NovelToon NovelToon
SUARA

SUARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Mama kemana, ti? Kok ndak pulang - pulang?"
-----------

"Nek nanti ada yang ajak kamu pergi, meskipun itu mamak mu, jangan ikut yo, Nduk!"
-----------

"Nggak usah urusin hidup gue! lu urus aja hidup lu sendiri yang rusak!"
-------------
"LEA! JANGAN DENGER DIA!!"
-------------
"GUE CUMA MAU HIDUP! GUE PENGEN HIDUP NORMAL!! HIKS!! HIKS!!"
-------------
"Kamu.. Siapa??"
----
Sejak kematian ibunya, Thalea atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Lea tiba - tiba menjadi anak yang pendiam. Keluarga nya mengira Lea terus terpuruk berlarut larut sebab kematian ibunya, tapi ternyata ada hal lain yang Lea pendam sendiri tanpa dia beri tahu pada siapapun..

Rahasia yang tidak semua orang bisa tahu, dan tidak semua orang bisa lihat dan dengar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 7. Perang Ghoib.

Lama ayah Lea berdzikir, dia terus berada di dalam kamar tidak sedikitpun keluar. Teman ayah Lea juga masih berada di ruang tamu, kali ini dia berhasil menyalakan lampu teplok di rumah itu.

"Nduk.. Tenang yo.." Teman ayah Lea kini menemani Lea dan nenek Lea di kamar, karena Lea terus menangis.

Teman ayah Lea memberikan air yang sudah di doakan, dan meminumkan nya pada Lea.. berangsur Lea makin tenang dan tidak menangis lagi, hanya saja dia masih tersenggal - senggal.

"Kasihan Lea.. hiks.. hiks.." Nenek Lea menghapus air matanya.

"Mak jangan khawatir, mas Ruslan pasti iso bawa pulang Lea." Ujar teman ayah Lea.

"Pulang dari mana? Lea kan di sini." Ujar nenek Lea.

"Iki memang Lea mak, tapi sukma nya ndak di sini.. Lea di tahan di alam sana, mas Ruslan lagi mencoba bawa Lea pulang." Ujar teman ayah Lea.

Mendengar itu nenek Lea kembali menangis, hal itu juga yang di katakan oleh pak mantri.

"Mas Ruslan akan menjalani tirakat, dan ndak akan keluar dari kamar sebelum bisa membawa Lea pulang, sepenuh nya." Ujar teman ayah Lea.

"Apapun yang terjadi, mak jangan masuk atau panggil mas Ruslan yo, mak. Selagi dia belum keluar, tanda nya Lea masih belum pulang." Ujar teman ayah Lea lagi.

Nenek Lea hanya bisa menangis dan mengangguk, dia tidak menyangka Lea yang masih kecil saja di incar untuk di jadikan tumbal.

Dan ya.. Semalaman ayah Lea tidak keluar kamar, bukan hanya semalam tapi sampai 2 malam. Ayah Lea tidak makan, tidak minum, hanya duduk berdzikir di kamar nya. Teman nya dan nenek Lea harap - harap cemas, apalagi dalam kurun waktu 2 hari itu, Lea juga tidak pulih..

Lea selalu di bangunkan untuk di suapi makan, tapi hanya minta minum saja lalu tidur lagi, begitu selalu dalam dua hari. Banyak yang datang membesuk Lea, dan prihatin dengan Lea kecil yang tubuh nya makin kurus..

"Aku kok sering liat Rianti, lho mak." Ujar salah satu tetangga.

"Shhh, jangan bahas di sini. Kasihan Lea.." Bude Win langsung menghentikan tetangga nya.

"Maaf - maaf, mbak." Ujar tetangga nya, tapi kemudian berbisik pada bude Win.

"Anu mbak, aku sering liat Rianti mondar mandir di sekitaran sini, khusus nya di sekitar rumah ini sama.. sama rumah nya bu Marni. Aku yakin Rianti gentayangan, mbak." Bisik tetangga nya itu.

"Sampean yakin iku Rianti?" Tanya bude Win, berbisik juga.

"Yakin, tapi kok iso toh mbak gentayangan nya di sekitaran rumah nya bu Marni?" Tanya tetangga nya itu.

