"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa Cinta
...• Bab 13 •...
...»»——⍟——««...
..."Mempercayai mu adalah keputusanku, salah atau benarnya keputusan itu, ada ditanganmu"...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
"Kalo hari itu yang nyentuh lo bukan Yumi, gimana? Lo ajak pacaran juga?"
Pasha menatap serius, Dermaga yang berada tepat dihadapan Yumi tak menunjukan ekspresi apa-apa, menyikapi nya seolah ini bukan hal penting. Ia mematikan rokoknya yang sudah pendek, dan mengambil lagi sebatang dibungkusnya.
"Iya" jawab Dermaga datar, ia kembali menyalakan putung rokok dengan santainya. Entah mengapa tapi melihat sikapnya itu membuat Yumi kesal.
Iya katanya? Lelaki ini ternyata menganggap remeh sebuah hubungan. Semudah itu baginya menjalin kasih pada siapapun itu meski tanpa cinta.
Lidya menganga, kemudian mendengus remeh, "Psycho lo berarti"
"Maga gak gitu kok. Dia laki-laki baik" sela Karin, ia menoleh ke arah gadis yang memakai baju kodok berwarna denim dengan dalaman kaos oblong putih polos.
"Yumi gak perlu takut Maga main-main, dia serius kok. Dia bahkan sampe kenalin ke kita, padahal Maga biasanya tertutup loh soal kehidupan pribadinya" bela Karin dengan lembut, membuat Yumi yang ditatap nya terkekeh pelan tak sanggup menolak pesona energi gadis itu.
"Gi.. gitu ya? Ahaha ya oke deh"
"Kok main oke-oke aja sih, Yum?! Lo mau terus jalanin hubungan sama orang yang gak ada rasa apa-apa sama lo?"
"Ikut campur banget sih lo sama urusan orang" ketus Berto yang begah melihat perdebatan tiada habisnya.
"Orang ini temen gue sendiri, wajar lah gue ikut campur"
"Lah, lu liat kita lah. Kita aja gak ikut campur urusan temen kita sendiri"
"Karena temen lu biang keladinya, sedangkan temen gue yang nerima susahnya, liat muka temen gue ini tertekan banget udah kaya orang nahan berak" ucap Pasha sungguh-sungguh, tangannya menyentuh kepala Yumi. Wajah gadis itu sudah memerah berurat-urat. Kakinya terjepit rapat.
"Ehe..keliatan ya? BENAR SEKALI! Gue....emang kebelet.....BERAK!"
...**✿❀ ❀✿**...
...**✿❀ ❀✿**...
...**✿❀ ❀✿**...
Yumi menutup pintu kamar mandi dan bernapas lega, perjuangan nya besar sekali tadi didalam sana. Mungkin ini efek dirinya makan banyak kemarin supaya dirinya bisa terlihat rakus. Ia mengelus perutnya pelan merasa ringan.
Begitu keluar dari kamar mandi, Yumi tertegun sejenak melihat siapa yang menunggunya diluar, sembari merokok.
"Lama banget"
"Mana bisa gue kontrol lama cepet nya proses berak"
"Perut lo masih sakit?"
"Udah enggak"
"Lagian kenapa nahan kalo emang sakit"
"Abis, tadi kan masih ngobrol. Gak enak kalo tiba-tiba nyela permisi gue mau berak"
Dermaga menghela napas panjang, "Lain kali makan pelan-pelan, pencernaan lo pasti ngeluh gara-gara kemarin lo makan cepet banget"
"Dibilang itu kecepatan normal gue"
"Iya udah, kurangin kecepatan normalnya"
Yumi menatap lama, mengerutkan kening pada lelaki yang tak bosan melakukan aktivitas sama sedari tadi. Perlahan ia menyentuh pergelangan tangan Dermaga yang memegang putung rokok, tangan kanannya mengambil alih rokok tersebut, dan menginjaknya hingga padam.
"Mulai sekarang kurangin juga kecepatan nyebat lo. Apa enak nya juga sih rokok yang ujung-ujungnya jadi asep doang"
"Kalo gue lakuin, lo mau percaya sama gue? Dan tetep jalanin hubungan ini?" ujarnya pelan, tatapanya seperti memancarkan kelip cahaya kecil yang berharap.
"Lo beneran serius? Hubungan ini tanpa cinta"
"Kalo gue bilang cinta lo percaya?"
"Ya gak mungkinlah, kita aja baru kenal"
"See, apapun yang gue bilang sekarang gak akan lo percaya. Jadi, kita jalanin aja dulu. Sampe waktu yang bakal nunjukin semuanya"
Yumi terdiam cukup lama, sampai akhirnya ia larut dalam tatapan dalam lelaki itu. Hatinya goyah seakan disentuh perasaan yang masih samar dari lelaki ini, tapi..
Entah kenapa, lubuk hatinya merasa tak ada salahnya memutuskan untuk.....
.....memilih mempercayai nya.
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
...• TBC •...