Guruku Bar-bar Sekali
Solo Jawa Tengah Indonesia
Savitri bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerjanya meskipun baru pukul enam pagi. Tugasnya sebagai guru pengawas pagi mengharuskan datang awal.
"Yak, siap deh!" Pagi ini Savitri memakai jaket kulit, celana pantalon hitam dan sepatu boot. Plus tas ransel Under Armor hitam kesayangannya. Savitri mengambil helm full face nya dan kunci motor Kawasaki Ninja miliknya.
"Bismillahirrahmanirrahim. Semangat Sav! Eh kok Sav? Emangnya Saf buat sholat?" monolog gadis cantik berusia 24 tahun itu. "Semangat menghajar anak-anak Durjana! Lagian salah siapa milih masuk SMK tho Vit...Vit. Sek, kok jadi merk ombe yaa? Duh papa tuh kasih nama kok panggilannya ora ono sing nggenah tho Yaaa! Opo kudu Bancakan bubur merah putih lagi Ben ganti jeneng ( nama ) tapi jeneng opo Yaaa?"
Savitri memasang helmnya. "Wis Ojo keseringan ngomong dhewe! Kayak wong edan wae! Kowe kiiee cah psikologi cak, kudune konseling wong Dudu Kowe sing kudu dikonseling."
Gadis itu membuka helmnya lagi. "Mbok Maaaarrr... Aku budhal ( aku berangkat )!" teriak Savitri cuek.
"Njih mbak Savitri!" sahut Mbok Mar pembantu rumahtangga nya sambil mengelus dadanya terkejut.
Tak lama motor besar itu meluncur dari rumah besar di daerah Manahan.
***
Savitri Pratomo, bungsu dari Reza Pratomo itu memilih menjadi seorang guru bimbingan konseling di sebuah SMK Negeri di kota Solo. Kakaknya Panji, sudah menikah dan tinggal di Washington DC sebagai diplomat dari Indonesia.
Sebagai keturunan klan Pratomo, Savitri memang diharapkan masuk ke perusahaan keluarga, PRC group tapi gadis itu memilih kuliah di psikologi Universitas Indonesia dan melamar menjadi PNS guru.
SK yang turun menunjukkan bahwa dirinya harus bekerja di sebuah SMK Negeri kota Solo, kota yang sangat disukainya. Apalagi dulu dia pernah tinggal beberapa bulan saat ayahnya ada proyek disini.
Reza Pratomo sendiri adalah anak tengah dari tiga bersaudara, Nabila dan Shanum Pratomo. Kalau istilah di Jawa, anak laki-laki di tengah dua saudara perempuannya disebut Pancuran keapit sendang. Jadi waktu mereka kecil sempat diruwat karena Opa Adrian Pratomo masih menerapkan adat Jawa yang dalam.
Savitri yang dua bersaudara dengan Panji pun tidak luput dari yang namanya diruwat karena mereka masuk ke dalam istilah kedhana kedhini yang artinya dua bersaudara laki-laki dan perempuan. Gadis itu pun tidak masalah selama tujuannya baik.
Gadis itu memacu motor nya yang bewarna pink. Sebagai putri Reza Pratomo dan cucu Adrian Pratomo, uang jajan Savitri sangatlah banyak. Makanya tak heran gadis itu mampu membeli sebuah motor Kawasaki Ninja custom bewarna pink.
Reza sendiri tidak bisa melarang putrinya seperti itu karena memang hobinya naik motor kemanapun. Karena dulu istrinya Andira pun sama saja, tukang naik moge.
Savitri tiba di sekolah tempat dia bekerja, SMKN 11 Surakarta dimana kejuruan disana adalah multimedia, animasi dan teknik produksi dan penyiaran program televisi.
Otomatis karena SMKN, banyak siswanya yang berjenis kelamin laki-laki. Savitri sendiri sudah enam bulan disana sebagai seorang guru BK dan langsung menjadi favorit para siswa disana karena stylenya yang unik.
Motor pink itu pun diparkir nya di parkiran khusus guru. Savitri pun turun dan menyapa semua rekan kerjanya lalu menuju ruangannya untuk berganti pakaian dinas.
