Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Dendam
Icha akhirnya bekerja di kantor Fairel sebagai cleaning service. Fairel menolak Icha bekerja sebagai asistennya. Icha juga sebenarnya tidak setuju jika dia bekerja dengan Fairel. Tidak ada yang tahu hubungan antara Fairel dan Icha kecuali Putra.
Putra sebelumnya merasa keberatan jika Icha bekerja sebagai cleaning service. Fairel tidak perduli. Ihsan juga tidak mengetahui pekerjaan Icha di kantor sebagai cleaning service. Ihsan berharap dengan bekerjanya Icha di kantor sebagai asisten hubungan Fairel dan Icha semakin baik. Mereka lebih mengenal satu sama lain.
Icha bekerja dengan baik di hari pertamanya. Pagi-pagi sekali Icha membersihkan ruangan demi ruangan di kantor itu bersama teman sepekerjaannya. Icha sangat rajin. Diam-diam Putra memperhatikan Icha.
Putra kasian melihat kehidupan Icha. Putra berniat membiayai kuliah Icha demi masa depannya. Putra sudah melihat transkip nilai sekolah Icha yang sempurna.
Hari itu juga hari pertama Putra bekerja di kantor Ihsan sebagai kepala HRD. Setelah Icha menyelesaikan tugasnya, Putra memanggil Icha ke ruangannya. Putra meminta Icha membantunya bekerja dan kesempatan itu dimanfaatkan Putra untuk mengajari Icha.
Waktu terus berjalan, Ilmu yang didapat Icha dari Putra sangat berguna. Berkat kecerdasannya Icha yang tadinya bekerja sebagai cleaning service, naik menjadi karyawan kontrak. Icha juga dipaksa kuliah akhir pekan oleh Putra. Semua biaya kuliah ditanggung Putra.
Icha juga diperbolehkan Fairel untuk menjenguk Carmen di rumah sakit. Icha sangat bersyukur karena di balik kejamnya Fairel masih ada sisi kemanusiaan yang dia miliki. Fairel bersedia mengeluarkan Carmen dari rumah Raffi dan mencarikan rumah sakit untuk pengobatan Carmen.
Selama Icha bekerja, hampir 6 bulan lamanya Icha dan Fairel tidak pernah bertemu. Icha sibuk bekerja dan mengumpulkan uang. Semua gaji Icha kumpulkan. Hari ini, Icha meminta bantuan Putra untuk menemui Fairel. Putra mengantarkan Icha ke depan ruangan Fairel.
Icha mengetuk pintu dengan hati-hati. Terdengar suara Fairel dari dalam yang menyuruh masuk. Icha perlahan membuka pintu dan masuk. Fairel menatap Icha yang tampak berbeda. Di balik baju kemeja berlengan panjang lonceng, berkerah tinggi Shanghai, Icha terlihat lebih modis dari sebelumnya.
Icha berdiri di depan meja kerja Fairel. Icha dengan sopan menyapa atasannya. Icha juga langsung menyatakan maksud kedatangannya.
"Ada apa?" tanya Fairel.
"Tuan Fairel, saya ingin mencicil biaya pengobatan Bunda. Tolong diterima," tanpa menatap Fairel, Icha menyerahkan amplop putih berisikan sejumlah uang.
"Berapa?" Fairel mengintip ke dalam amplop putih.
"Maaf, saya baru bisa mengumpulkan 15 juta. Saya akan mencicil sisanya," jawab Icha.
"Ok," Fairel kembali menatap ke arah Icha.
Icha masih menunduk dan berbalik meninggalkan ruangan Fairel. Fairel terus saja menatap punggung Icha sampai Icha keluar dari ruangannya. Icha berdiri di depan pintu Fairel yang tertutup rapat. Icha mengusap dada dan menghela napasnya.
"Icha, apa yang kamu lakukan di dalam? Kamu kangen Fairel?" goda Putra.
Icha mencubit lengan Putra. Icha mengajak Putra makan di kantin karyawan. Kebetulan saat itu waktunya makan siang. Setelah mengambil makanan prasmanan, mereka mencari tempat duduk. Semua karyawan memperhatikan kedekatan Icha dan Putra di kantin. Mereka terlihat sangat akrab.
Mulailah aktif mulut-mulut pengghibah. Orang-orang yang kepo dan haus akan gosip. Mereka mulai menyebar rumor bahwa Icha merayu Putra yang notabene kepala HRD.
Icha yang dulunya seorang cleaning service dalam satu bulan diangkat menjadi karyawan kontrak. Mungkin Icha menggunakan kecantikannya untuk merayu Putra, itu salah satu isu yang beredar di kantor.
