NovelToon NovelToon
Menggapai Langit Tertinggi

Menggapai Langit Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Romantis / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:596.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: DANTE-KUN

Jiang Shen, seorang remaja berusia tujuh belas tahun, hidup di tengah kemiskinan bersama keluarganya yang kecil. Meski berbakat dalam jalan kultivasi, ia tidak pernah memiliki sumber daya ataupun dukungan untuk berkembang. Kehidupannya penuh tekanan, dihina karena status rendah, dan selalu dipandang remeh oleh para bangsawan muda.

Namun takdir mulai berubah ketika ia secara tak sengaja menemukan sebuah permata hijau misterius di kedalaman hutan. Benda itu ternyata menyimpan rahasia besar, membuka pintu menuju kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak saat itu, langkah Jiang Shen di jalan kultivasi dimulai—sebuah jalan yang terjal, berdarah, dan dipenuhi bahaya.

Di antara dendam, pertempuran, dan persaingan dengan para genius dari keluarga besar, Jiang Shen bertekad menapaki puncak kekuatan. Dari remaja miskin yang diremehkan, ia akan membuktikan bahwa dirinya mampu mengguncang dunia kultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Ranah Inti Emas

Malam itu, setelah keberhasilan mengejutkan menciptakan Pil Darah Phoenix, suasana di ruangan masih dipenuhi aroma herbal yang pekat bercampur hawa hangat dari tungku naga.

Pak Tua Ling duduk dengan tenang, wajah tuanya yang dipenuhi keriput kini terlihat jauh lebih serius. Ia menatap Jiang Shen lekat-lekat sebelum akhirnya membuka mulut,

“Pemuda, sekarang aku ingin tahu … dari mana kau mendapatkan resep pil ini?”

Tatapan tajam penuh tekanan langsung menusuk Jiang Shen. Namun pemuda itu sama sekali tidak panik, ia menundukkan kepala sedikit dan menjawab dengan nada penuh keyakinan,

“Resep itu adalah peninggalan kakekku. Ia berpesan, bila keluarga kami berada dalam kondisi terdesak, maka resep itu boleh dijual.”

Pak Tua Ling menyipitkan mata, kerutan di dahinya semakin dalam.

“Kakekmu? Jadi … apakah kakekmu dulu seorang alkemis? Tetapi … aku tidak pernah mendengar ada seorang alkemis yang berasal dari keluarga Jiang.”

Jiang Shen tersenyum tipis, seolah sudah menyiapkan jawaban itu sebelumnya.

“Bukan begitu, Tuan Ling. Kakekku memang bukan seorang alkemis. Namun, di masa mudanya ia pernah menolong seorang alkemis yang hebat. Sebagai balasan, alkemis itu menghadiahi beliau resep ini.”

Hening sejenak. Pak Tua Ling menghela napas panjang, seakan masih menyimpan keraguan, namun ia tak lagi mendesak.

“Begitu rupanya ….” gumamnya pelan, lalu mengubah topik pembicaraan.

Ia menatap Jiang Shen dengan tatapan tajam penuh minat.

“Kalau begitu, sebutkan. Berapa banyak yang kau minta untuk resep ini?”

Tanpa ragu, Jiang Shen menjawab,

“Bagaimana kalau seratus koin emas beserta satu cincin ruang?”

Pak Tua Ling terbelalak kaget.

“Seratus koin emas … ditambah sebuah cincin ruang? Pemuda, apakah kau tidak salah? Hargamu terlalu murah untuk sekelas resep pil tingkat empat!”

Jiang Shen hanya tersenyum tenang.

“Kalau begitu … bagaimana jika ditambah dengan bahan-bahan untuk membuat Pil Inti Emas?”

Sekali lagi, tatapan Pak Tua Ling tajam mengunci dirinya.

“Pil Inti Emas? Jangan bilang … kau berniat membuatnya seorang diri? Tapi kau bukanlah seorang alkemis.”

Jiang Shen menggeleng ringan.