"Rahasia yo mbak, iki aku ndak mau nebar fitnah tapi iki nyata nya. Rianti meninggal iku di jadikan tumbal nya bu Marni, dan sekarang Lea di incer juga." Ujar bude Win.

"Eh, astagfirullah." Tetangga nya itu kaget.

"Bantu doa yo mbak, supaya Lea selamat." Ujar bude Win, dan tetangga nya itu mengangguk - angguk.

Sebenar nya sudah menjadi rahasia umum bahwa bu Marni ini pelaku pesugihan, tapi tidak menyangka saja bu Marni menjadikan Rianti yang notabene nya masih satu lingkungan. Rumah mereka tidak jauh dan bahkan Rianti bekerja di toko sembako milik bu Marni.

Tidak menyangka bu Marni tega menumbalkan Rianti yang adalah orang dekat, bahkan merupakan karyawan yang paling ulet semasa hidup.

Lalu malam harinya..

Malam ini adalah malam ketiga ayah Lea melakukan dzikir di dalam kamar tanpa keluar sama sekali. Mustahil memang bagi manusia biasa, tapi apapun itu yang menyangkut dengan hal ghoib dan kebatinan, hal yang mustahil pun bisa terjadi. Tanpa makan, tanpa minum, tidak bangun sama sekali dari duduk nya, ayah Lea seolah hanya raga nya saja..

"JELEDERR!!"

Tiba - tiba terdengar suara petir yang menyambar dengan keras nya, padahal sedang tidak mendung atau hujan. Saat ini jam menunjukan pukul 11 malam, dan rasanya begitu mencekam..

Lea di tempatkan di ruang tamu, agar memudahkan orang menjenguk nya. Dan di ruang tamu saat ini sedang ada nenek Lea, bude Win, suaminya, dan teman ayah Lea yang masih menginap di sana. Mereka mengaji menjaga Lea agar Lea di alam sana bisa segera pulang.

"Mau hujan opo yo.." Gumam nenek Lea.

"Apapun yang terjadi, jangan berhenti berdoa yo, mak. Jangan keluar, jangan penasaran.. Fokus berdoa." Ujar teman ayah Lea dan nenek Lea mengangguk.

Rasanya seperti ada angin ribut di luar, tapi akhir nya mereka semua tetap fokus mengaji dan berdoa.. Sampai tiba - tiba..

"krincing! Krincing! Krincing!"

Tiba - tiba terdengar suara seperti kerincingan kuda delman, tepat pas jam 12 malam. Semua orang mendengar itu. Nenek Lea, bude Win, suaminya dan teman ayah Lea.. mereka mendengar suara itu. Meraka saling pandang sejenak tapi mulut nya masih membaca doa.

Dan seperti yang di ucapkan oleh teman ayah Lea, mereka tetap berdoa dan bude Win memeluk Lea agar tidak menangis.. Padahal Lea bahkan tidak sadarkan diri.

"Jangan takut, terus berdoa, terus berdzikir." Ujar pakde Lea.

Angin terdengar begitu ribut di luar, rasanya seperti benar - benar seperti ada angin beliung. Bahkan rumah itu terus berderit, seperti ada sesuatu yang berjalan di atap bahkan sampai terasa seperti gempa.

Mereka diam di tempat, tapi rumah nenek Lea itu yang terasa bergoyang seperti terkena gempa. Perang antara sosok ghoib yang ingin membawa Lea dan keluarga Lea yang terus berdzikir itu berlangsung cukup lama..

Mereka terus berdzikir dan berdoa meminta perlindungan Allah, apapun itu yang di luar sana, sudah jelas itulah sosok yang sedang berebut dengan ayah Lea sekarang ini.. Sampai..

"JELEDER!!!"

Tiba - tiba suara petir yang begitu keras nya menyambar, suaranya membuat jantung ikut bergemuruh. Bude Win makin mengeratkan pelukan nya pada Lea.

"JELEDERR!!"

Lagi.. Suara petir menyambar dan kali ini suaranya lebih keras dari yang sebelumnya.

"Astagfirullah.. Astagfirullah.. Astagfirullah.." Nenek Lea kini memeluk bude Win yang juga memeluk Lea.

"JELEDERR!!!"

"Nginnnnnnnggggggggggggg!!"

Setelah bunyi petir yang ketiga, tiba - tiba suara angin ribut di luar hilang! Hilang benar - benar hilang, sampai telinga rasanya seperti berdenging saking sepi dan hening nya.. Mereka semua saling pandang.

