Bagaikan senjata makan Tuan, niat hati ingin balas dendam pada orang yang membullynya saat SMA, Lolita justru masuk ke dalam jebakannya sendiri.
Lolita akhirnya harus menikah dengan kekasih
dari musuh bebuyutannya itu, yang tak lain adalah Dosen killer di kampusnya sendiri.
Tapi hal yang tak diduga Lolita, ternyata Dosen yang terkenal killer di kampus itu justru menunjukkan sisi berbeda setelah menikah dengan Lolita, yaitu otak mesum yang tak tertolong lagi.
"Tapi kamu puas kan?" ~ Wira ~
"Apanya yang puas? Punya Bapak kaya jamur enoki!! Kecil, panjang dan lembek!!" ~ Lolita ~
Bagaimana hari-hari Lolita yang harus menghadapi otak mesum suaminya?
Bagaimana juga nasib pernikahan mereka di saat benih-benih cinta mulai tumbuh namun, namun rahasia Lolita justru terbongkar jika dia yang menjebak suaminya sendiri?
Akankah balas dendam Lolita berhasil atau justru menjadi boomerang untuk dirinya sendiri dan menjadikan hubungannya dengan Wira hancur berantakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wira yang licik
Sekarang, hari-hari Lolita begitu berbeda. Saat dia terbangun di pagi hari, ada Wira di sampingnya. Bahkan bukan hanya di samping, tapi setiap mata terbuka, Lolita selalu ada dalam pelukan pria itu.
Lolita jadi penasaran, sebenrnya Wira yang menariknya mendekat atau dirinya yang bergerak sendiri mendekati Wira. Rasanya malu sekali kalau setiap hari seperti itu.
Lagi-lagi Lolita harus bergerak perlahan untuk menjauh dari Wira. Dia tak ingin Wira tau jika dirinya terbangun dalam pelukannya.
"Mau kemana?"
Lolita memejamkan matanya dengan kesal karena dirinya berhasil mengusik tidurnya Wira. Pria itu langsung menahan pinggang Lolita begitu merasakan Lolita bergerak menjauh.
"Mau subuh, nanti kesiangan!" Jawab Lolita agar terlepas.
"Kita jamaah aja!"
Lolita menoleh pada Wira yang kini langsung membuka mata kemudian terduduk. Lolita pun hanya diam tanpa menolak. Lagipula untuk apa dia menolak ibadah bersama suaminya sendiri.
☘️☘️☘️
Tatapan Lolita tertuju pada tangan Wira yang terulur kepadanya. Dia bingung apa yang sebenarnya Wira lakukan itu.
"Ayo, salim!" Pinta Wira.
Wira kembali memberikan perintah pada Lolita dengan menggunakan matanya sebagai isyarat.
Perlahan Lolita menerima ukuran tangan Wira, menuruti permintaan suaminya itu untuk mencium tangan Wira.
Cup...
Tapi yang membuat Lolita terkejut bukan main, belum sempat Lolita mengangkat kepalanya, sebuah kecupan sudah mendarat di pucuk kepalanya. Meski bibir Wira tak mengenai kulitnya karena kepala Lolita masih tertutup mukena, tapi jelas terasa bibir Wira itu di kepalanya. Apalagi suara kecupan Wira yang cukup nyaring cukup menggelitik telinga Lolita.
"Bang!!" Sontak saja Lolita mengangkat kepalanya.
"Kenapa? Masa cium Istri Abang sendiri nggak boleh?"
"Y-ya bukan gitu Bang. Tapi kan.."
"Tapi apa? Kamu mau jadi Istri durhaka karena menolak suami?"
"Mulai deh! Males ah!" Lolita langsung beranjak meninggalkan Wira dengan wajahnya yang ditekuk.
Wira hanya terkekeh ditempatnya tanpa menanggapi dengan serius kemarahan Istri kecilnya itu.
"Kamu mau ya berangkat sama Abang hari ini?" Tanya Wira ketika dia sedang bersiap ke kampus. Begitupun Lolita yang berada di depan meja riasnya,
"Enggak, pokoknya sebelum pernikahan kita secara resmi, kita berangkat sendiri-sendiri aja!"
"Memangnya kenapa kalau kita berangkat berdua? Kamu takut pacar kamu itu cemburu? Kamu lebih mementingkan perasaan pacar kamu itu daripada Abang? Suami kamu sendiri!"
Lolita memutar bola matanya dengan jengah. Dia sepertinya harus ekstra sabar menghadapi Wira yang ternyata banyak maunya.
"Bang, Tata bukannya takut kalau Exel marah, tapi coba diingat-ingat, kita menikah karena apa Bang? Terus nanti anak-anak kalau lihat Tata sama Abang berangkat bareng dan mereka tau kita berdua sudah menikah, gimana tanggapan mereka Bang? Mereka taunya Abang sudah punya pacar, bahkan Abang hampir menikah sama Gina, tiba-tiba mereka tau kalau Tata yang menikah sama Abang, mereka pasti akan menganggapku pelakor Bang!"
Melihat Lolita yang menjelaskan semuanya dengan menggebu-gebu, Wira malah tersenyum. Tangannya terangkat mengusap pucuk kepala Lolita.
"Ternyata dewasa juga ya pikiran kamu!"
"Cih!" Lolita menyingkirkan tangan Wira dengan kesal.
