NovelToon NovelToon
Aku Bukan Mesin ATM Keluargamu Mas

Aku Bukan Mesin ATM Keluargamu Mas

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Shaa_27

“Gajimu bulan ini mana, Ran? Orang tua butuh uang.”
“Adik butuh biaya kuliah.”
“Ponakan ulang tahun, jangan lupa kasih hadiah.”

Rani muak.
Suami yang harusnya jadi pelindung, malah menjadikannya mesin ATM keluarga.
Dari pagi hingga malam, ia bekerja keras hanya untuk membiayai hidup orang-orang yang bahkan tidak menghargainya.

Awalnya, Rani bertahan demi cinta. Ia menutup mata, menutup telinga, dan berusaha menjadi istri sempurna.
Namun semua runtuh ketika ia mengetahui satu hal yang paling menyakitkan: suaminya berselingkuh di belakangnya.

Kini, Rani harus memilih.
Tetap terjebak dalam pernikahan tanpa harga diri, atau berdiri melawan demi kebahagiaannya sendiri.

Karena cinta tanpa kesetiaan… hanya akan menjadi penjara yang membunuh perlahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shaa_27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kedatangan Maya ke rumah Andi?

Begitu matahari mulai turun, suasana rumah keluarga Andi berubah mencekam.

Pintu rumah terbuka dengan keras—BRAKK!—dan Bu Marni masuk dengan wajah merah padam seperti bara api. Nafasnya memburu, rambutnya berantakan, matanya melotot ke arah semua orang di ruang tamu.

“INI SEMUA GARA-GARA PEREMPUAN SIALAN ITU!” teriak Bu Marni, menghentakkan tasnya ke lantai.

Melati yang duduk di sofa dengan wajah muram hanya bisa menunduk. Andi yang duduk di sudut ruangan ikut terdiam, tak berani bicara sepatah kata pun.

“Harusnya… HARUSNYA kita dapat tiga ratus juta, rumah, dan mobil! Tapi semuanya lenyap begitu saja! Karena siapa? Karena RANI!!” jerit Bu Marni sambil menunjuk ke udara seolah Rani ada di sana.

Melati menggigit bibirnya, air mata mulai mengalir di pipinya. “Bu… Pak Surya… dia… dia bilang nggak bisa nikahin aku lagi. Katanya istri pertamanya ngelarang dan—”

“DIAM KAMU!” Bu Marni menatap Melati tajam. “Aku udah tau!! Semua udah jelas!! Semua berantakan karena Rani!! Kalau aja Rani nurut, kalau aja Rani nggak ngerebut perhatian Pak Surya, semua ini nggak akan terjadi!!”

Andi yang dari tadi menahan emosi akhirnya ikut bicara, “Iya, Bu. Semua gara-gara Rani. Dia bikin malu keluarga, bikin ribut di kampung, dan sekarang Melati nggak dapet apa-apa. Kita malah ditertawain orang sekampung!”

“Bukan cuma ditertawain, Andi!” suara Bu Marni meninggi. “Orang-orang udah mulai ngomong kalau keluarga kita cuma numpang hidup dari Rani dan sekarang ngarep duit dari laki-laki hidung belang! Malu besar aku!!”

Melati menyeka air matanya dengan punggung tangan. “Terus… aku harus gimana, Bu? Aku udah hamil… Pak Surya nggak mau tanggung jawab lagi. Kalau orang-orang tau, aku bakal jadi bahan omongan selamanya.”

Bu Marni menatap Melati tajam tapi juga dengan rasa frustasi. “Ya makanya kamu jangan bodoh! Siapa suruh percaya sama laki-laki tua gatel begitu! Sekarang tanggung akibatnya!”

Melati menangis lebih keras. Andi berdiri dan menendang meja kecil di depannya, membuat gelas di atasnya pecah berantakan.

“Semua ini gara-gara Rani!! Kalau bukan karena dia nolak Pak Surya malam itu, kita nggak bakal jatuh kayak gini!” Andi mengepalkan tangan. “Kalau perlu, aku tarik lagi uang dua ratus juta itu! Biar dia nggak seenaknya hidup enak sementara kita sengsara di sini!”

