Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 10 - Bentuk Lain Dari Kata Marah
"Astaga, Ma. Lihat wanita itu, apa Dia baru saja mengabaikan perintah Mama?" tanya Deinara setelah melihat kepergian Anne berlari menaiki tangga.
Sesaat Deinara juga tercengang melihat sikap kurang ajar wanita tersebut, tapi kemudian dia yang lebih dulu bicara diantara mereka berdua.
"Astaga, kurang ajar sekali," balas Yessa, di rumah ini mana ada orang yang berani mengabaikan perintahnya. Bahkan sang suami pun akan akan langsung bergerak sesuai dengan perintah yang dia berikan.
Tapi Anne, wanita itu seolah baru saja menginjak kepalanya. Merendahkan statusnya sebagai Nyonya utama di rumah ini.
"Aku akan membuat perhitungan dengannya," geram Yessa, dia bahkan hendak menyusul kepergian Anne tapi dengan cepat Deinara menahan lengan sang mama mertua.
"Jangan Ma! dia pergi ke kamar Jackson, Aku tidak ingin mama dan Jackson kembali bertengkar hanya karena wanita itu," cegah Deinara.
Sungguh, di mata Deinara, Anne bukanlah wanita tandingannya. Gadis itu miskin dan terlihat sangat kampungan. Berasal dari keluarga yang tidak jelas dan memiliki pekerjaan yang sangat memalukan, yaitu OG.
Hanya menatapnya saja Deinara merasa tidak sudi.
Sumpah demi apapun dia tak yakin jika Jackson menikahi wanita itu karena cinta. Tidak, hal semacam itu sangat mustahil terjadi.
Deinara yakin, sangat yakin bahwa Jackson menikahi Anne hanya karena ingin melawan mama Yessa. Anne hanyalah alat yang digunakan oleh Jackson.
Bahkan tadi dia mendengar dengan jelas saat Anne menyebut Jackson dengan panggilan Tuan. Sebuah panggilan yang tidak mungkin diucapkan oleh sepasang suami istri sungguhan. Bisa saja pernikahan itu semuanya hanyalah sandiwara.
Dan karena keyakinannya itulah yang membuat Deinara tak begitu cemburu pada Anne, justru ingin melihat sampai kapan Anne akan bertahan. Sampai akhirnya nanti Jackson sendirilah yang akan mencampakkannya.
"Apa Mama dengar tadi? wanita itu bahkan memanggil Jackson dengan sebutan Tuan. Mereka tidak benar-benar menikah, percayalah padaku," ucap Deinara lagi.
"Memang benar, mungkin benar seperti apa katamu bahwa pernikahan mereka hanyalah bagian dari rencana Jackson untuk melawanku. Tapi pernikahan mereka benar-benar terjadi, bahkan tercatat di catatan sipil!"
"Ma, tapi Anne bukanlah wanita tipenya Jackson. Lambat laun pernikahan mereka juga akan berakhir dengan sendirinya."
Yessa menarik dan membuang nafasnya dengan pelan, semua ucapan Deinara cukup membuatnya tenang, jadi sedikit bisa mengendalikan emosinya yang menggebu-gebu.
"Tapi tetap saja, aku tidak akan membiarkan wanita itu menikmati semua fasilitas keluarga Wu," tegas Yessa.
"Kalau itu aku setuju, Ma. Bagaimana pun dia adalah gadis miskin, pasti seperti orang gila ketika mengetahui semua harta keluarga ini."
Anne tidak mendengar semua pembicaraan itu, dia terus berlari sampai tiba di depan pintu kamar Jackson. Langkahnya yang tergesa sontak berhenti dengan mendadak.
Bahkan untuk sekedar langsung masuk pun Anne merasa ragu, takut sikapnya salah, takut kedatangannya menganggu.
Huh! Anne menangkan nafasnya yang terengah. Dengan gerakan tangan ragu dia pun mengetuk pintu, tapi sebelum benar-benar tangannya menyentuh pintu tersebut tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namanya.
"Anne," panggil Estella yang datang dari arah kamarnya.
Anne sontak menunduk, dia tahu wanita itu adalah adik kandung Jackson, bernama Estella. Sebelum datang ke rumah ini Jackson telah menjelaskan semuanya, pada siapa Anne harus patuh, harus mengabaikan atau menghindar, dan pada siapa harus waspada.
