Lin pan melihat kekasihnya sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Merasa marah dan gelap mata ia membunuh mereka berdua dengan keji.
Naasnya, setelah melakukan pembunuhan itu Lin pan malah tertimpa tas dari lantai atas. bukannya mati, Lin pan malah bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian yang selalu di rendahkan oleh sektenya.
Mo Tian menemukan teknik Blood devour technique yang mampu menyerap dan mengendalikan darah.
Mampu kah Mo Tian membalaskan dendamnya kepada orang-orang sekte?
Ig: Agen.one
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
024: Adu domba
"Hmm, ternyata begini bentuk dari pil spiritual ya. Aku penasaran sekali, apakah tingkat kultivasi ku akan meningkat jika menelannya?" Ucap Mo Tian sambil melirik pil spiritual berwarna putih.
Tanpa ragu-ragu, Mo Tian memasukkan pil spiritual tersebut ke dalam mulutnya. Rasanya pahit dan tidak enak saat di telan.
"Tidak ada yang terjadi apa-apa tuh. Apa jangan-jangan aku memang tidak bisa meningkatkan tingkat kultivasi selain dari menyerap darah ya." Ucap Mo Tian.
Liu bai dan para bandit hanya bisa diam memerhatikan Mo Tian. Liu bai yang lumayan tahu tentang pil spiritual memberi tahu Mo Tian.
"Bos, sepertinya pil itu memang tidak ada pengaruhnya terhadap tubuhmu. Ku lihat tidak ada Qi yang memancar dan masuk ke dalam Dantian." Ujar Liu bai.
Mo Tian mengangguk mengerti. Dia menyuruh Liu bai mendekat ke arahnya "Jadi, begitu. Liu bai, ke sini cepat."
"Baik bos." Liu bai menurut dan dengan cepat langsung menghampiri Mo Tian. Ketika sudah sampai di sana. Ia di suruh untuk melakukan sesuatu.
"Makan pil ini! Aku ingin melihat reaksi yang di timbulkan saat kau menelan pil spiritual." Mo Tian meletakkan pil itu di tangan Liu bai.
Tanpa membantah, Liu bai duduk bersila lalu menelan pil spiritual. Aliran Qi mulai terpancar mengelilingi dirinya.
Liu bai berkeringat—Dengan sebisa mungkin ia harus mengendalikan setiap aliran Qi itu agar masuk ke dalam Dantian miliknya.
Butuh waktu lima belas menit agar Liu bai dapat memproses pil spiritual. Para bandit hanya dapat melihat saja tanpa bisa melihat aliran Qi karena mereka hanya seorang manusia biasa(Mortal).
"Menarik! Kau hebat juga Liu bai! Kau bisa mengendalikan setiap aliran Qi itu dengan sangat baik." Mo Tian tersenyum senang.
Liu bai membuka mata lalu kembali berdiri tegak seperti semula. Dia berterima kasih atas pujian dari Mo Tian.
"Terima kasih bos. Aku memang sudah beberapa kali menelan pil spiritual." Ucap Liu bai.
"Oh, iya. Sekarang waktu sudah semakin siang. Kalian bersihkan setiap jejak agar sekte bambu hitam tidak menemukan jejak kita." Ucap Mo Tian.
Liu bai dan para bandit bergegas melakukan tugas bersih-bersih"Siap bos." Mereka berlari ke tempat pertarungan tadi.
Satu persatu mayat di angkat dan di kumpulkan di satu tempat. Para bandit lain menggali tanah untuk mengubur mayat-mayat manusia itu.
"Bantu gali lah, jangan mondar-mandir tidak jelas seperti itu." Bandit yang menggali menyuruh kawannya yang mondar-mandir mau membantu tapi bingung gimana bantunya.
"Hehe, iya-iya, aku juga bantuin." Bandit tersebut membantu bandit lainnya sehingga tugas menggali lebih cepat selesai.
Sedangkan Liu bai menjadi pengarah agar para bandit benar dalam melakukan tugasnya masing-masing.
"Hei kau! Jangan sampai ada jejak darah yang tersisa. Cepat bersihkan! Ingat semuanya, jangan sampai ada satu pun jejak yang tertinggal." Teriak Liu bai lantang.
"Tanahnya sudah selesai di gali. Sekarang lemparkan saja mayat-mayat itu ke dalam sini!" Bandit berteriak menyuruh bandit yang mengurus mayat-mayat agar memasukkan semua mayat-mayat nya.
"Oke siap! Ayo angkat mayat busuk ini teman-teman hahaha." Bandit tertawa mengejek mayat-mayat itu.
"Hahaha, bisa saja kau ini. Mereka kan memang bau mayat hahaha." Bandit di sebelahnya ikut nimbrung pembicaraan.
Walaupun di selingi dengan bercanda—setidaknya pekerjaan mereka bisa selesai dengan sangat rapih dan cepat.
Setelah mayat-mayat itu di masukkan ke sana. Mereka kembali memenuhi tanah galian dengan tanah.
