NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:173.2k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Raveena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20.

"Bisa bantu aku melepas kemejaku?"

"Ya, tentu... Ehh... Apa?"

Seakan baru saja tersadar dengan permintaan yang Kai ajukan, Rea berbalik cepat menatap suaminya yang masih duduk di sofa.

"Entah kenapa tanganku tiba-tiba kram, jadi bisa bantu aku melepaskan kemejaku?" ulang Kai seraya berdiri.

"...."

"Aku tidak akan memaksa," Kai kembali berbicara setelah menunggu tetapi tidak mendapatkan jawaban.

"Jika kamu keberatan, aku bisa meminta bantuan pelayan atau dokter Darina sekaligus untuk memeriksa adakah yang salah dengan kedua tanganku," lanjutnya kemudian.

"Apa?" kedua mata Rea memicing, tidak menyukai gagasan meminta bantuan dokter yang jelas-jelas kedatangannya membuat hatinya terusik.

"Paman akan meminta bantuan pada dokter itu?" tanya Rea sedikit menekan suaranya.

"Bukankah ada bagusnya Darina tinggal di sini? Aku bisa meminta dia untuk memeriksa kondisiku sekaligus membantuku," ucap Kai memasang wajah muram.

Pria itu bahkan sengaja berusaha melepaskan kancing kemejanya yang berakhir gagal.

"Jemariku benar-benar kaku sekarang. Sepertinya aku terlalu lelah bekerja," ucap Kai lagi.

"Tapi..."

Rea menggantung kalimatnya, netranya tak lepas dari Kai yang masih berdiri sembari mengibaskan kedua tangan seakan pria itu benar-benar kesulitan.

"Kalau begitu, tolong panggilkan Darina saja. Aku tahu kamu tidak nyaman dengan permintaanku," pinta Kai.

"Tidak boleh!" Rea menjawab cepat.

"Hanya melepas kemeja saja kenapa harus meminta bantuan dokter? Paman sengaja ingin membiarkan dokter itu melihat Paman telanjang?" sambungnya spontan.

"Apakah menurutmu aku memiliki pilihan? Aku hanya pria buta, Re," sahut Kai, berusaha sekuat tenaga menahan tawa.

"Aku saja," sahut Rea seraya melangkah mendekat.

Rea menuntun suaminya mendekat ke arah pintu kamar mandi, berdiri di depan pria itu dengan kegugupan yang tiba-tiba datang tanpa permisi.

'Padahal setiap hari aku melihat wajahnya dari dekat, tapi kenapa sekarang aku gugup?'

Rea berkata dalam hatinya, perlahan membuka setiap kancing kemeja yang suaminya kenakan sampai kemeja itu terlepas sepenuhnya.

"Sudah. Paman bisa mandi..."'

"Bisakah kamu membantuku dalam hal itu juga?" pinta Kai cepat.

"A-Apa?" Rea melotot, menelan kasar salivanya.

"Atau..."

"Iya... Iya... Baik! Jangan gunakan nama dokter itu lagi!" gerutu Rea memotong kalimat yang akan suaminya katakan.

Kai tersenyum tipis, sangat tipis sampai Rea tidak menyadarinya. Ia bahkan menurut saat Rea menuntunnya masuk ke dalam kamar mandi. Akan tetapi, wanita itu justru berdiri tanpa melakukan apapun setelah menutup pintu.

"Jadi... Aku harus apa?" tanya Rea dengan wajah merah padam, menahan rasa malu dan gugup yang datang.

"Kamu lebih dari tahu apa yang harus kamu lakukan, Re," sahut Kai tanpa beban.

Rea kembali menelan kasar salivanya, mengulurkan tangan sembari memalingkan wajah saat tangannya melepaskan celana suaminya.

Hening...

Hanya suara gemericik air shower yang terdengar, seakan ingin menyamarkan suara degup jantung yang kini Rea rasakan. Kehangatan kulit suaminya di bawah guyuran air saat ia menggosok dada suaminya meningkatkan kegugupan yang sudah tercipta.

Di saat yang sama, Kai berdiri dalam diam, membiarkan air menyapu tubuhnya. Tatapan yang seharusnya kosong itu kini hanya terkunci pada wajah istrinya, memperhatikan setiap ekspresi yang muncul di wajah istrinya.

Wajah merah itu, gerakan sederhana saat Rea menggigit bibir bawahnya dengan wajah menunduk seakan takut untuk menatap dirinya, serta gerakan canggung yang Rea lakukan, membuat Rea terlihat menggemaskan di matanya.

