NovelToon NovelToon
女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

女将军的命运之幕 ( Tirai Takdir Sang Jenderal Wanita )

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:643
Nilai: 5
Nama Author: Syifa Fha

Di bawah rembulan yang dingin, seorang jenderal berdiri tegak, pedangnya berkilauan memantulkan cahaya. Bukan hanya musuh di medan perang yang harus ia hadapi, tetapi juga takdir yang telah digariskan untuknya. Terjebak antara kehormatan dan cinta, antara tugas dan keinginan, ia harus memilih jalan yang akan menentukan nasibnya—dan mungkin juga seluruh kerajaannya. Siapakah sebenarnya sosok jenderal ini, dan pengorbanan apa yang bersedia ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Fha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

...

Kilatan pedang menyambar udara malam yang kelam. Api menari-nari dengan ganas, melahap rumah-rumah kayu dan mimpi-mimpi indah Klan Yu. Jeritan pilu dan raungan kesakitan berpadu, menciptakan simfoni kematian yang mengerikan. Di tengah kekacauan itu, seorang anak laki-laki, lebih tepatnya Pangeran ketujuh, Yu Zhang, menyaksikan dengan mata terbelalak bagaimana klannya dibantai tanpa ampun oleh sekelompok pembunuh bayaran berpakaian serba hitam.

Mereka bergerak seperti bayangan, setiap gerakan mematikan dan presisi. Pedang mereka menari dengan lihai, menebas leher, menusuk jantung, dan merobek perut. Darah membasahi tanah, mengubahnya menjadi sungai merah yang mengalirkan keputusasaan.

Yu Zhang kecil, yang saat itu masih berusia sepuluh tahun, bersembunyi di balik sisa-sisa gerobak yang terbakar, tubuhnya gemetar ketakutan. Ia melihat ayahnya, Kaisar Yu, jatuh ke tanah setelah menerima tebasan pedang di dadanya. "Ayah!" bisiknya, air mata mulai mengalir di pipinya. Ia melihat ibunya, Permaisuri Yu, mencoba melindunginya dengan tubuhnya sendiri, namun sia-sia. Para pembunuh bayaran itu terlalu kuat, terlalu kejam. "Lari, Yu Zhang! Selamatkan dirimu!" teriak ibunya sebelum roboh. Yu Zhang berusaha menahan tangisnya agar tidak terdengar.

Kemarahan membakar hati Yu Zhang. Ia tidak bisa hanya berdiam diri dan menyaksikan keluarganya dibantai. Ia harus melakukan sesuatu, apa pun itu. Dengan keberanian yang dipaksakan, ia mengambil pedang kecil dari tangan ayahnya yang sudah tak bernyawa. Pedang itu terlalu berat untuknya, namun ia menggenggamnya erat-erat. "Aku akan membalas kalian!" gumamnya dengan suara bergetar.

Dengan teriakan marah, Yu Zhang menunggu moment untuk melancarkan serangannya ke salah satu pembunuh bayaran yang akan menjadi targetnya. Ia Mengincar seorang gadis kecil mengenakan topeng perak yang menutupi sebagian wajahnya. Gadis itu bergerak dengan lincah dan anggun, menebas Orang orangnya dengan pedang yang lebih besar dari tubuhnya sendiri tanpa ekspresi apapun.

Yu Zhang menyerang gadis itu dengan sekuat tenaga. Pedangnya berayun liar, namun gadis itu dengan mudah menghindarinya. Ia menangkis serangan Yu Zhang dengan pedangnya sendiri, lalu menendang perutnya hingga ia terhuyung mundur. "Kau lemah," ejek gadis itu dengan suara dingin.

Yu Zhang tidak menyerah. Ia bangkit kembali dan menyerang lagi. Kali ini, ia lebih berhati-hati. Ia mengamati gerakan gadis itu dengan seksama, mencari celah dalam pertahanannya. "Aku tidak akan kalah!" serunya.

Tiba-tiba, ia melihat kesempatan. Gadis itu sedikit lengah saat menebas seorang prajurit klan Yu. Yu Zhang memanfaatkan kesempatan itu dan mengayunkan pedangnya ke arah wajah gadis itu.

Pedang Yu Zhang mengenai topeng perak gadis itu. Topeng itu pecah menjadi dua, memperlihatkan sebagian wajahnya. Yu Zhang terkejut melihat wajah gadis itu. Ia cantik, dengan mata yang tajam dan bibir yang tipis. Namun, ada sesuatu yang dingin dan tanpa emosi di wajahnya. "Dia...." gumam Yu Zhang, terkejut.

