NovelToon NovelToon
Gadis Tengil Anak Konglomerat

Gadis Tengil Anak Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rosseroo

Seorang gadis remaja yang kini duduk di bangku menengah atas. Ia bernama Rona Rosalie putri bungsu dari Aris Ronaldy seorang presdir di sebuah perusahaan ternama. Rona memiliki seorang kakak lelaki yang kini sedang mengenyam pendidikan S1 nya di Singapore. Dia adalah anak piatu, ibunya bernama Rosalie telah meninggal saat melahirkan dirinya.

Rona terkenal karena kecantikan dan kepintarannya, namun ia juga gadis yang nakal. Karena kenakalan nya, sang ayah sering mendapatkan surat peringatan dari sekolah sang putri. Kenakalan Rona, dikarenakan ia sering merasa kesepian dan kurang figur seorang ibu, hanya ada neneknya yang selalu menemaninya.

Rona hanya memiliki tiga orang teman, dan satu sahabat lelaki somplak bernama Samudra, dan biasa di panggil Sam. Mereka berdua sering bertengkar, namun mudah untuk akur kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosseroo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertunangan kak Raymond

Raymond mengangguk pelan. “Iya. Minggu depan. Dan kakak pengin kamu hadir, Dek. Kakak nggak mau kebahagiaan ini terasa hambar gara-gara kamu masih perang dingin sama Ayah.”

Rona terdiam, antara kaget dan bingung. Di satu sisi hatinya masih panas, tapi di sisi lain, kabar pertunangan kakaknya membuatnya goyah. Raymond menatapnya dalam-dalam, berharap adiknya mau membuka hati sedikit demi sedikit.

"Tapi nanti, kakak bakal lupain aku kalau sudah tunangan apalagi menikah. Pasti lebih sibuk sama istrinya." gerutunya dengan pipi menggembung.

"Kakak akan ada buat kamu kok, eh tapi nanti juga akan ada Sam kan yang bakal di sisi kamu terus?" goda Raymond, membuat Rona melongo. "Kakak, apaan sih. Malah bahas dia."

"Kamu takut kesepian kalau kakak udah punya pasangan kan, nanti akan ada Samudra juga yang menemani kamu, jagain kamu."

"Kak, tapi dia juga sama-sama masih bocil." celetuk Rona membuat Raymond tertawa. "Dia dua tahun lebih tua darimu dek. Kamu gak tahu kalau Raymond punya bisnis?" sontak ucapan Raymond membuat Rona membolakan mata. "Bisnis apa kak, bocah ngeselin kaya gitu."

"Hey jangan merendahkan dek, dia punya bisnis market online gitu." kedua tangan Rona memegang kepalanya, serasa tak percaya. "Pantes, kalau saldo ku abis, dia yang ngisiin."

"Nah itu tahu, dia nafkahin kamu aja udah mampu. Belum lagi bisnis ayah dan ibunya. Secara Samudera anak tunggal."

"Iih stop, jangan di bahas lagi. Lama-lama aku pusing. Kali ini giliran aku. Siapa calon kakak? Bagaimana bisa, dia mengambil hati seorang kak Raymond." tanya Rona sangat penasaran.

Raymond terkekeh. "Namanya Alina. Alina putri, dia seorang seniman. Baru-baru ini buka galeri di ibu kota."

"Pasti cantik ya?" tanya nya lagi penasaran. "Tentu dong, kakak udah ngincer dia dari kelas satu SMA."

"Wah ternyata, udah ngincer jodoh dari dulu, kok bisa dia masih single?"

"Dia kan fokus sama karir dulu dek, pas dia udah berhasil buka galeri. Disitu kakak beranikan diri ngelamar dia."

"Iiih so sweet banget. Apa ada perjanjian gitu kah kakak sama kak Alina?"

"Yah, dulu kakak udah ungkapin perasaan sama dia. Tapi ditolak, dia bilang ingin bertemu dengan kakak versi dewasa dan sudah sama-sama berhasil."

"Yaah, kakak sekarang lagi magang CEO sama ayah, dan kak Alina udah punya galeri. Perpaduan yang menarik."

