Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Oliv sedang berada di pantry, ia sedang melap meja, gelas-gelas dan merapikan susunan kotak susu, gula dan kopi, ia benar-benar lupa dengan tugasnya untuk menyiapkan teh dan kopi untuk presdir.
" Eh kamu.. " tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke pantry.
Oliv menoleh ke arah sumber suara. Ternyata itu adalah Deni.
" Kamu Ob baru? " tanya Deni.
" I..iya Mas " jawab Olivia,
" Jangan panggil Mas, temen-temen Ob yang lain biasa panggil Bang " ucap Deni.
" Oh iya Bang "
" Kamu belum pernah kerja kaya gini ya sebelumnya? " tanya Deni.
" Kerja gini, gimana maksud nya? " Olivia balik bertanya.
" Ya ngepel, nyapu " jawab Deni.
Olivia hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Lain kali, kamu tanya dulu lah sama Ob yang lain, biar kejadian tadi tidak terulang "
" Emang nya kejadian apa Bang? "
" Buju buneng gak ngerti juga, itu tadi kamu pel lantai 9 masih basah, itu sih bukan ngepel, buang-buang air kalo gitu " ucap Deni.
" Hah.. Beneran Bang? Terus gimana dong " Oliv terlihat gusar.
" Udah aman, udah saya pel lagi sampai kering "
" Makasih banyak ya Bang "
" Hmm.. Oya nama kamu siapa? " tanya Deni.
" Saya Olivia Bang, panggil aja Oliv "
" Oke.. Kalo gitu saya lanjut kerja di belakang dulu ya "
" Baik Bang, makasih ya Bang "
Deni meninggalkan Olivia di Pantry, Olivia kembali dengan aktifitasnya tadi merapikan gelas yang akan disimpan di rak, disaat yang bersamaan Rey pun datang menghampiri Olivia.
" Ehem.. "
" Astagfirullah " hampir saja Olivia melempar gelas yang sedang ia pegang.
Olivia membalikkan tubuhnya, terlihat pria tinggi tegap yang ia kenali. Ia pun membelalakkan matanya, begitupun pria di hadapannya.
" Oliv.. "
" Pak Rey "
" Ka..kamu sudah kerja disini? "
" I..iya Pak.. Terima kasih banyak ya Pak, pasti ini karena Pak Rey, Pak Rey sudah membantu saya, Pak Rey sudah.... "
" Oliv... " Rey memotong pembicaraan Olivia.
Olivia pun menghentikan ucapannya.
" Tolong buatkan teh dan kopi untuk Bapak Presdir " ucap Rey.
" Ya Tuhan.. Pak Rey saya lupa.. Itu tugas saya, Pak Presdir nya sudah ada? "
" Hmm... " Rey mengangguk.
Rey melihat wajah Olivia seperti khawatir.
" Kamu buatkan dulu saja, teh nya tidak pakai gula, kopi pun gula nya hanya satu sendok teh, kalo kamu tidak berani masuk ke ruangan presdir, kamu minta tolong sekretarisnya namanya Cassandra "
" Baik Pak Rey "
" Oya satu lagi, nanti saat jam istirahat, kamu tunggu saya disini "
" Baik Pak "
" Hmm " Rey berlalu meninggalkan Olivia.
Setelah kepergian Rey, Olivia. langsung menyiapkan teh dan kopi sesuai arahan Rey.
" Oliv hari pertama kerja, bisa-bisa belum satu bulan udah di pecat nih " gumam Olivia.
Setelah siap dengan teh dan kopi nya, Olivia segera menuju lantai 9, benar saja setelah sampai lantai 9 ia belum terlalu berani untuk ke ruang kerja presdir,sesuai arahan Rey ia akan meminta tolong kepada Cassandra.
" Permisi Bu.. Eh Mbak "
" Ya.. Ada perlu apa? " ucap Cassandra mendongakkan wajahnya ke arah Oliv.
" Euh maaf Mbak.. Eh Bu.. "
" Ribet banget sih kamu, kamu Ob baru ya? panggil Mbak aja, gak usah Ba Bu Ba Bu "
" I..iya Mbak maaf " Olivia menjadi sedikit tegang.
" Ada apa? Itu buat siapa? " tanya Cassandra melihat teh dan kopi diatas nampan yang Olivia bawa.