Gadis itu terkejut dengan serangan Yu Zhang. Ia mundur selangkah, tangannya menyentuh wajahnya yang terbuka. Ia menatap Yu Zhang dengan tatapan marah.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, gadis itu berbalik dan berlari menjauh. Ia menghilang ke dalam kegelapan bergabung dengan anggota yang lain, meninggalkan Yu Zhang yang kebingungan.

Yu Zhang mencoba mengejar gadis itu, namun kakinya terasa lemas. Ia terjatuh ke tanah, napasnya tersengal-sengal. Ia melihat sekelilingnya, dan ia menyadari bahwa semua orang telah mati. Keluarganya, teman-temannya, semua orang yang ia kenal dan cintai telah dibantai. "Tidak... tidak mungkin..." isaknya.

Kesedihan dan keputusasaan menghantam Yu Zhang seperti gelombang pasang. Ia menangis sekeras-kerasnya, meratapi kehilangan yang tak terhingga. Ia bersumpah akan membalas dendam pada para pembunuh bayaran yang telah menghancurkan hidupnya. "Aku akan menemukan kalian! Aku akan membuat kalian membayar!" teriaknya di tengah malam.

Saat itulah, Yu Zhang melihat sesuatu yang berkilauan di tanah. Ia mengambilnya dan menyadari bahwa itu adalah pecahan topeng perak gadis itu. Ia menggenggam pecahan topeng itu erat-erat di tangannya. Ia bersumpah akan menemukan gadis itu dan membuatnya membayar atas kejahatannya. "Aku bersumpah, aku akan menemukanmu," bisiknya.

...

Yu Zhang adalah seorang putra mahkota yang difitnah karena melecehkan sang permaisuri, Yang membuatnya diusir dan dicabut gelar mahkotanya, Ayahnya adalah Kaisar Qingshui terdahulu yang Dibunuh bersama seluruh klan yu oleh Organisasi Mo Hui yang diperintahkan oleh sang paman yang menginginkan posisi kaisar.

Namun,Mereka tidak tahu bahwa masih ada seorang pangeran dari klan yu yang selamat, Yang membuat sang paman dan permaisurinya sepakat untuk menjebaknya.

Yu zhang yang saat itu baru berusia 18 tahun,Tengah berkeliling sekitar taman kerajaan,Tiba tiba ia mendengar sebuah Teriakan yang membuatnya langsung menghampirinya,Namun tak sangka di ruangan itu terdapat Permaisuri yang hanya mengenakan pakaian dalamnya,Kemudian ia berteriak yang membuat para tentara yang lewat mendengar dan tanpa bertanya mereka lantas menyeret sang pangeran mahkota.

dan Memukulinya hingga babak belur.

tubuh Yu Zhang penuh luka setelah perkelahian sengit dengan para prajurit , Seberapa keras ia menjelaskan,mereka tidak pernah mau mendengarkan.

Yu Zhang tidak gentar. Dengan gerakan lincah, ia melompat dan menendang salah satu prajurit hingga tersungkur. Dua prajurit lainnya menyerang dengan brutal, tetapi Yu Zhang berhasil menghindar dan membalas dengan pukulan keras.

pamannya yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan sementara,diam diam tersenyum karena rencananya dan permaisuri berhasil.

para menteri yang kemakan fitnah itu lantas menyuruh kaisar untuk mencopot gelar putra mahkota dari yu zhang dan mengirimkannya pergi ke perbatasan untuk menjadi jenderal di sana sebagai hukuman.

Namun,Tanpa mereka ketahui Yu zhang adalah pangeran mahkota yang dijuluki sebagai Dewa perang, Hanya dalam waktu Setahun,dibawah komando nya ,Ia dan pasukannya bahkan dapat merebut kembali wilayah kekaisaran Qingshui yang sempat jatuh ditangan musuh.

Selama tinggal Di perbatasan Qingshui dan Tiandu Yu Zhang menjalin hubungan dengan beberapa ksatria dari Tiandu, ia juga mendengar sebuah berita tentang tragedi Pembantaian yang dilakukan Oleh seseorang dari keluarga Feng bertahun tahun yang lalu dari mereka yang membuatnya merasa iba karena ia merasa tragedi yang menimpa keluarga Liu dan Feng sama dengan apa yang telah menimpanya dimasa lalu.

