NovelToon NovelToon
The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Putri asli/palsu
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkelana lagi

Mereka menapaki jalan setapak yang dipenuhi rerumputan liar. Udara segar memenuhi dada Anastasia, aroma tanah basah menyegarkan pikirannya. Burung-burung kecil berkicau di dahan dan cahaya matahari menembus celah pepohonan menciptakan kilau keemasan yang indah.

“Ini surga dunia setelah Moonveil” bisik Anastasia duduk di tepi sungai. Anastasia melepaskan selendangnya dan mencelupkan kakinya ke dalam air jernih. Senyumnya mengembang sempurna. “Lucia, rasanya seperti kembali ke masa kecil. Saat semua orang meninggalkanku, hanya hutan yang menemaniku. Tempat seperti inilah yang membuatku merasa hidup.”

Lucia menatapnya, matanya berkaca-kaca. “Tapi sekarang, Ana… kau seorang selir kaisar. Hidupmu tidak lagi milikmu sendiri.”

Anastasia terdiam sejenak, lalu menoleh dengan tatapan tenang. “Justru karena itu aku harus mencari kebahagiaanku sendiri. Jika tidak, aku akan mati perlahan di dalam Paviliun Trianon.”

Mereka berjalan lebih jauh ke pinggiran desa yang jarang tersentuh. Anastasia berhenti ketika melihat sekelompok anak-anak menangis di depan sebuah pondok reyot. Seorang ibu paruh baya keluar dengan wajah pucat memeluk anak bungsunya yang demam.

Anastasia melangkah masuk tanpa ragu. Ia menyentuh kening bocah itu, lalu tersenyum menenangkan. “Tenanglah, dia tidak apa-apa. Aku tahu apa yang harus dilakukan.”

Ia meminta daun tumbuhan liar yang tumbuh di tepi Sungai, Meadwsweet. Daun yang digunakan istana untuk mengharumkan ruangan. Sewaktu tinggal di hutan, Anastasia dan Lucia pernah menggunakan daun ini sebagai obat untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri. Dengan cekatan, Anastasia menumbuk daun itu di atas batu datar lalu merebusnya dengan sedikit air.

“Berikan ramuan ini seteguk setiap malam. Demamnya akan turun perlahan,” katanya sambil menatap mata sang ibu. “Dan pastikan ia banyak minum air sungai yang sudah direbus.”

Sang ibu berlutut, menitikkan air mata syukur. “Terima kasih… kami bahkan tidak mampu membeli obat dari tabib kota. Kau menyelamatkan anakku.”

Anastasia hanya tersenyum lembut. “Jangan berterima kasih padaku. Hutanlah yang memberimu obat.”

Tak jauh dari situ, beberapa petani sedang bergumul dengan tumpukan biji-bijian yang busuk karena lembap. Anastasia mendekat, lalu jongkok di samping mereka.

“Biji-bijian ini bisa diselamatkan jika kalian memanggangnya perlahan di atas api kecil hingga kering, lalu simpan dalam wadah tanah liat tertutup. Dengan begitu, ia tidak akan cepat membusuk.”

Para petani saling pandang, tak menyangka seorang gadis muda mengetahui cara sederhana namun efektif. Mereka menunduk penuh hormat. “Engkau bukan orang biasa, nona.”

Anastasia tertawa ringan, menepuk tangannya yang berdebu. “Aku hanya pernah hidup dengan cara yang lebih keras. Percayalah, kesulitan membuat kita belajar banyak hal.”

Anak-anak desa mulai mengelilinginya, tertarik dengan gadis cantik yang mau jongkok di tanah, bermain, dan mengajari mereka cara membuat mainan sederhana dari kayu. Tawa riang mereka bergema, kontras dengan kesepian Paviliun Trianon yang dingin.

Lucia memandang semua itu dengan hati yang haru. Di balik statusnya sebagai selir Kaisar, Anastasia menemukan kebebasannya justru di tengah rakyat jelata.

Seorang pengawal bayangan muncul dari kegelapan berlutut dengan kepala menunduk.

“Yang Mulia,” suaranya dalam dan penuh hormat. “Selir Anastasia diam-diam meninggalkan istana sebelum matahari terbit. Ia menyamar dengan pakaian rakyat biasa dan berjalan menuju pasar kota.”

Kaisar Lexus yang sedang memeriksa keuangan istana menyipitkan mata. Selama ini ia dikenal tak pernah membiarkan keluarga kerajaan melangkah tanpa restunya. Kedua sudut bibirnya menampilnya senyum dingin,  “Ia berani menantang batasan sejak hari pertamanya. Lalu sekarang melangkah dari istana tanpa izinku. Apa dia benar-benar tak takut mati?” gumamnya perlahan.

Pengawal bayangan hanya bisa menunduk semakin dalam. Menanti perintah pengurungan atau hukuman cambuk.

Tapi tidak, Sang Kaisar hanya berdiri dan menyibakkan jubah hitamnya. “Persiapkan kudaku sebelum matahari terbit. Aku ingin melihat sendiri apa yang dicari oleh wanita itu di luar dinding emas Agartha.”

Keesokan harinya sebelum matahari terbit, Anastasia kembali melangkah keluar dengan tenang. Ia menyusuri jalanan kecil, berbaur dengan rakyat tanpa menyadari bahwa sepasang mata keemasan mengikutinya dari kejauhan.