"Bos, sudah selesai! Tapi, sepertinya tanahnya kelihatan mencolok di mata." Setelah menimbun lubang dengan tanah—dia sadar tanah itu kelihatan seperti tanah yang baru di gali.
"Coba ku lihat. Sepertinya kita harus menyiram seluruh tempat ini! Ambil air dari sana! Aku samar-samar mendengar suara aliran air di sana." Mo Tian menunjuk ke arah dalam hutan.
"Baik bos. Ayo, bawa beberapa gentong di sana." Liu bai mengerti lalu menyuruh para bandit untuk membawa gentong hasil jarahan tadi.
Para bandit mengambil gentong itu lalu bersama dengan Liu bai mereka masuk ke dalam hutan.
Tidak jauh mereka berjalan—pemandangan air jernih mulai muncul di depan mata.
"Ternyata benar ada sungai di sini. Ambil cepat airnya!" Liu bai dan para bandit mengambil air tersebut dan membawanya ke tempat awal.
Liu bai tidak lupa untuk meminum air tersebut. Sambil melihat bayangan dirinya, Liu bai berpikir tentang Mo Tian.
"Hah, sebenarnya apa yang dia pikirkan? Aku benar-benar tidak dapat menebak isi pikirannya itu. Jika cuma di siram, bukannya hanya akan membuat musuh curiga ya? Ah, ya sudah lah. Untuk apa juga aku terlalu memikirkan itu." Ucap Liu bai.
Liu bai membasuh wajahnya lalu kembali membantu para bandit untuk mengangkat gentong yang berisi air.
Setelah air cukup banyak. Mereka mulai menyiramkannya di setiap penjuru tanah. Tidak ada satu pun yang luput dari air.
Semua pada akhirnya akan basah pada waktunya. Liu bai dan para bandit berusaha agar tidak meninggalkan jejak kaki di sana.
"Bagus! Kalian boleh pergi duluan ke sana! Bawa barang-barang dan wanita itu! Biarkan aku yang urus sisanya." Mo Tian menyuruh mereka semua agar duluan pergi ke arah kota Heizhu yang di kuasai oleh sekte bambu hitam.
"Baik bos! Kalau begitu, kami pergi duluan." Liu bai dan para bandit berangkat pergi meninggalkan Mo Tian sendirian di sana.
Setelah semua orang tidak ada di sana. Mo Tian menciptakan sebuah rantai darah"Blood manipulation! Karena bukti yang mengarah kepadaku sudah hilang... Sekarang tinggal membuat jejak yang mengarah kepada sekte gua akar bambu." Ucap Mo Tian dengan senyum licik khas.
Mo Tian memutar-mutar rantai darah yang ia buat. Rantai itu mengenai pohon-pohon di sekitar sampai tumbang dan beberapa batu juga sampai hancur.
"Haha, dengan begini...hubungan dua bersaudara itu akan semakin memburuk hahaha." Mo Tian tertawa kembali.
Tempat yang awalnya bersih, pohon-pohon berjajar, dan tidak ada reruntuhan batu. Sekarang jalan itu sudah sangat hancur dan berantakan.
Mo Tian tersenyum senang ketika melihat pemandangan pohon-pohon tumbang, dan ada beberapa reruntuhan batu.
"Sepertinya ada yang kurang. Apa ya? Oh, ya. Darah! Akan ku buat ini dengan senang hati untuk dia." Mo Tian menggunakan teknik darah miliknya.
Dia menulis sesuatu di salah satu batu besar yang bertuliskan'Ini balasan dariku saudaraku!'
Mo Tian bisa tahu beberapa informasi tentang pemimpin sekte bambu hitam memiliki saudara karena itu adalah rumor yang beredar luas di khalayak luas.
Alasan dia menyuruh Liu bai membersihkan darah para pegawal hanya agar membuat sekte bambu hitam kebingungan dan semakin terprovokasi saja.
Hanya dengan sedikit informasi saja Mo Tian sudah mampu menganalisa musuhnya seperti ini.
Setelah melakukan itu. Mo Tian akhirnya pergi meninggalkan area tersebut dan menyusul Liu bai untuk memastikan keadaan mereka.
Ketika baru sampai di gerbang masuk kota Heizhu. Mo Tian melihat Liu bai dan para bandit juga sudah sampai di sana. Sepertinya mereka sedang menunggu dirinya.
Tapi yang membuatnya semakin senang adalah karena melihat seorang dengan pakaian mewah sedang menaiki kuda melewati dirinya. Hanya sekali lihat saja Mo Tian sudah tahu dia sepertinya mau melewati jalan yang sudah ia hancurkan.
"Haha, Zhao lei-zhao lei! Kita lihat... Apa kau akan termakan jebakanku atau malah lebih pintar dari pada bayanganku." Mo Tian tidak takut ketahuan jika trik kotornya ketahuan.
Mo Tian tidak merasa takut akan rugi apa-apa karena bukti yang mengarah kepada dirinya dan bawahannya sudah bersih.
