Angel hidup dengan dendam yang membara. Kakaknya ditemukan tewas mengenaskan, dan semua bukti mengarah pada satu nama
Daren Arsenio, pria berbahaya yang juga merupakan saudara tiri dari Ken, kekasih Angel yang begitu mencintainya.
bagaimana jadinya jika ternyata Pembunuh kakaknya bukan Daren, melainkan Pria yang selama ini diam-diam terobsesi padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu tiri Ken
Angel terdiam, tatapan matanya masih satu. Ken tersenyum lembut kemudian menggendong Angel ke kamar. merebahkannya dengan hati-hati di ranjang.
"Ken." Angel berbisik lirih, ia memeluk ken dengan erat membenamkan wajahnya di dada bidang pria itu. ken membalas pelukan Angel mengusap rambutnya dengan pelan menyalurkan kehangatan.
"Kenapa hmm? " Tanya ken dengan lembut.
Angel hanya diam menghirup aroma tubuh Ken dengan rakus. Di sinilah dia menemukan kenyamanan dan perlindungan.
"Angel.. " panggil Ken pelan.
"hmmm." Angel berdehem pelan dan semakin membenamkan wajahnyansedangkan ken hanya tertawa pelan dengan tingkah manja kekasihnya.
"Mau cerita hemm? "
"Daren sudah mulai curiga padaku Ken. " jawab Angel dengan lirih. tubuh Ken semakin menegang, raut khawatir terlihat jelas di matanya.
"Adrian menelpon tadi sore. dia berkata Daren menyuruhnya untuk menyelidiki identitasku. Adrian mungkin memang bisa memalsukannya, tapi aku tidak yakin kecurigaan Daren akan hilang begitu saja. "
Ken masih dengan kegiatannya, mengusap rambut angel dengan lembut.
"hmm. Daren bukanlah orang yang mudah percaya begitu saja. aku sudah mengenalnya sejak lama. "
Angel melepaskan pelukannya dari Ken, matanya menatap ken dengan penuh tanda tanya.
"Apa maksud kamu ken? apa yang kamu maksud dengan sudah mengenalnya sejak lama? " Nada suara Angel berubah datar, wajahnya menyimpan tanya yang begitu besar.
Ken menghabiskan napas pelan, lalu menarik kedua tangannya dan di jadikan bantal. untuk sejenak dia menutup mata lalu menatap angel sekilas.
"Daren de Castello. Kenan Arsenio. " Ken terdiam. Matanya menerawang jauh memikirkan kata yang tepat agar kekasihnya tidak salah paham.
"Jelaskan Ken. Jangan berbelit-belit! "
"Apa kamu tahu Ibu tiri yang aku maksud? Ibu tiri yang selalu mempengaruhi ayah untuk tidak memberikan restu pada kita? "
"Lalu apa hubungannya? "
Lagi ken menghembuskan nafasnya, kali ini hembusan itu terasa sangat berat.
"Dia adalah ibu kandung dari Daren de Castello. " ucapan Ken bagaikan petir di siang bolong. Angel terkejut bahkan sampai mematung. Darah di tubuhnya seolah membeku. ia menatap Ken meminta kepastian dari ucapannya barusan.
Ken menatap Angel lalu menganggukan kepalanya.
"Dia adalah ibu tiri yang selalu menyiksa ku dari kecil. " Ken tersenyum pahit, ia ingat bagaimana masa kecilnya hanya di penuhi dengan air mata dan luka.
"Bahkan untuk saat ini aku tidak tahu keberadaan ibuku dimana." Mata Ken berubah jadi sendu. bertahun-tahun ia bertahan di rumah itu hanya demi mencari tahu sang ibu dan memperkuat posisinya.
"jadi, ibu kandung kamu masih hidup Ken? " Tanya Angel dengan sedikit prihatin. Ia merasa bersalah, tidak pernah bisa menjadi kekasih ataupun teman yang baik untuk Ken. Kekasihnya mengalami hidup yang sulit selama ini dan dia masih bisa tersenyum seolah hidupnya baik-baik saja.
"ya, ibuku masih hidup Angel. Tapi, ibu tiriku menyembunyikannya. " suara Ken terdengar parau, ia menangis menumpahkan segala rasa sakit yang menghimpit dadanya.
Angel memeluk Ken berharap pelukan itu bisa membantu menenangkan kekasihnya. Ia sungguh bodoh. ia sungguh egois. selama ini bersikap seolah hidupnya adalah yang paling menyedihkan ternyata pria yang selalu ada untuknya justru jauh lebih mengenaskan.