Bu Marni mengangguk cepat, “Iya! Uang itu HAK kita! Dia udah bikin keluarga ini hancur, masa dia bisa hidup tenang?! Tidak semudah itu!”

Melati yang masih sesenggukan hanya bisa memeluk perutnya yang mulai membesar. Wajahnya penuh ketakutan dan rasa benci yang mulai tumbuh pada Rani.

Rumah itu kini penuh dengan suara teriakan, makian, dan dendam yang menumpuk.

Mereka bertiga sama-sama menyalahkan Rani—padahal keserakahan merekalah yang sebenarnya membuat segalanya hancur.

Dan di luar rumah, suara bisik-bisik warga sudah terdengar…

Nama keluarga Andi sudah tercoreng—dan semua mata kampung kini tertuju pada mereka.

Malam itu suasana rumah Andi seolah berubah menjadi panggung skandal yang ditonton oleh seluruh kampung. Begitu Rani melangkah masuk ke dalam rumah, Bu Marni langsung menyerangnya dengan suara cempreng penuh kemarahan.

“AKHIRNYA kamu pulang juga, dasar perempuan pembawa sial!” bentak Bu Marni sambil menunjuk tajam ke arah Rani.

Andi yang duduk di kursi ruang tamu ikut berdiri, rahangnya menegang, matanya menyipit penuh amarah.

“Kamu pikir kamu bisa seenaknya pergi dan pulang begitu aja tanpa penjelasan, hah?!”

Rani mendengus pelan. Ia tak lagi merasa takut. “Lucu ya, aku yang kerja banting tulang, tapi malah kalian yang bersikap seolah kalian yang paling benar.”

“APA KAMU BILANG?!” Bu Marni nyaris menerjang, namun Rani berdiri tegak, tidak bergeming sedikit pun.

“Iya,” jawab Rani mantap, matanya tajam menusuk keduanya. “Kalian berdua adalah manusia terburuk di dunia. Kalian tega menjual aku hanya demi uang dan rumah. Dasar rakus. Kalian pikir aku ini sapi perah kalian?!”

Suasana memanas seketika. Teriakan mereka terdengar sampai keluar rumah. Warga kampung satu per satu mulai mendekat dan berkerumun di depan pagar, menonton seperti sedang menyaksikan drama terbuka.

Andi menggertakkan gigi, tangannya mengepal kuat. “Jaga mulutmu, Rani!”

“Kenapa? Takut orang-orang dengar?” Rani menyeringai sinis. “Sudah terlambat. Mereka semua tahu siapa kamu sebenarnya, Andi—laki-laki mokondo yang hidup dari keringat istri, selingkuh, dan berani menjual harga diri keluarga sendiri.”

Tiba-tiba suara koper diseret terdengar dari depan rumah. Semua mata langsung beralih ke sosok Maya, perempuan muda berwajah cantik namun matanya menyala penuh keberanian, masuk sambil tersenyum licik.

Andi yang awalnya galak langsung pucat pasi. Matanya membesar menatap Maya, seolah tak percaya dengan kedatangannya yang tiba-tiba.

“Maaf… anda siapa?” tanya Rani dengan tatapan tajam dan menelisik, matanya naik turun menilai perempuan yang tiba-tiba muncul dengan koper besar itu.

Maya hanya tersenyum kecil—senyum yang tak membuat suasana mencair, malah membuat semua orang di halaman rumah itu menahan napas. Ia lalu menatap Andi yang kini wajahnya mulai memucat seperti mayat hidup.

“Perkenalkan…” ucap Maya dengan nada lembut namun menusuk. “Saya Maya… kekasih Andi dan saat ini…” ia berhenti sejenak, tersenyum miring, “…tengah mengandung anaknya.”

💥 DUARRR!

Ucapan itu seperti bom yang meledak di tengah kerumunan. Warga yang berkerumun langsung bersuara riuh, saling berbisik heboh.

