Episode 9

hari pun sudah malam adrian pun pamit pulang kepada jesi.

"ok saya pulang"

"iii.iya pak.

adrian pun masuk kedalam mobilnya kemudian menyalakan mobilnya langsung berangkat pulang.

1 bulan kemudian jesi pun tidak lagi kepikiran untuk mencari uang karna adrian tidak lagi menuntut untuk minta rugi kepadanya.jesi pun melanjutkan pekerjaannya tak terasa waktu menunjukkan pukul 12 siang yang artinya jesi harus keruangan adrian untuk makan siang bersama.

"tok..tok..tok"

"masuk"

"silahkan duduk,tunggu saya sebentar sedikit lagi pekerjaan saya selesai"kata adrian.sambil menatap jesi.

"ya ampun kenapa bapak menatap ku begitu,huh aku jadi kepanasan"ucap jesi dalam hati.karna salah tingkah di tatap bos nya itu.

"baik pak"jesi pun sudah mulai terbiasa makan dengan adrian karna sudah berapa kali mereka makan bersama diruangan itu.beberapa menit kemudian pekerjaan adrian pun sudah selesai.

"ok mari kita makan"karna makan sudah di atas meja yang sudah di pesan oleh adrian terlebih dahulu lewat online.jesi dan adrian pun makan.

namun adrian melihat jesi sedikit rakus hari ini karna tidak biasanya jesi seperti itu.

"oh mungkin dia kelaparan"gumam adrian dalam hati.

"boleh saya nambah lagi pak?"ucap jesi tanpa malu-malu lagi.

"kamu lapar ya,makan nya pelan-pelan"

"ah iya akhir-akhir ini saya mudah lapar pak"

"oo iya makan yang banyak.

"sungguh dia sangat mengemaskan biarpun makan nya seperti kucing kecil kelaparan"ucap adrian dalam hati sambil menatap jesi.

"baik pak.

drtt..drtt suara telpon adrian berbunyi.

"halo"

"......."kaki tangan kanan adrian pun berbicara dengan panjang lebar.

"ya awasi orang tersebut jangan sampai lengah".

akhirnya telpon dimatikan adrianpun mendapatkan pentunjuk tentang kematian kedua orang tuanya.

"permainan akan dimulai'ucap adrian dengan senyuman yang membunuh.

"tunggu pembalasanku tikus kecil"adrian pun duduk kembali ketempat mereka berdua makan.setelah makan jesi pun beranjak pergi keluar dari ruangan adrian karna ia takut ketahuan keryawan lain nya sehingga ia tergesa-gesa pamit keluar untuk kembali bekerja.adrian yang melihat tingkah jesi hanya tersenyum saja.

"hey kamu kenapa ngos-ngosan begitu seperti di kejar anjing gila saja"ucap memei melihat jesi.

"ah tidak ada kok,hanya sedang capek saja".

"oh begitu,kamu tadi makan di manana kok di kantin ngak ada"ucap memei.seketika jesi gugup.

"sa.saya makan di restoran di seberang sana"jawab jesi terbata-bata.

"kenapa tidak mengajak ku?".

"kamu saja duluan pergi ke kantin tidak menunggu ku".ucap jesi memberi alasan.

"eh iya-iya yah"

tiba dirumah jesi langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur karna akhir-akhir ini jesi mudah lelah dan ngantuk hingga terlelap tidur tanpa melepaskan pakain kerjanya.

"huuekk..huekkk"pagi-pagi jesi sudah muntah dengan wajah yang sedikit pucat.

"ada apa denganku,mungkin masuk angin kali ya"pikir jesi.

sesampainya di kantor,teman-teman jesi pun datang memanggilnya dan jesi pun membalas dengan senyuman ramah nya

"jesi..jesii"

"ya ada apa mei"

"wajah kamu kenapa pucat,kamu sakit ya"sambil meletakan tangannya ke kening jesi

"tapi kok tidak panas"

"ah tidak apa-apa mei"

"benarkah tidak apa-apa?"

"iya tidak apa kok,mungkin karna kelelahan karna aku kan sering lembur"

"ah iya ,kenapa aku bodoh sekali hehe"

tanpa mereka ketahui ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berbicara dan mendengarkan pembicaraan mereka.yang tak lain adrian.

"kenapa wajahnya pucat,mungkin kah dia kelelahan karna bekerja"ucap adrian yang terus memperhatikan jesi dari kejauhan.adrian pun masuk keruangannya.jam sudah menunjukkan pukul 11.45 yang artinya sebentar lagi jesi akan masuk keruangannya untuk makan bersama seperti biasanya.

drttt.drttt panggilan masuk di handphone adrian.

"ya halo"

"maaf pak nona elin memaksa untuk masuk kekantor bapak "ucap resepsionis karna sebelumnya adrian memberikan perintah kepada mereka bahwa perempuan itu tidak di ijinkan untuk masuk.

"baiklah kali ini ijin kan dia masuk"

"baik pak"

"nona elin sudah di ijinkan pak adrian untuk masuk silahkan nona"ucap resepsionis mempersilahkan elin masuk sambil tersenyum,namun elin mengacuh kan nya begitu saja.

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play