pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Ketika mendengar Fani mengatakan itu, Nina berpikir apakah Reno juga tau tentang perasaan Fani kepada si Joni.
"Udah 4 hari gue gak liat dia" ucap Fani, dia melirik ke arah Reva kesal.
Reva yang ditatap seperti itu langsung mengelak.
"Siapa suruh dia fotoin gue diem diem, kan gue jadi marah" bela nya.
"Tapi kan Lo gausah hantem dia pake kursi juga Reva" rutuk Fani.
"Pokoknya dia pantes dapetin itu" Reva tidak mau mengalah.
Tak lama kemudian mereka sampai di kantin, terlihat kantin itu sedang ramai dan tidak ada meja kosong.
"Gak ada meja kosong lagi apa?" ujar Fani.
"Kayanya ga ada deh" sahut Nina.
"Terus kita makan dimana nih" ujar Reva, perutnya sudah lapar.
Doni yang mendengar itupun segera mengambil inisiatif, dia melihat sekeliling kantin untuk mencari siswa dari kalangan menengah ke bawah.
"Woyy, Doni" tiba tiba ada yang memanggil Doni dari samping, dia menoleh dan melihat temannya sedang melambaikan tangan dari salah satu meja.
"Sinii" teriak nya lagi.
Doni pun menghampiri nya di ikuti oleh Reva dan kedua teman nya.
"Lo lagi nyari tempat duduk ya?" Tanya teman Doni yang bernama Bowo.
Bowo merupakan salah satu teman Doni yang memiliki latar belakang keluarga yang cukup kaya, mungkin kekayaan keluarga nya setara dengan kekayaan keluarga Doni.
Dia juga merupakan orang yang tampan dengan badan yang sedikit kurus, sama seperti Doni dia sangat sombong dan suka membully murid murid dari kalangan menengah ke bawah.
"Iya nih ga ada tempat kosong" jawab Doni.
"Disini ada tempat kosong, tapi cuma buat 3 orang,,Lo sama pacar Lo duduk disini aja, biar Nina di sebelah gue" ujar Bowo sembari melirik ke arah Nina.
"Terus gue mau duduk dimana?!" Fani sangat kesal karena tidak di anggap.
"Yahh mau gimana lagi ini cuma muat buat 4 orang" sahut Bowo.
"Yaudah kalo gitu Lo aja yang nyari tempat lain" kata Nina.
"Gabisa gitu dong,,kan gue yang pertama disini" Bowo tak terima tetapi dengan nada yang lembut.
Nina tau kalo Bowo menyukainya, tetapi dia tidak menyukainya.
"Beb,,kita duduk disini aja ya" ajak Doni kepada Reva.
"Kalo temen aku ga dapet tempat duduk, aku juga gabakal duduk" Reva kesal.
Doni pun bingung, dia tidak mungkin mengusir Bowo karena dia yang pertama disini. Tetapi dia juga tidak mungkin mengusir Nina dan Fani karena itu akan membuat Reva marah.
Nina kembali melihat sekeliling, matanya langsung berbinar ketika melihat Reza di sudut kantin.
Reno dan Reza pun terlihat sedang duduk di atas tikar yang mereka pinjam dari gudang.
Reno dan Reza memang sudah terbiasa menggelar tikar ketika kantin sedang penuh, mereka tidak malu sedikit pun menggelar tikar di atas lantai di ujung kantin, berbeda dari anak anak orang kaya yang suka mengambil meja orang lain dengan paksa.
"Kalian duduk disini aja kalo gitu, gue mau nyari tempat lain aja" ujar Nina tiba tiba.
Mereka semua langsung menoleh ke arah Nina.
"Udah ga ada tempat lagi Nin, Lo mau duduk dimana coba" ucap Reva.
"Iya Nin, kamu duduk disini aja" kata Bowo sembari menepuk kursi di sebelahnya.
"Gue mau duduk disana" Nina menunjuk ke arah Reno dan Reza.
Reva dan yang lainnya, menatap ke arah yang ditunjuk Nina.
"Lo yakin mau duduk sama mereka?,,di atas tikar lagi?"tanya Fani tak percaya.
"Iya" jawab Nina singkat, padat dan jelas.
"Lagian si Rey sama si Reza gak malu apa duduk kaya begitu?" Fani kembali bersuara.