"Kamu harus belajar yang bener yah, gak boleh nakal lagi, gak beh ke club lagi. Kalau sampai kakak denger kamu kesana lagi, kakak seret kamu."

"Kan aku perginya juga bareng Sam kak, dia juga gak nolak."

"Karena dia mau jagain kamu, kamu kan gak dibolehin mabuk sama Sam, tapi kamunya aja yang bandel. Dek, kamu itu udah beranjak dewasa, jangan lagi bandel deh. Kamu itu kak calon ibu."

"Calon ibu dari siapa, masih lama kali kak. huh."

"Calon ibu buat anak anak dari calon suami mu nanti lah. hehe."

"Kak sumpah aku merinding, stop jangan bahas itu lagi." namun terlintas di otak Rona bayangan Samudra menjadi suami dan ayah dari anak-anaknya. 'haaa tidaaaakkk, kenapa jadi dia yang ada di bayangan gue? ' jeritnya dalam hati.

***

Susana di kantor sekolah yang hening. Disana nampak bu Dewi dan Rona saling duduk berhadapan di meja guru. Ada hal yang sangat ingin ia tanyakan pada siswinya yang bandel itu. "Rona, kamu tahu kan sudah berapa kali kamu tidak mengikuti pelajaran saya. Hargailah gurumu Rona, apa kau tidak kasihan pada ayahmu yang berulang kali mendapatkan teguran dan laporan dari sekolah tentang ulahmu. Ibu tahu kamu memang anak pintar dan berprestasi, tapi ibu harap kamu hargai juga kami sebagai pendidik."

"Saya akan menghargai mulai hari ini. Ibu tenang saja, saya kan memang tidak menyukai ibu." jawab Rona terang terangan.

"Baik, ibu meminta maaf jika kesalahan ibu di masa lalu membuat mu jadi membenci ibu. Tapi, ini sekolah Rona bukan rumah kamu." ucap bu Dewi penuh penekanan.

Rona memutar kedua bola matanya malas. "Bagus deh kalau sadar." jawabnya datar, lalu Rona berdiri dan meninggalkan ruangan kantor dengan langkah gontai.

"Jangan lupa, dua minggu lagi kamu Olimpiade matematika Rona, belajar lebih giat!" bu dewi mengingatkan Rona.

"Harusnya guru matematika yang bilang, bukan ibu." sinisnya saat menoleh. Rona kembali berjalan keluar ruangan, walau masih ada rasa nyeri di dada setiap kali ia ingat momen dimana bu Dewi mencoba merayu ayahnya, dan membuka sebagian kancing kemeja atasnya bahkan di ruang kantor ayahnya sendiri. "Cih, menjijikan!!"

***

Di ruang kerja, Raymond berbicara panjang lebar bersama sang ayah. Ia menjelaskan betapa Rona merasa dikhianati sejak hari itu, sejak matanya sendiri tak sengaja melihat sesuatu yang tak seharusnya ia lihat.

“Ayah,” ujar Raymond dengan nada berat, “jangan anggap sepele. Rona pernah lihat Ayah dan Bu Dewi berciuman waktu dia jadi sekretaris pengganti sementara. Hal itu yang membuat dia terluka. Rona merasa… Bu Dewi merampas posisi Ibu, walau Ibu sudah tiada.”

Pak Aris terdiam. Wajahnya yang biasanya tegas tampak melembut, seperti dihantam rasa bersalah.

Di ruang keluarga, Rona seperti biasa masih asik bermain game online kesukaannya.

Aris datang menghampiri, tatapannya beralih pada putri bungsunya yang kini sudah merubah posisi duduknya dengan benar.

“Rona…” suara Pak Aris tenang. “Ayah minta maaf. Ayah memang salah. Ayah terlalu terbuka, padahal kamu masih butuh rasa aman. Status Ayah sebagai duda bukan alasan untuk membuatmu terluka. Dan… Ayah seharusnya lebih peka.”

Rona menahan tangis, matanya memerah. “Aku nggak pernah larang Ayah bahagia… tapi bukan dengan dia. Aku nggak suka cara Bu Dewi merayu. Dia terlalu memaksa masuk ke hidup kita.”

