NovelToon NovelToon
Fitnah Kejam Mantan Suami

Fitnah Kejam Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Konflik etika / Selingkuh / Keluarga / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.

Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunga Adelia

"Ma, Pa ... Aku menyukai seseorang," Bunga Adelia, atau biasa di panggil Bunga membuka suara.

Sekarang, mereka lagi menyantap makan malam.

"Benarkah?" tanya Vivi Victoria dengan mata berbinar.

Vivi merupakan orang tua angkat Bunga.

Ya, Vivi dan suaminya yang bernama Andrian Alexander memutuskan mengadopsi seorang anak, ketika dokter menyatakan jika rahim Vivi bermasalah.

Dan karena hal itulah, Vivi di nyatakan tidak bisa hamil, apalagi melahirkan.

Semula Vivi, menyuruh suaminya atau Andrian untuk menikah dengan wanita lain. Akan tetapi, Andrian menolak mentah-mentah perintah istrinya.

Bukan karena tak sayang ataupun cinta. Melainkan, karena cinta yang terlalu besar lah, Andrian tidak sanggup membuat Vivi terluka. Ia gak mau, wanita yang di cintainya menangis diatas kebahagiannya.

Dan karena itulah, keduanya memutuskan mengadopsi Bunga.

Bunga di adopsi langsung dari kedua orang tuanya yang kurang mampu.

Flashback ...

Saat itu, mereka yang lagi melakukan perjalanan keluar kota, di bawah derasnya hujan. Mata Vivi tak sengaja melihat orang yang lagi kesusahan.

Vivi melihat, seorang bapak yang mendorong sepeda motor bututnya dengan kedua balita yang duduk anteng di atasnya. Sedangkan seorang ibu, memengangi perutnya, dan tangannya sebelahnya di pengangi oleh seorang anak remaja lainnya.

"Ibu, bapak ... Maaf, mau kemana? Kenapa gak berteduh dulu?" tanya Vivi membuka jendela mobilnya.

"Ini, istri saya mau melahirkan bu ... Dan sekarang, sepeda motor saya mogok," sahut lelaki yang badannya sudah basah kuyup.

"Mas," Vivi melirik suaminya yang berada di sampingnya.

Seolah paham, maksud dari sang istri. Andrian mengangguk-anggukan kepalanya.

"Naik, pak, bu ..." ujar Vivi membuka pintu mobilnya.

Dia menyuruh Andrian untuk duduk di depan, di samping sopir.

Terpaksa, Andrian menuruti keinginan istrinya.

"Gak usah malu-malu, naik aja ... Sepeda motornya di titip di warung dulu, nanti biar orang saya yang antar ke bengkel," papar Vivi lagi, melihat keraguan di mata itu.

Karena tidak ada pilihan lain, sang suami menuntun istrinya untuk duduk di samping Vivi, sedangkan ia dan ketiga anaknya yang lain, duduk di barisan belakang Vivi.

Tak lupa, anak yang pertama juga menenteng tas yang udah di lapisi plastik untuk di bawa masuk.

"Mang, ke klinik terdekat ya," perintah Vivi.

"Ja-jangan ... Ke rumah sakit aja, kami ada bpjs kok," larang ibu hamil, di samping Vivi.

Tentu saja, lelaki yang di panggil mamang itu, tidak menghiraukan larangan dari ibu tersebut. Karena baginya, apa yang dikatakan Vivi merupakan perintah.

Pasangan suami istri itu, ragu untuk turun kala mobil berhenti di klinik yang menurut mereka sangat mewah.

Tentu saja, ketakutan utama mereka ialah tidak punya uang yang cukup.

"Biar kami yang bayar," ujar Vivi seraya memegangi perut wanita itu.

Karena melihat penampilan Vivi dan Andrian yang bukan dari kalangan orang sembarangan. Pihak rumah sakit, langsung menerima keluarga pasien dengan baik.

Mereka bahkan, menyuruh wanita itu untuk segera mengantikan bajunya ke baju pasien.

"Sayang, mas mau ambil baju ganti untuk si bapak dulu ya," ujar Andrian, kasihan menatap si bapak dengan pakaiannya yang sudah basah.

Kebetulan, si mamang lagi ke toilet. Alhasil, Andrian mengambilnya sendiri.

Baru setelahnya, dia menyuruh bapak tadi untuk mengganti pakaian, untuk menemani sang istri berjuang.

"Mas, bentar ya ... Kata bidan tadi, udah pembukaan lengkap, aku mau menunggunya, mau lihat," mohon Vivi menatap Andrian penuh harap.

"Tapi, kamu butuh istirahat sayang," Andrian mengelus kepala istrinya.

"Mengerti lah," sekarang mata Vivi malah berkaca-kaca.

Andrian menghela napas, kemudian mengangguk setuju.

Vivi, Andrian dan ketiga anak yang tadi menunggu di kursi tunggu, yang telah disediakan.

Tentu saja, ketiganya sudah berganti pakaian.

Pakaian yang di beli oleh mamang, atas perintah nyonya-nya.

Satu jam kemudian, suara tangis bayi terdengar begitu keras dari ruang persalinan.

Vivi langsung berdiri, tubuhnya gemetar, ikut merasa bahagia. Padahal, yang melahirkan wanita lain, serta tidak punya ikatan darah dengannya. Namun, kebahagian juga ikut dirasakannya.

"Bu, istri saya mau ketemu, maaf merepotkan," suaminya keluar hanya untuk memanggil Vivi.

Andrian mengangguk, membiarkan Vivi masuk ke dalam.

Tadi, dalam perjalanan ke klinik. Vivi, sempat minta izin untuk mengelus perut itu. Tak hanya itu, Vivi juga ingin merasakan bagaimana rasanya menggendong bayi merah, yang baru lahir.

