Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.
Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.
Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alasan Mencintaimu..
"Bang..."
"Hah??
"Khusuk banget.. Dari tadi aku manggil loh.." Devano meletakkan benda pipihnya kemudian tersenyum ke arah sang istri yang sangat ia cintai itu.
"Ada apa sayang..
"Sarapan kata Bunda.. " Devano beranjak dari kursinya. Keduanya berjalan secara beriringan menuju ke ruang makan yang tentunya tak seluas di rumahnya. Menu sarapan pagi ini juga tak semewah di rumah Devano. Namun meski begitu, Devano sudah terbiasa ikut makan di rumah ini..
Inilah salah satu alasan Devano memilih Alena untuk menjadi pendamping hidupnya. Selain baik hati, Alena juga apa adanya. Alena tidak pernah gengsi dengan kehidupannya yang terbilang sederhana.
Sebenarnya Devano tak hanya mencari pendamping hidup. Tapi dia juga mencari pasangan sejati dengan kesetiaannya. Dan yang paling penting mencintainya dengan tulus serta menerima apa adanya. Tanpa harus melihat dari paras serta profesinya.
"Maaf ya, Sarapan di rumah Bunda cuma kayak gini. Gak mewah kayak di rumahmu.." Devano tersenyum.
"Gapapa Bunda.. Justru dengan begini, Devano bisa semakin ngerasain hidup penuh kesederhanaan.. Devano itu sayang dan cinta sama Alena, Dan itu artinya Devano harus menerima semuanya dong.." Devano menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulutnya. Alena tersenyum, Inilah yang dia suka dari Devano, Pria itu tak hanya baik. Tapi juga bisa menerima dia mau bagaimana keadaannya.
Usai sarapan, Devano dan Alena masuk ke dalam kamarnya. Sepasang suami dan istri itu hendak bersiap karena akan pergi bekerja.
Alena meraih sisir di atas meja riasnya. Namun tiba-tiba Devano menarik tangan sang istri membuat tubuh ramping itu jatuh di atas pangkuan Devano.
"Bang..
"Ssst... Sebentar saja, Abang rindu.." Devano memeluk tubuh itu dengan memejamkan matanya.
"Abang...
Devano membuka matanya, Tatapannya kini begitu dalam terhadap wanita yang telah sah menjadi istrinya.
"Kenapa?
"Kita udah hampir terlambat Bang.. Mungkin kalau Abang gak akan ada yang marah karena Abang sendiri yang punya bengkel. Tapi gimana kalau Ale.." Devano semakin mempererat pelukan itu.
"Kamu lupa siapa pemilik perusahaan tempat kamu bekerja?" Alena diam, Sebuah senyum tipis tercipta disana. Ah, Ia lupa kalau Devano adalah pemilik perusahaan itu.
"Tap..
Belum juga Alena menjawab, Devano membungkam lebih dulu bibir merah milik Alena. Dengan penuh kelembutan, Alena yang awalnya berontak kini mulai terbuai dengan suasana yang Devano ciptakan sepagi ini. Keduanya memejamkan mata, Menik-mati pagutan lembut yang begitu menyatukan..
"Haah.." Hidung mereka menyatu dengan nafas yang sama-sama memburu.
"Aku cinta kamu sayang.. " Ucap Devano kepada wanita yang masih setia duduk di atas pangkuannya.
"Ale juga cinta dan sayang Abang.. " Sebelah tangan Devano terangkat mengusap pipi mulus itu.
"Apa yang buat kamu cinta sama Abang..? " Alena terdiam, Ia seolah berpikir apa yang membuat dirinya begitu mencintai Devano.
"Hm, Apa ya.. Mungkin kalau Mas Devano baik, Perhatian, Dewasa, Pengertian, Tanggung dan sayang aku tentunya..
"Bukan karena ganteng ya?" Alena terkekeh dengan menutup mulutnya.
"Ganteng itu bonus Bang.. Kata Ayah, Kalo cari suami jangan ganteng di utamain. Ganteng doang tapi gak baik, Gak perhatian buat apa.. Masa iya mau makan sama ganteng doang.. "
"Bener cuma itu doang?" Alena mengangguk.