Dan Estella tidak memanggil Anne dengan sebutan Kakak sebab baginya Anne bukanlah istri Jackson yang sesungguhnya, Anne hanyalah wanita asing yang dibawa pulang oleh Jackson.
Estella menemui Anne saat ini bukan tanpa tujuan, dia hanya ingin membuat keluarga ini jadi damai.
"Aku tahu pernikahan mu dengan kak Jackson bukanlah pernikahan yang sesungguhnya, jadi aku mohon segera pergilah dari rumah ini," ucap Estella.
Deg! jantung Anne sontak berdegup cepat, cemas dan takut yang berrgumul jadi satu di dalam hati.
'Ba-bagaimana bisa Estella tahu bahwa pernikahan ku dengan tuan Jackson bukanlah pernikahan yang sesungguhnya. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang.' batinya was-was. Dia tidak bicara apapun, tidak menjelaskan pada siapapun. Tapi Estella dapat menebaknya dengan sangat mudah.
"Jangan hanya diam saja, jawab ucapan ku," kata Estella lagi.
"Ma-maaf Estella, aku, aku hanya akan pergi dari rumah ini jika Kak Jackson yang memintanya," balas Anne lirih.
Mendengar Estella memanggil Jackson dengan sebutan Kakak, membuatnya teringat juga bahwa di rumah ini Anne harus memanggil pria itu dengan sebutan Kak.
Dan bodohnya beberapa saat lalu Anne lupa, sampai menyebut Jackson sebagai tuan di hadapan Yessa dan Deinara.
"Jadi, jadi jika kamu ingin aku pergi maka bicara lah dengan kak Jackson," timpal Anne lagi, dia berani bicara setelah mengumpulkan semua keberaniannya.
Di saat Estella masih terdiam, Anne bahkan langsung mengetuk pintu kamar tersebut.
Tok tok tok!
"Kak, ini aku Anne," ucap Anne, baginya dia sudah seperti berteriak saat berucap seperti itu. Tapi percayalah di telinga Estella tetap saja nada bicara itu terdengar kecil.
Sebelum Jackson membuka pintu, Estella segera pergi dari sana. Semalam kakaknya dengan lantang mengatakan bahwa tak ada yang boleh mengganggu Anne di rumah ini. Siapapun yang membuat Anne tidak nyaman maka akan berhadapan langsung dengan Jackson.
Estella tak pernah ingin berselisih dengan sang kakak, karena itulah dia langsung pergi.
Ketika Jackson akhirnya membuka pintu dia melihat Anne yang nampak lemas, wajahnya pucat.
Jackson tak tahu seberapa banyak cobaan Anne untuk bisa tiba di sini. Tenaganya terkuras habis untuk melawan semua orang.
"Apa yang terjadi padamu? Apa kamu sakit?" tanya Jackson.
Anne hanya mampu menggeleng untuk pertanyaan tersebut. "Ma-maaf Tuan, apa boleh saya masuk?"
Reflek saja Jackson sedikit menyingkir, memberi ruang untuk Anne agar segera masuk ke dalam kamar mereka.
"Maaf Tuan, permisi," ucap Anne dengan sungkan. Pada akhirnya dia kembali mendatangi kamar ini lagi.
"Maaf Tuan, apa boleh saya langsung mandi dan istirahat?" tanya Anne takut salah.
"Lakukan apapun yang kamu mau, tanpa perlu mengucapkan kata maaf."
"Ba-Baik Tuan, maafkan saya."
"Anne!" suara Jackson reflek meninggi, sebab saking muaknya dia mendengar kata maaf keluar dari mulut Anne.
"Ma-maaf, Tuan," balas Anne lirih, sebab suara tinggi itu dia yakini bentuk lain dari kata marah dan satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan adalah kata Maaf.
'Astaga,' batin Jackson, dia mengusap wajahnya frustasi. Sebelum Anne datang dunianya terasa tenang seperti biasa, satu-satunya masalah yang dia miliki hanyalah Yessa.
Namun kini setelah Anne datang, ternyata wanita itu lebih membuatnya pusing daripada sang ibu tiri.
Tapi anehnya di saat melihat Anne yang menunduk ketakutan, rasa marah Jackson justru menepi dengan sendirinya.
Entah kenapa mungkin Jackson merasa tak tega, terlebih pernikahan ini semua memang hanya tipu dayanya.
"Mandilah sekarang," titah Jackson yang suaranya terdengar kembali lembut.
"Ba-baik Tuan."
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
lanjut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
😀😀❤❤😉😉
good job Anne