Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa takut kehilangan
Tak berapa lama yang ditunggu pun keluar dari kamar, Arya berjalan menuju keruang tamu, begitu mendengar suara Mamanya disana.
Namun tentu saja dengan perasaan campur aduk saat itu. Dia takut kalau kedatangan mereka ada hubungannya dengan yang baru saja terjadi.
"Ma!" mencium punggung tangan dan pipi sang Mama.
Bergantian Arya juga mencium punggung tangan Arya. dan kemudian duduk di sofa berhadapan dengan Sari, Mamanya dan Kiara.
"Ada apa Mbak datang kesini tidak memberikan kabar dulu?" tanya Arya.
" Kenapa, kamu keberatan kami kesini?" tanya Sari sarkas.
" Bukan begitu mbak!" jawab Arya sedikit gugup. Dia sudah mulai tidak nyaman.
"Arya, mama tidak ingin basa-basi lagi, kamu pasti belum lupa baru-baru ini apa yang hampir membuat rumah tangga kamu berantakan."
" Dan Mama juga sudah janji, kalau itu terulang lagi. Mama akan bawa Kiara pergi dari hidup kamu." ucap Bu Amanda.
Wajah Arya pucat pasi, dia merasa takut dengan ucapan mamanya. Namun semua sudah terjadi, Arya pasrah. namun dia berjanji pada dirinya tidak akan melepaskan Kiara.
"Mama semuanya baik-baik saja!" jawab Kiara mencoba menenangkan mertuanya .
"Kiara, kamu jangan menutupi apa yang terjadi, mama sudah tau semuanya."
" Kamu tau Arya, perempuan itu sudah menelpon mama. "
" Mama tidak pernah menyangka kalau kamu akan berbuat serendah itu. "
" Mama tidak akan memaafkan kamu. "
" Ma, Arya tidak tau apa yang terjadi. " jawab Arya dengan suara bergetar.
" Apa maksud kamu tidak tau, lalu bagiamana perempuan itu bisa hamil Arya? "
" Ma, aku merasa tidak melakukan apapun. aku dijebak. " jawab Arya meyakinkan.
" Dijebak? " ucap Bu Amanda.
"Bagaimana bisa Arya, kamu itu pria dewasa. Dan semua juga tau kalau perempuan itu adalah kekasih kamu Arya." ucap Bu Amanda dengan emosi.
"Tapi ma, tolong percaya! " Arya kali ini berlutut dihadapan Mamanya, berharap untuk bisa dipercaya.
"Mama tidak tau harus bicara apa."
"Tolong Mama jangan pisahkan Arya dengan Kiara."
Kiara masih terdiam, mendengar semua perkataan Arya, hatinya begitu terluka . Namun dia berusaha untuk tenang. Meskipun hanya sekedar m menguatkan hatinya.
"Kasih aku waktu Ma, untuk membuktikan semuanya." Arya menggenggam kedua jemari mamanya.
Namun perempuan itu seakan tak lagi mau percaya dengan perkataan putranya. Bum sebulan dia berjanji untuk menjaga Kiara. Namun semua ini terjadi lagi.
"Mas Arya!" panggil Kiara.
Lelaki itu pun memalingkan wajahnya, menatap perempuan yang ada disamping mamanya itu.
"Tolong pertemukan Kiara dengan Mbak Felicia!" ucapan Kiara Kali ini membuat semuanya bingung.
"Kiara, Mbak tidak setuju!" jawab Sari.
" Bagaimana jika dia menyakiti kamu lagi? "
"Mbak, Kiara hanya ingin bicara. "
" Percaya sama Kiara, semua akan baik-baik saja."
" Tapi Kiara! " Arya mencoba untuk mencegah.
"Bukankah setiap Masalah harus diselesaikan? Bukannya melarikan diri? "
" Apapun keputusan nanti, Kiara akan setuju. "
Semua diam, Arya sebenarnya saat itu ragu. Dia tak ingin Kiara bertamu dengan Felicia.
"Aya sudah, ini sudah malam. Besok kita jumpai perempuan itu." jawab Bu Amanda.
Dan kira pun seakan tak lagi meminta penjelasan dari Arya. Karena dia tak ingin memperpanjang keributan.
Apalagi setelah melihat foto-foto yang diberikan oleh Felicia kepadanya. Dia tidak mungkin mengatakan tidak percaya.
Malam itu semuanya beristirahat di kediaman Arya. Kiara memutuskan untuk menemani mertuanya. bukan menghindar. Tapi dia sedang berusaha menenangkan hatinya.