Dari balik kerumunan pasar, ia melihat Anastasia menawar sayuran layaknya gadis desa biasa. Ia menyaksikan bagaimana sang putri mengulurkan tangan membantu pedagang tua yang kesulitan mengangkat karung gandum.

Senyum tulus Anastasia terpancar, membuat orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan kagum tanpa tahu siapa dirinya sebenarnya.

Lexus terdiam, matanya tak lepas dari gerak-gerik wanita itu. Tidak ada kemewahan istana, tidak ada gelar, hanya seorang wanita yang menikmati kebebasan yang sederhana. Untuk pertama kalinya, sang Kaisar merasakan sesuatu yang asing di dadanya.

Pasar utama Agartha selalu ramai menjelang siang. Suara pedagang yang berteriak menawarkan barang, dan tawa anak-anak kecil bercampur menjadi satu. Anastasia menyusuri lorong pasar dengan langkah ringan seolah sudah terbiasa.

Namun suasana mendadak berubah ketika sekelompok pria bertubuh kekar datang, preman pasar yang biasanya menindas para pedagang lemah. Mereka menendang gerobak, merampas koin dari tangan pedagang dan memaksa rakyat untuk “membayar pajak istana.”

“Hei! Kalian semua…!” bentak salah seorang dari mereka sambil mengayunkan gada kayu. “Pasar ini berada di bawah lindungan Kaisar Lexus. Siapa yang ingin berdagang di sini harus membayar upeti!”

Semua pedagang ketakutan, setengah dari keuntungan selalu diminta sebagai pajak untuk Kaisar Lexus. Siapa yang berani melawan? Apa lagi mereka meminta dengan kekerasan dan ancaman kematian.

Salah seorang dari pemalak merampas uang seorang kakek tua. Tubuhnya yang renta tak mampu memberikan perlawanan.

Anastasia menegang, matanya membelalak marah. Ia melangkah maju dan menghadang para komplotan. “Berhenti! Kalian mencemarkan nama Kaisar dengan perbuatan hina!” suaranya dingin.

Pemimpin pemalak itu tertawa mengejek. “Siapa kau berani melawan perintah Kaisar? Semua orang tahu Kaisar Lexus tidak akan mengampuni orang-orang yang melawan perintahnya. Jadi serahkan barang kalian atau kami akan menghabisi kalian.”

Satu pemalak maju menarik lengan Anastasia. Namun Anastasia melangkah gerak cepat memutar tubuhnya dan menendang lututnya hingga terhuyung ke tanah kasar. Semua orang kaget, wanita yang dianggap lemah memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa. Anastasia menggunakan momentum lawan teknik bela diri yang tepat sasaran dan merobohkan satu demi satu pemalak dengan tangan kosong. Gerakan tangan dan kakinya lugas dan cepat sehingga lawan sulit memprediksi arah pukulannya.

Pemimpin pemalak bergerak liar, ia mengambil pisau berniat menusuknya dari belakang. Anastasia mendengar suara hentakan kaki di belakang tubuhnya. Dengan cepat ia berbalik, menahan tangannya dan menendang lututnya lalu merebut pisau dengan satu gerakan pergelangan yang cepat. Dalam waktu cepat, ia menumbangkan enam orang pemalak itu.

Pedagang yang tadinya ketakutan kini menganga kagum. Anak-anak bersorak kencang untuk keberhasilan Anastasia. Dalam hitungan menit, pasar berubah dari medan ancaman menjadi riuh oleh pujian.

“Dia sangat hebat! Seperti seorang dewi.”

"Siapa kah namamu, Nona?"

"Namaku Isolde."

Siang itu, Nona Isolde dielu-elukan di tengah-tengah pasar.

1
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
selir bahrana bener2 licik dia yg berbuat jahat yg dihukum selir2 yg lain
Nurhasanah
lanjutt semakin seru thor 😍😍😍
aku
kaisar idiot!!!
Yensi Juniarti
hayo tebak tebakan yuuk...
kaisar tiran bakalan tunduk/luluh gak sama putri Anastasia??? 🙂🙂🙂
Fransiska Husun
aaaaaa thor q gak setuju...
meskipun udah sah tp itu keterlaluan
Siti Hawa
kren thoor... makin seru, aku suka dengan pemeran wanita yg tak lemah, bikin kaisar bucin thoor... 😍😍😍
Nurhasanah
please up lagi dong thor seru bangett ceritanya 😍😍😍
Lauren Florin Lesusien
kenapa harus selir sih thur knp ga permaisuri ataw ratu 🤣🤣🤣
Ratih Tupperware Denpasar
aku suka suka bingit ceritanya. cerita kak demar selalu tentang wanita yg kuat
Asriani Rini
Semangat up thor terimah kasih dauble upnya ceritanya makin menarik
Siti Hawa
semKain menarik ceritanya thoor... minta up nya lgi ya... 😍😍 semoga author sehat selalu.. semangat💪💪💪
Titin Rosediana
yess double up💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
NAYLA DWI
up lg dong thor...
Titin Rosediana
up yg bnyk ka... 💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
wow putri anastasia memang putri sejati.. tambah suka karya2 kak thor selalu menggambarkan wanita2 kuat.
Jordin Yanti
bagus Thor, maaf yha pas kamu promosi aku agak skeptis dengan cerita nya, tapi di luar dugaan ternyata bagus, maaf yha thor atas Suudzon nya 🤣🙏🙏🙏😂
Nurhasanah
seru thor tambah lagi klu bisa 🤭🤭🤭🤭 maaf ngelunjak 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!