak Gel?"

"Lho iya, seminggu. Btw.. Lo izin seminggu ngapain? Main game ya? Hahahaaaa...." Agel dan Ridho tertawa membuat Sendi tersenyum.

Mendengar tawa dan celetukan serta pertanyaan dari kedua temannya yang suka oleng memang membuat rasa penat karena urusan di rumah menghilang. Sendi merasa cukup terhibur jika bersama mereka.

"Ayah gue nggak ngasih duit, mana bisa gue masuk sekolah elah," Sendi membuka tasnya dan mengambil buku serta pulpennya. "Dho, nyatet pelajaran selama seminggu ini dong. Ada tugas juga nggak?" tanyanya.

"Rumah lo di mana sih? Selama kita temenan lo belum pernah ngasih tahu alamat rumah lo di mana, iya nggak Gel?" tanya Ridho yang langsung di setujui Agel.

"Lha iya, entar kita main ke rumah lo lah, secara lo dah tahu rumah kita berdua ya masa kita nggak main ke rumah lo. Kita berdua juga pingin lah bikin cucian mama lo banyak, iya nggak Dho?" tanya Agel.

"Betul.."

Bukannya menjawab pertanyaan dari Sendi mereka berdua malah menanyakan hal yang lainnya. Membuat Sendi menghela.

"Rumah gue di pelosok. Gue tinggal sama Ayah. Ibu... udah meninggal. Jadi kalian nggak usah deh ke rumah gue. Jelek soalnya rumah gue kalian nggak bakal nyaman di sana."

Agel dan Ridho saling lirik. Mereka tidak tahu kalau ibu Sendi udah meninggal karena selama berteman dengan sendi mereka tidak pernah mendengar hal pribadinya termasuk tentang ibunya itu.

"Sorry, gue nggak tahu Sen." kata Ridho dia juga menghampiri Sendi di bangkunya.

"Nggak pap---"

"Permisi,"

Sendi, Ridho, serta Agel menoleh ke arah pintu kelas, bahkan teman yang lainnya yang berada di kelas ini juga. Di sana ada dua cewek yang Sendi kenal dia tidak lain adalah Ella dan Dita.

"Siapa cuy?" bisik Ridho pada Agel.

"Gue nggak tahu."

"Ngapain kalian di sini? Masuk aja. Nyari siapa?" seru Iko yang duduk di bangku dekat pintu dia yang selaku ketua kelas di kelas 12C ini.

Sendi melengos ketika tak sengaja tatap matanya bertemu dengan kedua mata Ella di sana. Entah kenapa jantungnya berdebar.

1
Aksara_Dee
kasian banget sama Sendi 🥺
Aksara_Dee
dicky udah gemes banget pengen ke pelaminan yak
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
Ilham
BG lanjut
Cakrawala: oke...............
total 1 replies
ADEF
kasian banget masa diusir
Aksara_Dee
anakmu sakit pak Roni
ADEF
lah kok gitu si ayah
ADEF
hahaha
ADEF
emang ganteng si sendinya ya
ADEF
dasar si Agel
ADEF
sdorang ibu tidak akan membiarkan anaknya kelaparan. dia rela tidak makan asal anaknya makan. biasanya. ssmangat sen selalu sabar ya
ADEF
wadidaw dicky oh ya elaaah
ADEF
sendi keren nggak pelit sama cewek
ADEF
mau
ADEF
knp debar
ADEF
tega bngt
ADEF
kasihan bngt sendi
ADEF
emosian si ayah nggaj suka gue sama dia
ADEF
bensin 12 500 mie ayam 12 ribu. abis dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!