Dan pagi itu setelah sarapan pagi. Bu Amanda meminta Arya untuk memberitahu dimana Felicia tinggal. Mereka tidak ingin menunda permasalahan yang timbul.
Arya bahkan dilarang untuk ikut, namun laki-laki itu takut kalau terjadi sesuatu kepada keluarganya. Dia pergi menggunakan mobil pribadinya.
Ketiganya berjalan menuju nomor kamar yang diberikan Arya. Kiara mengetuk pelan kamar itu. Belum ada tanda-tanda ada orang didalamnya.
"Mungkin perempuan itu masih tidur." ucap Sari.
" Kalau begitu, kita tunda saja ta Mbak! " jawab Kiara.
" Kita sudah terlanjur disini, jadi kita harus bertemu dengan nya."
Sari gantian mengetuk pintu itu, kali ini dengan kuat. Dia bahkan meneriakkan nama Felicia. Dan benar saja, apa yang dilakukan Sari membuat Felicia membuka pintunya.
Dan dia terlihat begitu kaget, begitu didepannya berdiri tiga perempuan dengan tatapan tajam.
"Ada apa pagi-pagi kalian membuat keributan?" tanya Felicia.
Yang sontak saja membuat Sari marah, dan langsung masuk. Bahkan dia menubruk tubuh Felicia yang masih mengenakan baju tidur.
Felicia meringis, bahunya terasa begitu sakit. Dia pun ikut berjalan masuk. Begitu juga dengan Bu Amanda dan Kiara.
"Dasar perempuan malas, jam segini kamu belum bangun tidur." ucap Sari.
" Itu bukan urusan Mbak!" jawabnya ketus.
" Perempuan seperti mu Memang tidak pantas mendampingi Arya!" ucap Sari lagi.
" Itukan menurutmu, tapi buktinya sudah ada didalam sini!" Felicia mengelus-elus perutnya.
Kiara hanya menatap, namun hatinya teriris. Tapi dia paham betul, kalau benar Felicia hamil, anak didalam kandungannya itu tidak bersalah.
"Kami datang untuk bicara baik-baik dengan kamu Mbak." ucap Kiara dengan suara tenang.
" Apa yang ingin kamu bicarakan? Apa yang sudah kuberikan kurang jelas?"
" Jelas, bahkan sangat jelas."
"Tapi aku datang untuk memberikan keadilan kepada Mas Arya." jawab Kiara.
"Keadilan? Seharusnya aku yang meminta keadilan ." jawab Felicia.
" Aku datang atas dasar, mas Arya merasa telah dijebak." ucap Kiara lagi.
"Dijebak?" apa kamu tidak bisa melihat foto itu."
" Tentu saja bisa, namun difoto itu aku tak melihat ekspresi dari Mas Arya."
" Itu karena dia tertidur lelap." jawab Felicia.
" Karena itulah Mbak, apa jangan-jangan apa yang suami saya katakan itu benar?" kira maju dua langkah lebih dekat.
" Apa maksud kamu? Kamu menuduhku?" Felicia mulai begitu emosi.
Melihat hal itu Sari pun ikut mendekat. Dia tak ingin Felicia menyakiti Kiara kedua kalinya.
"Kalau memang Mbak mengandung anak mas Arya, aku akan merelakan Mas Arya menikahi mu."
" Akan tetapi, jika itu hanya rekayasa. Aku pastikan hidup Mbak akan berakhir di penjara."
Ucapan Kiara kali ini sempat membuat Felicia terdiam, dia merasa tersudutkan. Namun tiba-tiba dia menyetujui apa yang dikatakan Kiara.
"Mbak tapi belum bisa menikah dengan Mas Arya, karena kondisi Mbak sedang hamil."
" Apa maksud mu?"
" Setelah bayi Mbak lahir, Aku akan izinkan Mbak menikah dengan Mas Arya."
" Aku tidak mungkin menunggu selam itu." jawab Felicia murka.
" Aku pastikan, semua kebutuhan Mbak selama hamil akan dipenuhi oleh Mas Arya."
"Tapi aku punya satu pertanyaan." ucap Kiara lagi.
" Katakan!"
" Bagaimana kalau Mas Arya tetap tidak ingin menceraikan aku?"
Kiara terlihat masih begitu tenang, seakan bukan dia yang mengalami hal itu. Namun apa keputusan Felicia dengan pertanyaan Kiara?
Akankah dia marah besar, atau mengikuti apa yang dikatakan Kiara setelah ini?