> “Astaga, dia bilang hamil?”

“Kekasih? Padahal Andi masih punya istri.”

“Gila… ini rame banget.”

Bahkan Bu Marni terpaku, matanya membesar dan bibirnya bergetar hebat. Sementara Rani berdiri kaku, jantungnya seolah berhenti berdetak sesaat. Matanya bergeser cepat ke arah Andi yang sekarang tak sanggup menatap balik.

“Kekasih… dan hamil?” ulang Rani dengan suara lirih namun penuh ketidakpercayaan. Napasnya memburu. Andi menunduk, tidak berani mengangkat wajahnya sedikit pun.

Maya hanya menganggukkan kepala pelan, senyum manisnya semakin menyakitkan di mata Rani. Tanpa malu sedikit pun, ia melangkah mendekati Andi, menyeret kopernya. Begitu tiba di dekat Andi, ia langsung melilitkan lengannya di lengan pria itu seperti milik pribadi.

“Andi…” suara Maya berubah manja, sengaja dibuat lembut. “Aku diusir dari apartemen… soalnya udah tiga bulan nunggak. Aku nggak punya tempat tinggal lagi… boleh kan aku tinggal di sini?” tanyanya sambil mengelus lengan Andi dengan manja.

Andi spontan mencoba melepaskan pelukan Maya, wajahnya tegang dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.

“Maya, jangan di sini… ini—”

Tapi Maya justru makin mendekap erat, bahkan menempelkan kepalanya ke bahu Andi seolah mereka pasangan sah. Warga kampung yang menyaksikan adegan itu langsung mencibir dan tertawa sinis.

“Ih, nggak tau malu.”

“Istrinya masih ada di situ loh.”

“Laki-laki model gini kok dikasih hidup.”

Bahkan Bu Marni, yang biasanya cerewet, kini kehilangan kata-kata. Matanya terpaku pada Andi dan Maya yang berdiri berdampingan seperti pasangan, sedangkan Rani—istri sah—berdiri di seberang dengan wajah pucat, marah, dan muak.

Wajah Rani memerah menahan amarah. Suara hatinya bergetar: Laki-laki ini benar-benar sudah kelewatan…

Kerumunan semakin ramai, suara bisik-bisik berubah menjadi gunjingan terbuka. Nama Andi menjadi bahan ejekan warga malam itu. Andi hanya bisa terdiam—tak mampu menyangkal, tak berani menatap Rani.

Malam itu, harga dirinya sebagai suami runtuh di depan mata semua orang.

Dan Rani tahu, titik balik hidupnya sudah dimulai.

Rani yang sedari tadi menahan amarah akhirnya meledak. “Bagus, Andi. Luar biasa. Kamu bukan cuma penghianat, kamu juga laki-laki brengsek yang tega bikin perempuan lain hamil waktu masih punya istri!”

“Rani, ini nggak seperti yang kamu pikir—” Andi tergagap, tapi Rani langsung memotong dengan suara keras hingga warga terdiam.

“Cukup! Mulai malam ini aku muak dengar kebohonganmu! Kamu itu bukan laki-laki… kamu mokondo! Laki-laki tak berguna yang numpang hidup dan bikin masalah!”

Andi hanya bisa terdiam. Maya menunduk tapi menyeringai kecil. Bu Marni mencoba membela, “Rani, kamu jangan kurang ajar di depan orang banyak!”

“Kurang ajar?” Rani mendengus tajam. “Yang kurang ajar itu anakmu, Bu! Yang hamilin perempuan lain! Yang bikin aku hidup seperti neraka!”

Semakin banyak warga berdatangan. Lampu-lampu rumah tetangga menyala terang. Semua mata tertuju pada mereka.

Rani menatap Andi lurus. Sorot matanya tak lagi lemah seperti dulu—kini penuh dengan kebencian dan tekad.

“Mulai malam ini, aku nggak akan jadi sapi perahmu lagi. Aku minta cerai, Andi.”

