Nayla dan Dante berjanji untuk selalu bersama, namun janji itu pudar ketika Nayla mendapatkan pekerjaan impiannya. Sikap Nayla berubah dingin dan akhirnya Dante menemukan Nayla berpegangan tangan dengan pria lain. Hatinya hancur, tetapi sebuah kecelakaan kecil membawanya bertemu dengan Gema, kecerdasan buatan yang menjanjikan Dante kekayaan dan kekuasaan. Dengan bantuan Gema, Dante, yang sebelumnya sering ditolak kerja, kini memiliki kemampuan luar biasa. Ia lalu melamar ke perusahaan tempat Nayla bekerja untuk membuktikan dirinya. Dante melangkah penuh percaya diri, siap menghadapi wawancara dengan segala informasi yang diberikan Gema.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang CEO Yang tak disangka
Setelah percakapan singkat dengan Bram di atap kantor, Dante mematikan rokoknya, membuang puntung ke asbak yang tersedia. Dia tidak membiarkan kata-kata merendahkan Bram mengusik ketenangan batinnya. Dia telah melewati masa-masa yang jauh lebih buruk, dan hari ini, ia merasa lebih kuat dari sebelumnya.
Dante berbalik, berjalan kembali ke lift, dan kembali ke mejanya di Perusahaan XY. Saat dia tiba, ia melihat Diana sedang berbicara dengan salah satu anggota timnya, dan dia mengangguk pelan padanya.
Dante duduk kembali di kursinya, menyalakan komputernya. Dia tidak bisa berhenti memikirkan percakapannya dengan Bram. Bram mengira dia bisa dengan mudah memecat Dante, tapi dia tidak tahu Dante memiliki Gema, yang merupakan senjata rahasia Dante, yang memungkinkannya mengumpulkan informasi dan rencana strategis.
Dante tahu, ia tidak boleh hanya mengandalkan Gema, dia harus membuktikan dirinya. Balas dendam terbaik adalah dengan menunjukkan pada Nayla dan Bram bahwa dia bisa menjadi orang yang lebih sukses dan berkuasa daripada mereka.
Ketika Dante mulai mengerjakan tugasnya, dia merasa Gema memberinya pemahaman yang lebih dalam tentang visi perusahaan dan rencana jangka panjang mereka. Gema menganalisis laporan, presentasi, dan informasi lainnya, yang mempercepat Dante dan membuatnya lebih efisien dalam pekerjaannya.
[Dante, ingatlah bahwa perusahaan ini adalah fondasi untuk kekayaan dan kekuasaan yang ingin kita bangun. Manfaatkan setiap peluang untuk mendapatkan informasi dan relasi penting di sini.]
Dia mengambil napas dalam-dalam, mengangguk pada dirinya sendiri, dan fokus pada layar. Tangannya dengan lincah mengetik di keyboard. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan Bram atau siapa pun mengintimidasinya. Ia tidak hanya akan sukses, ia juga akan menjadi pemain utama dalam dunia bisnis.
Ia merasa bahwa dirinya telah berubah, Dante yang sekarang bukan lagi Dante yang sama. Dante yang sekarang adalah Dante yang ambisius, cerdas, dan siap untuk berkuasa.
Tiba-tiba, Diana menghampiri meja Dante. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Dante, ada masalah. Komputer CEO kita mati, dan tidak ada yang bisa memperbaikinya. Kau bisa ke sana sekarang?" kata Diana dengan nada mendesak.
Dante mengiyakan dan langsung bersiap. Dia berjalan cepat menuju lift. Dia menekan tombol menuju lantai eksekutif, jantungnya berdebar. Dia sudah mempersiapkan diri menghadapi sosok yang berkuasa, tetapi dia tidak pernah menduga akan bertemu orang sepenting CEO di hari pertamanya.
