Jesica Marry adalah nama yang selalu identik dengan ketangkasan, kecerdasan tajam, dan bahaya. Sebagai agen rahasia elit yang tak tertandingi, kehidupannya adalah rangkaian misi berisiko tinggi yang selalu berhasil ia tuntaskan. Namun, dalam sebuah misi yang sarat pengkhianatan, Jesica harus menghadapi nasib tragis, kematian yang kejam.
Saat ia yakin semuanya telah berakhir, jiwanya terhempas melintasi dimensi dan waktu, tersedot ke dalam raga yang rapuh namun bermahkota, tubuh Ratu Amora dari Kerajaan Dandelion.
Ratu Amora dikenal seantero negeri sebagai sosok yang menyedihkan, seorang ratu yang bodoh, mudah dimanipulasi, dan terabaikan oleh suaminya sendiri, Raja Arthur, serta seluruh istana. Ia hanyalah boneka yang tak punya kekuatan, hidup dalam bayang-bayang hinaan dan kekejaman diam-diam.
Namun kini, di mata Ratu Amora yang dulu kosong, bersinar kilatan tajam milik Jesica Marry.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAKAN BERSAMA
Saat makan siang tiba, suasana di Sayap Raja, tempat Kevin makan, dipenuhi aura persatuan yang nyata. Kevin duduk di antara Ayah dan Ibunya, memancarkan kebahagiaan.
"Ibu, Ayah bilang kau pindah karena kita harus efisien, agar musuh tidak bisa memisahkan benteng kita!" ucap Pangeran Kevin sambil menggigit daging panggang kecil.
Lupakan dulu tatakrama bangsawan, mereka bertiga sedang menikmati makanan bersama yang hangat tanpa status.
"Tepat sekali Sayang, Ayah mu akhirnya menyadari bahwa Ratu yang bekerja keras harus dilindungi dan didekatkan, ini demi kerajaan Lemos," jawab Ratu Amora mengusap kepala Pangeran Kevin.
Raja Arthur menatap Amora, ada kilatan di matanya yang menahan tawa.
"Ratu benar, Kevin. Kami berdua adalah perisai utuh sekarang," sahut Raja Arthur, tersenyum samar.
"Apakah kalian akan terus bekerja bersama setiap hari?" tanya Kevin, menatap kedua orang tua nya.
"Ya."
Jawab Ratu Amora dan Raja Arthur, sama-sama mengangguk kan kepala nya serempak.
"Dan apakah Ibu akan membantu Ayah membuang semua pria jahat yang mencoba mencuri emas kita?" tanya Pangeran Kevin, dengan mata membulat sempurna.
"Tentu saja," jawab Ratu Amora, cepat.
"Tapi kami sudah membersihkan yang terburuk, sekarang Ayah dan Ibu akan memastikan tidak ada lagi tikus yang berani masuk," lanjut Ratu Amora, di angguki Raja Arthur.
"Bagus!" ucap Pangeran Kevin, berseru gembira.
"Aku suka Ibu yang kuat! Aku suka Ayah yang kuat! Benteng Lemos!" teriak Pangeran Kevin, mengepalkan tangan kecilnya dan di angkat tinggi-tinggi.
Ratu Amora dan Raja Arthur menarik garis senyum tipis nya, akhir mereka berdua yang sama-sama memiliki kehidupan keras selama ini, bisa merasakan kehangatan, hanya dengan melihat binar bahagia di wajah Putra kecil mereka, sudah membuat perasaan Ratu Amora dan Raja Arthur terasa menghangat.
Setelah makan siang yang terkesan. sempurna bagi mata luar, Raja Arthur memberi isyarat kepada pengawal untuk membawa Pangeran Kevin pergi tidur siang.
"Selamat bekerja Ayah ibu," ucap Pangeran Kevin sebelum menghilang dari balik pintu.
Raja Arthur dan Ratu Amora hanya mengangguk kan kepala nya dan tersenyum kecil.
Saat mereka berdua ditinggalkan sendirian, Raja Arthur menghampiri Ratu Amora yang sedang minum anggur.
"Penampilan yang bagus, kau bisa menjadi ibu yang hangat saat berhadapan dengan Kevin, sayang sekali kau tidak bisa menunjukkan kehangatan yang sama pada suamimu," sindir Raja Arthur, duduk di samping Ratu Amora.
Tak
Amora meletakkan gelasnya dengan denting pelan.
"Kebahagiaan Kevin adalah aset strategis, sementara kebahagiaanmu, Arthur, adalah pengalihan yang tidak perlu saat ini. Apakah kau sudah memberi tahu juru kunci tentang kamar sebelah?" tanya Ratu Amora, lagi-lagi mengalihkan pembicaraan setiap Raja Arthur berbicara tentang hubungan mereka.
"Sudah, malam ini, kau resmi menjadi Ratu Sayap Raja," jawab Raja Arthur, mengangguk kan kepala nya
"Aku menantikan diskusi strategi tengah malam kita, Amora," bisik Raja Arthur dengan suara berat nya, tepat di telinga Ratu Amora.