Yu Zhang kembali ke ibu kota untuk merayakan kemenangan pasukannya setelah berhasil merebut kembali wilayah Kekaisaran Qingshui. Namun, perjalanan pulang tidaklah mudah. Pamannya sendiri berkhianat, menginginkan kematiannya lebih cepat. Beberapa pembunuh bayaran dikirim untuk menghabisi nyawanya dan memalsukan kematiannya.

Menyadari bahaya yang mengintai, Yu Zhang berusaha sekuat tenaga menghindari kejaran para pembunuh. Otaknya berputar cepat mencari jalan keluar. Sebuah penginapan dengan jendela terbuka menarik perhatiannya. Sebuah ide muncul! Dengan sekuat tenaga, ia melompat meraih ambang jendela dan berhasil masuk ke dalam.

Yu Zhang segera menyelinap ke dalam selimut di ranjang yang berada di kamar itu, berharap dapat bersembunyi sejenak. Namun, matanya membulat terkejut. Di dalam selimut itu, seorang gadis bertopeng sedang berbaring! Mata mereka bertemu dalam keheningan yang mencekam. Gadis itu membuka mulut, hendak berteriak,

Yu Zhang membungkamnya, ia mengira gadis bertopeng di bawah selimut itu adalah seorang pelacur yang menunggu klien, bertanya dengan nada mendesak, "Berapa umurmu?"

Gadis itu menjawab dengan suara gemetar, "Enam belas tahun."

Yu Zhang melanjutkan dengan cepat, "Jika kau ingin selamat, kau harus melakukan apa pun untuk melindungiku. Jika berhasil, aku akan memberikan kompensasi yang setimpal."

Saat itu, suara langkah kaki semakin dekat. Para pembunuh bayaran mulai mengecek kamar satu per satu. Jantung Yu Zhang berdebar kencang. Tiba-tiba, sebuah suara desahan yang keras terdengar dari kamar sebelah, menarik perhatian para pembunuh.

Tanpa ragu, mereka mendobrak pintu kamar tersebut. Di dalam, mereka mendapati seorang gadis di ranjang yang berusaha menutupi tubuh seorang pria di atasnya.

"Apa yang kalian lakukan di sini?!" bentak gadis itu dengan nada marah. "Pergilah!"

Para pembunuh bayaran itu terkejut dan segera keluar, menutup pintu dengan tergesa-gesa.

"Astaga, pengantin baru zaman sekarang," gumam salah seorang pembunuh.

"Ayo, kita cari lagi," sahut yang lain, dan mereka pun melanjutkan pencarian.

Yu Zhang menghela napas lega, namun ketegangan belum sepenuhnya hilang. Ia menatap gadis bertopeng itu, yang kini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Lumayan," ucap Yu Zhang singkat. "Kau telah menyelamatkan nyawaku,ini untukmu." sambil melemparkan selembar kertas yang berisikan cek 5000 Tael emas.

Gadis itu tidak menjawab, hanya memandang kearah selembar cek yang dilemparkan oleh yu zhang,Yu Zhang diam diam merasa penasaran dengan identitas gadis itu, namun keadaan mendesak membuatnya harus menahan diri. ," Aku pergi, Terimakasih karena sudah menyelamatkanku."

Gadis itu tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk lagi,

ia merapikan pakaiannya yang berantakan.

Yu zhang pergi keluar Jendela, Meninggalkan gadis itu.

...

Yu Zhang terhuyung mundur, darah segar membasahi jubahnya. Pertarungannya dengan para pembunuh bayaran kiriman pamannya sangat sengit. Meski berhasil melumpuhkan sebagian besar dari mereka, beberapa serangan telak berhasil mengenainya. Tubuhnya terasa remuk, napasnya tersengal-sengal. Ia tahu, jika terus begini, ajalnya akan segera tiba.

Tiba-tiba, dari balik pepohonan muncul seorang tetua berjubah putih dengan lambang teratai di dadanya. Gerakannya lincah dan anggun, dengan mudah ia melumpuhkan sisa-sisa pembunuh bayaran yang masih berusaha menyerang Yu Zhang.

"Anak muda, kau terluka parah," ujar tetua itu dengan nada khawatir. "Ikutlah denganku ke Sekte Teratai. Kami akan menyembuhkan lukamu."