"Akhirnya kau sampai juga bos. Sepertinya kereta yang lewat barusan dari sekte bambu hitam bos." Liu bai menyapa Mo Tian.
Mereka menyembunyikan barang-barang jarahan beserta Xie di samping dengan kain besar agar tidak ketahuan.
"Iya, sepertinya kita butuh tempat persembunyian? Apa kalian ada yang tahu penginapan di sini?" Mo Tian bertanya kepada bawahannya.
Para bandit menunjuk ke arah Liu bai "Dia bos! Liu bai tahu semua daerah di kota ini. Dia kan aslinya orang sini."
"Bagus lah kalau begitu. Kau cari penginapan terlebih dahulu dan simpan semua barang ini. Jangan sampai ada yang tahu! Masalah uang, kalian bisa menggunakan ini." Ucap Mo Tian.
Mo Tian memberikan beberapa koin emas kepada Liu bai. Liu bai menerimanya tanpa banyak tanya Mo Tian mendapatkan uang sebanyak itu dari mana.
"Ayo! Aku tahu tempat paling bagus di sini." Liu bai dan para bandit pergi kembali sehingga Mo Tian sendirian.
Dia diam mematung memerhatikan kepergian bawahannya. Merasa penasaran, Mo Tian memutuskan untuk kembali lagi ke hutan tadi.
Dia ingin melihat reaksi apa yang akan di timbulkan oleh Zhao lei. Sekalian mengumpulkan informasi baru.
"Aku sangat tidak sabar ingin melihat wajah marahnya itu." Mo Tian pergi dari sana. Dia berusaha masuk ke dalam hutan agar dapat bersembunyi dari kejauhan.
Ketika sudah dapat tempat persembunyian yang bagus. Mo Tian mulai mengintip sambil menghilangkan aura keberadaannya agar tidak ketahuan oleh Zhao lei.
"Apa-apaan ini? Kenapa tempat ini jadi hancur berantakan seperti ini?" Zhao lei terlihat murka melihat jalan menuju kawasannya hancur porak poranda.
"Aku terpaksa harus memeriksa harta-harta milik rivalku(Elder Han Wu) yang di bawa oleh Xie. Tapi, sudah sangat lama dia tidak sampai-sampai kembali ke sekte." Ucap Zhao lei.
Zhao lei merasa ada sesuatu yang mengganjal karena bawahannya tidak kunjung kembali. Dia turun dari kudanya lalu melihat ke sekitar.
Dia melotot lebar ketika melihat sebuah kuda mati dan kereta kudanya yang sudah hancur.
"Itu kan! Pasti itu kereta kuda milik Xie." Zhao lei berlari ke arah sana. Di sana dia menemukan kuda dan kereta yang di bawa sudah hancur semua.
Namun, dia tidak bisa menemukan satupun mayat orang suruhannya di sana. Apalagi harta-harta yang harusnya menjadi miliknya malah hilang tanpa jejak.
"Sialan! Siapa yang berani mencuri harta berhargaku? Jika ketahuan akan ku pastikan kau mati bajingan!" Murka Zhao lei.
Mo Tian yang mengintip menutup mulutnya. Ia merasa sangat ngakak ketika melihat musuhnya marah.
"Hihihi, aku di sini bodoh hihihi." Mo Tian menertawakan pelan Zhao lei.
Zhao lei berusaha menemukan petunjuk yang akan mengarah kepada orang yang melakukan ini. Namun kebanyakan yang dia lihat hanya tanah yang kebanyakan basah dan pohon tumbang.
"Tch, sepertinya orang yang melakukan ini sengaja membasahi tanah di sini. Tapi, siapa yang melakukan pertarungan di sini sampai mampu membuat kerusakan sangat parah di sini?" Zhao lei belum sadar di belakangnya ada sebuah tulisan sambutan hangat.
Dia berbalik perlahan. Ketika sudah sepenuhnya berbalik ke belakang. Zhao lei melotot, urat-urat di kepalanya langsung mengencangkan saking marah.
"Zhao Fei! Ternyata ini semua ulah kau bajingan! Kali ini, tidak akan ku biarkan kau bertindak semena-mena terhadapku sialan." Zhao lei mengamuk.
Dia juga mengeluarkan beberapa teknik kekuatannya seperti kilatan petir yang di munculkan oleh Xie.
Melihat Zhao lei mengamuk dan merusak area sekitar. Mo Tian malah merasa senang"hihihi, bagus-bagus! Seperti perhitunganku, akan semakin mudah memprovokasi orang yang membenci orang lain hihihi."
Rencana Mo Tian berjalan dengan sangat lancar tanpa ada kecurigaan mengarah kepadanya.
Pada akhirnya Zhao lei kembali ke kediaman sekte dengan keadaan suasana hati yang panas.
Mo Tian juga ikut kembali ke kota Heizhu untuk melanjutkan ke rencana berikutnya.
Ig:Agen.one