"Biarin aja, orang miskin kaya dia emang pantes duduk di bawah kita" Doni mencibir.
Nina langsung menatap Doni sengit.
"Kalo si Reza denger Lo bilang begitu, abis Lo" Nina memperingatkan.
"Gue ikut Nina duduk disana" ucap Reva tiba tiba. Hal itupun membuat Doni mengerutkan keningnya.
"Kamu apaan sih beb,, ngapain juga kamu ikut makan sama mereka" ucap Doni tak terima.
"Tapi disini tempat duduknya kurang satu" timpal Reva.
"Yah biarin aja si Nina yang ke sana sendiri,, kamu ga usah ikut ke sana" ujar Doni.
"Kalo salah satu di antara mereka gak ikut duduk di sini, aku juga gabakal duduk di sini!" Tegas Reva.
"Tapi kan,," belum sempat Doni berbicara Reva sudah menyela nya.
"Kalo Lo mau duduk dimana?" Tanya Reva kepada Fani.
"Ikut kalian dong" jawab Fani pasti.
"Yaudah yuk kesana" Nina menggandeng tangan Reva dan Fani berjalan menghampiri Reno dan Reza.
Doni yang melihat itupun menjadi gusar.
"Ckkkk,,,Arghhh" dia berdecak sembari mengacak rambutnya sendiri.
Sedangkan Reno dan Reza yang melihat Reva dan dua temannya mendekat mengerutkan kening mereka.
"Rey, ngapain tuh cewek cewek ke sini?" Tanya Reza.
"Mana gua tau,,gua bener bener gamau lagi berurusan sama tu cewek" ujar Reno.
"Hehehe,,sabar sabar" Reza terkekeh .
Reva yang sudah sampai hendak duduk di dekat Reno, tetapi Reno menahannya.
"e,eh mau ngapain Lo" ujarnya kepada Reva
"Mau duduk" jawab Reva santai.
"Gak boleh" larang Reno.
"Bodo Amat, gue mau duduk" Reva tak peduli dengan larangan Reno. Dia Hendak duduk tapi lagi lagi Reno menahannya.
"et,,ntar dulu"
"Apaan lagi sih Rey?" Reva mulai Kesal, tapi dia mulai menyebut nama Reno.
"Kalo mau duduk,, lepasin dulu tu sepatu" titah Reno.
Reva pun hanya mengangguk, melepas sepatunya lalu duduk bersila di dekat Reno.
Nina dan Fani juga mengikuti Reva mereka melepas sepatu mereka lalu ikut duduk di atas tikar.
"Kalian udah makan?" Tanya Nina yang duduk di sebelah Reza.
"Belum" Reza menggelengkan kepalanya.
"Tapi udah pesen?" Tanya Nina lagi.
"Belum" lagi lagi Reza menggelengkan kepalanya.
"Lah,,terus kalian duduk aja disini gak makan?" Tanya Fani yang heran dengan tingkah kedua cowok ini, karena dia tidak melihat makanan disana.
"Makan ko" jawab Reno.
"Mana makanannya?"ucap Reva.
"Belum pesen" jawab Reno lagi.
"Terus kenapa gak mesen"Reva mulai kesal.
"Lagi nunggu" jawab Reno.
"Nunggu apaan?" Reva bertanya lagi.
"Ishh, Lo banyak tanya ya" Reno geram.
Reva langsung cemberut, tetapi dia benar benar diam. Nina dan Fani yang melihat itupun kaget, dia tak percaya Reva benar benar tidak berbicara lagi.
"Nah itu dia dateng" kata Reza ketika dia melihat Ule.
"Woyy lee,, Sini" teriak Reza.
Ule yang merasa dipanggil langsung menoleh, dia melihat Reza dan Reno sedang duduk bersila di atas tikar, tetapi yang membuat dia terkejut adalah, si bunga sekolah dan kedua sahabatnya berada disana dengan sama sama duduk bersila.
Ule pun menghampiri mereka. Dia melepas sepatunya lalu duduk di sebelah Renk. Baru saja dia duduk, Reza langsung berbicara.
"Le, gua mie ayam ya" ucap Reza.
"Gua batagor le" timpal Reno.
Ule pun tercengang mendengar itu. Lagi lagi dia dijahili oleh kedua sahabatnya itu.
Bersambung