Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09 Arti dari sebuah pencapaian
Ratusan tahun yang lalu di dunia Aqua, pada saat itu di sebuah medan pertempuran yang mana telah kacau balau oleh para Dewa/i yang serakah, “Crrast… Krrast… Trrassk…” muncul seorang ksatria gila yang terus menghabisi nyawa setiap lawan yang mendatangi dirinya. Ksatria itu telah di penuhi dengan luka pedang dan tusukan, dia juga telah terkena tembakkan puluhan anak panah, dan bahkan beberapa anak panah masih menempel pada punggungnya dan membuatnya terus kehilangan darah.
Akan tetapi entah itu karena tekad ataupun kegilaannya, ksatria itu tetap berdiri dan membunuh setiap lawannya, para Dewa/i yang tertarik pada dirinya berusaha untuk mengaitnya untuk menjadi avatar mereka, para Dewa/i menawarkan kekuatan, harta, dan juga kesempatan untuk seorang penguasa.
Namun ksatria itu menolak semua tawaran Dewa/i itu dan tetap bertarung membantai siapapun yang dia lihat, karena penasaran “Trrask…” Reza kemudian mewujudkan inkarnasinya di depan ksatria tersebut, dia merasuki salah satu mayat lawan ksatria itu dan berkata.
“Heei… kenapa kau bertarung… apa kau tidak lelah… apa kau tidak merasa sakit…??”
Pertanyaan dari Reza membuat ksatria itu berhenti menggerakkan pedangnya, untuk pertama kalinya ksatria itu mendengarkan pertanyaan dari seorang Dewa/i dan bukan tawaran untuk menjadi avatar mereka. Lalu dengan nada lantang ksatria itu kemudian menjawab pertanyaan Reza.
“Aku harus terus bertarung, karena dengan begini aku bisa menebus semua dosa-dosaku… dengan begini aku bisa membuat dunia ini menjadi lebih baik lagi, dan ketika aku mati maka aku dapat bertemu dengan mereka lagi”
Mendengarkan hal itu Reza hanya dapat tersenyum dan kemudian berkata.
“Kalau begitu mau aku bantu, memang tidak seperti tawaran para Dewa/i yang lainnya akan tetapi setidaknya aku bisa membuatnya bisa mengayunkan pedangmu untuk lebih lama”
“Dan jika kau memang mampu untuk menghiburku lagi, maka aku mungkin akan mempertemukan dirimu dengan mereka yang telah tiada”
Mendengarkan hal itu membuat tekad ksatria itu langsung goyah, dia telah melewati banyak pertarungan berdarah seorang diri, dan juga dia telah mendapatkan cukup banyak luka yang membuatnya bisa tewas kapanpun, pandangan matanya pada saat itu sudah menjadi kabur dan dirinya hampir tidak bisa melihat apa yang ada didepannya. Pada saat Reza menawarkan tangannya pada ksatria itu, “Taak…” secara spontan ksatria itu meraih tangan Reza dan dirinya langsung berubah menjadi salah satu avatar milik Reza.
Di saat itulah dia di kenali sebagai ksatria abadi yang di penuhi dengan darah, pencapaiannya kemudian menjadi sebuah legenda dan pada saat waktunya legenda itu menjadi kisah ( Story ) yang mana menjadi kekuatan Reza saat ini.
“Story tingkat Dongeng yang mana mengandung beberapa skill di dalamnya, dengan Story ini Andi akan menjadi lebih kuat lagi… akan tetapi dia harus mengerti rasa takut dari kata kehilangan” pikir Reza.
Pada saat itu Reza sedang bermain di dalam mimpi Andi, dia menunjukkan kisah dari ksatria abadi pada Andi, yang mana membuat Andi kebingungan akan seseorang ksatria yang ada di dalam mimpinya. Pada saat Andi terbangun dari mimpinya dia kemudian langsung membasuh dirinya dan bermeditasi, mentalnya menjadi kacau karena melihat sosok yang ada di dalam mimpinya tersebut.
Dan dengan lantang Andi berkata.
“Dewa jubah ungu, apa kau yang memberikan mimpi ini padaku… sebenarnya apa yang kau mau…??”
“Pinggs…” Reza yang menjawab panggilan dari Andi kemudian membalas.