"Kok sepi?" Tanya nenek Lea keheranan.

"Kok iyo.." Gumam bude Win.

Mereka heran, padahal sebelum nya suara angin begitu bergemuruh, rumah itu rasanya seperti akan roboh, dan suara petir tadi begitu besarnya.

"Uti.."

"DEG!"

"Eh.. Nduk??"

Mereka semua terkejut saat mendengar suara Lea yang memanggil nenek nya, Lea dengan tatapan sayu nya dia tersadar setelah selama berhari - hari hanya terbaring lemas..

"Alhamdulillah.. Ya Allah.. Nduk.." Tangis haru nenek Lea pecah.

Di peluknya Lea erat - erat, sayang nya saat itu masih gelap. Sementara teman ayah Lea dan pakde nya Lea langsung bergegas lari kedalam, mereka buru - buru untuk melihat kondisi ayah Lea di kamar nya.

Saat mereka membuka pintu, terlihat ayah Lea yang masih duduk memejamkan matanya menggunakan koko serba putih dan menggenggam tasbih ditangan nya. Hanya saja tangan nya tidak bergerak menggulirkan tasbih itu, pakde Lea langsung mengecek dan ternyata ayah Lea sudah pingsan.

"Wes menang, Rus. Koe wis menang, Lea sudah kembali." Ujar pakde Lea.

"Lea.." Gumam Ayah Lea dalam keadaan tidak sadar itu.

Ke esokan harinya..

Lea kecil sudah pulih, pulih nya bukan sembarang.. Lea tampak seperti tidak pernah sakit sama sekali. Saat ini Lea sedang makan di suapi oleh bude nya, tapi dia terus bertanya pertanyaan aneh dan bercerita tentang cerita yang aneh..

"Mama telbang, bude.. Lea bobok nya di tempat gelap, Lea takut bude." Celoteh nya dengan cadel.

"Kamu di kasih makan ndak, nduk?" Tanya bude nya.

"Ndak, Lea di iket.. Mama nangis liat Lea, mama mau bawa Lea lali (lari) tapi ndak bisa." Ujar nya, sambil berkaca - kaca.

"Mama bilang, Lea lali (lari) Lea lali (lari) tapi Lea ndak bisa lali (lari) kaki Lea di iket." Imbuh Lea.

"Wes - wes.. Jangan di inget yo, itu mimpi aja." Ujar nenek nya.

"Tapi mama Lea mana, ti? Kok ndak pulang - pulang?" Tanya Lea dengan wajah polos nya.

Orang mana yang bisa menjawab pertanyaan sederhana dari anak kecil itu? Sedangkan jawaban nya sudah jelas tidak akan bisa dia mengerti.. Meski Lea mengerti pun dia pasti akan sedih, mungkin akan kembali sakit.

"Kan ada bapak, Lea ndak kangen bapak?" Tiba - tiba suara ayah Lea terdengar.

Lea memutar tubuh nya dan melihat ayah nya berjalan keluar, tapi Lea tidak se antusias dulu.. Lea hanya duduk diam menatap ayah nya yang pucat.

"Bapak pulang loh, Lea ndak mau peluk bapak?" Ujar ayah nya.

Dan.. Lea memutar tubuh nya kembali ke depan, dia tidak bangun dan memeluk ayah nya, dan malah kembali fokus dengan suapan bude nya. Menyadari dirinya tidak di sambut hangat oleh putrinya, ayah Lea menghela nafas lalu kemudian dia duduk di belakang Lea.

"Nduk.." Panggil ayah Lea, tapi Lea diam.

Hanya saja diam nya bukan diam biasa, diam nya menahan tangis. Pelan tapi pasti matanya mulai menggenang air mata, wajah nya memerah dengan nafas yang naik turun.

"Maaf yo.. Bapak kemarin ninggalin Lea. Bapak janji bapak ndak pergi - pergi lagi kalo ndak ngomong sama Lea, sini peluk bapak, nduk." Ujar ayah Lea..

Ayah Lea mengusap kepala anak nya, dia juga menahan sedih tapi tidak di perlihatkan. Lalu dengan lembut ayah Lea mengangkat tubuh kecil putrinya itu dan memangkunya sambil di peluk, barulah tangis Lea pecah..

