Jian Feng, seorang anak haram dari keluarga bejat, dipaksa menikahi Lin Xue, gadis cantik namun cacat dan sekarat.
Dipertemukan oleh takdir pahit dan dibuang oleh keluarga mereka sendiri, Jian Feng menemukan satu-satunya alasan untuk hidup: menyelamatkan Lin Xue. Ketika penyakit istrinya memburuk, Jian Feng, yang menyimpan bakat terpendam, harus bangkit dalam kultivasi. Ia berjanji: akan menemukan obat, atau ia akan menuntut darah dari setiap orang yang telah membuang mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Warisan tujuh hari
Jian Feng tidak ragu. Ia menatap sosok bercahaya di atas dahan pohon, kemudian menoleh ke arah rumah reot yang menaungi satu-satunya alasan ia ingin hidup.
“Aku terima tawaranmu, Guru,” ucap Jian Feng lantang, suaranya dipenuhi tekad yang membara. “Apa pun yang harus kulakukan, aku akan melakukannya. Aku akan menyembuhkan Lin Xue.”
Pria tua itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Master Luo, tersenyum puas. Cahaya biru elektrik di sekelilingnya meredup. Ia melompat turun dengan anggun, berdiri di hadapan Jian Feng.
“Bagus. Kita punya waktu tujuh hari. Dalam tujuh hari, aku akan mati dan kau harus menjadi penerusku. Tidak ada waktu untuk istirahat. Ambil napas terakhirmu sekarang, karena kita mulai!”
Pelatihan yang diberikan Master Luo sungguh brutal. Master Luo tidak menyuruh Jian Feng berlari atau melakukan gerakan dasar; ia langsung memaksanya menguasai Teknik Pernapasan Petir Emas tingkat tinggi.
“Bayangkan kebencianmu, kemarahanmu pada keluarga sampah itu, dan rasa takut kehilangan istrimu. Biarkan emosi itu menarik Qi langit! Petir bukan tentang ketenangan, Petir adalah tentang ledakan, Kehendak, dan kecepatan!” perintah Master Luo.
Di bawah instruksi Master Luo, Jian Feng duduk bersila di atas batu besar. Dalam beberapa jam, ia merasakan lonjakan Qi yang ekstrem. Qi yang ia serap bukan lagi hanya energi spiritual biasa; energi itu terasa tajam, cepat, dan berdenyut seperti listrik.
BOOM!
Sebuah sensasi ledakan terjadi di dantian Jian Feng. Dalam waktu kurang dari dua hari, ia melompat dari Level 3 Pengerasan Dasar langsung ke Level 1 Arus Qi! Kecepatan ini benar-benar melanggar logika kultivasi, sebuah keajaiban yang dipicu oleh bakat bawaan dan keputusasaan.
“Luar biasa! Roh Petir bawaan di tubuhmu merespons! Sekarang, transfer Qi ini!” seru Master Luo.
Master Luo memaksa Jian Feng untuk menghentikan kultivasi dan segera kembali ke rumah. Di sana, Jian Feng mengalirkan Qi Petir yang baru dimurnikan ke dalam tubuh Lin Xue yang dingin.
Prosesnya berbeda dari sebelumnya. Qi Petir jauh lebih kuat, namun juga lebih ganas. Jian Feng harus mengontrolnya dengan presisi yang sempurna, atau Qi itu akan membakar pembuluh darah Lin Xue.
Master Luo berdiri di samping, mengamati. “Tubuhnya terlalu lemah untuk Qi Petir murni. Tapi kau tidak punya pilihan, Jian Feng. Qi Petir adalah satu-satunya yang dapat melawan racun di tulangnya dan mencegah sel-selnya mati.”
Jian Feng berkeringat dingin, fokusnya terbelah antara mengendalikan Qi dan memastikan Lin Xue tidak terbangun karena sakit. Ketika transfer selesai, wajah Lin Xue tampak sedikit lebih hangat, dan batuknya mereda total untuk beberapa jam ke depan.
Setelah menstabilkan Lin Xue, Jian Feng kembali ke hutan untuk latihan Teknik Pedang Petir dan Langkah Kilat.