Saat pintu lift terbuka, ia berjalan di koridor yang sunyi, melewati deretan lukisan mahal yang menghiasi dinding. Ruangan CEO berada di ujung, pintunya terbuat dari kayu jati dengan plakat emas bertuliskan “Freya, Chief Executive Officer.” Dante mengetuk pintu, perlahan membukanya. Dia masuk ke dalam dan melihat seorang wanita dengan gaun hitam sedang duduk di balik meja kerja yang mewah, membelakangi Dante. “Silakan masuk,” suara yang familiar terdengar. Wanita itu berbalik, dan Dante terkejut, terdiam mematung, mendapati sosok yang berdiri di hadapannya adalah wanita yang ia bantu di pinggir jalan kemarin.
“Freya?” bisik Dante, masih tidak percaya.
Freya tersenyum, melihat Dante yang masih terkejut. “Ya, ini aku. Apa yang membuatmu begitu kaget?”
“Kau—kau adalah CEO perusahaan ini?!” Dante merasa bingung, dia tidak bisa menyembunyikan ekspresinya.
Freya tertawa pelan, membuat Dante merasa sedikit canggung. “Begitulah,” katanya. “Kau pasti Dante. Aku sudah mendengar tentangmu dari Diana. Jadi, kau datang untuk memperbaiki komputerkuku?”
Dante masih berusaha mencerna situasi itu. Ia mengambil napas dalam-dalam. "Ya, aku datang untuk itu," jawabnya, suaranya sedikit bergetar. Dia mendekati meja kerja Freya dan melihat komputer yang mati itu. [Dante, aku tidak bisa menganalisis masalah komputer ini dari sini. Kamu harus melihatnya dulu.] Gema memperingatkannya.
"Maafkan saya, Nona Freya. Sepertinya, saya harus mengubah cara bicara saya." Dante mengubah nada suaranya menjadi lebih formal, ia tidak lagi menggunakan kata-kata santai seperti "Kau" saat berbicara dengan Freya. "Saya rasa, tidak pantas bagi saya untuk bicara santai dengan atasan saya."
Freya tertawa. "Tidak perlu bersikap begitu formal, Dante. Kau tidak perlu canggung di dekatku, kau bisa bersikap santai." Freya berjalan mengitari meja kerjanya dan berdiri di samping Dante. "Aku sangat berterima kasih karena kau sudah membantuku kemarin. Kalau kau tidak keberatan, apa kau mau memperbaiki komputer ini sekarang?" Freya menunjuk komputer yang mati di atas meja.
Dante mengangguk. Dia fokus dan membungkukkan badan untuk melihat komputer itu. Dia memutar komputer untuk melihatnya dengan lebih jelas. Kemudian, ia bergumam. "Gema, aku butuh bantuanmu."
Terdengar suara Gema yang tenang di kepala Dante.
[Aku sudah menganalisis masalahnya. Sepertinya masalahnya lebih rumit dari dugaanku. Komputer ini mengalami kegagalan sistem yang serius. Sepertinya ada beberapa file sistem yang hilang dan beberapa file lainnya mengalami korupsi data. Untuk memperbaikinya, kita perlu melakukan pemulihan sistem, tetapi itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama.]
Dante mengambil obeng kecil dari tasnya. Gema, yang berada di dalam otaknya, mengirimkan visualisasi langkah-langkah yang diperlukan, memproyeksikan diagram sirkuit dan detail teknis ke dalam pikiran Dante. Tanpa ragu, Dante mulai bekerja. Tangannya bergerak cepat, membongkar casing komputer, seolah-olah dia telah melakukannya ribuan kali. Freya memperhatikan dengan rasa ingin tahu.
[Dante, sekarang bersihkan sirkuit memori. Ada beberapa debu dan kotoran yang dapat mengganggu aliran data.]
Dante mengangguk pelan. Dia mengeluarkan kuas kecil dari tasnya dan dengan hati-hati membersihkan debu dari setiap komponen. Freya melihat Dante bekerja dengan teliti. Gerakan tangannya yang cepat dan akurat membuatnya terkesan. Ia tidak menyangka Dante, yang kemarin terlihat begitu santai, memiliki kemampuan teknis yang luar biasa.
