NovelToon NovelToon
Fitnah Kejam Mantan Suami

Fitnah Kejam Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Konflik etika / Selingkuh / Keluarga / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.

Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkunjung

"Mas, kenapa akhir-akhir ini kamu berubah?" tanya Bunga lirih, dia bahkan menghentikan langkahnya.

"Apa maksudmu?"Rangga mengernyit.

" Kamu lebih tahu apa yang aku maksud, bahkan kamu hanya baik, jika menginginkan sesuatu, selebihnya ..." Bunga tak sanggup melanjutkan ucapannya.

Melihat istrinya yang sudah berkaca-kaca, Rangga merangkul Bunga. Membawanya ke pelukan.

"Maafkan mas, mungkin akhir-akhir ini mas terlalu sibuk, makanya mas begini," bisik Rangga mengelus punggung Bunga.

Dan lagi-lagi, Bunga mengangguk, berharap apa yang Rangga katakan ialah kejujuran.

...****************...

Seperti biasa, setelah suaminya berangkat kerja. Kembali Bunga ke rumah mamanya. Disana, dia lebih bebas mengekspresikannya dirinya sendiri.

Dan di ruang kerja Andrian dia juga bisa bekerja dengan tenang, tanpa gangguan sedikit pun.

"Nak, boleh mama masuk?" tanya Vivi setelah mengetuk pintu sebelumnya.

"Masuk lah ma, ada apa?" Bunga bertanya balik.

"Semalam, papa mendapatkan kabar dari Deni, abangmu," Vivi menjeda perkataannya, guna melihat reaksi Bunga terlebih dulu. "Kesehatan ayahmu, semakin memburuk," lanjut Vivi, begitu melihat Bunga tenang.

"Jadi?" tanya Bunga lirih.

Sebenarnya, dia tahu dan paham maksud mamanya.

"Deni memintamu, menjenguk pak Bambang. Barang kali, kesehatannya bisa berangsur-angsur membaik, setelah bertemu denganmu," papar Vivi, seperti yang di dengar dari Deni semalam.

"Entah lah, ma ... Sampai kini, hatiku masih sakit, kala mendengar kisah, bagaimana mereka memberiku pada kalian," tutur Bunga memejamkan matanya.

"Kamu tahu? Bahkan mama berutang rasa terima kasih pada mereka seumur hidup mama," ungkap Vivi membuat Bunga membuka matanya, menatap heran pada mamanya. "Mama merasa berhutang budi sama mereka, karena mereka mama bisa merasakan bagaimana rasanya merawat bayi. Bagaimana rasanya merasa panik saat kamu sakit, bagaimana rasanya khawatir saat kamu jatuh, dan bagaimana bahagianya bisa melihat perkembangan mu untuk pertama kalinya. Bahkan, mama masih ingat, betapa manisnya saat kamu memanggil mama untuk pertama kalinya," jelas Vivi panjang lebar.

Vivi mendekati Bunga, dia mengambil tangan Bunga untuk di genggamnya. "Kamu tahu? Kehadiranmu, ialah sebuah kebahagian dan keberkahan yang paling mama syukuri di dunia ini, dan mereka lah, di balik semua kebahagian yang mama rasakan sekarang," ujar Vivi dengan nada lembut.

"Tapi ,,,"

"Jenguk lah, beliau nak, anggap aja ini permohonan dari mama yang gak bisa kamu tolak," kembali Vivi membujuk Bunga.

"Aku tanya mas Rangga dulu," guman Bunga pada akhirnya.

Begitu malam tiba, saat Rangga tiba di rumah.

Bunga langsung menceritakan tentang Bambang yang kesehatannya sedang menurun. Dia berencana akan mengajak Rangga untuk ikut menemaninya, untuk bertemu orang tua kandungnya itu.

"Bisakan, mas nemenin aku, akhir pekan ini?" tanya Bunga lembut.

"Boleh, hanya kita, atau sama mama dan papa?" tanya Rangga.

