"Tahta tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.."
Kalimat itu sangat cocok menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh Zio Nabastala Winata, pria berusia 28 tahun itu harus merelakan sang kekasih menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 3 tahun lamanya itu.
Namun, bagaimana jadi nya disaat Zio baru saja putus, Kaivan selaku sang papa justru menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis nya.
Akankah Zio menerima perjodohan itu dan menikah dengan wanita pilihan sang papa? atau dia akan memilih untuk tetap mengejar cinta nya lagi ?
Simak Kelanjutan ceritanya..
Keluarga Winata S3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 07. Pertemuan Keluarga
Kimmy membanting kasar tubuhnya diatas ranjang kamar miliknya. Kamar yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Matanya menatap langit-langit kamar yang berwarna biru muda cerah. Warna pilihannya yang menggambarkan sosok dirinya yang ceria, itu dulu. Tapi, sekarang Kimmy dia berubah menjadi sosok pendiam sejak meninggalnya sang ibu.
"Mau sampai kapan aku seperti ini ? Ikut tinggal bersama ayah sendiri tapi bagaikan hidup di neraka". Gumam Kimmy bermonolog sendiri
Kimmy menarik nafas dalam-dalam lalu bangun dari posisi berbaring nya. Ia menoleh menatap bingkai foto dirinya, ayah dan mendiang ibu nya.
Itu foto yang diambil saat Kimmy wisuda sekolah menengah atas. Difoto itu terlihat mereka seperti keluarga kecil yang bahagia dan harmonis. Hingga, semua nya berubah saat ibu nya meninggal dan ayahnya membawa pulang seorang wanita beranak satu yang dikatakannya jika itu anak kandung nya.
Tangan Kimmy terulur mengambil bingkai foto itu, ia elus dengan lembut wajah mendiang ibunya dengan ibu jari nya. Air matanya tiba-tiba menetes membasahi kaca pembatas foto.
"Bu, Kimmy rindu dengan ibu. Ibu apa kabar disana? Ibu bahagia kan ?". Air mata itu semakin jatuh berlinangan membasahi pipi mulus nya.
Teringat kalimat yang selalu Gina ucapkan dan kalimat itu ditanamkan untuk Kimmy sejak ia masih remaja.
"Kimmy, anak ibu tersayang.. Kelak jika Kimmy tumbuh dewasa, tumbuh lah menjadi perempuan yang tangguh nak, perempuan yang pintar dan cerdas. Kimmy boleh memberontak asalkan itu masih dijalan yang benar, tetap lah memiliki kerendahan hati sayang. Tapi, jika ada yang berani menginjak-injak harga diri Kimmy, maka injaklah balik dia.. Jangan takut ibu selalu ada disisi Kimmy".
Dulu kalimat itu selalu menjadi penyemangat Kimmy, tapi sekarang itu hanya menjadi kalimat penenang disaat hari-hari nya terasa berat dan melelahkan.
"Kimmy sayang ibu, sangat sayang.. Bahagia disana ya Bu". Kimmy meletakkan kembali bingkai foto itu diatas nakas, ketika itu bertepatan dengan pintu kamar nya diketuk dari luar.
Kimmy menoleh sekilas seraya menyeka air mata nya dengan punggung tangannya. Rasanya malas sekali ia ingin membukakan pintu, karena bisa dipastikan itu pasti Elisa. Terlihat dari cara saudari tirinya itu mengetuk, bukan.. Bukan lagi mengetuk tapi menggedor kasar pintu kamar Kimora.
Dengan malas, Kimmy beranjak dari duduknya lalu berjalan membukakan pintu.
"Apa?!" ketus Kimmy saat sudah pintu itu terbuka dan langsung menatap nyalang Elisa.
"CK!" Elisa berdecak kesal mendengar nya.
"Bisakah kau lebih lembut sedikit. Ingat kamu ini hanya numpang disini". Balas Elisa tak kalah ketus
Kimmy tertawa remeh mendengar nya, ia melangkah mendekati Elisa seraya mengangkat tangannya mendorong-dorong bahu saudari tirinya itu dengan jari telunjuknya.
"Dengar! Ini rumah peninggalan ibu ku. Bukankah aku yang seharusnya berkata seperti itu ?" ucap Kimmy dan menaikkan sebelah alis nya
Mata Elisa melotot mendengar nya."Kamu?"
"Apa ?" tantang Kimmy menatap nyalang Elisa
"Ada apa ini ?" dari arah anak tangga terdengar suara Arya menyahut pembicaraan kedua putrinya. Ia berjalan mendekati Elisa dan berdiri disamping perempuan itu.