Ken terisak pelan. untuk pertama kalinya ia bercerita tentang kisah gelap keluarga Arsenik pada Angel. selama ini ia menutupinya karena tidak ingin menambah beban sang kekasih.
"Aku di sini Ken. Maafkan Aku. Maaf.. " Angel terisak sambil memeluk Ken. keduanya sama-sama menangid. Dunia begitu jahat pada mereka, padahal mereka tidak pernah melakukan kejahatan apapun.
FLASHBACK ON
Ken yang saat itu berumur 10 tahun sedang bermain bersama Daren. Keduanya berlarian di ruang tamu dengan tawa yang menghiasi rumah itu. Dulu Ken hanya seorang diri di rumah ini karena ayahnya selalu sibuk bekerja di kantor. Namun tahun kemarin tepat saat ulah tahun nya yang ke sembilan ayahnya kembali menikah dengan seorang janda anak 1, yang bernama Nyonya Renata ibu dari Daren de Castello. Umur keduanya sama hanya selisih beberapa bulan, Ken merasa bahagia, setiap hari keduanya berangkat sekolah bersama bahkan menghabiskan waktu hanya dengan bermain di dalam rumah.
"Daren cari aku. aku akan sembunyi dan kamu harus menemukan aku! " Ucap ken kecil pada Daren, senyum manis masih tersungging rapi di wajahnya.
"Baiklah. aku akan hitung sampai 10"
Satu... dua... tiga...
ken berlarian kesana kemari di ruang tamu mencari tempat untuk bersembunyi. Namun karena semua tempat yang dilihatnya sangat mudah untuk di temukan Ken berlari ke arah taman belakang.
empat... lima... enam..
Suara Daren berhitung terdengar membuat Ken semakin panik. dengan cepat Ken berlari ke gudang yang berada tepat di samping taman.
Tujuh.. delapan.. sembilan.. sepuluh..
"Ken aku akan mencarimu" teriak Daren dengan Keras. "
Ken yang sudah bersembunyi di dalam gudang tersenyum, ia mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan. Ia sangat yakin Daren tidak akan menemukannya dengan mudah disini.
"Ken... kamu dimana? " suara teriakan Daren terdengar lagi membuat ken menahan tawanya.
tap... tap... tap...
Suara langkah dari sepatu high heels terdengar mendekat ke arah gudang. Ken mengerutkan keningnya. siapa itu? tanyanya dalam hati.
Tak lama suara pintu terbuka membuat jantung Ken berdetak dengan kencang.
Ken menahan nafasnya ia sedikit ketakutan tangan dan kakinya bahkan sudah gemetar.
"Bawa dia pergi sejauh mungkin. " Suara ibu tirinya terdengar di sana.
Ken menghembuskan napas pelan, ia mengira tadi adalah penculik atau maling.
"ternyata ibu. " Gumamnya lirih. ia hendak berdiri dan menemui ibunya namun wanita itu kembali berbicara membuat dia mengurungkan niatnya.
"Jangan sampai Arsen menemukan wanita itu. Aku tidak ingin kau membunuhnya tapi jauhkan dia dari jangkauan Arsen dan anaknya. "
Degg.. jantung ken berhenti berdetak. ia masih kecil tapi ia juga mengerti apa maksud dari ucapan ibu tirinya itu. Ibu.. ibunya.. apakah ibu masih hidup? pikirannya bertanya-tanya.
"Ken hanya mempunyai satu ibu yaitu aku Renata Mahelra bukan Nia arsenio. dimata Arsen dan Kenan wanita itu sudah mati 3 tahun yang lalu. " suara ibunya terdengar. dingin berbeda ketika bersama dia dan ayahnya.
"ibu." gumam Kenan dengan lirih. Ia harus membicarakan hal ini pada ayahnya. Namun sedetik kemudian keraguan terpancar di wajahnya. apakah ayah akan percaya? tanyanya pada diri sendiri.
Ibunya menghilang tiga tahun yang lalu dan ayahnya berkata jika ibu telah meninggal karena kecelakaan pesawat bahkan hari itu dia dan ayahnya menguburkan jenazah ibunya. ia sangat ingat ayahnya sampai mengurung diri di kamar selama tiga hari karena terpukul oleh kematian ibunya. Lalu saat ini ia mendengar fakta bahwa ibunya di sembunyikan oleh wanita yang sekarang berstatus menjadi ibu tirinya.
"Bawa Nia sejauh-jauhnya, aku tidak peduli kemanapun kamu membawa dia pergi. Kamu hanya perlu mengurus semua kebutuhan hidupnya dan pastikan dia tetap hidup! anggap saja sebagai permintaan terimakasih ku karena memberikan suami dan anaknya untukku. "