"Papa ada perjalanan bisnis ke luar kota. Dan seperti biasa mama ikut," keluh Bunga menekan-nekan perut Rangga yang polos, tanpa memakai apapun.

"Baiklah, kalo begitu, kita berangkat pagi ... Suruh Prakas, untuk memesan kita tiket pesawat," perintah Rangga.

Prakas ialah, salah satu orang kepercayaan Andrian, dia menjabat sebagai asisten yang siap dua puluh empat jam. Bahkan, Prakas tinggal tak jauh dari rumah mereka, tentu saja sama anak dan istrinya.

Hari yang di nanti-nanti pun, tiba. Akhirnya, setelah menghabiskan waktu beberapa jam, Bunga dan Rangga tiba di depan rumah Bambang.

Bagaimana Bunga bisa tahu alamat Bambang? Tentu saja, semua itu berkat dari Andrian. Dia langsung mengutuskan seseorang, untuk menjemput Bunga di bandara.

Sebelum turun dari mobil, Bunga melirik banyak oleh-oleh yang di beli saat perjalanan tadi.

Karena tahu, disana banyak anak-anak. Sengaja, Bunga membeli aneka jajanan dan juga mainan.

Dan untuk baju, tentu saja Bunga melewatkannya. Karena selain tidak tahu ukuran, dia juga gak tahu model apa dan berapa orang anak yang jelas, atau tepat di sana.

Alhasil, dia hanya membeli beraneka peralatan sekolah, semacam alat tulis.

"Rumahnya, yang sebelah kanan bu, dan rumah ini, merupakan rumah pak Deni, abang anda ..." jelas sopir, menunjukkan rumah Deni, yang berhadapan dengan rumah Bambang.

Setelah merasa rasa gugup dan canggungnya berkurang, Bunga memberanikan diri membuka pintu. Dia meminta Rangga dan sopir, untuk membawa semua oleh-oleh yang telah di siapkannya.

Begitu pagar di buka, seorang anak lelaki yang sedang bermain ponsel, menatap heran ke arah Bunga. Dia langsung berteriak memanggil-manggil ibunya.

"Ada apa sih? Kayak ada copet aja," balas Julia seraya melap tangannya di daster.

"Bu-bunga ..." Julia tergagap, kala melihat Bunga, di depannya.

Di belakang Bunga, terlihat Rangga dan seorang lagi, yang menenteng beberapa kantong plastik besar.

"Yun, Yuyun ... Keluar lah," teriak Julia tanpa mengalihkan pandangannya dari Bunga.

Bahkan, dia lupa menyuruh Bunga, duduk sekedar beristirahat.

Yuyun yang berada di rumah sebelahnya, tergopoh-gopoh, berlari keluar. Dalam bayangannya, pasti ayahnya telah tiada.

Begitu tiba di pintu depan, matanya membelalak kaget. Kala melihat kehadiran Bunga.

Perlahan, rasa iri masuk ke hati Julia dan Yuyun, tanpa sadar keduanya membandingkan penampilan mereka dengan Bunga.

Bunga, tampil stylish dengan kemeja berwarna hitam, dan celana pants berwarna ivory. Bahkan, walau di ikat satu, rambut Bunga terlihat lebih berkilau dari keduanya.

Tak lupa, tas bermerek di tangan Bunga, membuat penampilan Bunga terlihat begitu menggoda.

Dan disini lah, Bunga sekarang. Di kamar Bambang, yang hanya di temani oleh kipas angin yang telah usang.

Bahkan, bunyi kipas angin, membuat siapa saja terasa mengganggu.

Bambang sediri menatap Bunga dengan mata yang berkaca-kaca. Kehadiran Bunga, bagaikan obat yang paling mujarab.

Dan setidaknya, sekarang Bambang bisa duduk walaupun harus bersandar.

"Kenapa gak bawa ayah ke rumah sakit?" tanya Bunga, prihatin dengan keadaan Bambang.