Zaki yang merangkap asisten Fairel di kantor mendengar berita yang lagi hangat-hangatnya di grup chat kantor. Zaki memberitahu Fairel. Fairel meminta Zaki membawanya ke kantin.
Untuk pertama kalinya, Fairel dan Zaki menuju kantin. Mata Fairel berkeliling, Fairel melihat Putra dan Icha masih menikmati makan siang mereka. Icha tersenyum dan penuh kebahagiaan bersama. Fairel mendekatkan kursi rodanya ke samping Icha.
Icha dan Putra kaget melihat kedatangan Fairel. Icha berdiri dari duduknya. Icha menanyakan Fairel apakah sudah makan siang dan Fairel ingin makan apa.
"Tolong bawakan sop mutiara dan minuman dingin," Fairel memerintahkan Icha.
Icha dan Zaki memesan makanan Fairel. Sementara itu Fairel memberitahu Putra tentang gosip yang beredar. Putra harus berhati-hati bicara dengan Icha kalau perlu jaga jarak.
"Apa lu cemburu?" bisik Putra.
"Dia bukan istri gue. Buat apa gue cemburu."
"Kalo begitu lepaskan Icha. Gue yang akan bayar utang Icha ke lu."
"Putra, apa lu naksir Icha?" Fairel menanti jawaban dari Putra.
Belum sempat terjawab, Icha dan Zaki kembali. Icha dan Zaki menaruh pesanan Fairel di atas meja makan. Fairel menyuruh Icha menyuapinya. Sontak saja Icha, Putra dan Zaki terkaget-kaget.
Icha memperhatikan semua yang ada di kantin. Icha dengan halus menolak perintah dari Fairel. Icha takut karyawan kantor Fairel akan salah paham. Fairel melotot ke arah Icha dan mengancam akan menghentikan pengobatan Carmen dan mengembalikan Carmen kepada Raffi.
Icha melaksanakan perintah Fairel. Icha menyuapi Fairel. Dan tiba-tiba saja seorang wanita berambut panjang bergelombang dengan pakaian sedikit terbuka menghampiri Fairel. Wanita itu dengan sengaja menyenggol lengan Icha.
CRAAAANG!
Mangkok yang berisikan sop mutiara yang masih panas terlepas dari tangan Icha. Mangkok itu pecah berserakan di lantai. Tangan Icha melepuh tersiram air panas.
"AAAAGGGHH!" teriak Icha.
Putra dengan cepat melihat tangan Icha. Putra marah dan hampir melayangkan pukulannya ke wajah wanita yang saat ini tanpa rasa bersalah dan ucapan maaf berdiri di belakang Fairel.
"Sofia, awas lu!" Putra dengan tatapan penuh kemarahan.
Putra membawa Icha masuk ke dalam ruangannya. Putra mengeluarkan kotak P3K. Putra mengobati luka Icha.
"Dia tadi Sofia. Tante Dayana memilihnya untuk dijadikan menantu sekaligus istri untuk Fairel," Putra menutup lepuh dengan perban steril.
"Terima kasih Kak. Maaf sudah merepotkan. Aku tidak perduli Kak. Kak Fairel bebas memilih dengan siapa," ucap Icha.
Icha keluar dari ruangan Putra. Rupanya sedari tadi Zaki menunggu Icha di luar ruangan Putra. Zaki menyampaikan pesan Fairel agar Icha ikut bersama Zaki ke suatu tempat. Fairel menunggu Icha di sana.
Icha masuk ke dalam mobil Zaki. Zaki memberikan air mineral kepada Icha. Icha langsung meminum air mineral itu sampai habis. Zaki memperhatikan Icha dari balik kaca spion. Icha mulai kehilangan kesadaran.
Zaki tersenyum dan membawa Icha ke sebuah penginapan. Zaki mengeluarkan Icha dari dalam mobil. Zaki membawa Icha masuk ke dalam sebuah kamar penginapan yang di dalamnya sudah menunggu satu wanita dan satu pria.
"Lakukan tugas kalian!" Zaki meletakkan Icha di atas tempat tidur.
Wanita yang ada di dalam kamar itu melepas pakaian atas Icha. Sedangkan pria teman wanita itu telanjang dada berbaring di samping Icha sambil memeluknya.
Zaki kemudian menghubungi Fairel dan mengatakan saat ini Icha sedang berduaan di kamar sebuah penginapan dengan seorang pria. Zaki juga mengirimkan lokasinya.
"Dek, Kakak perlahan akan menghancurkan kehidupan Icha. Kakak akan balas dendam untukmu," Zaki memandangi Icha yang masih terlelap dari jendela sambil mengepalkan tangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...