NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:949.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lelaki yang Tak Pantas Untukmu

Amara mengulang lagi permintaannya dengan rengekan lirih.

"Kak Elias, tolong aku."

Elias sempat melirik sekilas pada Nateya yang berdiri tidak jauh darinya. Pandangan mereka beradu sepersekian detik, tajam, penuh makna, teyapi Elias segera mengalihkan.

Nyonya Cornelia dengan cepat maju, pura-pura panik tetapi sebenarnya penuh perhitungan.

“Elias, jangan biarkan Amara berjalan sendiri. Cepat bawa dia ke kamar, dia bisa pingsan kalau darahnya keluar lagi!” serunya dengan suara lantang.

Tanpa banyak kata, Elias pun menunduk. Ia menggeser tangan Amara ke bahunya, lalu menggendongnya dengan penuh kehati-hatian.

Amara mengalungkan lengannya di leher Elias. Berpura-pura kesakitan, tetapi di bibirnya tersungging senyum penuh kemenangan. Sementara Nyonya Cornelia mengikuti dari belakang.

Nateya terdiam di tempat. Dadanya terasa sesak, denyut perih itu menyerang seakan Seruni yang asli muncul di balik dirinya. Istri yang ditinggalkan begitu saja di depan umum, sementara suaminya dengan terang-terangan memeluk wanita lain.

Namun, ia cepat menegakkan kepalanya. Senyum tipis menghiasi bibirnya, menutupi badai di hatinya.

'Untuk apa kau bersedih demi pria yang bahkan tak tahu menempatkanmu sebagai istri, Seruni?' batinnya tegas.

Dengan langkah anggun, Nateya maju ke tengah ruangan. Suaranya jernih terdengar di antara tamu yang masih terkejut oleh insiden tadi.

“Para tamu sekalian. Acara makan malam sudah selesai. Mohon maaf atas insiden kecil yang terjadi, dan saya ucapkan terima kasih atas kehadiran Anda semua malam ini.”

Ia menunduk sopan, lalu berbalik mendekati kursi Jenderal Adrian.

“Papa, aku pamit pulang sekarang. Semoga Papa selalu sehat, jangan lupa istirahat yang cukup.”

Jenderal Adrian mengerutkan kening, jelas terkejut.

“Kau tidak menunggu Elias dulu, Seruni?” tanyanya heran.

Nateya tersenyum dingin, matanya menatap lurus.

“Tidak perlu, Pa. Elias pasti masih lama mengurus Amara. Lebih baik aku pulang sekarang bersama anak-anak.”

Ucapan itu membuat beberapa tamu saling pandang, bisik-bisik lirih pun terdengar. Namun Nateya tidak peduli. Ia segera meraih tangan Anelis dan Julian, menggandeng mereka keluar dengan tenang.

Di teras rumah Loji Gedung Kuning, Victor yang sedang duduk sambil menunggu majikannya, langsung berdiri terkejut melihat Nateya.

“Nyonya Seruni? Sudah selesai? Mana Jenderal Elias?” tanyanya cepat.

“Dia masih sibuk merawat Amara yang terluka. Mungkin… dia tidak akan pulang malam ini. Jadi, antar kami pulang sekarang, Victor," perintah Nateya.

Victor tampak ragu, menggeleng cepat.

“Saya tidak bisa meninggalkan Jenderal Elias di sini. Tugas saya adalah tetap mendampingi Beliau.”

Nateya langsung menghentikan langkahnya, menoleh dengan tatapan tajam. Suaranya meninggi penuh ketegasan.

“Victor! Ini sudah malam. Anelis besok harus sekolah, Julian juga sudah mengantuk. Apa kau mau kedua anakku menunggu sampai Papa mereka selesai menemani cinta pertamanya?! Apa kau mau mereka jatuh sakit hanya karena harus menunggu sesuatu yang tidak penting?”

Bentakan itu membuat Victor terdiam kaku. Ia menunduk dalam-dalam, tak berani menatap lebih lama.

“Baik, Nyonya Seruni, saya mengerti.”

Ia segera membuka pintu mobil, membantu Anelis dan Julian masuk dengan hati-hati. Setelah memastikan keduanya duduk nyaman, Nateya pun ikut masuk, duduk dengan tenang di samping anaknya.

Victor menutup pintu, lalu masuk ke kursi kemudi. Dengan perasaan campur aduk, ia akhirnya menyalakan mesin.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah besar itu, membelah malam yang sunyi. Membawa Nateya dan kedua anaknya pulang, sementara Elias tetap tinggal bersama Amara di Gedung Kuning.

Tak terasa, mobil akhirnya berhenti di halaman rumah. Nateya segera turun, lantas membuka pintu belakang untuk membantu Anelis dan Julian keluar.

Victor tampak gugup menunggu perintah, sorot matanya gelisah seperti menimbang-nimbang sesuatu.

“Victor, kau kembali saja ke rumah Gedung Kuning. Temani Jenderal Elias kalau dia ingat pulang. Kalau tidak juga tidak masalah. Yang penting, besok pagi kau ingat mengantar Anelis ke sekolah. Itu lebih penting," pungkas Nateya, mengerti kebimbangan Victor.

Victor menunduk dalam, merasa kalimat itu menusuk, tetapi ia tidak berani membantah.

“Saya mengerti,” ucapnya lirih.

Nateya menggandeng tangan si kembar masuk ke dalam rumah dan mengantar mereka ke kamar. Anelis tampak ragu, tangannya bergerak membuat bahasa isyarat dengan raut wajah cemas.

Nateya menoleh pada Julian.