***
"Kowe njaluk ta piting atau ta jewer ( kamu minta aku piting atau dijewer ), cah? Kowe ngerti kan Iki opo? Vape! Rokok! Rumangsamu bu Savitri ora mudeng? Ta kandyani ya cah, sakdurunge Kowe nduwe, Bu Savitri Wis nduwe sek. Luwih larang seko Wek mu! Kowe tuku nganggo duitmu dhewe opo duit jajan seko wong tuwomu ( Kamu tahu kan ini apa? Kamu kira Bu Savitri tidak tahu? Aku kasih tahu ya nak, sebelum kamu punya, Bu Savitri sudah punya duluan. Lebih mahal dari punyamu! Kamu beli pakai uang mu sendiri atau uang jajan dari orang tuamu )?" Savitri menatap tajam muridnya yang ketahuan membawa rokok vaporizer atau vape yang bisa dibilang rokok sintesis.
"Ayo jawab! Kowe tuku nganggo duitmu dhewe opo seko wong tuwomu?"
"Dari orang tua Bu..." ucap muridnya pelan.
"Gening jek Seko wong tuwomu ( gitu dari orangtuamu )." Savitri menyimpan vape itu ke dalam lacinya.
"Tapi Bu..." muridnya protes melihat vapenya disita oleh Savitri yang memberikan jari telunjuknya agar muridnya diam.
"Vape mu saya sita! Kan kamu sudah tahu apa-apa yang boleh dan tidak boleh dibawa ke sekolah! Opo ya kudu dikandani ( apa ya harus dikasih tahu )? Kamu bukan anak lima tahun, lho Surya."
Murid yang bernama Surya itu menunduk.
"Kamu tuh mbok mikir. Ayahmu kerjanya apa?"
"Driver ojek online Bu..."
"Ibumu?"
"Kerja di pabrik..."
"Ini vapemu harga berapa? 300ribu?"
"250 ribu."
"Isinya harga berapa? 60-70 ribu?"
"Sekitar itu..."
"PING ( dikali ) berapa sebulan? Kowe mikir nggak? Bapakmu banting tulang menjadi driver ojek online, ibu mu di pabrik! Nggo sopo ( buat siapa )? Nggo Kowe ndul!" Savitri merasa emosi melihat Surya seperti tidak menghargai kerja keras orang tuanya.
Surya diam saja.
"Kalau kamu mau barang, golek o gawean sing halal ( carilah kerja yang halal ). Kalau kamu punya uang sendiri, kamu beli apa saja karepmu! Tapi Ojo memberatkan wong tuwomu!"
Surya menatap guru cantik itu dengan tatapan sendu.
"Wis ini peringatan pertama dari Bu Savitri. Sekali lagi kamu ketahuan melanggar aturan sekolah, Wis Bu Savitri dengan berat hati meliburkan kamu!"
"Saya diskors Bu?"
"Ora. Kamu saya keluarkan karena tidak mau manut! Mending saya kembalikan kamu ke orang tua kamu. Mbok dipikirkan tho Surya, orang tuamu kerja keras buat siapa? Buat kamu! Jangan kamu buang-buang uang yang mereka dapatkan susah payah untuk barang-barang unfaedah! Pikirkan kesehatan kamu juga. Sekarang seperti sehat-sehat saja, tapi lihat lima tahun ke depan. Paru-paru kamu akan lebih parah dari orang sakit TBC, tahu nggak!"
Surya diam saja. Kalau sampai dikeluarkan, aku tidak sanggup menatap mata ibu.
"Pikirkan kembali Surya. Bu Savitri ngomong keras gini Ben kamu melek, Ben kamu sadar bahwa Kowe kie salah dan dosa sama orang tua kamu, terutama ibumu."
Tak disangka Surya menangis di depan Savitri.
"Wis ya Surya, kamu manut ya." Savitri menatap lembut ke muridnya.
"Iya Bu."
"Sudah, sekarang kamu kembali ke kelas. Sinau yang benar. Oke?" Savitri berdiri dan menepuk bahu muridnya.
"Iya Bu."
Setelah Surya pergi, Savitri membuka laci meja kerjanya. Gadis itu menghela nafas panjang. Anak jaman sekarang bawaannya aneh-aneh. Dilihatnya vape, pisau Swiss, rokok, komik dan flashdisk berisikan film bo*Kep.
Ampun deh!
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Welcome to 3rd generation of Klan Pratomo.
Kali ini si guru nyentrik yang tampil. Semoga suka. Oh, karena ini settingnya di solo, akan banyak bahasa jawanya ya. Tenang, aku kasih terjemahannya kok.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
sabar ya bu, resiko guru BK sport jantung tiap hari 😅
2024-07-26
1
Yuan Li
Aq Dayak....baca nya seperti logat Jawa...
2024-07-09
1
Keho
Adrian ki opo putune Haryo ro Lota thor?
2024-05-08
1