"Kimmy ada apa ini ?" tanya Arya
"Ayah tanya saja sendiri dengan anak kesayangan ayah ini". Jawab Kimmy malas lalu memalingkan wajahnya dan memainkan jari kuku-kuku nya.
"Eli, katakan ada apa ini ?" Arya beralih bertanya pada Elisa
"Gak tau yah, Eli kemari cuma mau kasih tau Kak buat bersiap karena kata ayah sebentar lagi keluarga Winata akan datang kemari tapi kak Kimmy justru menyudutkan ku dan membentakku". Kilah Elisa mencoba membela diri
Kimmy yang mendengar itu mencibir dalam hatinya.
"Anjing tidak akan pernah bisa menjadi ular, dan ular tidak akan pernah bisa menjadi anjing. Tapi, aneh nya manusia ini bisa menjadi dua-dua nya". Batin Kimmy diiringi senyum meremehkan
Arya menghela nafas mendengar nya, lalu beralih menatap Kimmy.
"Kimmy, apa yang kamu lakukan? Eli berniat baik memberitahu mu. Sekarang ayah tidak mau tau, cepat bersiap dan dandan yang cantik. Jangan permalukan ayah dihadapan keluarga Kaivan. 30 menit lagi mereka akan sampai. Kau juga bersiaplah Eli..." Titah Arya dan langsung mengajak putrinya itu turun dan segera bersiap
Melihat kepergian Ayah nya dan Elisa membuat Kimmy semakin merasakan tertekan tinggal disini. Tapi, mau bagaimana lagi? Jika ia pergi pasti wanita ular itu akan menguasai rumah ini. Maka mau tidak mau, hanya bertahan cara satu-satunya.
Kimmy berbalik badan dan kembali masuk kedalam kamar nya. Meskipun, dia enggan sekali untuk menemui keluarga Winata tapi ia juga masih memiliki hati untuk tidak membuat malu ayahnya. Dengan cekatan Kimmy segera bersiap, hanya seadanya karena mau dirubah bagaimana pun penampilannya Kimmy tetaplah cantik. Cantik natural dan tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya.
...----------------...
"Zi, kamu mau kemana ?" tanya Mama Retta saat melihat Zio berjalan cepat menuruni anak tangga. Putranya itu sudah berpenampilan rapi, mengenakan kemeja hitam yang dua kancing atas nya dibiarkan terbuka begitu saja, kedua lengannya digulung sebatas siku dan dipadu-padankan dengan celana formal hitam. Juga sepatu pantofel mahal yang terpasang dikedua kaki jenjangnya.
"Ke kantor ma". Jawab Zio singkat tanpa menghentikan langkah kakinya menoleh menatap mama Retta.
"Tapi hari ini kita mau bertandang kerumah Pak Arya Zi, melamar putri nya untuk mu". Kata mama Retta
"Mama dan papa saja yang kesana. Zio sibuk". sahut nya lalu melenggang keluar dari mansion.
"Tapi Zi-"
"Biarkan saja ma. Kita berdua yang akan datang kesana mewakili Zio". Suara papa Kai menyela ucapan mama Retta, ia baru saja keluar dari ruang kerja nya dan mendengar pembicaraan istri dan putra nya itu.
.
.
"Bos..." Sapa Zaki ketika melihat Zio baru saja keluar dari mansion.
"Kantor Bastian". Titah Zio tanpa basa-basi, ia langsung masuk kedalam mobil tanpa menunggu Zaki membuka nya terlebih dahulu.
Zaki terdiam sesaat mendengar ucapan Zio. Apa dia tidak salah dengar ? Kantor Bastian ? Itu artinya Zio meminta nya untuk mengantarkannya ke club milik sahabatnya.
Astaga! Apa bos nya itu akan menginjakkan kaki kesana lagi setelah sekian lama? Memang dulu nya Zio sering keluar masuk club tapi hanya untuk sekedar minum tidak lebih.
"Kau akan tetap berdiri disana atau ku tinggal Zak?" teriak Zio membuyarkan lamunan Zaki
"Ah ya bos? Saya segera masuk". Sahut Zaki lalu bergegas masuk kedalam mobil dan duduk dibalik kursi kemudi.
Namun, sebelum Zaki melajukan mobilnya ia lebih dulu menyodorkan sesuatu pada Zio.
"Bos ini..."
.
.
.
Haii, jangan lupa dukungannya yaa!! Like, komen dan vote. Terima kasih 🌹❤️
kira kira mereka berdua masih Pada ingat gak saat malam itu