NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Suasana butik mewah itu membeku. Pecahan kaca masih berserakan di lantai, lampu gantung berayun pelan akibat tekanan aura barusan. Semua mata terarah pada satu titik—pertarungan yang tak seharusnya terjadi di tengah butik elegan.

Jinwoo berdiri santai, wajahnya datar, sementara Elizabeth Crowell menatapnya dengan sorot penuh amarah. Aura dingin dan tajam mengalir dari tubuh wanita itu, membuat napas orang-orang yang masih bertahan di dalam terasa berat.

Lalu, Jinwoo akhirnya berbicara.

“Aku kecewa dengan pelayanan toko mu.”

Suara itu tenang, datar, namun setiap kata seakan menghantam lebih keras daripada pedang.

“Namanya saja mewah,” lanjutnya, “tapi attitude-nya tidak berbeda dengan toko kelontong pinggir jalan. Sekarang aku merasa… toko mu tidak ada bedanya dengan lapak murahan di sudut jalan.”

Seketika—

Hhhhkk!

Semua orang menahan napas. Kata-kata itu bagaikan cambuk yang menyentuh wajah Elizabeth secara langsung.

Dia gila!? pikir para pelanggan. Berani-beraninya seorang gelandangan menghina Elizabeth Crowell, si singa betina Amerika?

Semua orang lebih ketakutan melihat ekspresi Elizabeth. Wajah cantiknya perlahan menggelap, matanya menyala tajam.

“Katakan itu… sekali lagi.”

Suara Elizabeth serak menahan amarah.

Jinwoo hanya menghela napas, ekspresi datarnya tak tergoyahkan.

“Apakah telingamu tertutup oleh keangkuhanmu? Tidak heran bawahanmu bersikap arogan. Sikap bawahan adalah cerminan dari atasannya.”

BRUAKK!

Aura meledak dari tubuh Elizabeth. Gelombang energi menghantam seisi ruangan, memecahkan kaca yang tersisa, membuat etalase bergetar hingga retak. Pelanggan yang masih bertahan berteriak panik dan berlarian keluar. Beberapa jatuh tersungkur karena tekanan psikis yang terlalu berat.

Elizabeth berdiri di tengah hujan pecahan kaca, tatapannya membunuh.

“Aku sebenarnya ingin melepaskanmu… karena kau hanya gelandangan. Tak pantas aku mengotori tanganku untuk makhluk sepertimu. Tapi setelah berani menghina ku di depan umum…” Bibirnya melengkung dalam senyum tipis penuh ancaman. “Kalau aku biarkan, kehormatanku akan ternodai.”

Jinwoo menguap kecil, bahkan tak menutupi mulutnya.

“Kehormatan?” Ia menoleh ringan. “Dengan adabmu yang buruk, apakah kau masih pantas bicara tentang kehormatan?”

CRAAAK!

Elizabeth tak tahan lagi. Tangannya terangkat, dan seketika serpihan kaca yang melayang di udara bergetar keras. Aura psikis yang mengerikan mengalir, membuat semua pecahan kaca itu menyatu menjadi ratusan tombak kristal yang mengambang di sekeliling Jinwoo.

Mata biru Elizabeth bersinar, suaranya tajam.

“Kuharap kau tidak mati dengan ini. Aku akan bersikap… selembut mungkin. Anggap saja ini pelajaran untuk tidak lancang di depanku.”

Tombak-tombak kaca bergetar, siap menembus tubuh Jinwoo dari segala arah.

Namun Jinwoo hanya bergumam pelan.

“Hah… cuman mau potong rambut dan beli baju, susah amat.”

Kalimat itu menusuk telinga Elizabeth, seakan Jinwoo mengabaikan keberadaannya sepenuhnya. Urat di pelipis Elizabeth menegang.

“MATI KAU!”

Ia mengayunkan tangannya.

WHUUUSSHHH!

Ratusan tombak kaca meluncur serentak, suara tajamnya memekakkan telinga. Cahaya memantul dari ujung tajam, membentuk hujan kematian yang tak mungkin dihindari manusia biasa.

Namun Jinwoo tetap berdiri diam.

