kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Bu, selama ini ibu baik baik saja kan?",
" maksud kamu nak?",
"ya, kan siapa tahu ada yang menyakiti ibu",
" tidak ada sayang, semua orang baik sama ibu, mereka semua memperlakukan ibu dengan baik seperti keluarga sendiri, bahkan moma Bella sering sekali mengajak ibu untuk tinggal bersama mereka saja, tapi ini tidak enak, sejak awal datang ibu dibawa nyonya wilona, kalau tiba tiba saja ikut keluarga Mahatma pasti tidak enak dengan keluarga Dirgantara",
" syukurlah, selama ini Ara selalu kepikiran bagaimana kehidupan ibu, dimana ibu, karena kata papa ibu sudah menikah lagi dan pergi bersama suami ibu",
" lalu, kenapa kamu bisa mencari ibu ke sini? ",
" entahlah Bu, hati aku selalu bilang kalau ibu masih di sini, jadi saat ada kesempatan kabur aku langsung kesini, itupun ara hanya mengandalkan ingatan Ara waktu kecil Bu, keluarga dirgantara, itu yang selalu Ara ingat, diam diam Ara selalu melihat berita tentang keluarga dirgantara di tv atau media sosial agar Ara bisa tahu dimana rumah mereka",
" kenapa kamu tidak minta bantuan pada teman teman kamu nak?",
" Ara tidak ingin melibatkan mereka Bu",
" anak ibu memang hebat, kuat dan sangat cantik",
" pastinya donk anak siapa dulu, ibu Shofia gitu lho",
Ibu dan anak itu tertawa bersama, mereka tengah bercengkrama di gazebo depan kolam renang yang berada di samping rumah, Aurora tidur dipangkuan sang ibu, merasakan hangatnya elusan tangan sang ibu dikepalanya.
"nak Elio mana, tumben gak nempel sama kamu?",
" emangnya lem pake nempel segala", jengah Aurora, membuat ibu Shofia terkekeh,
"ya kan emang gitu, nak Elio sukanya nempel terus sama kamu setelah kamu kembali, bahkan kamar saja minta bersebelahan", goda ibu Shofia,
" jujur saja Ara merasa tidak enak pada mommy Wilona dan Daddy Rajendra Bu, io memperlakukan Ara terlalu berlebihan, padahal kita hanya sahabat", Aurora menghembuskan nafas kasar,
" dia terlalu merindukan kamu nak",
"tapi sikap io terlalu berlebihan Bu, dia memperlakukan Ara seolah olah Ara ini kekasihnya, padahal bisa saja kan sebenarnya kedua orang tuanya sudah menyiapkan jodoh yang sepadan dengannya",
" kamu tahu bagaimana karakter nak Elio,dia tidak bisa dipaksa dan tidak ada yang bisa memaksanya termasuk tuan Rajendra dan nyonya wilona, selama ini nak Elio sudah mengemban banyak tugas dari tuan Rajendra, sebagai pewaris tunggal nak Elio sudah diajarkan untuk memiliki jiwa pemimpin tanpa ampun, berjiwa tangguh, setiap libur nak Elio akan belajar bisnis, belum lagi disekolah dia menjadi ketua OSIS, memantau semua yang terjadi disekolah, memastikan semua baik baik saja, itulah kenapa nyonya Wilona dan tuan Rajendra tidak melarang apapun yang dilakukan nak Elio", cerita ibu Shofia.
"berat juga ya Bu jadi io, tapi bukankah setelah ini kita juga akan berpisah kembali?",
"hah, kenapa berpisah?",
" ya, sebagai pewaris tunggal dia harus memiliki pendidikan yang tinggi kan Bu, dan kedua orang tuanya pasti akan memilihkan universitas yang terbaik dan pastinya itu di luar negeri",
"entahlah, semua terserah Elio saja, tapi ibu rasa dia tidak akan mau",
perbincangan ibu dan anak itu terus berlanjut, mereka larut dalam pembicaraan mengenai Elio, dan juga rencana rencana mereka di sama depan, hingga Aurora tertidur dipangkuan sang ibu.
Ibu Shofia mengelus penuh sayang kepala sang putri, meskipun kakinya sudah kesemutan tapi ini Shofia tidak ingin membangunkan Aurora, dia masih betah melihat wajah cantik putrinya itu.
"anak kita sudah besar mas, mata dan bibirnya persisi seperti mu, namanya masih sama Aurora, nama yang sengaja kita pilih karena kita sama sama menyukai Aurora, kalau kamu bisa melihat kami dari sana, doakan kami ya mas", batin ibu Shofia.
