Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dendam
Zayyan mengangguk "Terima kasih nak, andai tidak ada kamu mungkin sesuatu yang lebih buruk akan terjadi!"
"Itu sudah tanggung jawabku sebagai seorang kakak!"
"Zalika.." suara Tari membuat semua orang yang berada diruangan tersebut mengalihkan pandangan mereka
Manik indah itu perlahan terbuka, Zalika tampak meneliti tempat dimana dirinya berada saat ini. Namun sesaat kemudian semua orang dibuat khawatir karena tiba-tiba saja gadis itu histeris dan memohon ampun, bahkan selang infus yang terpasang pada punggung tangannya terlepas membuat tangannya mengeluarkan cairan merah
"AMPUNI AKU MAS, TOLONG..."
Zalika meraung, suara teriakan serta suara orang-orang yang menenangkan nya saling bersahutan
"ENGGAK.. AYAH TOLONG.."
"Zalika, sayang ini ayah sayang! Kamu tenang yaa!" Zayyan mendekat, ia peluk tubuh sang putri erat
Seolah tidak sadar, Zalika memberontak dalam pelukan sang ayah. Bahkan ia tak peduli dengan sebelah tangannya yang cedera dan tengah menggunakan Arm Sling
Zayyan tidak melepaskan pelukannya bahkan justru semakin erat serta terus membisikkan kata-kata yang menenangkan
"Ini ayah sayang, kamu tenang ya! Kamu aman sekarang karena bersama ayah!" Perlahan tubuh itu berhenti memberontak, tak ada pergerakan pelukan eratnya pada tubuh kekar ayahnya perlahan terlepas
"Untuk saat ini Zalika akan mendapatkan suntikan obat penenang, setelah kondisinya lebih baik, kita akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kondisi nya!" Ucap dokter wanita yang baru saja selesai memberikan suntikan pada wanita itu
Zayyan membaringkan lagi tubuh sang putri, rasa sakit seolah menghimpit dadanya. Dirinya merasa gagal sebagai seorang ayah karena membiarkan putrinya dalam keadaan seperti ini
Putri yang selama ini ia manjakan, segala permintaannya selalu berusaha ia turuti, harus menjalani kehidupan yang teramat berat seperti ini
Zalika kembali tenang, matanya kembali terpejam serta selang infus yang kembali terpasang
Semua orang yang berada disana diam, kondisi ini membuat semuanya tidak dapat berpikir dengan baik. Tari terisak dalam dekapan suaminya
"Akbar, tolong temani mama sebentar! Rayn, Ryan. Kalian tetap disini! Jagain kakak kalian dengan baik, kalau ada apa-apa segera kabari ayah!" Titah Zayyan pada ketiga putranya
"Kamu mau kemana mas?" Wanita cantik itu mengangkat wajahnya, menatap sang suami penuh selidik
"Aku pergi sebentar, tidak akan lama. Kamu disini sebentar, temani Zalika!" Zayyan mengecup kening wanita yang begitu ia cintai itu dan berlalu meninggalkan ruang perawatan tersebut
"Kemana ayah kalian akan pergi?"
"Mama tenang dulu oke, semuanya pasti akan baik-baik aja sekarang!" Rayn mendekat lalu memeluk tubuh sang mama
Zayyan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tangan pada setir kemudi terkepal, tanda bagaimana seseorang tengah menahan emosinya
Mobil berhenti, Zayyan masuk seorang diri. Berjalan penuh wibawa meminta untuk dipertemukan dengan seseorang
Dan disinilah ia berada, sebuah ruangan tertutup dan minim penerangan. Didepannya duduk seorang pria dengan wajah penuh lebam
"Kenapa kamu melakukan ini pada putri saya?" Suaranya terdengar dingin dan menusuk, tatapan yang seolah ingin menguliti lawan bicaranya
"Ini memang pantas anda dapatkan, Zayyan Dhirgantara!" Kening pria itu mengkerut, dari nada bicara menantunya seperti terdapat dendam
"Siapa kamu?"
"Seorang putra yang ayahnya telah kamu bunuh!" Jawab Arga dingin
"Jangan bertele-tele Arga! Saya masih berusaha untuk menahan amarah saya. Jadi katakan dengan jelas!" Geram Zayyan
"Baskara Adijaya" ucap Arga "Anda tentu ingat namanya!"
