NovelToon NovelToon
Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Cerita ini adalah fiksi dewasa yang diperuntukkan bagi pencari bacaan berbeda.

*****

Sekuel sekaligus akhir dari cerita 'Stranger From Nowhere'.


Makhluk yang sama, tempat yang sama, dengan tokoh dan roman yang berbeda.

***

Saddam kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan pesawat di hutan Afrika.

Pria itu menyesali pertengkarannya dengan Sang Ibu karena ia menolak perjodohan yang sudah kesekian kali diatur untuknya.

Penasaran dengan apa yang terjadi dengan Sang Ibu, Saddam memutuskan pergi ke Afrika.

Bersama tiga orang asing yang baru diperkenalkan padanya, Saddam pergi ke hutan Afrika itu seperti layaknya mengantar nyawa.

Tugas Saddam semakin berat dengan ikutnya seorang mahasiswi kedoktoran bernama Veronica.

Seperti apa jalinan takdir mereka?

***

Contact : uwicuwi@gmail.com
IG : @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Pecinta

Padahal baru beberapa menit Vero berdiri di tengah ruang kantor yang AC-nya terasa sangat dingin di kulitnya, tapi dia merasa dirinya sudah berdiri di sana seharian.

Suasana canggung yang dirasakannya sangat tidak nyaman. Ingin rasanya dia mengatakan kepada Saddam untuk berhenti menatapnya dan segera berbicara pada Rully yang merupakan pimpinan mereka yang sudah dinobatkannya diam-diam di dalam kepala.

Saddam berjalan menjauhi mereka yang masih berdiri tegak seperti peserta kontes memasak yang sedang menantikan komentar juri nyinyir menilai masakan mereka.

Pria tampan berwajah dingin itu kembali ke balik mejanya dan sejenak berdiri tunduk memandang lama pada laptopnya yang terbuka.

Kemudian seolah tersadar akan kehadiran mereka, Saddam mengangkat wajahnya dan berbicara.

"Silakan duduk, maaf."

Meski meminta maaf karena baru mempersilakan duduk setelah mereka berdiri cukup lama, tapi ekspresi pria itu sama sekali tidak memperlihatkan simpati.

"Semua sudah beres, visa dan segala keperluan keberangkatan kita," Saddam kembali berjalan ke arah sofa tempat mereka sekarang duduk.

Di atas meja telah tersusun berbagai jenis minuman dan cemilan yang disiapkan sejumlah mereka yang hadir saat itu.

"Tiket pesawat kelas bisnis kan?" Suara Rizky menyela perkataan Saddam.

Tingkah Rizky yang seperti inilah yang membuat Vero muak. Pria itu terkadang tidak bisa menempatkan diri kapan harus berbicara.

Apalagi yang ditanyakannya hanya sejenis kelas tiket pesawat. Meski dirinya juga tidak pernah duduk di dalam pesawat kelas bisnis, Vero tidak terpikir untuk menagih hal itu sekarang.

Saddam mengerling ke arah Rizky sejenak tapi kemudian mengabaikannya.

"Seperti yang udah pernah gua bilang ke elu Rul, kalian semua bukan bawahan gua di sini. Panggil gua pake nama aja." Saddam menghenyakkan tubuhnya pada sofa tunggal yang sepertinya memang tempatnya duduk sehari-hari jika sedang berbicara kepada bawahannya.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu diketuk.

"Masuk," Saddam menyahut.

Seorang pria berkacamata masuk ke dalam ruangan dengan membawa beberapa map.

"Ini yang Bapak minta, sudah beres." Setelah menyerahkan beberapa map ke tangan Saddam, pria itu berjalan memutar dan ikut duduk di sofa sebelah Rizky.

"Oke, karna semua dokumen yang gua minta juga udah beres, gua akan jelasin sekarang" Saddam memajukan letak duduknya dan meletakkan map di atas meja.

Pandangan Saddam sekilas menyapu mereka semua dan tinggal beberapa detik lebih lama ketika memandang Vero.

Wanita itu langsung mengalihkan pandangan pada map yang tersusun di atas meja.

"Sumpah gua ga bisa ngeliat mata ni laki. Tahan Ver... Tahan," Suara di kepala Vero kembali berteriak.

"Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kalian semua udah gua asuransikan. Dengan nilai asuransi terbaik. Kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, gua ga mau ahli waris kalian menuntut atau malah jatuh miskin karna kehilangan pencari nafkah. Silakan dibaca baik-baik dan kalo setuju tanda tangan. Tim legal gua akan nyimpen berkas yang kalian tandatangani, dan polis asuransi bisa kalian bawa pulang. Kalo ga setuju, silakan tinggalkan ruangan ini sekarang, dan Agnes, sekretaris gua di luar akan memberi pengganti biaya waktu yang telah kalian pakai selama dengerin gua saat ini," Saddam mengedarkan map kepada Rully dan kemudian Rully menyerahkan kepadanya dan Rizky.

"Oya, punya kamu udah beres juga Ko?" Saddam bertanya kepada pria berkacamata.

"Udah Pak, tapi sebenernya saya ga perlu.."

"Eko, skip. Gua ga mau debat lagi!" Saddam menekankan suaranya kepada pria yang dipanggil Eko, yang sekarang tertunduk cemberut setelah mendengar perkataan Saddam.

Rully terlihat hati-hati mempelajari berkas yang berada di tangannya, setelah merasa puas dengan semua hal yang tertera, Vero melihat Rully mengambil sebuah pena yang terletak di atas meja dan menandatangani berkas itu secepat mungkin.