Tanpa ragu, Yu Zhang menerima tawaran itu. Ia tahu, Sekte Teratai adalah sekte yang terkenal dengan kemampuan pengobatan dan bela diri yang tinggi.

Setelah lukanya disembuhkan, Yu Zhang memutuskan untuk menetap di Sekte Teratai. Ia sangat berterima kasih atas pertolongan mereka dan ingin membalas budi dengan menjadi murid yang berguna.

Selama di Sekte Teratai, Yu Zhang berlatih dengan tekun. Ia mempelajari berbagai macam teknik bela diri dan pengobatan. Bakatnya yang luar biasa membuatnya cepat menguasai semua ilmu yang diajarkan.

Di tengah kesibukannya berlatih, Yu Zhang berkenalan dengan seorang gadis kecil yang ceria dan menggemaskan. Gadis itu bernama Wan Mei, yang berarti "Keindahan Sempurna". Wan Mei adalah salah satu murid termuda di Sekte Teratai.

Yu Zhang dan Wan Mei menjadi sangat akrab. Yu Zhang menganggap Wan Mei seperti adiknya sendiri. Ia sering bermain dan bercanda dengan Wan Mei, serta melindunginya dari bahaya. Wan Mei pun sangat menyayangi Yu Zhang. Ia selalu ceria saat berada di dekat Yu Zhang dan sering membawakan Yu Zhang makanan atau minuman saat ia sedang berlatih.

Setelah setahun berada di bawah naungan Sekte Teratai, Yu Zhang merasa kekuatannya telah berkembang pesat. Ia juga telah menguasai berbagai ilmu pengobatan dan bela diri yang diajarkan oleh para tetua sekte. Namun, ada satu hal yang terus membayangi pikirannya: balas dendam. Ia ingin memberikan pelajaran kepada pamannya yang telah mengkhianatinya dan berusaha membunuhnya.

Selama berada di Sekte Teratai, Yu Zhang diam-diam mengumpulkan informasi mengenai kekaisaran. Ia tidak menyangka bahwa pamannyalah yang menjadi dalang di balik semua kejadian yang menimpanya. Pamannya itu ternyata telah lama berambisi untuk merebut kekuasaan dan menyingkirkan semua orang yang dianggap menghalangi jalannya.

Dengan tekad yang membara, Yu Zhang memutuskan untuk kembali ke kekaisaran. Ia berpamitan kepada para tetua dan Wan Mei, berjanji akan kembali suatu hari nanti. Wan Mei menangis saat melepas kepergian Yu Zhang, namun Yu Zhang berjanji akan selalu mengingatnya dan menjaganya dari jauh.

Namun, perjalanan Yu Zhang tidaklah mudah. Rupanya, pamannya telah menyewa Organisasi Mo Hui, sebuah organisasi pembunuh bayaran yang terkenal kejam dan tanpa ampun, untuk menghentikannya. Yu Zhang mati-matian menghindari kejaran para anggota Mo Hui yang terus menguntitnya.

Suatu hari, saat Yu Zhang sedang berlari melewati hutan lebat, tiba-tiba sebuah anak panah melesat cepat ke arahnya. Yu Zhang berhasil menghindar, namun anak panah itu mengenai bahunya dan membuatnya kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh ke tanah, merasakan sakit yang luar biasa.

Saat pandangannya mulai kabur, Yu Zhang melihat seorang gadis desa berdiri di hadapannya. Gadis itu mengenakan pakaian sederhana dan membawa busur di tangannya. Tatapannya datar dan tanpa ekspresi.

Pemandangannya menjadi gelap...

Tak lama kemudian penglihatannya kembali jelas, Yu Zhang berusaha bangkit, namun tubuhnya terlalu lemah. Ia hanya bisa terbaring lemas di hadapan gadis itu. "Kau! Kenapa kau menembakku?!" tanyanya dengan nada marah.

Gadis itu menjawab dengan tenang, "Salahmu sendiri kenapa lewat di jalur panahku."

Yu Zhang terbaring lemas di pangkuan gadis itu, merasakan sakit yang semakin menjadi-jadi. Ia mencoba mengabaikan rasa sakitnya dan bertanya, "Siapa namamu?"

Gadis itu terlihat berpikir sejenak, lalu menjawab, "Xin Lan, Liu Xin Lan."