"Hua.. Hua.. Hua.." Tangis nya pecah begitu saja.

"Maaf yo nduk.. Maaf in bapak." Ujar ayah Lea, dia juga berkaca - kaca menahan tangis.

Nenek Lea dan bude nya yang melihat itu juga menangis, anak sekecil itu sudah bisa patah hatinya. Lea sudah pasti merasa di tinggalkan oleh ayah nya kemarin - kemarin, apalagi saat ayah nya tidak mau menggendong nya saat ibunya di mandikan..

"Maaf nduk.." Gumam ayah Lea di sela - sela tangis Lea.

BERSAMBUNG!

1
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
astaghfirullah cucu mu lohh itu kung.. kok yo tega🤧🤧🤧
Rere Emon
duh ya allah lea
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana🦉☆⃝𝗧ꋬꋊ
tega banget yut, anak kecil ditinggal sendirian di luar 😥
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya elah di tinggal ya di ambil demit
asry14
capek bgt jadi Lea, bacanya aja ampe sesek
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Yawes Lea melu ae karo kunti abang ....hiks...hiks....
Tinggal sama demit mungkin lebih baik😅, daripada sana sini gak diterima
Lalu kendalikan tuh para setan, buat nakut2 para orangtua yang tak bertanggungjawab....
atau jadi dukun sekalian ....
balikkan keadaan ,jadikan dirimu wanita sukses.
🧩 ✎⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🇴☆⃝𝗧ꋬꋊ§𝆺𝅥⃝©✍: Kakk astagfirullah😂😂 masa jadi dukhun. /Hey/
total 1 replies
Hary Nengsih
wah sapa tuh
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ: kunti merah cah ayu...
total 1 replies
Nureliya Yajid
lanjut thor
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Bener kan tebakan ku, Lea pasti mau di tinggal dirumah bapaknya. Anak sekecil itu harus rela menanggung kebencian dari orang² terdekatnya😭😭
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
pada akhirnya Lea tetep akan di bawa juga ke rumah mak tuanya
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
lahh selama ini kmu kerja uangnya kok nggak pernah di ksih ke Lea atau utinya lohh.. pantes aja bowo marah
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
itu nenek nenek yg pernah bantu dara kali ya
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waduh lea bisa liat lagi 🫣 kayana gara2 makan roten tadi
💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ༄⃞⃟⚡
aura indigo
Lea sdh berkembang lagi
miris nasibnya Lea ,
jgn2 nenek2 itu yg mengawali terbuka nya mata batin Lea
Husein
suara anak ayam... Lea masih dikejar Kunti merah... duh smg ada yg bs bantu Lea
Hary Nengsih
ikit degdegan
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana🦉☆⃝𝗧ꋬꋊ
Lea bukan hanya mendengar lagi tapi udah bisa melihat 😱😱👻👻👻
Ai Emy Ningrum: /Smile//Smile/ Esa ..hehehe kirain Elsa frozen
total 5 replies
sagi🏹
sepertinya memang mata batin Lea udah kebuka lagi karena memang sudah takdir Lea jadi anak indigo. sebenarnya tanggung jawab sepenuhnya atas Lea tentu pada ayah nya bukan sama uti nya atau lek bowo nya karena memang masih ada ayah nya dan bowo juga sebenarnya gak salah di sini dia cuma memikirkan kehidupan uti nya Lea yang kurang mampu juga mengkhawatirkan kesehatan uti nya Lea yang sudah semakin tua juga demi kebaikan Lea supaya ada yang merawat lea.
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Waduh ....melu deg degan aku.
mata batinnya mulai terbuka rupanya.
dan nenek2 yg selalu menyapa lea ,semoga saja ( kalau dedemit )baik .
Anak memang kewajiban orangtua yang mengurus..

di kasus ini Lea tidak mau ke rumah bapaknya,karena ,tidak nyaman dan merasa tidak di terima oleh keluarga bapaknya.
sedari lahir sudah sama uti nya ...
Bowo yang sabar, ....siapa tahu daganganmu laris manis lek.
Ajari Lea berdagang ,ajak dia pasti dia senang dan akan belajar dengan sendirinya ,daripada uring2an terus.
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem nya ya rumah Lea ini ...kok bisa tiba2 berubah paman nya si lea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!