“Aku tidak mau apapun darimu selain hiburan dan juga kesenangan, karena itulah jangan terlalu sombong… yang kau lihat hanyalah sebagian ingatan yang tertanam dalam skill mu, dan sebentar lagi kau akan mewarisi semua kisahnya dan mendapatkan skill-skill miliknya”
“Dengan cara itu kau dapat bertahan hidup di game-game berikutnya”
Melihat kata-kata dari Reza membuat Andi merasa kesal, akan tetapi Andi tahu kalau dia tidak bisa berbuat apapun pada Reza yang mana adalah sesosok Dewa yang agung. Kemudian salah satu bawahan Andi secara tiba-tiba masuk kedalam ruangannya, dia terlihat panik dan berkata.
“Boss ada keadaan darurat, seorang player yang terlihat sangat kuat terlibat perkelahian dengan anggota kita… sekarang dia sedang di kepung oleh para atasan yang lainnya”
“Tunggu sebentar aku akan segera kesana, kita lihat siapa yang berani macam-macam dengan kelompok pedang ungu milikku” balas Andi.
Pada saat Andi telah sampai di tempat itu, “Drukk… Dusk…” para bawahan terkuat yang di miliki Andi terbaring kaku di tanah, dan yang menyebabkan semua itu adalah seorang remaja yang terlihat kurus dan lemah. Namun pada saat yang sama Andi dapat merasakan aura mengerikan dari tubuh remaja itu, dan dengan mata hitam gelap miliknya remaja itu melihat kearah Andi dan tersenyum.
Merasa terhina Andi dengan keras berkata.
“Oii… dasar bocah sialan, berani sekali kau macam-macam di wilayah kami… apa kau tidak tahu kalau aku Andi adalah penguasa di tempat ini”
“Hmm… jadi kau seorang penguasa rupanya, maafkan aku… aku kira kau dan teman-temanmu ini hanyalah kumpulan penindas yang hanya bisa menindas orang lemah” balas remaja tersebut.
Andi kemudian langsung mengeluarkan senjata pistol dan pedang parang miliknya, dan “Wushkk…” dengan cepat Andi langsung maju untuk menyerang remaja tersebut, dia mulai bergerak kearah remaja itu sambil “Dorst… Dorst…” menembakkan pistol miliknya. Akan tetapi “Tranggs… tanggs…” dengan mudah remaja itu menahan serangan andi dengan belati miliknya, lalu remaja itu “Srrahkk…” mengeluarkan sebuah mantel putih yang terbuat dari bulu monster Yeti.
.
.
.
Nama : Yeti Leather Cloat
Keterangan : Sebuah mantel yang di buat menggunakan tubuh monster penguasa salju yang merupakan monster tingkat D+, dengan mantel ini penggu akan dapat terlindungi dari cuaca dingin dan bahkan dapat melindungi pengguna dari serangan peluru yang diarahkan pada bagian belakang pengguna.
Skill :
- Lord of the Mountains : Skill pasif yang memberikan karisma dan intimidasi kepada seseorang musuh yang mana memiliki statistik lebih rendah dari pengguna.
- White Ghost : Skill aktif yang menggunakan Force untuk dapat menghilangkan keberadaan secara sepenuhnya saat sedang menghadapi lawan selama 10 detik.
.
.
.
Melihat item yang di miliki remaja itu Andi kemudian langsung mulai berhati-hati, dan dengan senyuman di wajahnya dia berkata.
“Kau tampaknya memiliki item yang cukup bagus”
“Hmm… memang benar kata dia, kau adalah orang yang cukup menari… belum pernah ada yang tersenyum seperti itu saat berada diambang kematiannya” balas remaja tersebut.
Andi pada saat itu tidak terlalu mendengarkan apa yang di katakan oleh remaja tersebut, dia sedang menggunakan skill miliknya Wolf Hunter untuk memfokuskan setiap indra yang dia miliki. Akan tetapi “Srrahk…” remaja itu menarik mantel miliknya dan melemparkannya ke udara, dan saat mantel itu di lemparkan remaja itu langsung menghilang.
Saat itu Andi kemudian mulai kebingungan dan berusaha untuk mencari keberadaan dari remaja itu, namun “Crrast…” secara tiba-tiba remaja itu muncul di belakang Andi dan menusukkan belati miliknya ke punggung Andi. Karena serangan itu tubuh Andi langsung menjadi lemas dan “Drukk…” dia langsung jatuh pingsan ketanah, melihat Andi yang tak berdaya remaja itu kemudian berkata.
“Selamat malam orang gila”
.
.
.
.
Bersambung….