Begitu masuk, mata Vivi menatap pemandangan yang begitu menyesakan dadanya. Disana, terlihat, bayi merah itu, sedang mencari-cari sumber kehidupan.

Reflek, Vivi memegangi payudaranya.

"Aku iri ..." batin Vivi.

"Bu, terima kasih karena telah menolong kami. Mungkin, jika tidak ada ibu, aku bisa melahirkan di jalanan," ungkap wanita itu, dengan lemah. "Tolong, berikannya nama, karena dengan begitu, aku akan selalu mengingat kebaikan anda,"

Vivi menerima bayi, yang di serahkan untuknya. Kembali tubuh itu bergetar. Karena bisa merasakan, sesuatu yang mustahil terjadi padanya.

"Bunga, aku beri namanya Bunga. Bunga Adelia," ujar Vivi dengan suara yang bergetar.

Setelah mendengar nama anaknya, wanita yang di ketahui bernama Reni itu, tubuhnya bergetar hebat.

Perawat yang ada disana, langsung menyuruh Vivi dan suami dari Reni untuk keluar.

Masih dengan mengendong bunga, Vivi menatap pintu yang tertutup itu dengan hati berdebar.

Apalagi, beberapa orang lainnya yang berprofesi sebagai dokter juga ikut masuk sambil berlari. Bahkan, suami Reni tidak sempat menanyakan tentang apa yang terjadi disana.

Satu jam kemudian, dokter keluar dengan wajah lesu. Dia mengatakan sesuatu yang membuat suami Reni dan anaknya yang remaja berteriak histeris.

Reni dinyatakan meninggal dunia, setelah pendarahan hebat.

"Ini salah ku, salah ku ... Aku yang gagal jadi suami, aku gagal," racau suami Reni memukul-mukuli dadanya.

Andrian yang melihat itu, memeluk suami Reni, agar lelaki itu menghentikan kelakuannya.

Sekarang, tak hanya suami Reni dan anak pertamanya yang menangis. Tapi, ketiga anak lainnya juga melakukan hal yang sama. Bahkan, bayi yang masih dalam gendongan Vivi ikut merasakan kesedihan yang mendalam.

Seolah-olah tahu, jika dunianya telah tiada. Wanita, yang belum sempat di panggilnya sudah lebih dulu, meninggalkannya untuk selamanya.

Vivi menimbang-nimbang Bunga dalam gendongannya. Dia juga merangkul kedua balita, dengan tangan sebelahnya.

"Reni, maafkan aku ... Maafkan aku, yang telah gagal menjagamu, maafkan aku," suami Reni tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri.

Andrian menyuruh sopirnya, untuk mengurus segala sesuatu termasuk bayaran agar mayat segera bisa di bawa pulang.

Vivi membawa masuk anak-anak Reni ke dalam.

Disana, wajah Reni masih seperti tadi, sama seperti senyuman yang di lihat Vivi untuk terakhir kalinya. Begitu tenang, dan indah.

Bedanya, wajah dan tubuh itu terlihat sangat pucat.

1
Anyelir
firasat orang tua ini mah.
pasti papa andrian udh menilai dari sikap dan tutur bahasanya si rangga kurang
Muliana
di tempat kami, kalo orang berada malah memilih melahirkan di klinik kk /Facepalm/
Muffin🌸
Semiga nnti nya saudara sudara bunga nggak iri ya sama bunga 🥹
Muffin🌸
Klinik sm rumah sakit bukannya besar rumah sakit ya ?
Muffin🌸
Bagus itu laki laki yang bener begituuu😊
Samsiah Yuliana
lanjut lagi cerita Thor,,,
semoga bahagia buat Arlan sama bunga,,,
semoga Cpet² dikasih momongan ya, biar PD mingkem tuh para org² julidnya,,, 🙏🙏🙏🤭
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
𝑨𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒖𝒏𝒕𝒖𝒎 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 🌹𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖 𝑻𝒉𝒐𝒓...
𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒌𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎, 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊.✿⚈‿‿⚈✿
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
dasar keluarga gk tau diri/Smug/
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
jgn2 nnt saat tau bunga di adopsi keluarga kya mrk mnt uang lagi pula ke bunganya🥺
Cemployn
mehhh, si bambang juga ga tegas bangett ngadepin keluarga si istri???? mehhh!! mehhh!!!! kepala rumah tangga macam apaa??!! mehhhhh rindu anak mehhhh
Cemployn
mental pengemis bingitsss🐖
Shin Himawari
astaga, malah diperas🥲
Shin Himawari
kok tega teganya siii, masih ada bapaknya keluarga yang lain malah mau titip panti asuhan
👑Chaotic Devil Queen👑
Udah biasa sih. Orang tua kan memang kebanyakan menganggap anaknya sebagai investasi masa tua 🗿
👑Chaotic Devil Queen👑
Bayi gak minta dilahirin sih padahal. Orang tuanya sendiri yang memutuskan mau punya anak. Jadi ya tanggung sendiri resikonya! Udah pada dewasa, kan? Makanya mikir, kidz 🗿
Iyikadin
Bagus nihh pemikiran suaminyaaa, panjang umur suami kaya begitu
Rezqhi Amalia
goodjob. Orang seperti mereka memang pantas digituin untuk menghindari kecurangan
Rezqhi Amalia
pemerasan namanya ini. Padahal Vivi yang membantunya. Andaikan Vivi tidak membantunya Reni tetap mati juga.
Rezqhi Amalia
Nangis kejer😭😭. Kasihan banget
Aksara_Dee
baik sekali Bu Vivi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!