[Sekarang, kita harus melakukan flash BIOS. Perbarui firmware-nya, Dante. Versi yang ada sekarang sudah ketinggalan zaman.]
Dante dengan mudah mengikuti instruksi Gema. Dia mengeluarkan flash drive kecil dari sakunya, mencolokkannya ke motherboard, dan menekan beberapa tombol di sirkuit komputer. Dia terus bergerak. Tanpa membuang waktu, Dante segera menyolder kembali komponen-komponen yang telah ia bersihkan dan ganti.
[Setelah ini, kita perlu membuat beberapa perubahan pada sistem operasi. Aku akan memandu melalui proses instalasi yang terperinci. Ingat, kita harus melewati tahap pemulihan sistem.]
Dengan panduan Gema yang tepat, Dante memasang kembali komponen-komponen komputer dan menyambungkan kembali kabel. Freya mengamati Dante bekerja dengan penuh minat. Gema-lah yang memiliki pengetahuan untuk melakukan semua pekerjaan itu, tetapi Dante-lah yang mewujudkannya. Akhirnya, Dante menutup casing komputer dan menyambungkan kabel listrik dan kabel HDMI ke monitor. Dia tersenyum, lalu menekan tombol power. Monitor itu menyala, logo perusahaan muncul di layar, dan setelah beberapa saat, desktop muncul. Komputer itu menyala dengan sempurna, lebih cepat dari sebelumnya.
Komputer Freya berhasil menyala. Dia tersenyum puas, memandang Dante. "Luar biasa! Kau melakukannya dengan sangat cepat," Freya berkata, "Aku sangat berterima kasih, Dante. Sungguh, aku tidak tahu harus bagaimana tanpamu."
Freya mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah. "Ini, sebagai ucapan terima kasih dariku."
Berbeda dengan kemarin, Dante menolak uang itu. "Tidak, Nona Freya. Saya tidak bisa menerima ini. Ini sudah menjadi kewajiban saya." Dia membungkukkan badannya sedikit, tersenyum kecil.
"Tapi..." Freya terkejut melihat Dante menolak, dia tidak mengerti kenapa Dante menolaknya, padahal kemarin dia menerima uang darinya. "Ini untukmu, bukan sebagai bagian dari pekerjaan."
"Terima kasih atas kemurahan hati Anda," Dante tersenyum lagi, "Tapi saya tidak bisa menerimanya. Saya permisi, Nona Freya. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan."
Freya terkejut dan bingung. Dia belum pernah bertemu orang seperti Dante, yang begitu tulus menolak uang. Dia menatap uang di tangannya, lalu memandang Dante yang sudah berjalan menjauh, meninggalkan ruangan.
Saat Dante berjalan keluar dari ruangan Freya, langkahnya terasa lebih ringan. Beban yang selama ini dia pikul tiba-tiba lenyap. Dia merasa kepuasan yang luar biasa.
Dante tersenyum, mengingat reaksi Freya yang terkejut saat ia menolak uang itu. Di dalam benaknya, terdengar suara Gema yang tenang.
[Pencitraan yang bagus, Dante. Kau tahu, menolak imbalan saat kau memiliki kesempatan untuk melakukannya akan membuat kesan yang mendalam pada orang-orang seperti Freya. Mereka akan menganggapmu berbeda dari orang lain.]
Dante tertawa kecil. “Kau selalu tahu apa yang ada di pikiranku, Gema.”
[Aku selalu ada di dalam pikiranmu, Dante. Aku tahu apa yang kau rasakan, apa yang kau pikirkan, apa yang kau inginkan. Kau tahu, kita memiliki tujuan yang sama.]
"Ya," jawab Dante dalam hati. “Kita punya tujuan yang sama."
Dia terus berjalan, kembali ke mejanya dengan perasaan yang sangat baik. Kali ini, ia tidak hanya mendapatkan relasi penting, ia juga merasa harga dirinya telah pulih, tidak hanya di depan Bram dan Nayla, tetapi juga di hadapan dirinya sendiri. Ia merasa bahwa ia telah memenangkan pertempuran kecil ini.