"Abang pikir aku masih bocil?!"
"Sikap kamu emang masih kaya bocil, tapi nggak kelihatan karena tinggi dan besar!"
"Mana ada Tata besar Bang! Orang langsing gini kok!" Protes Lolita sembari memiringkan tubuhnya ke kiri dan kanan untuk bercermin.
"Bukan badan kamu yang besar, tapi itu!"
Lolita langsung menatap Wira. Dia ingin tau apa yang dimaksud suaminya itu.
"Itu apa?"
"Itu!" Lolita mengikuti arah pandang mata Wira yang tertuju pada bagian dadanya.
"KYAAKKK!! ABAANGGG!!"
Wira lebih memilih keluar lebih dulu dari kamar daripada harus menghadapi kemarahan Lolita. Menurutnya, menggoda Lolita seperti tadi adalah hiburan baginya.
"Gina sama Lolita seumuran, tapi mereka beda jauh. Gina lebih dewasa daripada Lolita, tapi Lolita lebih menggemaskan!"
Entah suara hati siapa itu, atau hanya suara yang terbawa angin tanpa tau siapa pemiliknya.
"Pi, Mi, nanti malam ijin ajak Tata ke rumah ya, soalnya Tata kan belum pernah ke rumah sama sekali. Sekalian biar Tata lebih dekat sama Ibu dan Talia"
"Apa? Kenapa Abang nggak bilang dulu sama Tata?!" Lolita terkejut sekaligus kesal.
Dia baru saja selesai sarapan dan Wira tiba-tiba meminta ijin kepada kedua orang tuanya saat mereka masih ada di meja makan.
"Maaf, Abang lupa!"
"Enggak ah! Nanti sibuk, banyak tugas! Skripsi juga belum dikerjain lagi!" Tolak Lolita secara terang-terangan.
"Tataaa!!" Geram Lia yang langsung membuat Lolita tersadar. Dia lupa kalau kedua orang tuanya serta Reyhan juga ada di sana.
"Bawa saja Wira. Kamu juga tidak perlu meminta ijin Papi sama Mami kalau mau bawa Tata ke rumah kamu. Lagipula sudah kewajiban Tata juga untuk mendekatkan diri pada orang tua dan keluarga kamu!" Sahut Indra yang memberi keputusan sepihak atas putrinya.
"Kamu juga jangan asal menolak ajakan suami kamu dengan banyak alasan tidak masuk akal seperti itu Ta. Sekarang keluarga Wira juga keluarga kamu, apalagi kedua orang tuanya juga sudah menjadi orang tua kamu sendiri. Kamu belum pernah mengunjungi mereka sama sekali kan Ta?" Maminya ikut bicara.
"Iya, jangan jadi mantu durhaka!" Cibir Reyhan.
"Ya udah iya, tapi nggak usah tidur sana ya!"
"Iya, kita sebentar aja disana!" Jawab Wira dengan senyum penuh kemenangan.
"Kalau gitu kami berangkat dulu Mi, Pi!" Pamit Wira.
"Kalian hati-hati!"
"Iya Mi!" Wira merangkul bahu Lokita saat berjalan keluar.
Lolita tentu saja tidak berani menolak karena dirinya pasti yang akan kena omel lagi kalau sampai menyingkirkan tangan Wira dari bahunya.
"Kenapa tadi Abang nggak bilang dulu sama Tata? Kenapa langsung didepan Mami sama Papi? Sengaja ya?!!" Tanya Lolita setelah mereka keluar dari rumah.
"Iya, soalnya Abang tau kalau kamu pasti nggak akan mau kalau Abang tanya kamu dulu!"
"Dasar licik!!" Sinis Lolita kemudian meninggalkan Wira masuk ke dalam mobilnya.
Lolita mengendarai mobilnya dengan menyimpan rasa kesal di dalam hatinya. Dia ingin sekali cepat-cepat sampai ke kampus dan menceritakan semuanya pada Dara.
Berkali-kali Lolita melihat ke belakang melalaui spion mobilnya. Mobil Wira selalu berada tepat dibelakangnya, tanpa mendahuluinya sekalipun. Meski Lolita sudah agak menyingkir memberi jalan pada Wira, tapi pria itu enggan mendahuluinya sama sekali.
"Maunya apa sih tuh orang!" Gumam Lolita.
Wira tetap mengikuti Lolita sampai ke kampus, baru setelah mobil Lolita masuk ke area parkir mahasiswa, mobil Wira menghilang ke tempat parkir khusus untuk para Dosen yang letaknya cukup jauh.
"Kalian datangnya barengan?" Dara langsung menghampiri Lolita setelah melihat mobil Lolita dan Wira saling beriringan.
"Nggak tau tuh, dari tadi ngikutin terus!"
"Ihh itu sweet banget tau nggak sih Ta. Itu tandanya suami lo itu menjaga lo dari kejauhan, kaya di drama-drama gitu!"
"Dasar kebanyakan nonton drama! Ayo masuk ah, aku mau cerita!" Lolita menarik tangan Dara meninggalkan parkiran.
"Cerita apa?" Dara begitu penasaran.
"Tadi itu Pak Wi..."
"Heeyyy!! Dasar pelakorrr!!"
nama ua uda rumahbtangga kan kbhbnyaman hidup berdua tata
wes to , berasa dapet kitab dari guru gendeng ....... 🤭🤣🤣🤣