“Benar, aku bukan alkemis. Tapi dengan memiliki bahan-bahannya, aku bisa mencari alkemis lain untuk membantuku. Dengan begitu, biayanya tidak akan terlalu mahal. Dan aku … punya alasan mengapa aku membutuhkannya segera.”

Keheningan kembali melingkupi ruangan. Pak Tua Ling tampak berpikir sejenak, lalu mendengus kecil. Tiba-tiba ia merogoh lengan jubahnya, mengeluarkan sebuah botol kecil dari giok putih. Ia meletakkannya di atas meja, mendorongnya ke arah Jiang Shen.

“Tidak perlu bahan. Kebetulan aku memiliki satu butir Pil Inti Emas. Anggap saja ini bagian dari transaksi kita.”

Mata Jiang Shen sedikit melebar, jantungnya berdegup kencang. Inilah yang ia cari.

Tak berhenti di situ, Pak Tua Ling juga mengeluarkan sebuah kantong kulit berisi seratus koin emas. Lalu ia menepuk tangannya, dan seorang pelayan masuk sambil membawa sebuah kotak kayu panjang yang di dalamnya tersimpan sebuah cincin ruang berwarna biru muda.

“Ambil ini. Semua sesuai kesepakatan. Dan dengarkan kata-kataku baik-baik—jika suatu hari kau masih memiliki resep pil tingkat empat lain, atau bahkan yang lebih tinggi … hubungi aku terlebih dahulu.”

Jiang Shen menatap cincin itu, lalu mengenakannya di jarinya. Begitu ia menyalurkan seberkas qi, sebuah ruang luas seukuran gudang terbuka di dalam pikirannya. Dengan tenang, ia menyimpan pil, koin emas, dan hadiah lainnya ke dalam cincin tersebut.

Ia lalu berdiri, menunduk hormat dengan sopan.

“Terima kasih atas kemurahan hati Tuan Ling. Malam ini … Jiang Shen berutang budi.”

Tanpa berlama-lama lagi, Jiang Shen berbalik dan melangkah keluar dari ruangan megah itu. Bayangan punggungnya perlahan menghilang dalam cahaya bulan, sementara di belakang, Pak Tua Ling masih duduk dengan wajah penuh pertimbangan.

“Pemuda itu … entah benar atau bohong tentang kebenaran resep pil itu. Tapi aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Jika dia terus hidup … mungkin suatu hari dia akan menjadi seseorang yang bahkan tidak pernah bisa aku bayangkan.”

...

Tepat setelah meninggalkan kediaman klan Ling, malam itu, langit Jinan diselimuti cahaya bulan pucat. Jiang Shen berdiri di puncak bukit kecil yang sunyi, hanya ditemani angin malam yang berhembus pelan. Matanya menatap langit, lalu turun pada botol giok kecil berisi Pil Inti Emas yang baru saja dia dapatkan dari Tuan Ling.

Tanpa ragu, dia duduk bersila, mengatur napas, dan menelan pil tersebut. Rasa panas langsung mengalir deras dalam tubuhnya, seakan lahar menyusuri meridian-meridiannya.

“Sekarang adalah saat yang tepat untuk membentuk dantian, dan menerobos ke ranah Inti Emas!” gumamnya dalam hati sambil menutup mata.

Ingatan Sesepuh Hun Zhen pun muncul, memberi arahan langkah demi langkah bagaimana inti energi harus dipadatkan, dipelintir, dan dipusatkan di dalam tubuh.

Tak lama kemudian, kedua belas meridian Jiang Shen mulai bergetar. Energi alam dari sekitar bukit seolah terhisap paksa ke tubuhnya. Udara berdesir kencang, pepohonan bergoyang hebat, dan hewan-hewan di sekitar berlarian menjauh.

Seketika, pusaran energi terbentuk di atas kepalanya.

WUUUUSHHH!!

Pusaran itu semakin besar, menyedot energi langit dan bumi dalam jumlah gila-gilaan.