" Kalau Abang? Apa yang buat Abang cinta sama aku? Padahal Abang tahu kalau aku cuma anak kuli bangunan.." Devano menggenggam tangan Alena lalu menge-cupnya.
"Kamu ingin tahu kenapa aku milih kamu?" Alena lagi-lagi mengangguk.
"Iya, Padahal Abang anak orang kaya loh.. Biasanya orang kaya itu milih jodoh yang juga sama kayanya gitu.." Devano tergelak.
"Awalnya Abang juga ragu.. Tapi setelah Abang denger sendiri dari bibir kamu kalau kamu itu tulus.. Abang percaya, Kalau gak semua wanita itu sama.." Sejak awal memang sudah di jelaskan, Kalau Devano tak hanya mencari pendamping hidup saja. Dia mencari wanita yang tulus bukan modus. Apa yang dia jalani selama ini tak hanya sekedar mengetes wanita, Dari sanalah Devano bisa melihat seberapa tulus wanita itu padanya.
Devano memang mencintai Alena sejak mereka bertemu pada pandangan pertama, Namun Devano hanya ingin melihat seberapa besar cinta yang Alena miliki untuknya.
"Kamu masih menjalin hubungan sama tukang montir itu? " Saat jam istirahat, Alena dan beberapa temannya pergi ke cafe seberang untuk makan siang.
"Iya kenapa memangnya?
"Kenapa kamu gak cari yang lain aja sih?
"Mau cari yang kayak gimana?" Tanya Alena kepada salah satu temannya itu.
"Ya, Cari yang lebih lah Al.. Secara kamu itu cantik loh. Apalagi setelah kemaren di tembak sama pak Bagas.. Seharusnya kamu bisa cari yang di atas pak Bagas dan buktikan kalau kamu bisa juga dapat yang lebih dari segala-galanya..," Alena melipat kedua lengannya di atas meja.
"Asal kalian tahu ya.. Aku itu cinta sama Bang Devano bukan memandang apa-apanya.. Aku beneran tulus sama dia. Untuk masalah profesi gak masalah.. Mau apapun profesinya dia, Berapapun gaji yang dia dapat aku gak peduli.. yang penting dia itu setia, Mampu membalas ketulusanku.. Pengertian, Perhatian , Sayang serta cinta ke aku ... Dan satu lagi.. Dewasa. Semua itu ada di dia.. Percuma punya profesi tinggi tapi sifatnya kayak pak Bagas.. Aku mah ogah.." Tanpa Alena sadari kalau Devano berada di salah satu kursi cafe itu. Sejak saat itulah, Devano yakin kalau wanita yang ia cintai saat ini memang harus benar-benar di perjuangan. Wanita seperti ini cukup langka untuk jaman sekarang..
"Sejak saat itu, Aku yakin dan mantap pilih kamu.." Alena mencubit pipi Devano dengan gemasnya.
"Aku juga gak nyangka kalau ternyata Suami yang katanya montir ini kaya raya.. Aku bantu habisin uangnya boleh?" Devano tertawa..
"Kok ketawa sih? Gak boleh ya??
"Tentu saja boleh sayang.. Habisin aja semuanya.. Jangan khawatir, Ada donatur tetap yang akan selalu mengisi kartumu setiap bulan.." Alena merasa terharu sekali. Nikmat mana yang kau dustakan Alena, Suamimu tidak hanya tampan, Tapi juga kaya raya.
"Dah, Sekarang kita berangkat kerja yuk..
"Serius kamu mau kerja?
"Bang aku kemarin udah libur loh.. Sebelum kamu membuka jati diri kamu, Aku akan tetap kerja. " Devano mengangguk. Itulah memang salah satu rencananya, Sebelum Devano membuka jati diri dan mengumumkan siapa dia sebenarnya, Alena juga akan tetap bekerja. Alena akan mengikuti alur sang suami..
"Ayo.." Alena menerima helm dari tangan sang sang suami. Sama seperti biasanya, Devano menaiki motor butut yang biasa dia pakai untuk bekerja..
"Pegangan ya.. Abang mau ngebut ini.." Dengan satu tarikan gas, Motor Devano melaju membuat Alena memeluk erat sang suami. Bukan karena ingin selalu menempel tapi takut terjatuh...
.
.
.
TBC
gantung LG