Savitri Pratomo, bungsu dari Reza Pratomo, generasi ketiga klan Pratomo, adalah seorang guru bimbingan konseling sebuah SMK di kota Solo. Guru nyentrik yang hobi naik motor besar terutama Kawasaki Ninja nya, guru yang dikenal bar-bar oleh para murid-muridnya, bertemu dengan...
Kim Jaehyun, seorang CEO perusahaan tekstil yang berada di Sukoharjo dan Sragen, pria yang paling tidak suka wanita kasar, tomboy dan tukang berantem.
Keduanya bertemu dalam situasi yang konyol tapi berkesan. Bagaimana absurdnya hubungan dua anak manusia yang berbeda karakter dan bagaimana reaksi keluarga besar Savitri?
Kisah generasi ketiga klan Pratomo
Isi hanyalah halunya author
Jangan plagiat karena jiwa gesrek kita berbeda.
Follow my IG @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flash Gordon
Ruang Bimbingan Konseling SMKN 11 Surakarta
"Kok bisa bilang kalau yang naik motor pink itu banci atau g@y? Kan bisa saja cewek macam aku" balas Savitri sambil manyun.
"Karena cewek jarang naik moge, Savitri-ya. Kamu itu perkecualian" kekeh Jaehyun.
Savitri melirik jam dinding di ruangannya. "What? Sudah jam lima sore?"
Jaehyun melirik jam tangan Tag Heuer nya. "Time to go home."
Savitri pun membereskan pekerjaan dan memasukkan ke dalam tas backpack Body Armor nya. "Terimakasih Oppa, sudah datang kemari sesuai janji."
"Ayo, aku temani ke parkiran."
"Aku masih harus ganti baju dulu, Jaehyun Oppa. Tidak mungkin aku pakai baju begini?" Savitri menunjukkan baju coklat kedinasan nya yang mengenakan rok.
"Aku tunggu. Kasihan kamu sendirian disini."
"Hah? Really?"
"Hey, I'm a gentleman Savitri. Tidak mungkin aku meninggalkan kamu sendirian disini." Jaehyun memasang wajah sok horor. "Kalau ada hantunya... gimana?"
"Kamu itu demitnya" seringai Savitri.
"Ouch! Tega nian!" balas Jaehyun sambil memegang dadanya.
"Tunggu disini, aku tidak akan lama." Savitri pun masuk ke sebuah ruangan ganti yang berada di dalam ruang kerja bimbingan konseling itu.
Jaehyun pun melihat meja Savitri dan dirinya melihat beberapa foto Savitri bersama dengan rekan gurunya. Pria itu mengambil sebuah foto Savitri dengan rekan guru wanitanya dengan pose konyol.
Gadis ini sangat lucu.
"Apa yang anda lakukan disini?"
Jaehyun menoleh dan melihat seorang pria yang memakai baju seragam sama dengan Savitri, menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"I'm just waiting for Miss Savitri..." jawab Jaehyun sopan.
"Ngapain anda nunggu dik Savitri?" tanya pria itu judes.
Dik Savitri? Really? Memang dia kakaknya? Setahuku Panji di Amerika deh!
"Pak Ekadanta ngapain ke ruangan saya?" tanya Savitri yang sudah berganti pakaian dengan jaket kulit dan celana jeans hitam. Ransel hitamnya sudah bertengger di punggungnya dan gadis itu mengambil helm full face nya dari lemari belakang kursinya.
"Saya tadi melihat ruang BK masih menyala dan tahu dik Savitri belum pulang karena motornya masih di parkiran. Jadi saya cek kemari" jawab Ekadanta. "Ini siapa dik?"
Savitri hanya menatap datar ke Ekadanta. "Oh, hanya orang yang tadi pagi ribut dengan aku. Kami sudah menyelesaikan dengan cara beradab."
Jaehyun melirik ke arah Savitri. Cara beradab apanya? Isinya percakapan tidak jelas begitu.
"Dik Savitri nggak pulang?" tanya Ekadanta lembut yang membuat Savitri mual dan Jaehyun menaikkan sebelah alisnya.
Really? Ini guru benar-benar ngincar Savitri dengan ganjen.
"Ini aku mau pulang pak. Oppa, ayo keluar. Apa mau nginep disini ketemu sama demit?" Savitri menatap Jaehyun yang lebih tinggi darinya yang 168cm.
"Pulanglah Savitri-ya" jawab Jaehyun dengan bahasa Inggris.
Savitri pun sedikit mendorong Jaehyun keluar lalu mematikan AC dan lampu serta menguncinya.
"Ayo dik, aku temani ke parkiran." Ekadanta mengajak Savitri untuk jalan bareng.
"Pak Eka duluan deh! Saya masih ada urusan dengan Pak Kim" tolak Savitri halus.
"Tapi..."
"Sudah pak, tidak apa-apa."
Mau tidak mau Ekadanta pun berjalan meninggalkan Savitri yang masih berdiri bersama Jaehyun.
"Kenapa kamu tidak mau ditemani pria itu ke parkiran?" tanya Jaehyun sambil berjalan bersama dengan Savitri beriringan.