Dan Vero yakin bahwa Rizky tak membaca keseluruhan isi berkas ketika pria itu juga telah menandatangani sebuah kertas di atas materai dan kemudian meletakkan map dengan kasar ke atas meja.

"Seserius itu banget sih, gua sering keluar-masuk hutan. Anggap aja kayak tamasya. Ya kan Ver?" Rizky tersenyum jahil ke arah Vero yang masih membenamkan wajahnya di balik map tanpa menjawab ocehan Rizky.

"Gua pengusaha, gua hanya meminimalisir resiko seandainya hal itu terjadi," Saddam berkata datar sambil memandang lurus ke arah Rizky.

"Yeah, semoga resiko yang lu pikirin itu ga ada." Rizky tertawa sumbang karena menyadari ekspresi serius Saddam.

"I hope so. Kalo ga ada resiko, gua ga rugi," Wajah Saddam masih datar saat menjawab perkataan Rizky.

Vero diam-diam memandang Saddam dan Rizky bergantian. Pria yang seumuran, sama-sama 29 tahun. Tapi dengan tingkat kematangan berbeda.

Ibarat daging steak, Rizky berada di tingkat medium sedangkan Saddam tingkat well done. Kebetulan, Vero hanya memakan steak yang telah matang sempurna.

Vero menggelengkan kepalanya sekali, dia merasa heran pada dirinya sendiri karena telah mengibaratkan dua orang pria dengan steak.

...--oOo--...

Setelah mengajukan cuti selama dua minggu dengan alasan membawa orang tua berobat ke luar negeri, Vero mendapatkan izin cuti dari kantornya.

Tak hanya izin cuti, Vero juga mendapat wejangan serta doa dari Kepala Laboratorium agar seluruh pengobatan yang akan dijalani papanya lancar dan segera diberi kesembuhan.

Dalam hati Vero berkali-kali minta maaf pada Papanya dan pada Tuhan, serta tak lupa dirinya berdoa agar sang Papa selalu diberi kesehatan dan umur panjang.

Dengan bawaan berupa ransel semi carrier berkapasitas 50 liter Vero berangkat dengan mobil jemputan yang dikirimkan oleh Saddam.

Di dalam mobil sudah ada Rully dan Rizky yang telah dijemput lebih dulu.

"Udah sayang-sayangan ama Yana sebelum berangkat?" Vero bertanya pada Rully yang tampaknya sangat menikmati perjalanan pertamanya dengan Alphard.

"Udah dong, peluk cium yang lama. Gua kan berangkat dari rumahnya tadi, pas mau ditinggal minta dipeluk yang lama. Ga mau lepas." Rully terkekeh.

"Dia sedih bakal ngeluarin duit buat bayar ojek karna lu ga ada." Vero tertawa jahat.

"Lu mana tau rasanya bakal kangen. Emang pernah kangen?" Rully mencibir.

"Pernah dong. Kangen gajian." Vero tertawa terbahak-bahak.

"Kangen gua ga pernah?" Rizky menjengukkan kepala ke bangku depan tempat di mana Vero duduk.

"Pernah ga ya?" Vero meringis.

"Kangen bacot lu kali." Rully menoleh ke arah Rizky yang kembali menyandarkan tubuhnya.

"Sekretaris si Saddam itu cakep ya," Rizky menggumam.

"Cakep atau seksi?" Sindir Rully.

"Seksi sih," Tukas Rizky yang sepertinya lupa akan keberadaan Vero yang mendengarkan pembicaraan antar lelaki itu.

Alphard hitam berplat khusus itu semakin jauh melaju ke arah bandar udara nomor satu di Indonesia.

Vero membisu sepanjang sisa perjalanan, hatinya dilanda perasaan gelisah sekaligus antusias yang tak biasa.

...***...

...Mohon dukungan atas karyaku dengan like, comment atau vote ...

1
eko arief nugroho
Kenapa makin kesini, makin absurd aja ni dua pasangan, kelakuannya ada aja bikin geleng2 kepala 🤣
eko arief nugroho
Cerita kak Njuss gak pernah dilewatkan, aku baru aja tau ada cerita Saddam, langsung marathon bacanya 😍
eko arief nugroho
No kommen aku 🤣🤣🤣🤣
Mamake Nayla
untuk ke 2x nya bca...
eko arief nugroho
Ya ampun Saddam, so sweet bangeeet deh
eko arief nugroho
Makin kesini liat mereka makin cocok nih
eko arief nugroho
Hahaha… bacanya gak berhenti ketawa… udah diwanti2 jangan kesitu, tetep aja diomongin🤣
eko arief nugroho
Hahaha… kayak pasangan lagi berantem
eko arief nugroho
Duuh ada yg kangen tapi gak berani nongol
eko arief nugroho
Vero yg ngambek senang dipaksa ama Saddam
eko arief nugroho
Vero kesal tau Saddam mau dijodohkan
eko arief nugroho
Nah lho gimana ini
eko arief nugroho
Hahaha… lucu banget kena kibul
eko arief nugroho
Ya Allah.. ngakak aku
eko arief nugroho
Ya Tuhan, ternyata separah itu kondisi Saddam
eko arief nugroho
Saddam moga kamu baik2 aja
eko arief nugroho
Bener2 menegangkan
eko arief nugroho
Ya Tuhan Saddam masih ada didalam
eko arief nugroho
Duuuh siapa lagi yg mati?
eko arief nugroho
Duuuh kapan si Rizky dead ya? Gak ada gunanya dia idup
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!