Matanya dingin, sama sekali tidak gentar. Ia menunduk sebentar, mengambil serpihan kayu kecil yang terlepas dari rak yang hancur. Hanya sepotong kecil, ringan, seakan tak berarti.

Ia menyentilnya dengan jarinya.

TING!

Kayu kecil itu melesat bagai meteor, menghantam udara dengan kecepatan tak kasatmata.

BRUAAAAAAAAKKKK!

Seketika seluruh tombak kaca hancur lebur. Ledakan energi memecah ruangan, cahaya membutakan sesaat. Pecahan kaca runtuh bagai hujan deras, namun semuanya terhempas ke dinding, tak ada satu pun yang menyentuh tubuh Jinwoo.

Elizabeth terpaku. Matanya membelalak, napasnya tercekat.

Itu… tidak mungkin…

Semua orang yang masih di butik membeku, tubuh mereka gemetar. Mereka tahu betapa mengerikannya skill psikis Elizabeth. Dengan sekali gerakan, ia bisa menghancurkan pasukan Hunter Rank A. Namun… semua itu dipatahkan hanya dengan sentilan kayu kecil.

Suasana sunyi mencekam.

Jinwoo berdiri dengan tenang, tatapannya dingin menusuk Elizabeth.

“Kalau itu pelajaranmu,” katanya datar, “maka gurumu perlu lebih banyak belajar.”

Baik, aku akan melanjutkan adegan Bab 13 ini

Elizabeth menggertakkan giginya, wajah cantiknya yang biasanya tenang kini penuh amarah dan rasa tidak terima. “Itu pasti kebetulan! Kau hanya gelandangan dengan beberapa trik kotor yang entah dari mana kau pelajari,” serunya dengan suara dingin namun bergetar menahan emosi.

Semua orang yang masih bertahan di toko itu menahan napas. Mereka tahu siapa Elizabeth: seorang Hunter Rank-S, salah satu orang paling kuat yang pernah ada, sekaligus pemilik jaringan butik mewah yang berkelas internasional. Tapi di hadapan "gelandangan" itu, ia terlihat goyah.

Elizabeth mengangkat tangannya, aura psikis kembali bergemuruh di sekelilingnya. Rak-rak besi melengkung, kaca-kaca yang tersisa bergetar, dan lantai marmer mulai retak-retak. Kekuatan psikisnya seakan ingin menelan seluruh ruangan.

Jinwoo hanya berdiri di tempatnya, seolah yang terjadi hanyalah angin sore yang berhembus. Ia bahkan sempat menghela napas panjang, matanya tampak malas menatap Elizabeth.

“Kau sampai membuat toko mu sendiri hancur berantakan karena ulahmu sendiri,” katanya dengan nada datar, nyaris seperti teguran seorang guru pada murid yang nakal. “Sayang sekali… banyak barang bagus yang rusak. Semua karena egomu.”

Urat di pelipis Elizabeth menegang. Ia tidak pernah dihina seperti ini. “KAU!” teriaknya, lalu menghempaskan skill psikisnya dengan kekuatan penuh.

Ratusan pecahan mana yang tersisa di udara berubah menjadi bilah tajam, meluncur seperti hujan meteor ke arah Jinwoo. Aura psikis menambah kecepatannya, hingga bahkan mata manusia biasa tak sanggup mengikutinya. Itu adalah salah satu jurus pamungkas Elizabeth—Crystal Fangstorm, serangan yang bisa merobek baja sekeras apapun.

Namun Jinwoo hanya menggelengkan kepalanya. “Aku akan memberimu pelajaran yang benar,” ucapnya sambil mengangkat sebelah tangan. “Bukan begitu cara memakai kekuatan psikis.”

Seketika, aura di sekeliling Jinwoo berubah. Tenang. Dalam. Gelombang energi tak terlihat menyebar, dan seluruh bilah energi yang menyerangnya berhenti di udara—seolah ada tangan raksasa yang menahannya.

Elizabeth membelalak. “Apa…!?”

Jinwoo menutup telapak tangannya. Dalam sekejap, bilah-bilah itu hancur menjadi debu, lalu terserap ke dalam pusaran energi yang ia ciptakan.