Mendengar nama itu, Yu Zhang terkejut. Ia merasa familiar dengan marga Liu, namun ia lantas menyangkalnya. Dunia ini begitu luas, dan ada banyak marga Liu di luar sana. Mungkin hanya sebuah kebetulan. Namun, jauh di lubuk hatinya, Yu Zhang merasa ada sesuatu yang aneh. Ia merasa pernah bertemu dengan seseorang dengan marga Liu sebelumnya.

Namun, rasa penasarannya harus ia kesampingkan terlebih dahulu. Saat ini, yang terpenting adalah menyelamatkan diri dari kejaran Organisasi Mo Hui. Ia harus segera pulih dan melanjutkan perjalanannya menuju kekaisaran.

Yu Zhang mencoba bangkit, namun Xin Lan dengan sigap menahannya. "Jangan bergerak. Lukamu cukup dalam," ujarnya datar. "Kau akan kehilangan lebih banyak darah jika terus bergerak."

Yu Zhang menatap Xin Lan dengan curiga. "Kenapa kau membantuku??"

Xin Lan tidak menjawab, ia hanya memutar bola matanya." Dasar cerewet, Memangnya aku tidak boleh membantumu?"

Dengan ragu, Yu Zhang mengikuti Xin Lan

Xin Lan menyuruh Yu Zhang berbaring di tanah, lalu mulai memeriksa lukanya. Gerakannya cekatan dan terampil, seolah ia sudah terbiasa mengobati luka. Yu Zhang memperhatikan Xin Lan dengan seksama, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya ada di pikirannya.

Setelah membersihkan luka Yu Zhang, Xin Lan mengambil beberapa ramuan herbal dari rak dan mulai menumbuknya. Aroma ramuan itu sangat kuat dan menyengat, namun Yu Zhang merasa tubuhnya sedikit lebih baik setelah menghirupnya.

"Ramuan ini akan membantu menghentikan pendarahan dan mencegah infeksi," ujar Xin Lan sambil mengoleskan ramuan itu ke luka Yu Zhang. "Kau harus beristirahat selama beberapa hari sampai lukamu sembuh."

Yu Zhang terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Ia merasa berhutang budi pada Xin Lan, namun ia juga tidak bisa mempercayainya sepenuhnya. Ia tidak tahu apa motif gadis itu membantunya.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Yu Zhang akhirnya. "Kenapa kau menolongku?"

Xin Lan menghentikan aktivitasnya dan menatap Yu Zhang dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku hanya seorang gadis desa biasa," jawabnya datar. "Aku tidak punya alasan khusus untuk menolongmu. Aku hanya tidak tega melihat orang terluka."

Yu Zhang tidak percaya begitu saja. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Xin Lan. Namun, ia tidak punya bukti untuk menuduhnya.

"Terima kasih," ucap Yu Zhang akhirnya. "Aku berhutang budi padamu."

Xin Lan tidak menjawab . Matanya tiba-tiba berubah, tidak lagi datar, melainkan memancarkan aura seorang pemangsa yang sedang mengintai mangsanya. Yu Zhang merasakan hawa dingin merayapi tulang punggungnya. Ada sesuatu yang berbeda dari gadis desa ini.

Benar saja, tidak lama berselang, suara langkah kaki terdengar mendekat. Organisasi Mo Hui, para pembunuh bayaran yang mengejar Yu Zhang, akhirnya menemukan jejaknya. Yu Zhang melihat Xin Lan diam-diam menyunggingkan senyum tipis di bibirnya, sambil sesekali melirik ke arah belakang, seolah memberi isyarat kepada seseorang.

Jantung Yu Zhang berdebar kencang. Apakah Xin Lan seorang pengkhianat? Apakah ia sengaja menjebaknya? Namun, sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, Xin Lan bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Ia menghentakkan kakinya ke tanah, menciptakan badai debu yang tebal dan membutakan. Dalam sekejap, pandangan para anggota Mo Hui menjadi kabur dan kacau.

Yu Zhang terbelalak tak percaya melihat kemampuan Xin Lan. Gadis desa yang tampak sederhana itu ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia bergerak lincah dan mematikan, melumpuhkan para anggota Mo Hui dengan gerakan-gerakan yang cepat dan efisien. Para pembunuh bayaran yang terkenal kejam dan tanpa ampun itu tidak berdaya di hadapannya.

Dalam kekacauan badai debu, Xin Lan dengan sigap menarik Yu Zhang dan membawanya pergi menjauh.

1
Syaifudin Fudin
Sederhana namun dalam
RinSantorski
Jalan cerita hebat.
·Laius Wytte🔮·
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!