Tanpa peringatan, Kai meraih pergelangan tangan istrinya, menarik dengan sentakan ringan yang membuat Rea terhuyung maju dan masuk ke dalam pelukannya.

"Paman!" Rea memekik kaget, kesempatan yang justru Kai gunakan untuk melingkarkan tangannya di pinggang istrinya.

"Aku baru saja mandi, dan sekarang pakaianku basah," sambung Rea setengah menggerutu.

"Maaf..." ucap Kai tanpa penyesalan.

Rea mendongak, menatap lekat wajah suaminya dengan dahi berkerut. Pertanyaan tentang bagaimana suaminya bisa melakukan hal yang baru saja terjadi mengusik hatinya.

"Kadang aku merasa... Paman terlalu peka untuk ukuran seorang pria buta,"

Alis Kai terangkat, "Apa maksudmu?"

Rea tidak memberikan jawaban, tetapi satu tangannya terangkat, melambai tepat di depan wajah suaminya, tetapi tidak ada reaksi apapun. Diam, tak berkedip, tatapan suaminya tetap kosong seperti biasa.

"Maaf..." Rea menunduk, merasa bersalah.

Kai kembali tersenyum, mengeratkan pelukannya saat Rea berniat untuk melepaskan diri. Mendorong pelan tubuh istrinya dan mengurung tubuh sang istri menggunakan kedua tangan saat punggung itu sudah menempel pada dinding.

"P-Paman kenapa?"

Rea bertanya gugup, terutama saat wajah Kai semakin mendekat di saat ia tidak bisa lagi menghindar.

"Kamu meragukanku, Re?" tanya Kai, suaranya berubah serak.

"B-Bukan... Aku hanya..."

"Penasaran apakah aku benar-benar buta atau tidak? Atau kamu ingin menguji seberapa peka pria buta yang ada di depanmu ini?" potong Kai.

"Aku tidak bermaksud untuk..."

"Re... Kurasa... Kesabaranku tidak sebesar yang aku kira," Kai memotong lagi.

"Aku... Mulai kesulitan untuk terus menunggu,"

Rea membeku, otaknya segera menangkap apa maksud kalimat yang diucapkan pria di depannya.

"Tapi, bagaimana Paman melakukannya? Bukankah Paman...Uhm..." Rea terbata, berusaha mencari celah untuk menghindar.

"Aku kehilangan penglihatanku, Re. Bukan kemampuanku sebagai seorang pria," sahut Kai menahan tawa.

"Jika kamu tidak percaya, kenapa tidak kita uji saja? Atau kamu ragu karena aku buta?" sambungnya kemudian.

"Tidak... Bukan itu... Aku hanya..."

Suara Rea tenggelam ketika Kai tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada Rea, menyatukan bibir mereka di bawah guyuran shower yang masih mengalir.

Rea terkesiap, tetapi tidak melakukan perlawanan. Seiring berjalannya waktu, kedua matanya terpejam, menyerah pada sensasi yang baru pertama kali ia rasakan. Sentuhan halus nan hangat yang Kai lakukan seakan menghipnotis Rea hingga ia tidak sadar Kai sudah menanggalkan setelan berlengan pendek yang sebelumnya Rea kenakan.

Kai melepaskan ciumannya sesaat. Meraba punggung basah istrinya untuk melepaskan penghalang terakhir.

"Aku menginginkanmu, Re," bisik Kai

Jantung Rea berdetak keras, wajahnya memanas, dalam hatinya berulang kali mengatakan 'aku belum siap!' tetapi, mulutnya terkatup rapat.

Tak mendapatkan jawaban, Kai kembali menyatukan bibir mereka, tersenyum saat tidak mendapatkan penolakan hingga ia mengangkat tubuh istrinya menuju tempat tidur. Membaringkannya sekaligus mengukungnya sembari meraba wajah Rea dan menyapukan ibu jarinya di bibir Rea. Tersenyum.

"Apakah kamu tidak pernah berciuman sebelumnya?" tanya Kai.

"Paman yang mengambil ciuman pertamaku di pernikahan kita waktu itu," Rea menjawab polos, sedikit terengah.