Suasana sunyi sejenak. Semua yang melihat kejadian itu tidak percaya dengan mata mereka. Hunter Rank-S yang dikenal sebagai ratu psikis Amerika baru saja dipermalukan dengan mudah.

“Ini baru namanya serangan psikis.”

Suara Jinwoo berat dan tenang, sebelum akhirnya ia mendorong tangannya ke depan.

BOOOOM!!!

Dari telapak tangannya, energi psikis meledak seperti badai kosmik, melesat lurus ke arah Elizabeth. Bukan hanya sekadar tekanan; itu adalah kekuatan yang seolah berasal dari dimensi lain, murni, jernih, tanpa cacat.

Elizabeth seketika panik. Ia mengangkat tangannya dan berteriak. “PSYCHIC SHIELD!!”

Sebuah kubah transparan biru berkilauan muncul, seolah kristal raksasa melingkupi tubuhnya. Itu adalah perisai psikis terkuat yang ia miliki, yang bahkan bisa menahan serangan naga tipe Void bersayap hitam yang pernah ia hadapi di Amerika.

Namun—

CRAAACKK!!!

Dalam sekejap, perisai itu retak. Sekali lagi suara retakan terdengar, dan sebelum Elizabeth sempat memperkuatnya, seluruh perisainya pecah berkeping-keping seperti kaca tipis.

Mata Elizabeth melebar. “T-tidak mungkin!!”

Energi Jinwoo menghantam tubuhnya, melemparkannya ke belakang hingga menabrak dinding toko. DUAARRR! Dinding marmer hancur, serpihan beterbangan, dan tubuh Elizabeth terhempas dengan keras.

Orang-orang yang masih menonton di luar toko hanya bisa melongo. Mereka baru saja melihat sesuatu yang tidak masuk akal: Elizabeth, Hunter Rank-S, dikalahkan dengan satu serangan oleh seorang gelandangan.

Elizabeth berusaha bangkit, tubuhnya gemetar. Rambut pirangnya berantakan, bibirnya pecah, dan napasnya memburu. Ia tidak percaya apa yang baru saja terjadi.

“Hunter… Rank-S sepertiku… dikalahkan oleh… gelandangan…?” suaranya bergetar.

Jinwoo menatapnya dingin, lalu berkata dengan suara datar: “Lemah sekali. Apakah kau benar-benar Hunter Rank-S? Bisa-bisanya kau terhempas hanya karena hembusan angin.”

Kata-kata itu menghujam lebih dalam daripada serangannya. Elizabeth tertegun, jantungnya berdegup kencang.

Ia menatap Jinwoo, matanya bergetar hebat. “He-hembusan angin…?!”

Pikiran Elizabeth berputar cepat. Serangan yang barusan menghancurkan perisai kebanggaannya… sebuah jurus psikis yang ia bangun dengan bertahun-tahun pengalaman… dihancurkan begitu saja oleh sesuatu yang Jinwoo sebut hanya sebagai hembusan angin?

Tidak masuk akal! Mustahil!

Namun tubuhnya tidak bisa berbohong. Sakitnya nyata. Luka-lukanya nyata. Rasa takut yang merambat ke sumsum tulangnya juga nyata.

Dengan sisa tenaga, ia mencoba bangkit meski tertatih. Lututnya lemah, namun ia memaksa berdiri.

“Siapa… kau… sebenarnya? Aku tidak pernah tahu ada orang seperti mu.” tanyanya, suaranya serak dan penuh keputusasaan.

Jinwoo hanya meliriknya, lalu menjawab dengan santai sambil merapikan pakaiannya yang lusuh. “Aku cuma pelanggan yang mau potong rambut dan beli baju. Sesederhana itu.”

Elizabeth membeku. Tatapan kosong menatap pria di depannya. Dalam hatinya, ia menjerit.

“Sesederhana itu matamu!!”

Suasana toko yang hancur berantakan kini hening, hanya terdengar suara napas terengah Elizabeth. Semua orang yang menyaksikan hanya bisa menatap Jinwoo dengan ketakutan bercampur kagum.

1
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!