"Dan aku menantikan untuk mengunci pintu penghubung itu," jawab Ratu Amora dingin.
Di balik tatapan Ratu Amora yang tajam, Arthur bisa melihat sedikit tantangan yang memantik.
Perang psikologis di antara mereka baru saja dimulai, dan kali ini, medan perangnya adalah kamar tidur kerajaan.
Waktu berjalan begitu cepat, malam tiba di Istana kerajaan Lemos.
Saat ini Ratu Amora sudah berada di dalam kamar barunya, sebuah ruangan mewah yang baru saja diperbarui, yang kini terhubung langsung dengan kamar Raja Arthur melalui sebuah pintu kayu berukir tebal, pintu itu, meskipun elegan, terasa seperti garis batas yang sangat tegang.
Ratu Amora, mengenakan gaun malam sutra berwarna biru tua yang sederhana, berdiri di depan pintu penghubung, juru kunci sudah memastikan bahwa kunci dari sisi kamar Ratu Amora berfungsi dengan baik.
"Kau boleh pergi," ucap Amora kepada pelayan yang baru selesai menata barang-barangnya.
"Pastikan tidak ada yang mengganggu ketenangan Sayap Raja malam ini," ucap Ratu Amora, dingin.
"Saya paham Yang Mulia," jawab pelayan itu, mengangguk kan kepala nya.
"Saya pamit undur diri," lanjutnya dengan sopan.
"Hem"
Jawab Ratu Amora, bergumam lirih.
Setelah ditinggal sendirian, Ratu Amora menghela napas panjang, lalu mengunci pintu penghubung dari sisinya, memutar kunci tembaga kuno itu dua kali.
"Efisiensi, Arthur," gumam Ratu Amora.
Tiba-tiba, dari sisi seberang pintu, terdengar suara ketukan keras dan berirama, bukan ketukan sopan, melainkan ketukan yang menuntut perhatian.
"Amora!"
Suara itu terdengar jelas dan dalam dari balik kayu tebal.
"Buka pintu ini!" ucap Raja Arthur dari balik pintu.
Ratu Amora hanya menatap dingin pintu itu, dan menyandarkan punggungnya ke pintu, matanya menyipit.
"Pintu ini terkunci, Arthur, ini adalah aliansi strategis, bukan undangan romantis, aku butuh istirahat untuk merencanakan langkah selanjutnya," ucap Ratu Amora datar.
"Dan aku, sebagai Raja, membutuhkan koordinasi mendesak, aku sudah menerima laporan pengiriman surat-surat itu, kita perlu membahas detail logistik pengamanan Pandai Besi besok pagi," jawab Arthur, nadanya datar namun memiliki tekanan otoritas yang tak terbantahkan.
"Itu bisa menunggu hingga matahari terbit, Yang Mulia," jawab Ratu Amora dingin.
"Saya tidak bekerja di luar jam efisien," lanjut Ratu Amora, menghela nafas nya lelah.
Hening sejenak, kemudian, Ratu Amora bisa mendengar suara klik yang pelan, di ikuti oleh derit kecil dari pintu, seolah-olah seseorang mencoba memutar kunci dari sisi lain.
"Kau mengunci pintumu, Amora?" tanya Arthur, nada suaranya kini bergetar karena sedikit kejengkelan dan rasa tidak percaya.
"Kau melanggar protokol persatuan yang baru kita tetapkan," ucap Raja Arthur, kesal.
"Protokol persatuan yang baru kita tetapkan tidak mencakup akses tanpa batas ke ruang pribadi, Arthur," jawab Ratu Amora tegas, dan juga jengah dengan sifat menyebalkan Raja Arthur.
"Aku punya kunci, aku berhak atas privasi," lanjut Ratu Amora.
"Kau lupa satu hal Ratu, aku adalah Raja," desis Raja Arthur.
TAK
Tiba-tiba, Amora mendengar bunyi keras, suara kunci yang dipatahkan secara paksa, atau mungkin sebuah mekanisme rahasia yang Ratu Amora tidak tahu.
Lalu, perlahan, pintu penghubung itu terbuka, didorong dari sisi Raja Arthur.
Raja Arthur berdiri di ambang pintu, hanya mengenakan celana tidur linen berwarna gelap, memperlihatkan otot-otot dadanya yang kuat.
Rambut Raja Arthur agak acak-acakan, dan matanya memancarkan campuran amarah dan kekuasaan yang tak terkendali.
"Di Sayap Raja ini, tidak ada yang terkunci bagi Raja," ucap Arthur, langkahnya memasuki kamar Ratu Amora, dengan sombong.
Sangat menyebalkan Raja satu ini🥴
"Kau mendefinisikan hubungan kita sebagai efisiensi? Baiklah, aku perlu memastikan bahwa sekutu utamaku berada dalam kondisi yang terkendali, Ratu kuncimu tidak ada artinya di sini," ucap Raja Arthur, santai seperti orang yang tidak punya salah.
entah kenapa kali ini suka banget sama novel mengenai kerajaan kerajaan,,, biasanya langsung skip,,,, laaahhh novel ini sampai ditungguin dikepoin kapan updtae😍😍😍