" Ini untuk Pak Presdir Mbak "
" Lain kali sebelum Pak Presdir datang, ini sudah siap di meja nya ya, ya udah sini saya aja yang bawa " ucap Cassandra.
" Baik Mbak, terima kasih banyak "
" Hmm.. "
" Permisi "
Olivia kembali ke pantry menggunakan lift khusus karyawan.
Cassandra hanya tersenyum geli melihat Olivia, ia mengerjainya sehingga membuat wajah Olivia terlihat tegang.
" Karyawan baru, masih gemes banget ya " Cassandra tertawa kecil sambil membawa teh dan kopi untuk Kevin.
***
" Saya pikir, saya bisa diterima bekerja disini karena Pak Rey " ucap Olivia.
" Saya belum merekomendasikan kamu, rencananya baru sekarang saya akan menghubungi kamu, ada bagian desain grafis yang kosong, saya hubungi kamu kok gak aktif " tanya Rey.
" Oh ya maaf Pak, euuh... Kemarin saya ganti nomor ponsel saya " ucap Olivia.
" Hmm " Rey mengernyitkan dahinya.
" Euhh .. Itu Pak banyak nomor yang tidak dikenal, saya pikir ganti nomor lebih baik " susul Olivia.
" Hmm.. Begitu "
" I..iya Pak "
Rey memperhatikan Olivia, ia melihat ada yang lain dari Olivia, ia melihat sepatu dan kemeja yang Olivia pakai bukan barang murah, belum lagi jam tangan yang ia gunakan.
Olivia menyadari jika Rey sedang memperhatikannya, ia melihat mata Rey tertuju pada jam tangannya.
" Euuhh .. Ini jam imitasi Pak, saya beli di pasar waktu itu " ucap Olivia tiba-tiba menarik tangan lalu menyembunyikannya.
" Hmm.. " Rey hanya mengangguk, tersenyum di paksakan.
" Oke, silakan lanjut, saya kembali ke ruangan saya "
" Baik Pak " Olivia mempersilakan sambil menganggukkan kepalanya pertanda hormat.
Jangan sampai penyamaran Gue ketauan, disini Gue sebagai Olivia seorang Office Girl, bukan Olivia anak Adam Wijaya Utama, yang diusir oleh Ayah nya sendiri
Gumam Olivia, mengusap-ngusap dadanya.
Bagiamana pun Oliv di perusahaan ini hanya sebagai Office Girl. Ia menebak jika Rey walaupun ia karyawan tapi bukan karyawan biasa dilihat dari stelan nya ia lagi-lagi teringat kepada Kakak nya.
" Mas Okan.. Mas tau gak ya aku sekarang gimana, Ayah udah usir Aku Mas.. " guman Olivia dengan air mata sedikit menggenang di pelupuk matanya.
Olivia memang cukup dekat dengan Kakak nya namun semenjak Okan bekerja di perusahaan luar negeri ia hanya bisa bertemu dengan Kakak nya saat Okan liburan dan pulang ke Indonesia.
***
Rey sudah kembali ke ruangannya, ia sedikit berpikir dan mengingat-ingat.
" Dilihat-lihat saya merasa familiar dengan wajah Olivia, seperti pernah bertemu dengan siapa ya.. ? " guman Rey sambil memainkan bolpoin mengetuk-ngetuk kan ke atas meja kerjanya.
" Ah sudahlah hanya perasaan saja mungkin "
Rey kembali ke laptop di hadapannya, ada beberapa tugas dari Kevin yang harus ia selesaikan, belum lagi ia pun harus membantu Rahel menyiapkan desain perhiasan yang sedang digarap oleh Sanjaya Group, sebelumnya ia menghubungi HRD untuk merumahkan karyawan bagian desain grafis yang tidak disiplin.
" Pak, tolong segera buka lowongan untuk ditempatkan di bagian desain grafis "
" Baik Pak Rey "
Setelah menutup sambungan teleponnya. Disaat yang bersamaan, ponselnya berdering, Kevin menghubunginya.
" Ya Pak Kev "
" Rey makan siang saya mana?! "
" Ya Tuhan ... "
Rey menghempaskan tubuhnya ke senderan kursi kerjanya, sedikit memijat-mijat pelipisnya.
" Rey .. "
" Rey.. "
" I.. Ya Pak.. Baik Pak segera diantarkan ke ruangan "
🌹🌹🌹
Jangan lupa dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??