Stella yang anak konglomerat hanya berpura-pura miskin di hadapan mertuanya. Dia menikah dengan Soni,yang merupakan karyawan swasta di sebuah bank ternama yang ternyata punya Stella sendiri. Tetapi Soni tidak tahu kalau bank itu milik mertuanya.
Semenjak Stella menikah dengan Soni,mertuanya mengira dia anak orang biasa. Dan di rumah dia di suruh kerja layaknya pembantu.
Kalau ada kesalahan sedikit dia di marahin dan di maki sama ibu mertuanya sendiri. Stella dan Soni sudah empat tahun menikah dan mempunyai putri yang sangat cantik. Sebenarnya Stella sudah capek hidup di rumah mertuanya seperti di neraka. Tetapi demi anak dia bertahan sampai akhirnya dia jenuh.
Akankah rumah tangga Soni dan Stella akan bertahan. Atau Stella memutuskan untuk bercerai dari Soni?
Ini hanya ringkasan cerita saja ya. Untuk selengkapnya silahkan di baca per bab nya ya. Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Ya ampun,ini rumah kenapa kotor sekali",omel mertuaku.
"Stella"..teriak mertuaku.
"Ya ma",jawabku.
"Ini kenapa kotor,bukannya di bersihin tapi pada bermalas-malasan. Kamu itu menantu tidak berguna. Hanya jadi beban keluarga aja. Tahunya cuma minta duit sama suami",omelnya kembali.
Stella merasa sakit hati. Dia tidak terima dengan tuduhan mertuanya. Padahal dia sendiri mempunyai usaha yaitu cafe yang dirintisnya pada awal dia masuk kuliah. Cafe yang Stella bangun bernama Star Cafe yang berpusat di Tangerang. Star Cafe sendiri sekarang mempunyai cabang yang berada di Bandung,Surabaya dan Palembang.
"Lihat saja nanti aku akan balas dendam ke kalian. Tunggu saja waktunya",jawab Stella dalam hati.
Stella langsung berjalan meninggalkan mertuanya dan langsung membereskan rumah.
Semenjak dari awal menikah dengan Soni Gunawan empat tahun yang lalu,Stella diperlakukan seperti pembantu. Ibu mertuanya berpikir kalau Stella anak orang sederhana makanya dia menyuruh Stella mengerjakan pekerjaan rumah. Karena ibu mertuanya berpikir kalau anak orang sederhana sudah terbiasa masak dan membereskan rumah.
Tetapi baik Soni maupun ibu mertuanya tidak tahu kalau Stella anak konglomerat.
Stella pernah protes kepada suaminya untuk tinggal sendiri dengan mengontrak rumah. Awalnya Soni setuju. Tetapi dia harus minta ijin ke orang tuanya kalau mereka memilih tinggal sendiri. Tetapi sang ibu mertua tidak setuju. Dengan alasan Soni anak paling besar makanya mereka harus tinggal satu rumah dengan mertuanya.
Sedangkan Ana sang ibu mertua awalnya tidak setuju jika Soni menikah sama Stella. Dengan alasan Stella anak orang sederhana. Padahal sang ibu mertua sudah mau menjodohkan Soni dengan anak temannya yang lebih kaya dan lebih cantik. Tetapi sayangnya ditolak Soni. Karena Soni lebih memilih Stella. Mau tidak mau sang ibu mertua terpaksa merestui hubungan Soni dan Stella.
Keesokan harinya,di waktu pagi Stella tidak mau memasak dan membereskan rumah lagi. Dia sudah capek di suruh-suruh layaknya seperti pembantu.
Stella mengajak anaknya yang bernama CELIA AGATHA GUNAWAN yang sudah beranjak tiga tahun ke tempat taman bermain. Dia merasa biarkan saja mertuanya atau adik iparnya marah. Toch,dia tinggal sama mertuanya karena terpaksa.
Setelah puas bermain,Stella mengajak anaknya makan di sebuah restoran. setelah itu dia mengajak anaknya ke rumah tantenya,adik dari Mami Stella.
Tante Stella bukan orang kaya. Tantenya hanya membuka toko lampu dan alat listrik. Tetapi toko tersebut lumayan maju. Dia malas pulang ke rumah. Yang ada rumah tersebut seperti neraka baginya.
Sore harinya Soni pulang dari tempat kerjanya. Dia segera memarkirkan mobilnya di halaman rumah dan segera masuk ke dalam rumah karena perutnya sudah lapar.
Soni segera menuju ke dapur dan membuka kulkas untuk mengambil botol minum lalu meneguknya. Setelah itu dia menuju ke meja makan dan yang dia lihat hanya ada nasi goreng saja.
"Pada ke mana ya mama,papa,istri dan anakku,kenapa rumah ini sepi sekali",Soni berbicara sendiri.
Karena lapar akhirnya Soni mengambil nasi goreng dan memakannya. Baru beberapa suap dia makan tiba-tiba ibunya nongol setelah pulang dari warung dan mengomel kepada Soni.