“Teknik Pedang Langit yang kau hafal hanyalah dasar bagi pemula! Gabungkan dengan Petir!” teriak Master Luo, melemparkan Jian Feng sebuah pedang kayu yang rapuh.
Jian Feng mulai berlatih. Setiap kali ia bergerak, Qi Petir mengalir dari tangannya ke pedang. Dalam dua hari, pedang kayu itu mulai bersinar biru dan mengeluarkan suara mendesis, seperti bilah petir yang terperangkap.
Pada hari keempat, Master Luo menyuruh Jian Feng berlatih Langkah Kilat di tepi sungai yang curam.
“Pergi ke puncak bukit dan kembali, sekarang! Jika kau gagal, aku akan melemparkanmu ke sungai!”
Jian Feng berlari, tetapi Master Luo tiba-tiba melemparkan batu-batu tajam ke kakinya.
“Kau terlalu lambat! Istrimu sekarat! Jika kau gagal, dia mati!”
Kata-kata Master Luo menampar Jian Feng. Ia merasakan rasa sakit di kaki akibat lemparan batu dan cambukan, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit melihat Lin Xue batuk darah.
BOOM!
Tiba-tiba, Jian Feng menghilang. Ia muncul di balik punggung Master Luo, napasnya tersengal-sengal, tetapi berhasil. Ia telah menguasai Langkah Kilat berkat dorongan putus asa.
Master Luo tersenyum bangga. "Petir bukan hanya tentang kecepatan, Jian Feng. Petir adalah Kehendak. Kehendak untuk bertahan hidup dan menghancurkan apa pun yang menghalangimu!"
Enam hari berlalu seperti sekejap mata di neraka pelatihan itu.
Pada hari ketujuh, Master Luo tampak sangat lemah. Racun di tubuhnya sudah menyebar ke wajah dan lehernya, meninggalkan urat hitam yang mengerikan.
Mereka kembali ke rumah. Jian Feng memastikan Lin Xue tidur nyenyak sebelum Master Luo memulai ritual terakhir.
Master Luo menyerahkan sebuah cincin perak sederhana. “Ambil ini, Cincin Penyimpanan (Storage Ring). Di dalamnya ada pil, sumber daya, dan teknik lanjutan. Ini adalah warisan yang kubawa dari ribuan alam.”
Kemudian, Master Luo duduk bersila di depan Jian Feng. Matanya yang kini penuh darah memancarkan cahaya terakhir yang kuat.
"Jian Feng, aku akan mentransfer seluruh Roh Petir bawaan dan pengalaman kultivasiku yang tersisa padamu. Ingat, kau harus kuat. Jadikan perlindunganmu sebagai pedang dan perisai terkuatmu."
Master Luo menyentuh dahi Jian Feng. Tubuh Jian Feng langsung dihantam oleh gelombang rasa sakit yang tak terbayangkan. Rasanya seperti milyaran volt listrik mengalir melalui setiap sel dan tulang. Ia menjerit, tapi suara itu tercekat di tenggorokannya.
Ketika ritual transfer selesai, Master Luo ambruk. Ia kembali menjadi pria tua yang lemah, kulitnya kini abu-abu, tanpa ada sedikit pun kehidupan.
"Guru..." bisik Jian Feng, tenggorokannya sakit.
Master Luo tersenyum untuk terakhir kalinya, menatap Lin Xue yang terbaring tenang di kasur.
"Tugasmu... melindungi. Sedangkan tugasku... selesai..."
Dan dengan napas terakhir yang sangat tenang, Master Luo meninggal dunia, meninggalkan Jian Feng sebagai pewaris tunggal Roh Petir Emas.
Jian Feng, kini seorang kultivator yang jauh lebih kuat, perlahan berdiri. Ia mengepalkan tangan, merasakan kekuatan Petir berdenyut di nadinya. Ia menatap jenazah Gurunya, lalu ke istrinya.
Ia telah menerima kekuatan untuk menyelamatkan. Kini, ia harus pergi. Ia harus mengembara ke dunia yang luas, mencari bahan-bahan langka atau tabib legendaris yang mampu menyembuhkan Lin Xue secara total, sebelum Qi Petir miliknya tidak mampu lagi menahan penyakit itu.