Bahkan Bunga menilai, jika kamar yang di tepati ayahnya sungguh tidak layak. Bahkan, terdapat banyak jaring laba-laba di sudut-sudut loteng.

"Udah kami kasih makan sehari tiga kali aja termasuk beruntung," sahut Julia memandang Bunga sinis.

"Baru datang, eh berani komentar," sambung Yuyun, ikut mencibir.

"Ayah yang menolaknya, karena kebetulan, bpjs ayah udah hilang entah kemana. Dan kakak-kakak mu, tidak punya cukup uang untuk mengurusnya kembali," bela Bambang, seraya menepuk-nepuk punggung tangan Bunga.

Tak lama kemudian, Deni yang mengetahui Bunga ada di rumah ayahnya, langsung meminta izin dari atasan untuk pulang.

Oya, Deni bekerja sebagai salah satu kurir pengantar paket. Dan paket-paket yang belum selesai dia kirim, dia alihkan untuk temannya.

Begitu masuk rumah, Deni langsung menyalami Rangga yang berada di ruang tamu, rumah Julia.

Rangga, memang sengaja berada di sana. Dia beralasan sama Bunga, untuk memberi waktu padanya dan juga keluarga-keluarganya.

Padahal, sesungguhnya, dia gak tahan dengan bau pesinh dari popok yang di gunakan oleh Bambang.

"Bunga," sapa Deni, begitu melihat sosok adiknya.

1
Anyelir
firasat orang tua ini mah.
pasti papa andrian udh menilai dari sikap dan tutur bahasanya si rangga kurang
Muliana
di tempat kami, kalo orang berada malah memilih melahirkan di klinik kk /Facepalm/
Muffin🌸
Semiga nnti nya saudara sudara bunga nggak iri ya sama bunga 🥹
Muffin🌸
Klinik sm rumah sakit bukannya besar rumah sakit ya ?
Muffin🌸
Bagus itu laki laki yang bener begituuu😊
Samsiah Yuliana
lanjut lagi cerita Thor,,,
semoga bahagia buat Arlan sama bunga,,,
semoga Cpet² dikasih momongan ya, biar PD mingkem tuh para org² julidnya,,, 🙏🙏🙏🤭
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
𝑨𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒖𝒏𝒕𝒖𝒎 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 🌹𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖 𝑻𝒉𝒐𝒓...
𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒌𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎, 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒄𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊.✿⚈‿‿⚈✿
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
dasar keluarga gk tau diri/Smug/
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
jgn2 nnt saat tau bunga di adopsi keluarga kya mrk mnt uang lagi pula ke bunganya🥺
Cemployn
mehhh, si bambang juga ga tegas bangett ngadepin keluarga si istri???? mehhh!! mehhh!!!! kepala rumah tangga macam apaa??!! mehhhhh rindu anak mehhhh
Cemployn
mental pengemis bingitsss🐖
Shin Himawari
astaga, malah diperas🥲
Shin Himawari
kok tega teganya siii, masih ada bapaknya keluarga yang lain malah mau titip panti asuhan
👑Chaotic Devil Queen👑
Udah biasa sih. Orang tua kan memang kebanyakan menganggap anaknya sebagai investasi masa tua 🗿
👑Chaotic Devil Queen👑
Bayi gak minta dilahirin sih padahal. Orang tuanya sendiri yang memutuskan mau punya anak. Jadi ya tanggung sendiri resikonya! Udah pada dewasa, kan? Makanya mikir, kidz 🗿
Iyikadin
Bagus nihh pemikiran suaminyaaa, panjang umur suami kaya begitu
Rezqhi Amalia
goodjob. Orang seperti mereka memang pantas digituin untuk menghindari kecurangan
Rezqhi Amalia
pemerasan namanya ini. Padahal Vivi yang membantunya. Andaikan Vivi tidak membantunya Reni tetap mati juga.
Rezqhi Amalia
Nangis kejer😭😭. Kasihan banget
Aksara_Dee
baik sekali Bu Vivi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!