Suara itu begitu tegas hingga Maya, Bu Marni, dan Andi terpaku.

Warga yang menonton bergumam pelan.

“Wah… pecah juga rumah tangga itu.”

“Pantesan, laki-lakinya selingkuh.”

Andi mendadak kehilangan kata-kata, wajahnya pucat pasi. Bu Marni tak menyangka Rani akan melawan sejauh ini.

Sementara Maya, yang merasa “menang”, hanya berdiri di samping Andi sambil mengelus perut kosongnya.

Rani menatap mereka bertiga untuk terakhir kalinya malam itu—penuh jijik dan dendam.

1
AlikaSyahrani
semoga memdapatkan jodo sang bisa menerima kamu apa adanya
bukan ada apanya🤲🤲🤲
Wanita Aries
Semangat membuka lembaran baru rani
AlikaSyahrani
semangat rani 🦾🦾🦾🦾🦾
AlikaSyahrani
dasar keras kepala kamu ran
apa dibilang temanmu n tetanggamu itu betul sekali sayangila dirimu sendiri
AlikaSyahrani
sadar rani sadar kamu itu cuma dimanfaatkat oleh kelurga suamimu
AlikaSyahrani
rani rani tinggalkan keluarga toxsis begitu
AlikaSyahrani
rani kamu emong boda
kamu itu kerja banting tulang kok gak perna dihargai sih
mendingan pisa ajah toh blm punya anak
Sulfia Nuriawati
nodoh keras kepala lg, g bs dengar pendpt y udah jd aja hamba cinta kamprett km Rani bego🐯🐯🐯🐯
Sulfia Nuriawati
jd cwek kok bodoh nya minta ampun, g nyadar cm jd ATM bkn cinta oon🐯🐯🐯
Sulfia Nuriawati
pny kerja ngapain bertahan dg suami yg kyk gt, mn mertua merongrong lg toxic bnget ni kluarga, cm org bodoh yg mw bertahan, cinta nlh bidoh jgn y dek
penulis_pena: jangan salah kak 🥹banyak banget di dunia nyata kayak Rani 🥹apalagi kakakku beh bodohnya ngalah ngalahin Rani udah dibilang juga masih ngeyel😭dan terbitlah kisah Rani dari kisah nyata kakakku😭
total 1 replies
Ma Em
Rani saja sdh tau kelakuan Andi dan bu Marni msh saja mau pulang kerumah Andi segitu cinta kah Rani pada Andi walau sdh dijual dan hampir dilecehkan bahkan sampai celaka msh saja mau pulang ke rumah Andi , Rani cuma omong doang yg besar tapi tetap saja msh mengharapkan pada Andi si laki mokondo .
Wanita Aries
Haha iya maya km menang tp siap2 aj menderita tinggal sama benalu
Ma Em
Apa hukuman yg akan diterima Surya, Andi dan Bu Marni jgn sampai bebas dari hukuman mereka bertiga apalagi keluarga benalu dan lelaki mokondo berikan dia hukuman yg berat yg akan Andi dan Bu Marni menyesal seumur hidupnya begitu juga dgn si Melati .
Wanita Aries
Rasakan nohh suryo
Nasibmu bakal tragis marni andi ma melati
Wanita Aries
Siap2 tdr di hotel prodeo si suryo marni sama andi
Wanita Aries
Mampuslah itu mereka masuk penjara
penulis_pena: 😭iya ih suka kesel bngt sama keluarga Bu marni
total 1 replies
Wanita Aries
Cerita bagus dan gak membosankan, bikin greget
Wanita Aries
Wah wahh menang lgi si marni tp blm tau jg itu bner hamil ank juragan atau bkn
Wanita Aries
Rasakan noh marni
Ma Em
Biar si Andi dan Bu Marni dapat hukuman yg berat bila perlu hukum seumur hidup , juga pak Surya didakwa dgn pelecehan dan dihukum seberat beratnya biar si Andi dan Bu Marni merasakan hidupnya seperti
di neraka .
penulis_pena: 😭orang licik pasti ada aja akalnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!