NovelToon NovelToon
Gara-Gara COD Cek Dulu

Gara-Gara COD Cek Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Basarili Kadin

Berawal dari pembelian paket COD cek dulu, Imel seorang guru honorer bertemu dengan kurir yang bernama Alva.
Setiap kali pesan, kurir yang mengantar paketnya selalu Alva bukan yang lain, hari demi hari berlalu Imel selalu kebingungan dalam mengambil langkah ditambah tetangga mulai berisik di telinga Imel karena seringnya pesan paket dan sang kurir yang selalu disuruh masuk dulu ke kosan karena permintaan Imel. Namun, tetangga menyangka lain.

Lalu bagaimana perjalanan kisah Imel dan Alva?
Berlanjut sampai dekat dan menikah atau hanya sebatas pelanggan dan pengantar?

Hi hi, ikuti aja kisahnya biar ga penasaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Basarili Kadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang

Hari ini, tepat di hari Minggu aku pulang dan dijemput orang tuaku. Aku sudah izin ke Gian, Alva, dan juga sekolah.

Aku berusaha untuk tetap tenang saat ke rumah tanpa merasa terganggu oleh orang" di kota K tempatku mengajar.

Ini masih jam 10 pagi, tetapi hujan mengguyur kami berdua selama perjalanan pulang, sedangkan lokasi rumah masih membutuhkan waktu empat jam, aku memakai jas hujan marun dan papa memakai jas hijau. Kami tidak berhenti di jalan dan terus menerobosnya karena ingin cepat sampai.

Aku tinggal di kota S dan kantor beserta tempat usahaku juga tidak jauh dari kotaku meski sudah beda kota, tetapi jaraknya dekat hanya membutuhkan waktu satu jam saja. Hanya tempat mengajar saja yang sangat jauh dari tempat tinggalku.

Makin lama, hujan bukan semakin reda melainkan semakin deras, sedangkan tubuhku sudah kedinginan, merah-merah, sampai membuat tanganku pucat seperti tak ada darahnya. Namun, aku tetap berusaha menahannya karena hujannya tidak langsung tembus ke tubuhku melainkan menembus perlahan melalui tangan dan kaki.

***

Setelah sampai di rumah, aku buru-buru mandi pakai air hangat. Memakai minyak kayu putih dan juga bedak tabur untuk di badan.

"Teh, dipanggil mama bapa tuh," seru adik bungsuku dari luar kamar.

"Iya," jawabku sambil mengenakan baju.

Aku berjalan dengan langkah gontai menghampiri mereka yang sedang duduk di ruang tamu.

"Ada apa?" tanyaku yang langsung ikutan duduk.

"Bisnis kamu yang bermasalah yang mana?" tanya papa serius diikuti sorot mata yang membuatku takut.

Wajah papa judes banget, karena orangnya juga cuek dan pemarah, sisanya nanti juga akan tahu.

"Gak tau, besok Imel cek aja ke sana. Sekarang udah mau malam, mana hujan gak berhenti-berhenti."

"Iya tapi harus jelas juga besok alasannya," tegas papa.

"Iya pastilah, Pak. Masa enggak jelas."

Kadang aku juga jengkel kalau aku selalu disangka tidak bisa dipercaya. Kadang ngobrol bersamanya itu deg-degan, tetapi kadang aku juga kebawa emosi kalau yang salah tetap dianggap benar. Namun, ketika berkepanjangan aku pun diam dan suka ke kamar. Kadang itu pun menjadi alasan kenapa aku tidak nyaman di rumah dan selalu ingin ngekost.

"Pokoknya besok aja Imel ke sana, Imel yang atur." Tegasku.

"Ya iya."

"Heem."

"Sudah ada tanda-tanda dapat pasangan belum di sana?" tanya mama seketika membuatku syok.

Ya memang umur mereka sudah tidak muda lagi, mama sudah 50 tahunan dan papa sudah 54 tahunan. Tapi mau bagaimana lagi kalau aku memang belum ketemu sama jodohnya? Walaupun kekeh sudah pengen punya cucu.

"Emh, ada ... tapi gak bikin sreg," jawabku.

"Gak bikin sreg gimana?" tanya papa.

"Ya gak suka aja sama orangnya," balasku terus terang.

"Emang dia berapa tahun?" tanya mamah.

"Sekitar 35 tahunan mungkin, gak tau juga tapi. Cuma mengira aja, sudah tua soalnya."

"Gapapa tua, yang penting sayang aja," kata mama.

"Iya, tapi gak mau dia."

"Honor atau PNS?" tanya papa sambil menyalakan korek api untuk merokok.

"Masih honor, tapi kan di sana satu juta perbulan, ya walaupun Imel mah emang belum nerima uangnya, kan belum sebulan juga di sana."

"Ya sudah atuh sama itu aja, jangan ketuan nikahnya," ujar mama.