Tubuh Jiang Shen bergetar hebat, kulitnya berkeringat deras, tapi dia bertahan. Meridian-meridiannya memaksa energi itu mengalir menuju titik pusat tubuhnya—tempat di mana dantian seharusnya terbentuk.

Ketika energi mencapai puncaknya…

DUARRRRR!!!

Ledakan energi dahsyat meledak dari tubuh Jiang Shen. Gelombang kejut menyapu sekeliling bukit, menumbangkan pepohonan, menghancurkan batu, dan membuat tanah bergetar.

Asap putih mengepul dari tubuhnya, tapi wajah Jiang Shen penuh keyakinan. Dalam tubuhnya, pusaran energi itu akhirnya memadat, menyatu, dan membentuk inti dantian emas pertamanya.

Cahaya keemasan memancar dari tubuhnya, menerangi seluruh puncak bukit.

Dia membuka matanya perlahan, sepasang mata tajam berkilat laksana bintang.

“Ranah Inti Emas ... ,” bisiknya dengan senyum tipis.

Kini Jiang Shen bukan lagi pemuda miskin dengan bakat tersegel. Dia telah naik ke ranah yang membuatnya sejajar dengan para genius muda yang berasal dari klan besar Kota Jinan.

Malam berganti pagi, cahaya mentari menyinari bukit yang sebagian hancur karena ledakan energi. Jiang Shen berdiri di puncak itu, rambutnya berkibar diterpa angin, tubuhnya penuh aura baru yang berwibawa.

1
Ardi Provision
makanya ambil cincin ruang musuh yang dikalahkan
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 lagi.... gassss lanjut
saniscara patriawuha.
seruuuu iniii....
budiman_tulungagung
obral satu mawar 🌹 satu bab...
Ardi Provision
ambil cincin ruang nya
saniscara patriawuha.
gasssss polllll....
Megi Mariska
Sebetulnya... Seharusnya... Diterima aja... Supaya MC nya ada pijakan, dukungan rss yg berkualitas, backing yg kuat, setelah berhasil baru lah keluar berpetualang untuk menempa diri lebih tinggi lagi... 😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Megi Mariska
Goresan di hati Lin setajam silet 😅😅😅😅
Megi Mariska
Mantafffffffff n kereeeeeeeeeennnnn Thor 😍😍💕💕
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 tunggu update..
Nasruddin
Buruk
Megi Mariska
Jangan lah terlalu banyak janji, ntar loe kagak bisa penuhi semuanya 😶😶😶😶
Ardi Provision
thoor semua alkemis yang tidak ada pendukung kuat atau dia belum kuat tidak akan membuka rahasia nya dengan meminta bahan pil yang langka itu sama saja dengan bunuh diri namanya
Ardi Provision
kenapa repot thoor hadiah peringkat pertama dan kedua digabungkan baru dibagi dua, atau author mau buat cerita berbeda dengan yang lain coma juara satu yang dapat hadiah yang lain tidak dapat?
kalau ada turnamen seperti itu saya yakin tidak ada peserta yang mendaftar 😁
Ardi Provision
turnamen dalam satu hari selesai, emangnya peserta gak lelah terus menerus bertempur?
Ardi Provision
adapula ketua sekte kuatir ancaman buat klan seharusnya dia mewakili sekte bukan klan thoor
Ardi Provision
masak seorang alkemis cari uang dengan cara menjual resep, lebih enak author menulis dengan cara mc kembali kehutan berburu monster dan tanaman obat terus meramu pil, cobalah yang lebih enak dibaca thoor
Ardi Provision
manual kultivasi nya bernama melahap matahari seharusnya ber kultivasi dibawah sinar matahari agar cepat melahap sinar matahari
Ardi Provision
gorila gak punya ekor thoor yang punya ekor itu moyet 😁😁
Dante-Kun: Gorilanya berevolusi ini mah, tadinya mau kepala dua tapi gak jadi hehe /Grin/
total 1 replies
Ardi Provision
awal cerita bagus, jangan kedepan kasih tip 10 keping emas bahkan lebih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!