" ibu", suara bariton itu membuat ibu Shofia menoleh,
"El, dari mana kamu nak?", tanya ibu Shofia,
" dari markas Bu, bunny tidur Bu?", tanya saat melihat aurora yang terlelap dengan bantalan paha ibu Shofia,
"iya, keasyikan ngobrol Sampai ketiduran", jawab ibu Shofia,
" El bawa ke kamar ya Bu, udaranya semakin dingin, dan ibu juga harus segera istirahat, Udah malam", kata Elio,
Dia menggendong tubuh Aurora, diikuti ibu Shofia di belakangnya,
"lho El, bukannya kamu dari markas, kok bisa Gendong Ara?", tanya mommy Wilona yang baru Sampai rumah bersama Daddy Rajendra,
"hemmm", jawab Elio singkat, kurang sopan sekali anak ini ditanya jawabannya malah ham Hem, kalau saja bukan anaknya, sudah ditimpuk kali tuh bibir Elio,
"tadi Ara ngobrol sama saya di gazebo nyonya, dan ketiduran, nak Elio juga baru pulang kok", kata ibu Shofia menjelaskan, dua tahu pasti mommy Wilona kesal sekali dengan Elio,
"anak itu ya Shofia, perasaan saya hamil dia gak ngidam aneh aneh, kenapa sekarang malah jadi irit sekali bicaranya", keluh mommy Wilona membuat ibu Shofia terkekeh,
"kalian sedang membicarakan apa?", tanya Daddy Rajendra yang baru saja masuk rumah,
"itu dad, anak kamu, ditanya jawabannya ham Hem doak", adu mommy Wilona,
" kamu kayak gak tahu watak anak kamu aja mom, bukannya sudah sejak dulu dia seperti itu", jawab Daddy Rajendra, dia saja kali ngobrol sama Elio kadang jengkel karena jawaban Elio yang selalu saja singkat.
"sudah sudah, nyonya dan tuan lebih baik istirahat, sudah malam", lerai ibu Shofia,
" ya sudah, kami istrahat dulu, kamu juga istrahat Shofia", ucap mommy Wilona,
" iya nyonya".
Elio sudah sampai dikamar aurora, dia menidurkan tubuh Aurora di atas ranjang empuk Dengan penuh hati hati, agar tidak Sampai membangunkan Auroranya.
membenarkan letak bantal dan menyelimuti sampai dada, Elio menatap penuh sayang pada wajah yang sudah damai dalam tidurnya itu.
Cup... Cup...cup...
Elio mencium kening, hidung dan berakhir di bibir pink milik Aurora, hanya menempel, tak ada nafsu.
"EKHM...",
Elio menghembuskan nafas kasar, paham sekali siapa yang bersuara itu, dia merapikan tidur aurora dan beranjak keluar, tak ingin tidur aurora terganggu karena suara di luar, dia pun mengganti lampu tidur dan menutup pintu.
"pinter ya kamu, diajarin siapa kayak gitu?", tanya galak mommy Wilona yang menyaksikan apa yang sudah dilakukan Elio,
"Daddy", jawab Elio singkat, membuat Daddy Rajendra mendelik,
"heh, kapan Daddy ngajarin kamu seperti itu?", tanya Daddy Rajendra tak terima,
" bisa bisanya kamu asal cium anak orang pas dia tidur, pinter banget kamu cari kesempatan", omel mommy Wilona,
" kayak gak pernah muda aja", jawaban Elio sungguh membuat mommy Wilona naik darah, ingin sekali mommy Wilona menjambak Jambak rambut anaknya itu,
"sudah mom, Elio sudah besar, dia tahu apa yang dia lakukan, toh Elio hanya mencium, tidak berlebihan", lerai Daddy Rajendra,
" apa, Daddy bilang cuma, itu Elio mencium Ara saat Ara tidur dad, kalau Ara tahu mommy yakin Ara juga pasti akan marah, dan bisa bisa Elio dikira mesum dan mau berbuat aneh aneh sama dia", omel mommy Wilona, dia benar benar tidak paham dengan jalan pikiran dua lelaki di depannya ini,
"tinggal dinikahin", jawab asal Elio,
"heh, masih kecil, Udah mikirin nikah aja, emang mau kamu kasih makan apa Ara kalau kamu nikah sekarang, sekolah aja belum lulus udah mikirin nikah", sungguh, mommy Wilona ingin menghilang saja dari sana, berdebat dengan Elio benar benar menguras emosi.
"Daddy kan kaya, aku akan jadi pewaris tunggal", jawab Elio lagi,
" kaaa....",
" eehh udah sayang udah, yuk kita istirahat, besok Daddy harus berangkat pagi, yuk sayang kita bobok, kamu juga tidur El jangan begadang", Daddy rajendra memeluk sang istri agar tidak semakin mereog,
"segera tidur agar tidak kena rematik",
ucapan Elio membaut mata mommy Wilona semakin melebar dengan kilatan amarah seperti pedang yang siap mencincang tubuh Elio,
"eliooo....", geram mommy Wilona tangannya sudah hendak menarik baju Elio,
"masuk kamar El, ayo sayang ayo kita bobok, jangan marah marah terus", Daddy Rajendra sudah berhasil membawa Tubuh mommy Wilona turun kebawah Dengan mulut mommy wilona yang masih komat Kamit seperti membaca mantra, Elio hanya acuh dan masuk kamarnya, emang dasar Elio minta di kutuk jadi arca.
"anak kamu dad, pusing mommy ngadepin anak itu", ucap mommy Wilona membuat Daddy Rajendra menahan tawa, dia Tidak ingin ikut ikutan menjadi Sam sak tinju sang istri, tadi saja mommy Wilona hampir menarik kerah baju Elio.
biar kelihatan anggun, mommy Wilona memiliki fisik yang kuat, dan dulu dia pernah menang lomba karate saat SMA.