“Julian, apa yang Anelis katakan?”

Julian menatap ibunya, tampak ragu untuk menjelaskan.

“Anelis bilang… nanti Mama dan Papa jangan bertengkar karena masalah Tante Amara…”

Mata Nateya melembut, ia mengusap rambut Anelis penuh kasih.

“Anakku, tidak perlu khawatir. Mama tidak akan marah. Terserah Papa kalian saja, kalau dia memilih orang lain, biarkan. Mama hanya akan menjaga kalian.”

Setelah itu, Nateya membantu si kembar berganti pakaian menjadi piyama. Ia menyelimuti mereka satu per satu, lalu mencium kening keduanya.

“Tidurlah yang nyenyak, Sayang. Mimpi yang indah."

Setelah memanggil Bi Warti untuk menjaga si kembar sampai mereka terlelap, Nateya berjalan menuju kamarnya sendiri.

Di dalam kamar, Nateya bergegas melepas gaun malamnya, menggantinya dengan piyama sutra ungu. Ia duduk di depan meja rias, tangannya pelan-pelan membersihkan riasan wajahnya hingga tampak bersih dan alami.

Menatap bayangan Seruni di cermin, Nateya bergumam lirih, seolah berbicara dengan jiwa yang ada di dalam tubuh itu.

“Jangan memikirkan Elias. Dia lelaki yang tak pantas untukmu. Aku juga pernah dikhianati oleh kekasihku sendiri dengan sahabatku. Tapi, aku tidak menangis," ucap Nateya mengingat kisah hidupnya sendiri.

"Kita pantas bahagia, Seruni. Aku akan membuat tubuhmu langsing sebentar lagi, dan saat itu tiba… kau akan mendapat pria lain, pria yang tahu cara menghargaimu.”

Bayangan di cermin seolah menatapnya balik, membuat Nateya tersenyum samar.

Selesai dengan kegiatannya, Nateya bangkit, naik ke ranjang dan merebahkan tubuhnya. Baru saja matanya hendak terpejam, suara ketukan terdengar di pintu kamar.

Tok… tok… tok…

Jantung Nateya berdegup. Suara bariton itu tegas dan terdengar lebih dalam, lebih hati-hati.

“Seruni,” panggil Elias dari balik pintu. “Aku perlu bicara denganmu.”

Nateya terdiam, menatap pintu kamar dengan tatapan yang tak bisa ditebak.

1
Erna Fkpg
selamat berbahagia untuk aldric akhirnya diterima juga lamarannya untuk seruni semoga lancar sampai hari pernikahan
Mamae Daffa
kenapaa ak yg sneng yaa😁😁
Dyana
happy ending y kk author.. 🙏...
adik tiriny nateya klo pun dtag utk bls dendam.. please jgn sampe brakibat fatal.... bisr lh nateya bahagia kk.. jauh2 mnyebrag k Novell, kn kasihan klo sad endinv🤭
Dewiendahsetiowati
apakah Amara sudah tau tentang kematian Elias
Yani Cuhayanih
pas acara pernikahan undang ya aldrich ..kita kan best friend forever di dunia novel..thor tolong tulis namaku di surat undangan dengan huruf bhs Indonesia saja..kalo bhs belanda aku gk ngerti tak kira itu undangan pertempuran perang ketiga..janganlah buat aku pusing ,karena nungguin othor up saja sudah membuat ku puyeng karena lama menungu 🤭
snowwhite risca: Maaf y Kak kalau lama, othornya lg pengen liburan he3. Undangan Spesial Resepsi Pernikahan Aldrich-Seruni : Noni Yani Cuhayanih- Tamu Kehormatan 😍
total 1 replies
Hary Nengsih
akhirnya langsung gaspol
Nda
luar biasa,novel mu keren thor..
Amaya Fania
oh iya emang harus dicerai waktu udah jadi cantik biar makin sakit hati. lagaknya elias udah kaya cowok paling cakep sedunia aja
Andi Fitriani
hatiku berdebar menunggu kata selanjutx🤭
Yani Cuhayanih
Seruni maukah kau menikah denganku 😍 begitulah kira2 ucapan aldrich saat di restoran 🤭
chataleya
mungkin seruni mau dilamar 🤭🤭🤭 aku deg-degan thor... 🙈🙈🙈
Kusmawati Hartono
menyala pelakor 😝😝😝
pinpin
Kasian kalo Elias meninggal 😭
kalea rizuky
q demen sama orang yg blg penjajah karena kenyataan nya emank penjajah bkin sengsara
Yani Cuhayanih
kuharap acara pdkt seruni dan aldrich tdk bertele tele..keburu tahun baru..hd akhir tahun status seruni berubah jadi nyonya Aldrich
Mamae Daffa
😭😭😭sumpah Thor aku nangis kejer pas Elias di makamkan kasian ngerasain Julian dan anelis..pas adegan Julian ingin jadi seperti Elias ya Allah 😭😭
Mamae Daffa
aku nangis kasian lihat Elias knp bukan Amara aja yg mati Thor😭😭😭
Hary Nengsih
kapan nateya balik k raganya
Arin
Baguslah.... Tak sia-sia Nateya bertukar jiwa dengan Seruni. Dan membalik semua kesialan Seruni jadi keberuntungan dalam hidup nya
Semoga keberuntungan juga kepada Nateya bisa kembali kedunia nyata dan bersatu dengan kembaran Aldric 😁😁😁
Susanty
serakah gaa sih Thor kalo minta banyak. 1 aja kurang, apalagi menunggu 🤭🤣🤣

Selamat jalan Elis semoga tenang di keabadian 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!