NovelToon NovelToon
Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Di Nikahi Ayahnya Di Cintai Anaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Poligami / Selingkuh / Obsesi / Beda Usia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terkulai

Sandy Pov

Menghormati ibu tiri sih boleh saja, dan papaku bahkan menyuruhku untuk menghormati beliau. Namun seperti nya rasa hormat yang ditunjukkan Sandy, sudah kebablasan sampai mau melakukan hubungan terlarang bersamanya.

Anehnya dulu aku sangat membenci ibu tiriku itu, entah setan apa yang merasukiku kini justru aku selalu menginginkan nya.

Baru saja kemarin kita melampiaskan hasratku, bersama ibu tiriku yang cantik itu. Namun hari ini burungku seperti menginginkannya lagi, sedari pagi ia sudah berdiri tegak sayangnya hari ini aku tidak bisa ngapa-ngapain.

Karena semalam papaku datang, dan seperti nya akan sulit untuk melakukan hubungan itu.

"Sandy bagaimana kuliah kamu!" tanya Pak Yudi, pertanyaan Pak Yudi yang tiba-tiba tentu saja mengejutkan Sandy dari lamunannya.

"Ah seperti biasa Pah, oya Papa mau libur berapa hari dirumah?" tanya Sandy

"Belum tahu Papa juga harus mengurus Pabrik disini." sahut Pak Yudi

"Kalau Sandy sudah wisuda, biar Sandy aja Pah yang urus Pabriknya jadi Papa bisa fokus mengurus yang di jakarta saja." ucap Sandy menawarkan diri

"Hemm boleh juga ide kamu, tapi gimana dengan ibumu apa dia mau ikut ke jakarta?" Pak Yudi seperti sedang menimbang-nimbang

"Biii..." panggil Pak Yudi

"Iya Pak." jawab Bi Inah menghadap

"Tolong panggil ibu." pinta Pak Yudi tanpa menatap wajah Bi Inah

"Baik Pak." sahut Bi Inah, lalu ia pun pergi memanggil majikannya.

Tok

Tok

Tok

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan wajah Sasa dengan rambut yang terurai, seperti nya ia baru saja keramas.

"Ada apa Bi?" tanya Sasa

"Maaf Bu Sasa, dipanggil Bapak." ucap Bi Inah

"Iya Bi makasih." sahut Sasa lalu berjalan kearah ruang tamu, dimana suami dan anak tirinya berada.

Kehadiran Sasa dengan rambut yang masih basah, tentu saja membuat Sandy menatap tidak suka.

"Bapak memanggil saya?" tanya Sasa yang langsung duduk di samping suaminya

"Iya, kamu mau ikut ke jakarta atau disini saja?" tanya Pak Yudi

"Saya terserah Bapak saja." jawab Sasa

"Yaudah nanti ikut ya, mungkin setelah sebulan aku disinj." ucap Pak Yudi

"Iya Pak." jawab Sasa, lalu Pak Yudi pun bangkit berdiri dari duduknya. Setelah itu ia melangkah keluar, namun sebelum keluar terlebih dahulu ia menyodorkan tangannya agar di cium oleh istrinya itu.

Setelah Pak Yudi pergi Sasa hendak pergi meninggalkan ruang tamu, namun Sandy menahannya. Pemuda itu memegang tangan Sasa, dia memandangi Sasa dengan tatapan tidak suka.

"Main berapa ronde tadi malam?" tanya Sandy

"Ngapain kamu nanya seperti itu, gak sopan banget kamu." jawab Sasa

"Tidak sopan kamu bilang? kamu lupa kalau aku yang sudah mengambil keperawanan kamu!" ucap Sandy dengan suara berbisik, karena di rumah itu masih ada Bibi meskipun berada di belakang rumah.

Mendengar ucapan Sandy wajah Sasa seketika memerah, entah karena malu atau karena marah.

"Sudah jangan bahas itu lagi." ucap Sasa lalu ia pun naik keatas, menuju ke kamarnya.

Tapi tanpa Sasa sadari kalau Sandy mengikutinya, Sasa terus menaiki anak tangga dan masuk kekamarnya. Sampai ketika dimana ia ingin menutup pintu kamarnya, Sandy menahannya dari luar.

Tubuh Sasa yang kecil tentu saja tidak bisa menahan, dorongan Sandy di pintu itu hingga akhirnya ia pun terhempas. Ketika pintu itu terbuka, dan dengan segera Sandy menutup pintu kamar Sasa lalu menguncinya.

"Sandy." pekik Sasa melihat Sandy masuk ke dalam kamarnya, tubuhnya menggigil ketakutan.

"Sandy jangan nekat, ada Bibi di bawah." ucap Sasa lirih

"Bibi gak mungkin dengar, dia lagi di dapur kamar ini kedap suara kan." ucap Sandy dengan suara yang sudah serak

"Hmm.. Sandy." ucap Sasa

Sandy sepertinya sudah tidak bisa lagi membendung hawa nafsunya, dan pada akhirnya Sandy memulai aksinya.