Kai tertegun sesaat, ia sempat berpikir Rea dan Alec pernah melakukannya mengingat hubungan mereka terjalin cukup lama. Tetapi, kekakuan Rea saat ia mencium bibir itu adalah kejujuran yang nyata, cukup untuk membuat ia kembali tersenyum. Jemari tangannya bergerak turun, menyusuri garis leher Rea seakan ingin menghafalnya. Kemudian kembali mendekatkan wajah.

Bibir mereka kembali bertemu, kali ini lebih dalam dan lama. Sementara tangan Kai tak tinggal diam. Meraba, menekan, bahkan meninggalkan jejak hangat di kulit istrinya yang terbuka saat bibirnya bergerak turun hingga mendatangkan getaran dan denyut misterius di rongga bawah perut Rea.

"P-Paman..." Rea terbata. Tak mengerti dengan getaran aneh yang baru saja ia rasakan.

Kai tersenyum, bibir dan jemarinya tak ragu bermain yang membuat suara indah itu kembali lolos dari mulut Rea. Dan ketika penyatuan itu terjadi, saat itu jugalah Rea sadar dirinya sudah menjadi milik Kai sepenuhnya. Dan itulah yang menjadi keinginannya.

Rea tidak tahu, jika keputusannya saat ini akan mengubah kehidupannya sepenuhnya.

. . . .

. .. .

To be continued...

1
Dewi Payang
Ayo Betty, komporin aja terus😂
Dewi Payang: Mumoung ada celah/Joyful/
〈⎳ FT. Zira: kesempatan Betty balas dendam/Slight//Facepalm/
total 2 replies
Dewi Payang
Nah salah faham.kan🙈🙈
Dewi Payang: Jimnyg jadi korban, kaxian/Joyful/
〈⎳ FT. Zira: dari sudut pandang Rea kan betty yg kesudut/Facepalm/
total 2 replies
Dewi Payang
Yang sering kehilangan isterinya.. 😍
Dewi Payang: Dua²nya/Joyful/ klop/Joyful/
〈⎳ FT. Zira: atau istri yg sering ngilang?/Slight//Slight/
total 2 replies
Dewi Payang
Wih, panghilannya ampuh, langaung putus kontak/Joyful/
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: satu kata doang padahal/Facepalm/
total 2 replies
Dewi Payang
Tetap tenang Jim....
Dewi Payang: Wkwk/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: Jim mana bisa tenang kalo di tinggal/Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Zenun
Kirain meluruskan kesalahpahaman, malah di aduin😄. good job betty
〈⎳ FT. Zira: mamanfaatkan keadaan kak itu namanya/Facepalm/
total 1 replies
Zenun
iya Jim, jangan ganggu dulu untuk sementara ini meskipun gaswat😁
〈⎳ FT. Zira: lagi iya iya, jadi jangan ganggu/Facepalm/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
tumben sadar/Facepalm//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
tukang boong emang🤮🤮
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
gak ada habisnya ya si Alec. rea udah bahagia sekarang. ngapain diusik lagi
〈⎳ FT. Zira: masih penngenn/Grievance//Grievance/
total 1 replies
Patrick Khan
kak knp rea gk ngerubah panggilan nya
. tetep paman sampai sejauh ini🤔🤔🙏
〈⎳ FT. Zira: dikabulkan
〈⎳ FT. Zira: aman aja asal jangan nyolong/Proud//Joyful/
total 12 replies
Teteh Lia
sekalian latihan mencintai nda sih... 💃
Mundri Astuti
😂 kesempatan banget si Betty
si Jim dilema, dilawan majikan, ngga dilawan sakit dia 😂
〈⎳ FT. Zira: hayolo.. mau gimana kalo gitu/Joyful//Facepalm/
total 1 replies
aleena
ahahah
siap siap kamu Jim
siap dirujak sama nyonya
〈⎳ FT. Zira: siapkan ulekannya dulu /Facepalm/
total 1 replies
Ria Nasution
😂😂😂😂 hati² jim, singa betina sudah mulai mengeluarkan tanduk nya
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Elisabeth Ratna Susanti
mawar 🌹 mendarat sempurna
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Teteh Lia
panggilan ini jadi inget cerita na... aduh lupa namana.. cerita kak zira yang maenan kembang api tuh
〈⎳ FT. Zira: silver bullet teh.. kisah cyrene bernardo si beruang/Joyful//Joyful/
total 1 replies
Teteh Lia
Babang kau udah puyeng bukan maen.. ini babang Kau malah santuy aja... /Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: bawa santuy aja dari pada puyung kan/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!