"Istrimu tuh ya Son. Pergi dari pagi sampe sekarang belum pulang. Belum beberes rumah dan rumah masih berantakan malah nyelonong pergi. Untung ada Vella. Bayangin saja Vella baru kelas 4 SD pulang sekolah langsung membantu mama mengerjakan pekerjaan rumah. Capek banget,Soni",keluh Ana sang mama.
"Capek kan ma. Baru sehari saja mama sudah ngomel. Apalagi Stella empat tahun membereskan rumah ini. Dari masih rumah lama yang belum di renovasi sampe setelah renovasi. Makanya mama jangan kayak bos. Mentang-mentang udah tua tapi menantu di jadikan babu",sindir Soni dengan santai.
"Mama ini sudah tua Soni. Jadi gampang capek",mamanya tidak mau menerima kekalahannya. Selalu aja memelas.
"Justru mama sudah tua harus banyak gerak. Jangan duduk aja sambil nonton tv. Setidaknya mama membantu yang ringan-ringan. Bukan Stella dijadiin pembantu mama. Dia itu istriku ma,bukan pembantu",Soni mengeluarkan isi hatinya.
"Belain aja terus istrimu yang malas itu. Dasar menantu tak tahu di untung."
Ibu Ana pun pergi dari meja makan dan berjalan menuju ke ruang santai sambil menonton tv.
Soni hanya menggelengkan kepalanya.
"Seharusnya mama yang untung punya menantu-menantu yang membantu perekonomian keluarga kita. Mama tidak tahu saja jika Stella yang memberi ide untuk merenovasi rumah ini. Walaupun dia membantu sedikit keuangan",ucap Soni dalam hati.
Soni juga merasa heran dengan istrinya. Katanya dia dari keluarga sederhana tapi bisa menutupi biaya kebutuhan keluarganya.
Kita mengintip sebentar keluarga Soni ya.
Keluarga Soni awalnya dari keluarga sederhana. Ayah Soni yang bernama Cahyo Gunawan dulunya seorang guru SMA di sekolah Kristen dan mengajar mata pelajaran PMP atau kalau sekarang di kenal dengan PPKN.
Cahyo bisa dibilang hidup hemat. Setelah mengumpulkan modalnya barulah Cahyo berani menikahi Ana.
Ana juga bukan orang kaya. Dia juga hidup susah. Dengan membantu ibunya berjualan kue.
Dari pernikahan mereka akhirnya Cahyo dan Ana menghasilkan tiga anak.
Anak pertama bernama Soni Gunawan.
Soni sendiri setelah lulus SMA melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Dia masuk ke salah satu universitas swasta di kota Palembang dengan jurusan akuntansi. Soni mengambil jurusan tersebut agar bisa memudahkan dia mencari pekerjaan. Soni termasuk anak yang pintar. Di semester enam kuliahnya,Soni di percaya oleh dosennya untuk menjadi asistennya.
Setelah lulus S1,Soni mencari kerja. Dan kebetulan salah satu bank swasta dari Jakarta membuka lowongan pekerjaan. Karena bank tersebut baru membuka cabangnya di Palembang.
Soni melamar pekerjaan di bank tersebut. Dia diinterview dan di terima. Dia dipekerjakan di bagian keuangan.
Tidak terasa sudah enam tahun Soni kerja di bank tersebut. Dia tidak tahu kalau bank tersebut punya mertuanya sendiri. Gaji awal hanya e**at juta sekarang gajinya menjadi t**uh juta.
Kepala cabang bank tersebut melihat Soni bekerja dengan jujur dan cekatan.
Soni sendiri menikah dengan Stella,seorang anak konglomerat pemilik bank dan pemilik hotel bintang tiga terkemuka yang ada di Indonesia.
Tetapi sayangnya Soni maupun keluarganya tidak ada yang tahu jika Stella anak konglomerat. Karena Stella menyamar jadi anak orang biasa.
Anak kedua bernama Yella Gunawan. Dia seorang janda di tinggal suaminya untuk selama-lamanya tiga tahun yang lalu karena sakit. Yella memiliki dua anak perempuan. Dia sekarang membuat kue dan dititipin di toko-toko kue atau di cafe milik keluarga Vanda.
Untuk anak ketiganya bernama Dika Gunawan.
Dika menikah dengan teman sekolahnya sendiri bernama Vanda Christabel.
Vanda merupakan anak pengusaha kaya. Orang tua Vanda memang terkenal kaya di Palembang.
Orang tua Vanda pemilik distributor elektronik terbesar di Palembang. Selain itu mereka juga memiliki cafe keluarga yang cukup ramai.
Untuk Dika sendiri bekerja di bagian cafe milik keluarga Vanda.
Keluarga Cahyo dan Ana sendiri sekarang diangkat derajatnya karena anak-anak lelakinya menikah dengan anak orang kaya. Bahkan rumah yang dulunya kecil akhirnya di renovasi menjadi rumah bertingkat dua dengan bantuan dari menantu-menantunya sendiri.
Cahyo sendiri sekarang sudah pensiun setelah menjadi guru selama empat puluh tahun. Dia sekarang lebih banyak berkumpul bersama teman-teman lamanya Walaupun ada beberapa temannya yang sudah meninggal.
Kalau di rumah dia lebih banyak mengobrol bersama cucu-cucunya.