Pak Aris menghela napas panjang, lalu mengangguk. “Ayah janji akan pertimbangkan perasaanmu. Ayah nggak mau hubungan kita rusak hanya karena hal ini.” ucapnya dengan memeluk tubuh mungil Rona.

Raymond tersenyum tipis, lega karena ayah dan adiknya akhirnya bicara dari hati ke hati.

Hari pertunangan Raymond pun tiba. Sebuah hotel mewah di pusat kota dipenuhi dekorasi elegan; nuansa privat, hangat, namun tetap berkelas. Cahaya lampu kristal menggantung, menambah kesan megah.

Rona hadir dengan langkah anggun, bersama Samudra, nenek Sindy juga kedua orangtua Samudra, membuat suasana keluarga semakin semarak.

Samudra yang berjalan di samping Rona tak henti-hentinya melirik. Dress pink pastel selutut membalut tubuh gadis itu dengan sederhana namun menawan. Rambutnya diikat separuh ke belakang, dibuat ikal lembut dengan poni jatuh manis di dahinya. Cantik, segar, sekaligus menggemaskan.

“Na…” bisik Samudra sambil menahan senyum. “Kamu sadar nggak, semua orang ngelihat kamu barusan? Kamu cantik banget malam ini.”

Rona mendengus kecil, pura-pura cuek. “Jangan gombal, Sam!”

“Tapi aku serius.” Samudra menatapnya lama, hingga wajah Rona memanas karena malu, ia spontan mencubit lengan Sam. "Awwss.." rintih Sam, membuat Rona menahan tawa.

Di panggung utama, Raymond berdiri gagah mendampingi Alina, tunangannya. Kedua keluarga besar saling melempar senyum saat mereka berdua bertukar cincin, sementara musik lembut mengalun. Rona menatap kakaknya dengan bangga, meski di balik senyum itu, ada sedikit perasaan aneh—takut kehilangan perhatian kakaknya yang kini akan berbagi hidup dengan orang lain.

Samudra yang memperhatikan perubahan raut wajah Rona hanya bisa tersenyum kecil. Dalam hati, ia berjanji akan selalu ada untuknya, entah apapun yang terjadi setelah malam pertunangan ini.

1
Nurika Hikmawati
wkwkwk... aku ngakak sih di part ini
Nurika Hikmawati
prikitiw... kiw kiw
Nurika Hikmawati
ya ampun... kamu ditembak sam Ron. panah asmara sdh meluncur 😍
Nurika Hikmawati
knp dicegah sih sam... erina udh keterlaluan. harusnya biarin aja
Nurika Hikmawati
ini udh parah sih. knp harus bawa2 ibunya rona yg almarhum. perlu dibejek mulutnya
Nurika Hikmawati
kalau begini kamu memang mau pgn cari masalah sm rona aja kan?
Drezzlle
ogeb Rona, Dia itu sayang Ama lu
Peka dikit
Drezzlle
Nah bagus Rona hajar aja
Drezzlle
ih mulutnya, dengki banget sih
Dewi Ink
wah parah, dipasang kamera , gila tu bocah steve/Curse/
Dewi Ink
betuul, kan Meraka udah mulai dewasa biar nanti pas waktunya gak kaget 🤣🤣
Dewi Ink
rona anaknya sanguin ya, ga malu ngaku sama neneknya.. yawis atuh sama2 sukaa si😍
mama Al
wah ada Risma

terimakasih sudah di promosikan
mama Al
suiiit suuiit ada yang jadian
mama Al
samudra; aku tulus rona
mama Al
jangan gitu Erina, kamu layak dapat yang lebih dari dua pria itu.
Mutia Kim🍑
Wah bahaya si Steve malah naruh CCTV di boneka itu
Rosse Roo: emang, rada2 si diaaa🤧
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Omoo omooo ternyata sudah lama dijodohkan🤭
Mutia Kim🍑
Cie yg mengakui juga perasaannya, langgeng terus ya kalian/Kiss/
🌹Widianingsih,💐♥️
Sabar Sam, kamu harus berjuang menundukkan hati dan egonya yang keras kepala....nanti lama-lama juga Rona akan luluh dan menerima mu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!