Dengan perlakuan yang lembut terhadap nya, yang membuatnya makin terjerumus ke lembah kenikmatan.

Sasa terbelalak ketika Sandy memeluk dan menciumnya, tangannya dengan cekatan melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh Sasa.

Kini Sandy menindihnya dan berusaha menyatukan diri dengannya, matanya terpejam ketika rasa hangat hinggap kembali di tubuhnya.

Tubuhnya tersentak setiap kali menerima dorongan dari Sandy, tangannya yang tadi berada di pinggir kini melingkari leher Sandy.

Sasa melihat wajah Sandy yang penuh hasrat, dan mendengar suara erangannya saat bergerak maju mundur.

Sampai beberapa waktu kemudian, terdengar suara mobil Pak Yudi di depan rumah.

"San, itu Pak Yudi datang." ucap Sasa panik

"Shit, kenapa cepat banget sih datangnya padahal belum juga kelar." celoteh Sandy, sambil buru-buru memakai kembali pakaiannya.

Sedangkan Sasa juga cepat memakai pakaiannya, dan merapihkan tempat tidur.

"Cepat keluar San." ucap Sasa, yang menyuruh anak tirinya keluar dari kamarnya.

Setelah Sandy keluar dari kamarnya, Sasa langsung kembali berpura-pura tertidur agar suaminya tidak curiga.

Tidak berselang lama Pak Yudi pun masuk ke kamar, dan membuka lemari menyimpan tas nya. Lalu keluar lagi karena melihat istrinya sedang tidur, ia tidak mau membuat tidur istrinya terganggu.

Namun baru saja Sasa bernafas lega, dan ia pun di buat terkejut karena Sandy lagi-lagi membuatnya terkejut lagi.

"Sayang..." ucap Sandy yang mencium pipinya

"Sandy itu Bapakmu ada dibawah, keluar sana." pinta Sasa ketakutan

"Sudah biarin aja, aku tahu Papa kalau sedang berada di ruang kerjannya bakal lupa diri." sahut Sandy yang kembali memeluknya, dan menciuminya.

"Tadi malam aku belum selesai." ucap Sandy lirih

"Sudah sana San, nanti Pak Yudi kesini." ucap Sasa dengan jantung berdegup kencang

"Nanti ya kalau Papa keluar rumah?" tanya Sandy, sambil tersenyum.

"Hemm... sudah kamu keluar dulu sana, nanti kelihatan Pak Yudi." usir Sasa

"Jawab dulu." ucap Sandy memaksa

"Terserah kamu." jawab Sasa pasrah

Mendengar jawaban Sasa, ia pun keluar kamar sambil tersenyum.

Tak berapa lama ponselnya bergetar, ternyata Pak Yudi menyuruhnya turun untuk makan siang.

"Dek kamu sudah bangun belum? ayo turun makan dulu."

"Iya Pak." jawab Sasa, lalu ia pun turun kebawah.

Dimeja makan sudah ada Pak Yudi dan Sandy juga, Sasa pun duduk di depan suaminya berarti di samping Sandy.

"Dek habis makan nanti, aku mau pergi ke Pabrik mungkin pulangnya malam. Kamu jangan nungguin aku tidur aja." ucap Pak Yudi di sela-sala makannya

Sasa hanya menangguk saja, setelah beberapa menit acara makan siang pun selesai. Pak Yudi pun berangkat ke Pabrik, sedangkan Sasa naik lagi keatas. Sementara Bi Inah membereskan piring kotor, dan bersihin dapur juga.

Setelah Pak Yudi pergi, Sandy yang sejak tadi nungguin Bapaknya pergi sontak saja langsung masuk ke kamar Sasa.

"Sayang..." ucap Sandy, yang langsung memeluk Sasa dari belakang. Saat itu posisi Sasa sedang berdiri, di depan lemari karena berniat mau ganti baju.

Tanpa aba-aba Sandy langsung menggendong tubuh Sasa, lalu meletakkan nya di atas tempat tidur.

"Aku sudah tidak sabar." ucap Sandy sambil menurunkan celana Sasa.

Sekuat tenaga Sasa menutup mulutnya, agar tidak mendesah saat Sandy menindihnya.

Tubuhnya tersentak saat merasakan kehangatan dari tubuh Sandy yang bergerak cepat, Sasa pun luruh setelah mendapat pelepasan.

Sandy masih terus bergerak naik turun, hingga Sasa terbuai lagi hingga ia pun mencapai lagi.

Hingga akhirnya Sandy menyemburkan lahar panas, di rahim nya Sasa yang membuat mereka terkulai.

Bersambung....

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
Hai hai hai ayuk mampir para readers yang cantik" dan ganteng" di cerita baruku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!