"Aku tidak suka gayanya. Ganjen!"
Jaehyun tersenyum smirk. "Tampaknya dia suka padamu."
"Biarin saja, yang jelas aku tidak."
"Kenapa? Tampaknya dia baik."
Savitri menatap Jaehyun. "Karena dia bukan tipe aku."
"Lalu? Bagaimana dengan tipemu?" Jaehyun menatap gadis itu dengan tatapan geli.
"Oppa. Berapa tinggimu?"
"182. Kenapa?"
"Pantas leherku pegal karena harus mendongak." Savitri lalu memegang lehernya seperti memijat.
Jaehyun tertawa. "Kamu belum menjawab pertanyaan aku. Seperti apa tipemu?"
"Aku punya kriteria tersendiri. Suka pria yang Membagongkan!"
"Membagongkan? Apa lagi itu?"
"Yang sering tidak diduga, absurd dan membuat darting diantara kita berdua. Justru dengan pasangan yang tidak bisa kita prediksi apa yang akan keluar dari mulutnya, membuat hidup penuh warna."
Jaehyun mengangguk. "Lalu? Ekadanta tidak?"
Savitri mendengus kasar. "Aku tidak suka gayanya yang membuat aku seolah-olah menjadi putri yang mudah terluka. Barang fragile. Memangnya aku vas jaman kaisar Ming? Helloooo, sebelum kaisar Ming ribut dengan Flash Gordon, aku sudah terlahir menjadi wanita kuat!"
Jaehyun terbahak. "Kenapa kamu malah membahas Film klasik Flash Gordon?"
"Salahkan kakakku Panji yang waktu kecil hobinya teriak-teriak nyanyi lagunya Queen ... Flash! Aaaahhhhh..." Savitri meniru gaya Freddie Mercury menyanyikan lagu itu.
Jaehyun semakin terbahak. "Kapan-kapan kita harus nonton film klasik itu."
"Memangnya kamu doyan nonton film jadul macam itu?" Tanpa terasa Savitri sudah sampai di parkiran motornya.
"Kalau ada temannya, why not?" Jaehyun tersenyum.
"Hhhmmm. Bagaimana besok Minggu kamu ke rumahku. Adik sepupuku dan pacarnya hobi nonton film klasik." Savitri menatap Jaehyun sambil tersenyum.
"Of course. Why not. Give me your phone number."
"Buat apa?" tanya Savitri judes.
"Ya ampun Savitri, gimana aku bisa menghubungi kamu dan diberikan lokasi rumahmu kalau kita tidak saling bertukar nomor ponsel?" kekeh Jaehyun.
Savitri memberikan nomor ponselnya dan Jaehyun pun memberikan nomornya. Interaksi keduanya pun tidak lepas dari tatapan tajam Ekadanta.
Tak lama Jaehyun pun masuk ke dalam mobil mewahnya dan Savitri menaiki motornya. Ketika Savitri hendak keluar parkiran, tampak Ekadanta mendekati dirinya.
"Dik..."
Savitri membuka kaca helmnya. "Apa pak?"
"Tadi bicara apa dengan pria Korea itu?"
"Macam-macam lah pak. Kan dia bukan orang sini jadi tanya soal Solo." Savitri merasa tidak nyaman seperti diinterogasi. "Sudah pak, ini sudah mau Maghrib dan saya sudah ditunggu orang rumah." Savitri menstater motornya dan meninggalkan Ekadanta.
***
Kediaman Keluarga Pratomo Manahan Solo
Savitri memasukkan motor Kawasaki Ninja nya ke dalam garasi dan masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum" salamnya.
"Wa'alaikum salam. Mbak Savitri, ada undangan" jawab Mbok Mar.
"Undangan apa mbok?"
"Kondangan hari Minggu."
Savitri menatap horor. "Hari Minggu?"
"Iya mbak. Memang kenapa?"
"Aduuuhh, siapa yang kawin?" Pupus sudah acara movie on Sunday bareng Sabrina dan Sofyan.
"Anaknya pak RT mbak, di hotel Dana."
Savitri pun manyun. "Masa aku pinjam Sofyan atau Ricky lagi buat nemenin kondangan?" Savitri paling malas datang kondangan pernikahan karena sering ditanya mana kekasihnya dan sejak saat itu dia sering meminjam kekasih sepupunya atau pengawal. Oomnya.
"Lha mbak Savitri sok insecure pergi tanpa pasangan."
"Males mbok, ditanya 'Mana pacarnya' tar kalau udah bawa pacar, 'Kapan nikahnya', udah nikah 'Kok belum punya anak', udah punya anak... 'Kok belum nambah lagi. Kasihan anaknya sendirian'... Haaaaahhh warga +62 tuh Yaaaaaa! Julid!" teriak Savitri kesal.
"Meh piyeee mbak, jenenge wae menungso ( namanya juga manusia )" kekeh Mbok Mar.
"Reseh tahu mbok! Urus uripmu dhewe nopo! Nggambus tenan!"
Mbok Mar terbahak.
***
Film klasik 1980 ...
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️