"Nikah itu mudah, yang susah itu nyari pasangan yang bener-bener tujuannya kita, sayangnya ke kita. Imel gak mau ya mah kalau salah pasangan apalagi cuma bikin stress dan depresi, terus nganggur, ga tau diri, egonya tinggi, arogan, toxic, nyusahin hidup anak orang, gak mau lah!" Tegasku tersulut emosi.

Mereka diam, papa menatap ke arahku tanpa bicara sedangkan mama menunduk dan mengalihkan pandangan ke arah lain, dan aku langsung pergi ke kamar, lebih baik aku merawat diri dan tidur saja.

Badanku terus menimbulkan ruam-ruam pada kulit, segala jenis bedak dan kayu putih sudah kutaburkan, bahkan aku pun memakai baju yang longgar, seperti daster.

***

Jam sembilan pagi, cuaca sangat cerah sekali, tidak seperti kemarin. Aku izin kepada orang tuaku untuk berangkat mengecek gudang, orang di sini suka bilangnya pabrik, tapi kalau pabrik harus membuat kainnya juga mungkin ya? Sedangkan aku hanya punya tempat untuk membuat segala jenis pakaian, jadi aku sebut saja itu gudang produksi dan untuk sekretaris, bendahara, dan lain-lain yang aku percaya untuk memimpin dan mengatur kinerja karyawan lainnya. Ketika meeting, kita biasa mengadakan pertemuan di kantor, digabung saja pertemuannya dengan bisnis lainnya.

Aku pamit kepada orang tuaku dan langsung berangkat menggunakan mobil merah pribadiku. Ya, aku memiliki mobil juga motor, tetapi aku tidak akan membawanya ke kosan. Aku cukup dikenal dengan tampilanku yang sederhana.

Sedangkan yang bungsu yang saat ini masih kelas tiga SMP, dia selalu membawa motor bahkan berani bermain kemana pun, sedangkan aku tidak.

Rasanya tidak adil, tetapi aku juga merasa aku sudah hidup terbiasa dengan berdiam diri di kamar dan keluar ketika ada kerjaan. Aku tidak merasakan masa remaja atau pun anak kecil yang banyak teman, karena aku selalu dilarang bermain, sedangkan adikku tidak. Aku tidak pernah pacaran-pacaran di masa remajaku karena aku selalu dimarahi dan tidak diberi uang jajan jika ketahuan bareng laki-laki. Sampai aku beranjak dewasa, rasanya aku tidak seperti orang dewasa malah seperti anak-anak, tetapi beban sudah seperti orang berumah tangga dan punya anak lima.

Pacaran? Aku tidak pernah pacaran meski pernah dekat laki-laki di bangku kuliah, hanya sebatas HTS tapi sakitnya beneran wkwk, mungkin itu juga pertama kalinya aku jatuh cinta, tetapi sayangnya dia menyakitiku dengan dalih akan menikahiku tetapi justru menikahi orang lain. Oleh sebab itu aku jadi tidak terlalu yakin dan percaya dengan laki-laki, ketambah aku punya trauma dalam keluarga.

Aku pikir, saat ada orang lain yang peduli dan membuatku nyaman itu karena dia sayang, tetapi ternyata hanya sebatas penasaran dan mempermainkan. Sayangnya, aku menganggap itu semua sebuah cinta yang tulus hingga menepis semua rasa takut, tetapi nyatanya aku salah. Begitulah gambaran anak perempuan yang kurang perhatian dan kasih sayang, mungkin.

***

Sebelum sampai ke gudang untuk mengecek, aku melewati kafe SL 81 milikku, jarakku ke gudang hanya sekitar setengah jam lagi, jadi jarak dari rumah ke gudang itu memakan waktu satu jam setengah dan ke kafe hanya setengah jam. Entah mengapa rasanya aku ingin masuk dulu ke sana, padahal dengan kafe berasa tidak ada masalah, tetapi aku kekeh ingin masuk.

Aku pun memarkirkan mobil di jarak 20 meter dari kafe. Aku tidak ingin terlihat turun dari mobil, jadi aku jalan kaki.

"Tumben jam segini masih sepi, biasanya juga sudah rame sama anak kampus, ucapku bermonolog.

"Lah, kenapa ada perempuan di sini?"

"Kenapa lingkungan ini berasa tidak sehat?"

Tiga pertanyaan muncul dari mulutku, entah ada yang mendengar ucapanku atau tidak, karena yang kulihat di sini sepi, kecuali pegawainya yang nampak.

"Kenapa ini jadi begini!" geramku, rasanya ingin menjerit.

1
Bonsai Boy
Jangan menunda-nunda lagi, ayo update next chapter sebelum aku mati penasaran! 😭
Hiro Takachiho
Gak sabar nih baca kelanjutannya, jangan lama-lama ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!