"Baskara?" Zayyan mencoba mengingat nama tersebut
"Kamu putranya Baskara?"
"Ya, saya tidak akan pernah lupa bagaimana kamu membunuh ayah saya malam itu!" Ujar Arga dari matanya terpancar dendam masa lalu yang Zayyan belum mengerti
"Saya tidak membunuh Baskara, ayah kamu seorang penipu. Apa kamu pikir saya satu-satunya musuh Baskara?" Kata Zayyan
"BOHONG" Arga bangun dari duduknya, saat hendak menyerang dengan sigap Zayyan menangkis
"Kamu pembunuh! Saya pasti akan membalas dendam dengan membuat kamu kehilangan putri kesayanganmu itu, Zayyan Dhirgantara!" Senyum menyeringai terbit di bibirnya yang telah sobek
"Putri saya tidak ada sangkut-pautnya dengan semua ini, jika kamu memang memiliki dendam dengan saya, lalu kenapa tidak kita selesaikan saja!" Suara Zayyan terdengar dingin
"Saya akan membuat kamu menderita dengan kondisi putrimu, bagaimana keadaan istriku sekarang? Apa kalian sudah merawatnya di rumah sakit jiwa?"
Bugh
Amarah yang sejak tadi mencoba di tahan oleh Zayyan akhirnya tak dapat ia bendung lagi. Wajah serta seluruh bagian tubuh pria yang masih berstatus menantunya itu mendapat pukulan yang begitu menyakitkan
Rasa sakit dari pukulan Rayn saja masih sangat terasah dan ini seperti dua kali lipat dari pukulan Rayn
***
Telepon milik Akbar berdering, semua orang yang berada diruangan tersebut mengalihkan pandangan mereka kearah pria itu
"Halo!" Pria tampan itu mendengar ucapan dari seseorang diseberang sana
"Apa? Baiklah. Saya akan kesana segera" semua orang semakin bingung kala melihat raut wajahnya yang terlihat cemas
"Baik. Terima kasih!" Benda pipih itu ia kembalikan ke dalam saku jaketnya
"Ada apa nak?" Tanya Bastian pada putra sambungnya itu
"Arga dirawat di rumah sakit, ayah datang kekantor polisi dan.."
"Apa mas Zayyan ada hubungannya dengan kondisi Arga?" Tari semula duduk kini berdiri dihadapan Akbar
"Aku belum tau pasti, mah. Yang jelas sekarang ayah lagi ditahan di kantor polisi!" Jelas Akbar
Tubuh wanita itu luruh, rasanya dunianya hancur. Bagaimana dirinya melewati semua ini tanpa kehadiran suaminya
"Mbak Tari sabar ya mbak!" Sabrina memeluk wanita yang tengah hancur itu
"Mama tenang dulu ya, aku janji akan bawa ayah pulang!" Akbar menggenggam tangan wanita yang telah ia anggap ibu itu, mencoba memberi ketenangan padanya
"Tolong berjanjilah! Janji kamu akan bawa ayah kesini lagi!" Akbar mengangguk
"Tolong titip mama dan Zalika sebentar, Bunda" Ujar Akbar pada Sabrina
Wanita cantik itu mengangguk "Pergilah nak, kamu hati-hati ya!"
"Papa ikut!" Bastian ikut serta, bagaimanapun status Zayyan masihlah atasannya sampai saat ini
Dua pria beda usia itu menuju kantor polisi guna mencari tau apa yang tengah terjadi hingga membuat Zayyan ditahan, lalu Arga yang kini dirawat
"Kenapa semua ini harus menimpa putriku, Sabrina?" Tari menatap sendu sang putri yang terpejam diatas ranjang pasien
"Tolong maafkan aku, Sabrina"
"Kenapa mbak Tari minta maaf? Mbak nggak salah apa-apa!" Sabrina yang berdiri di sampingnya bingung mendengar ucapan sahabatnya itu
"Aku sudah berusaha untuk membuat kamu terlepas dari Pras, dengan harapan agar suatu hari nanti Zalika tidak mendapat karma dari perbuatan papanya" wanita cantik itu kini mulai terisak
"Aku nggak pernah memikirkan hal itu lagi, mbak. Aku harap mbak Tari juga melupakan semuanya" tutur Sabrina lembut, cairan bening juga perlahan membasahi pipinya
semoga terkuak ya rahasianya